BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan sedang memasuki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan tempat penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. himpun agar pekerjaan yang dilakukan dapat dikendalikan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan fasilitas atau institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

sakit, sehingga tidak ada pengelolaan sediaan farmasi, bahan medis habis pakai di

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena rumah sakit memberikan pelayanan medik dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. di BUMIDA untuk mengatasi kelemahan financial control system yang selama ini

ANALISIS KINERJA DAN PEMETAAN STRATEGI INSTALASI FARMASI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan sebagai bagian dari hak asasi manusia merupakan salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk sosial dan bisnis, agar tercipta hubungan subsidi silang antara

BAB I LATAR BELAKANG

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

ANALISIS KINERJA INSTALASI FARMASIRUMAH SAKIT X PURWOKERTODITINJAU DARI PERSPEKTIF CUSTOMER BALANCED SCORECARD KETERJARINGAN PASIEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. entitas yang memiliki tanggungjawab kepada shareholder, dan stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA PADA PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK CABANG MAKASSAR SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Pengelolaan kesehata n dalam SKN

BAB I PENDAHULUAN. secara paripurna, menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, ataupun. terhadap pasiennya (UU No 44 Tahun 2009).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk manusia. Tanpa air, manusia akan mengalami kesulitan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit adalah sebuah institusi kesehatan yang ditugasi khusus untuk

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat (Depkes RI, 2009 a ). Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Depkes RI, 2009 a ). Menurut UU RI No. 44 Tahun 2009 rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang adalah Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Kabupaten Malang, terletak 2 diatas tanah seluas 32.140 m dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk operasional pelayanan sampai saat ini seluas 11.550 m 2, berada di Malang selatan dan mempunyai jumlah karyawan sebanyak 579 dan 246 tempat tidur 1

dengan tingkat hunian rata-rata 81,17% per tahun. Wilayah dispersi atau jangkauan pelayanan Rumah Sakit meliputi Malang selatan hingga perbatasan kabupaten Blitar dan Lumajang. Pada tahun 2008 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang berdasarkan SK Bupati No.180/ 37/ Kep/ 421.013/ 2008 tentang pemberian nama RSUD Kanjuruhan Kepanjen. Kemudian diikuti dengan perubahan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Bupati Malang Nomor 37 Tahun 2008 tentang organisasi perangkat daerah Rumah Sakit Umum Daerah. Berdasarkan SK Bupati Malang No. 180/232/KEP/421.013/2009 tentang Penetapan RSUD Kanjuruhan Kepanjen sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah/ SKPD yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan/PPK BLUD status Penuh (RSUD Kabupaten Malang, 2012). BLUD atau Badan Layanan Umum Daerah merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas (Depdagri, 2007). RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang mempunyai Visi menjadi Rumah Sakit Pendidikan Yang Berkualitas dan Mandiri Dengan Pelayanan Paripurna Tahun 2015, sedangkan misi dari Rumah Sakit adalah : 1. Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Kepada Semua Lapisan Masyarakat Secara Cepat, Tepat, Nyaman dan Terjangkau dengan dilandasi Etika Profesi 2

2. Mewujudkan Pelayanan yang Pro Aktif dan Perluasan Jangkauan Pelayanan Kepada Masyarakat 3. Mewujudkan Pengelolaan Rumah Sakit yang Profesional dengan prinsip Sosio Ekonomi secara Efektif dan Efisien serta mampu berdaya saing. Instalasi Farmasi Rumah Sakit merupakan salah satu layanan penunjang di rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada wakil direktur pelayanan rumah sakit. Instalasi Farmasi merupakan salah satu dari bagian atau divisi rumah sakit yang mempunyai pengaruh besar pada perkembangan profesional rumah sakit, ekonomi, dan biaya operasional total rumah sakit. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara pelayananpelayanan lain terhadap Instalasi Farmasi Rumah Sakit (Siregar dan Amalia, 2004). Dalam dunia farmasi khususnya dan kesehatan umumnya, manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam setiap organisasi farmasi atau unit kesehatan. Fungsi-fungsi utama dalam manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyeliaan, memimpin, dan pengontrolan. Pada dasarnya perencanaan terdiri dari empat hal yang prinsip antara lain : sumbangan kepada tujuan dan obyektif, masalah primer dari perencanaan, penyebaran arti perencanaan, dan efisiensi perencanaan. Perencanaan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis tujuan atau misi, obyektif, strategi, kebijaksanaan, prosedur, peraturan, program, dan anggaran (Afdhal, 1998). Pengukuran keberhasilan 3

