II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Landasan teori merupakan suatu konsep mengenai cara yang akan digunakan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel pada penelitian ini.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe),

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pada Seminar dan Lokakarya Geografi tahun 1988 yang diprakarsai oleh Ikatan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif.

BAB II KAJIAN TEORI. pembangunan (Bintarto, 1991: 30). pendekatannya. Bintarto dan Surastopo Hadisumarmo ( 1991: 12-24),

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Berdasarkan hasil seminar lokakarya (SEMLOK) tahun 1988 (Suharyono dan Moch. Amien,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang bertujuan menggambarkan

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam di Indonesia sangat berlimpah. Dengan aneka potensi

TINJAUAN GEOGRAFIS PT. KALIREJO LESTARI DI KAMPUNG KALIREJO KECAMATAN KALIREJO LAMPUNG TENGAH

I. PENDAHULUAN. Pembangunan dalam suatu negara merupakan strategi pemerintah untuk

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013.

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

MENENTUKAN LOKASI INDUSTRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia

I. PENDAHULUAN. Industri merupakan serangkaian kegiatan mengolah bahan mentah atau bahan

BAB I PENDAHULUAN. tenaga manusia, hewan, maupun mesin (Haryono:2009). Transportasi. sangat berperan dalam pembangunan secara menyeluruh.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Sumadi Suryabrata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP GEOGRAFI EKONOMI

I. PENDAHULUAN. kehidupan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kehidupan manusia

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA USAHA BATU BATA DESA WATES SELATAN KECAMATAN GADING REJO KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2016.

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan, manusia menjadi salah satu komponen dari lingkungan hidup itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

STUDI KEBERADAAN INDUSTRI GENTENG DI DESA KALIREJO KECAMATAN KALIREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN (Skripsi) Oleh ANITA KHOIRI ROHMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

DESKRIPSI INDUSTRI KOPI LUWAK DI WILAYAH DESA WAY MENGAKU KECAMATAN BALIK BUKIT KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN 2012

TINJAUAN GEOGRAFIS TERHADAP KEBERADAAN INDUSTRI TUNGKU DAN KEBERLANJUTANNYA DI DESA REJOSARI (JURNAL) Oleh : SITI USWATUN HASANAH

SMA. Tersedia bahan mentah Tersedia tenaga kerja Tersedia modal Manajemen yang baik Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

LAMPIRAN 1 DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN. mata pencaharian dari masyarakat. Menurut konsep dasar geografi yakni, konsep

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

FAKTOR PENDUKUNG KERAJINAN BATU BATA DI KELURAHAN RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG 2012 (JURNAL) Oleh: PERISTIANIKA

BAB 2 PERUSAHAAN dan LINGKUNGAN PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Namun demikian cadangan BBM tersebut dari waktu ke waktu menurun. semakin hari cadangan semakin menipis (Yunizurwan, 2007).

KLASIFIKASI INDUSTRI A. Industri berdasarkan klasifikasi atau penjenisannya 1. Aneka industri 2. Industri mesin dan logam dasar

BAB I. PENDAHULUAN. [Januari, 2010] Jumlah Penduduk Indonesia 2009.

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan hidupnya. Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhan

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan salah satu kegiatan ekonomi manusia yang penting.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Dalam tinjauan pustaka ini akan di bahas mengenai faktor-faktor penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.

TRANSPORTASI. Gambar 6.1. Jumlah Angkutan Penumpang Umum yang Terdaftar Dalam Trayek/Operasi Di Kabupaten Boven Digoel, Tahun

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-2. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si PERUSAHAAN DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 013 TAHUN 2012 TENTANG

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 10. Kebutuhan dan Alat Pemenuhan KebutuhanLatihan Soal 10.4

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

Berdasarkan beberapa ahli manajemen, pengertian manajemen operasi yaitu:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Armandha Redo Pratama, 2015

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraannya. Pembangunan

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari fosil hewan dan tumbuhan yang telah terkubur selama jutaan tahun.

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. karena dengan memiliki dan menggunakan sepeda motor dapat mendukung

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

I. PENDAHULUAN. Masyarakat desa di Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran tingkat keberhasilan suatu pembangunan yang dilaksanakan di

III. METODE PENELITIAN

Transportasi Sungai. Institut Pertanian Bogor. Potensi Sungai vs Krisis Energi

BAB 2 KAJIAN LITERATUR

SIH Standar Industri Hijau

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

1. PENDAHULUAN. produksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Dalam arti luas industri mencakup

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

I. PENDAHULUAN. Definisi industri dalam istilah ekonomi dikategorikan dalam lingkup mikro dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam. membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi barang kebutuhan pokok bagi masyarakat Indonesia yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. berusaha mendapatkan pemenuhan kebutuhan primer maupun sekundernya. Sumber

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka Dalam rangka memecahkan masalah yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan beberapa pendapat ahli yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Pengertian Geografi Industri Menurut R.Bintarto (1977:19) menyatakan bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi dan peristiwa yang terjadi di muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi dan kewilayahan. Sedangkan menurut Edy Haryono (2011:7) Geografi Industri adalah cabang dari geografi, khususnya geografi ekonomi, yang secara khusus mempelajari usaha dan kegiatan industri terutama mengidentifikasi dan menganalisis lokasi, persebaran industri dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa dalam studi geografi, industri termasuk dalam geografi industri, yaitu cabang dari geografi ekonomi yang mempelajari variasi keruangan permukaan bumi dan aktivitas manusia dalam bidang produksi, distribusi, konsumsi diberbagai wilayah dan daerah di permukaan bumi.

9 2. Industri Tungku Menurut Kertasapoetra (1987:6), bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Seperti halnya industri tungku yang ada di Desa Rejosari, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Industri Tungku merupakan proses pemanfaatan dari tanah liat menjadi barang yang dapat dimanfaatkan menjadi tungku dapur sebagai alat untuk memasak yang ramah lingkungan, tungku ini tidak menggunakan bahan bakar minyak melainkan menggunakan kayu dan arang (batu bara). Sehingga tanah liat yang dibiarkan begitu saja dapat dijual dan mempunyai nilai yang lebih ekonomis. Pembuatan tungku tanah liat ini masih diproduksi secara tradisional, dimana peralatan yang digunakan masih sangat sederhana. Pembuatan tungku tanah liat ini selain untuk memenuhi kebutuhan keluarga, produksinya juga telah dipasarkan diberbagai daerah. Oleh karena itu, pembuatan tungku tanah liat harus mempunyai orientasi pasar dengan memanfaatkan faktor produksi secara efisien sehingga akan meningkatkan pendapatan yang maksimal dari tungku tanah liat yang dihasilkan. 3. Bahan baku Menurut Kasryno dalam Budiyono (1984:231), bahwa secara umum muncul dan berkembangnya industri tradisional di wilayah pedesaan, karena tersedianya bahan baku dari sumber alam tanah (bahan baku abiotik) yang terdapat di desa tersebut. Lebih lanjut disebutkan bahwa munculnya industri kecil ini hanya

10 memerlukan teknologi yang dapat dikuasai oleh keterampilan tangan dan dikelola secara sederhana. Mengacu pada uraian tersebut, bahan alam yang bersifat abiotik ini memiliki pengaruh yang sangat penting bagi kehidupan ekonomi dan kebutuhan manusia, dengan sifatnya yang terbatas dan dapat habis tidak bisa diperbaharui. Misalnya tanah, barang tambang, tanah lempung sebagai bahan baku utama industri tungku. Menurut Bale dalam Budiyono (1983:46), bahkan untuk keberlanjutan suatu industri, khususnya industri di pedesaan dengan tingkat keterampilan SDM yang relatif sangat sederhana (yaitu yang dikuasai oleh keterampilan tangan), maka dalam model weber dinyatakan: bahwa banyaknya bahan baku yang terlokalisasi dan bahan baku tersebut tidak mudah ditemukan di tempat lain, menjadi dasar asumsi perkembangan suatu industri. Atas dasar pendapat tersebut, keberadaan industri di pedesaan ini akan selalu dapat berkembang dan berkelanjutan, apabila tetap tersedianya bahan baku khususnya bahan baku abiotik itu mudah ditemukan dan didapat di lingkungan tempat aktivitas industri itu dikembangkan. 4. Modal Menurut Marsudi Djojopuro (1992:38), modal dapat diartikan sebagai apa saja yang dibuat oleh manusia dan dipergunakan dalam proses produksi. Modal dapat berupa bangunan, mesin, dan peralatan lainnya maupun berupa sejumlah uang atau dana.

11 Modal merupakan salah satu syarat penting dalam suatu industri, mulai dari memulai/mendirikan, persiapan, proses hingga pemasaran. Modal dapat menjadi penentu lancar atau tidaknya industri, karena modal harus tetap ada pada setiap usaha untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal diperlukan sejak pada waktu perusahaan dimulai dan dipergunakan untuk membeli berbagai input. 5. Tenaga Kerja Tenaga kerja termasuk ke dalam sumber daya manusia. Nursid Sumaatmadja (1988:14) menyatakan bahwa sumber daya yang dapat dimanfaatkan dari manusia meliputi tenaga fisiknya, pikirannya, dan kepemimpinannya. Dalam proses industri tungku, semua kemampuan dan peran fungsi dari masyarakat yang ada sangatlah dibutuhkan. Dalam setiap industri tentu akan membutuhkan tenaga kerja Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab 1 pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja berfungsi sebagai penggerak di dalam proses produksi dan pemasaran hasil produksi. Oleh karena itu, suatu industri akan mencari tenaga kerja, baik yang berasal dari daerah sekitar lokasi industri atau dari luar daeerah lokasi industri untuk dapat menjalankan kegiatan industrinya. Kemudahan untuk mendapatkan tenaga kerja merupakan salah satu faktor keberadaan industri tungku di Desa Rejosari Kecamatan Pringsewu, karena dalam kegiatan usahanya membutuhkan beberapa tenaga kerja.