penerapan manajemen dalam suatu organisasi atau perusahaan dapat dilihat dari kinerja organisasi atau perusahaan tersebut. Kinerja dapat diukur dengan menggunakan beberapa metoda, salah Scorecard. Balanced Scorecard satunya adalah metode Balanced merupakan alat ukur kinerja dengan mengkombinasikan ukuran ukuran finansial dan ukuran ukuran non finansial yang lebih kaya informasi tentang aktivitas yang harus dikelola oleh manajer. Metode Balanced Scorecard bersifat komprehensif karena tidak hanya dari sisi finansial saja yang diukur, tetapi menyeluruh mencakup sisi non finansial yang lebih kaya informasi tentang aktivitas yang harus dikelola oleh manajer (Suena, 2011). Balanced Scorecard melengkapi seperangkat ukuran finansial kinerja masa lalu dengan ukuran pendorong (drivers) kinerja masa depan. Tujuan dan ukuran scorecard diturunkan dari visi dan strategi. Tujuan dan ukuran memandang kinerja perusahaan dari empat perspektif : finansial, pelanggan, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1996). Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang merupakan salah satu bagian yang terintegrasi dengan bagian lain RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang berperan dalam melakukan pelayanan di rumah sakit yaitu pelayanan farmasi rumah sakit, pengelolaan obat, alat kesehatan, dan bahan kimia rumah sakit serta berkontribusi besar terhadap pendapatan rumah sakit sebesar 60,17 % di tahun 2012. Pengelolaan dan pelayanan obat di RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten 4

Malang dilakukan oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada wakil direktur pelayanan rumah sakit dan dipimpin oleh seorang apoteker sebagai kepala Instalasi. Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang belum pernah melakukan suatu pengukuran kinerja sehingga belum diketahui sejauh mana keberhasilan pengelolaan tangible dan intangible assets dalam mencapai visi dan tujuan organisasi. Selain itu, pengukuran kinerja juga diperlukan dalam mendukung proses akreditasi rumah sakit. Balanced Scorecard relevan digunakan untuk mengukur kinerja di institusi kesehatan terutama rumah sakit. Perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasi kesehatan sekarang ini adalah karena adanya tekanan untuk menurunkan biaya, meningkatkan kualitas pelayanan serta mengikuti petunjukpetunjuk dan peraturan-peraturan yang ketat. Semua ini memaksa para profesional di bidang pelayanan kesehatan menguji ulang cara mereka mengevaluasi kinerja organisasi pelayanan kesehatan. Metode Balanced Scorecard mendorong organisasi-organisasi pelayanan kesehatan untuk tidak hanya memperhatikan aspek finansial, tetapi juga mengembangkan pengukuran aspek lain, misalnya pelanggan/pasien (Gaspersz, 2002). Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan suatu pengukuran kinerja untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan tangible dan intangible assets di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan 5

Kepanjen Kabupaten Malang sehingga dilakukan penelitian yang berjudul Analisis Kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang dengan Pendekatan Balanced Scorecard. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana kinerja dari Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kepanjen jika ditinjau dengan pendekatan Balanced Scorecard melalui empat perspektif yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan; perspektif proses bisnis internal; perspektif pelanggan; dan perspektif keuanga. C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen yang ditinjau dengan pendekatan Balanced Scorecard melalui empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses pelayanan serta pembelajaran dan pertumbuhan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi rumah sakit Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dalam mengevaluasi dan mengetahui kinerja Instalasi Farmasi Rumah Sakit dan menjadi pertimbangan selanjutnya untuk peningkatan kinerja secara berkesinambungan dan berorientasi kepada pelanggan. 6

2. Bagi pengelola farmasi rumah sakit Dapat memberikan kontribusi jawaban terhadap permasalahan kinerja Instalasi Farmasi RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang sehingga dapat digunakan sebagai dukungan dan gagasan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja secara berkesinambungan dan berorientasi kepada pelanggan. 3. Bagi peneliti Diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat dari perkuliahan ke dalam dunia kerja dan pengalaman dalam melakukan penelitian serta memberikan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian serupa lebih lanjut. 4. Bagi ilmu pengetahuan Dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang terjadi dan menjadi acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan terutama untuk pengukuran kinerja pada organisasi yang bergerak di bidang jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan pelayanan kesehatan lainnya. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian lain yang membahas tentang kinerja dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard antara lain tersaji dalam tabel berikut ini : 7

Perbedaan antara penelitian yang dilakukan dengan penelitian - penelitian sebelumnya adalah : 1. Pada perspektif Financial, dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan unit analisis kecukupan dana dan Inventory Turnover Ratio (ITOR). Sedang pada penelitian - penelitian sebelumnya menggunakan unit analisis nilai pembelian, nilai penjualan, Growth on sales. 2. Pada perspektif Customer, ada persamaan unit analisis yang digunakan dengan penelitian penelitian sebelumnya, tetapi ada satu penambahan unit analisis untuk mengukur kinerja rumah sakit yaitu unit analisis pertumbuhan pelanggan. 3. Pada perspektif Learning and Growth, ada persamaan dengan penelitian yang lain pada pengukuran kinerja Human Capital, Information Capital, dan Organization Capital dengan menggunakan kuesioner. Sedang pada penelitian penelitian sebelumnya dilakukan pengukuran kinerja pada produktivitas, pengembangan SIM, semangat kerja, dan persentase pelatihan karyawan, Human capital, Information capital, Organization capital. 4. Pada perspektif Proses Bisnis Internal, ada persamaan unit analisis yang digunakan dengan penelitian penelitian sebelumnya, tetapi ada beberapa penambahan unit analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja rumah sakit (SOP, survei medication error) dan ada beberapa unit analisis yang dihilangkan dari penelitian (Pelabelan obat, Tingkat antrian, proporsi obat diserahkan dengan label yang benar. 8

Tabel 1. Keaslian Penelitian No Nama Unit Analisis Financial Customers Learning & Growth Proses Bisnis Internal 1. Sambodo (2007) a. Nilai persediaan b. Nilai pembelian c. Nilai penjualan 2. Nurina (2008) a. Nilai penjualan b. Nilai pembelian c. Growth ratio on sales 3. Pulung (2008) a. Nilai Pembelian b. Nilai Penjualan c. Growth ratio a. Survei kepuasan pasien b. Tingkat keterjaringan pasien a. Keterjaringan pasien b. Kepuasan pasien c. Identifikasi kesenjangan kualitas pelayanan a. Keterjaringan Pasien b. Kepuasan Pasien a. Tingkat produktivitas petugas IFRS b. Pengembangan SIM c. Persentase pelatihan a. Produktivitas b. Semangat kerja c. SIM a. Produktivitas b. Semangat Kerja c. Pengembangan SIM a. Tingkat ketersediaan obat b. Rata-rata dispensing time c. Tingkat antrian d. Proporsi obat diserahkan dengan label benar e. Rata-rata waktu pemberian informasi obat a. Dispensing time b. Ketersediaan obat c. Pelabelan obat d. Informasi a. Dispensing time b. Tingkat antrian c. Ketersediaan obat d. Pelabelan obat e. Informasi 4. Karisma (2010) 5. Anggraini (2011) a. Rata-rata Penjualana. Keterjaringan Pasien perhari b. Kepuasan Pasien b. % Perubahan c. Customer Growth Penerimaan IFRS c. % Penerimaan IFRS terhadap Penerimaan RS d. ITOR a. Tingkat Penjualan b. Pertumbuhan Pendapatan c. ITOR a. Kepuasan Pasien b. Keterjaringan Pasien c. Pertumbuhan Customer a. Human capital (konowledge, talent, employee skill) b. Information capital (Teknologi informasi, database, network) c. Organization capital (Budaya organisasi, Leadership, Teamwork, Alignment) a. Ketersediaan Obat b. Dispensing Time c. Pelabelan Obat d. Informasi Obat a. Dispensing Time b. Ketersediaan Obat c. Pelabelan Obat yang Benar d. Waktu Pemberian Informasi Obat e. Tingkat Antrian f. Analisis ODDD a. Produktivitas b. Semangat Kerja c. Human Capital d. Information Capital e. Organizational Capital 6. Erwinayanti (2013) a. TOR b. Tingkat pendapatan c. Gross Profit Margin a. Tingkat Keterjaringan Pasien b. Kepuasan Pelanggan c. Pertumbuhan Pelanggan a. Ketersediaan Obat b. Disensing time c. SOP d. Dokumentasi medication error a. Human capital 1. Jumlah Apoteker dibanding jumlah bed 2. % Pelatihan karyawan 3. Semangat Kerja karyawan b. Organization capital 1. Budaya Organisasi 2. Leadership 3. Teamwork 4. Alignment c. Information System capabilities 1. Database 2. Networking 3. Pengembangan SIM 7. Penelitian yang dilakukan a. Inventory Turnover Ratio (ITOR) b. Kecukupan dana a. Survei kepuasan pasien b. Keterjaringan pelanggan c. Pertumbuhan pelanggan a. Human Capital b. Information Capital c. Organization Capital a. Dispensing time b. Ketersediaan obat c. Medication error d. Standard Operating Procedure (SOP) 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balanced Scorecard Sebuah visi untuk rumah sakit adalah suatu sasaran di mana direksi mengarahkan sumber daya dan tenaga organisasi untuk dapat maju ke depan walaupun ada hambatan dan tantangan dari segala hal. Sedangkan misi suatu organisasi adalah pernyataan umum arah perusahaan yang dapat menimbulkan perasaan emosional anggota organisasi. Misi organisasi merupakan tujuan didirikannya organisasi tersebut (Aditama, 2003). Balanced scorecard merupakan hasil eksperimen yang dilakukan oleh divisi riset kantor akuntan publik KPMG di U.S.A, dan Nolan Norton Institute pada tahun 1990 sampai dengan 1995 sebagai suatu measurement system yang mencoba untuk menyeimbangkan alat ukur lama yang hanya berorientasi pada profitabilitas dengan dimensi dimensi yang baru seperti aspek kualitas yang memiliki elemen elemen penyeimbangnya. Dengan scorecard yang di balanced lebih lanjut diharapkan dapat mengintegrasikan energi, kemampuan dan pengetahuan organisasi yang spesifik (specific knowledge and assets specificity) dari organisasi agar dapat mencapai long-term strategic goals (Nasution, 2007). Balanced Scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Pada tahap eksperimen awal, Balanced Scorecard merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa 10