12 6. Sarana Transportasi Menurut Edy Haryono (2004:4), sarana transportasi adalah untuk membawa bahan baku dari tempat penemuannya ke pabrik dan pemasaran hasil pabrik, dibutuhkan kendaraan angkut dan jalan yang cukup baik dengan jaringan jalan yang cukup luas. Menurut pendapat tersebut, kelancaran transportasi tidak hanya didukung oleh sarana, namun juga prasarana seperti jalan. Hal ini didukung oleh pendapat Marsudi Djojodipuro (1992:54), bahwa peran sarana dan prasarana transportasi adalah sangat besar bagi industri, karena dalam pengadaan bahan baku dan penyalurran hasil produksi ke konsumen tidak terlepas dari peran transportasi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka sarana transportasi adalah sarana yang diguunakan untuk melakukan pengangkutan bahan baku dan untuk pemasaran hasil produksi. Dalam pengadaan bahan baku dan pemasarannya, industri tungku di Desa Rejosari ini menggunakan mobil truck, pick up, dan sepeda motor. 7. Pemasaran Heidjrachman (1989:3) menyatakan bahwa pemasaran adalah kegiatan yang berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Barang-barang tersebut dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain, disimpan, diberi harga, dibeli dan dijual. Menurut pendapat tersebut, pemasaran menjadi usaha untuk menyalurkan hasil produksi, seperti produksi pada industri tungku di Desa Rejosari Kecamatan Pringsewu.

13 Menurut A. Hasyim Ali dalam buku terjemahannya (1991:38), menyatakan bahwa pemasaran sangat bergantung pada permintaan. Apalagi bila ada suatu produk ditambahkan pada garis produk, maka akan bersifat saling ketergantungan. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses akhir dari sistem produksi. Tujuan daripada pemasaran ini adalah untuk menjual produk barang yang dihasilkan dalam industri yang dikelola. Pemasaran yang dilakukan biasanya dalam cakupan lokal (Desa dan Kabupaten setempat) hingga ke luar daerah/kabupaten setempat,bahkan ke luar provinsi. Hal ini menunjukkan bahwa pemasaran menjadi sangat penting bagi kelangsungan kegiatan industri seperti industri tungku di Desa Rejosari. B. Kerangka Pikir Keberadaan industri yang tumbuh dan berkembang di daerah pedesaan, secara umum berawal dari tersedianya bahan baku, yang didukung oleh penguasaan keterampilan tangan sederhana yang dimiliki para petani. Hal tersebut dilakukan karena semakin terasa ketidakmampunya hasil pertanian memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya secara layak. Kondisi tersebut sebagai akibat dari semakin meningkatnya beban kebutuhan hidup, yang tidak mampu diimbangi dan dicukupi dari usaha taninya. Sehingga dengan usaha industri yang dilakukan oleh masyarakat tani di pedesaan ini, dirasakan semakin mampu menambah penghasilan dan pendapatannya. Suatu kenyataan bahwa munculnya industri yang ada di berbagai wilayah pedesaan tidak semua faktor pendukung industri tersebut tersedia di lokasi industri itu berlangsung. Seperti halnya keberadaan industri tungku di Desa Rejosari, dalam

14 kegiatan produksinya industri ini juga membutuhkan faktor geografis sebagai faktor pendukung industri tersebut, seperti ketersediaan bahan baku, ketersediaan tenaga kerja, modal, bahan bakar, kemudahan sarana transportasi, dan kelancaran pemasaran hasil produksi. Namun ada beberapa faktor yang tersedia di lokasi tersebut didirikan dan ada juga yang tidak tersedia di lokasi itu sehngga harus mengambil ke wilayah lain. Berdasarkan kerangka pikir tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Tinjauan Geografis Terhadap Keberadaan Industri Tungku Di Desa Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2015. Untuk mengetahui lebih jelasnya perhatikan bagan kerangka pikir berikut: Bahan Baku Tenaga Kerja Modal Sarana Transportasi Tinjauan Geografi Terhadap Keberadaan Industri Tungku di Desa Rejosari Pemasaran Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir