BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makna umum pendidikan adalah sebagai usaha manusia menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. wawasan, ketrampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna. diyakini mampu menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Belajar merupakan proses yang kompleks yang terjadi pada setiap orang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB I PENDAHULUAN. budaya dalam bentuk pola pikir. Sebagai proses transformasi, sudah barang tentu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab. Sebaliknya, jika memiliki tanggung jawab yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kurikulum yang digunakan saat ini adalah kurikulum 2013 (penjelasan pada Lampiran 1), yang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. tentang gejala-gejala alam yang didasarkan pada hasil percobaan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pokok yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah yang berhubungan dengan mutu atau

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia menurut Faizi (2013) adalah cabang ilmu pengetahuan alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan negara. Pendididkan memiliki peranan yang sangat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam suatu pendidikan tentu tidak terlepas dengan pembelajaran di

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi. Mutu pendidikan yang baik dapat menghasilkan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Pendidikan juga proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang sekolah dasar mata pelajaran Ilmu

II. KERANGKA TEORETIS. 1. Pembelajaran berbasis masalah (Problem- Based Learning)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan memang memiliki peranan penting dalam kehidupan umat manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Heni Sri Wahyuni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga serta lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sebab penduduk di Indonesia kurang memperhatikan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang Latar Belakang Masalah. berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas akan memajukan

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya berlangsung pada satu tahap perkembangan saja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Karena dengan adanya keaktifan saat proses pembelajaran maka

Oleh : Sri Milangsih NIM. S BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Persepsi ini menyebabkan guru terkungkung dalam proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebijakan perubahan Kurikulum 2013 merupakan sebuah ikhtiar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran dan evaluasi. Untuk mendapat out-put belajar-mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan dan mengantisipasi berbagai kemungkinan

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan dasar. Menteri

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu bekal yang paling berharga dalam kehidupan, karena pendidikan merupakan kunci utama dalam meraih sebuah kesuksesan. Pendidikan wajib ditanamkan pada manusia, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, maupun sekolah. Pendidikan sekolah mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap belajar yang dapat membentuk perubahan perilaku belajar sehingga tujuan pendidikan tercapai (Margono, 2005: 205). Tujuan pendidikan adalah seperangkat hasil pendidikan yang tercapai oleh peserta didik setelah diselenggarakannya kegiatan pendidikan (Hamalik, 2004: 151). Adanya penerapan kurikulum 2013 juga dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa terhadap berbagai studi ilmu terutama yang berkaitan dengan peristiwa yang terjadi dikehidupan. Ruhimat Toto (2011: 87) menyatakan guru hendaknya membuat pembelajaran yang lebih inovatif sehingga mendorong siswa untuk belajar lebih optimal baik di dalam kelas maupun di luar kelas sesuai dengan kurikulum. Untuk menciptakan suasana pembelajaran kondusif dan menyenangkan perlu adanya pengemasan model pendekatan pembelajaran yang menarik. Peserta didik tidak merasa terbebani oleh materi ajar yang harus dikuasai. Dengan inovasi model pendekatan pembelajaran diharapkan akan tercipta suasana belajar aktif, mempermudah penguasaan materi, peserta didik lebih kreatif dalam proses pembelajaran, kritis dalam menghadapi persoalan, memiliki keterampilan sosial dan mencapai hasil pembelajaran yang lebih optimal (Muzamiroh.M, 2013: 15) Dampak dari belum tercapainya hasil belajar siswa dalam ranah pembelajaran, bisa dilihat dari karakter sikap siswa misalnya kurang minatnya mengikuti proses pembelajaran, kurang menariknya model dan pendekatan yang digunakan oleh guru, sehingga berpengaruh terhadap nilai rata-rata yang sudah ditentukan yaitu 75. Oleh sebab itu guru sebagai pembimbing harus lebih kreatif lagi dalam proses pembelajaran agar hasil belajar siswa meningkat. 1

2 Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran (Sudjana N, 2011: 50). Sejumlah pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Apabila ketiga ranah tersebut sudah terpenuhi maka pembelajaran tersebut sudah dapat dikatakan pembelajaran bermakna. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena akan memberikan sebuah informasi kepada guru tentang kemajuan peserta didik dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya setelah mendapat informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatankegiatan peserta didik lebih lanjut baik untuk individu maupun kelompok belajar (Dimyati, 2006: 124). Model atau metode pembelajaran selain dapat meningkatkan hasil belajar juga dapat mengembangkan karakteristik siswa. Salah satu aspek pembentukan karakter siswa adalah kebiasaan berpikir (Habits Of Mind) siswa yang merupakan aspek penting dalam peningkatan kualitas pembelajaran. Habits Of Mind pertama kali dikembangkan oleh Marzano (2004: 199) sebagai salah satu dimension of learning outcome meliputi sikap dan persepsi terhadap belajar, memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan, memperluas dan memperhalus pengetahuan, menggunakan pengetahuan secara bermakna, memanfaatkan kebiasaan berpikir produktif (Habits Of Mind). Costa dan Kallick (2012: 66) menanamkan disposisi yang kuat dan perilaku cerdas dengan istilah kebiasaan berpikir (Habits Of Mind). Kebiasaan berpikir tersebut dapat dibedakan menjadi berpikir kritis, berpikir kreatif dan pengaturan diri. Rustaman (dalam Safitri, 2013: 17) menyatakan bahwa kebiasaan berpikir (Habits Of Mind) sangat penting untuk dikembangkan diberbagai level dan ditananamkana sejak dini, serta dilaksanakan melalui pembelajaran bidang studi. Kebiasaan-kebiasaan ini bukan sekedar bagian tambahan pada kurikulum yang sudah sangat padat. Sebaliknya mereka adalah bagian penting dari kurikulum yang melatih siswa berpikir lebih jauh dari mengerjakan tes atau ujian akhir untuk dapat menerapkannya dipelajaran, karir maupun dikehidupan sehari-hari.

3 Problem Based Learning (PBL) adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004: 49). Problem Based Learning dapat merangsang siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan menghasilkan sebuah produk atau karya (Rusman, 2016: 30). Model Problem Based Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap konsep biologi, karena siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang siswa dapatkan. Menurut Ibrahim dan Nur (2004: 2) pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis, kreatif, dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi pelajaran. Berdasarkan kondisi di atas, maka model pembelajaran Problem Based Learning merupakan alternatif yang tepat untuk meningkatkan kesedian siswa untuk selalu belajar dan berimbas ke hasil belajar siswa sehingga berpengaruh ke nilai siswa. Materi pencemaran lingkungan dengan model Problem Based Learning sangat berpengaruh karena tahapan-tahapan nya sangat menunjang dalam proses kegiatan belajar mengajar (Miswar.D, 2016: 8) Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 06 Februari 2017 yang bertempat di SMA Pasundan 3 Bandung menunjukkan bahwa kesediaan siswa untuk selalu belajar pada saat pembelajaran rendah. Studi pendahuluan dilakukan dengan instrumen penilaian observasi, wawancara dan persepsi peserta didik. Hasil penilaian observasi menunjukkan angka 56%, hasil penilaian wawancara menunjukkan angka 43% dan hasil penilaian persepsi peserta didik menunjukkan 62%. Hal tersebut berdampak pada rendahnya motivasi dan minat belajar siswa sehingga mengalami penurunan hasil belajar. Ada beberapa faktor dari permasalahan tersebut yaitu kurangnya kreativitas dalam kegiatan pembelajaran, kurang disiplinnya siswa dalam belajar, penggunaan media, model atau pendekatan pembelajaran yang kurang inovatif serta metode pembelajarannya pun masih menggunakan metode ceramah sehingga dianggap siswa sangat membosankan karena tidak ada variasi pada kegiatan pembelajaran dan juga kurangnya pengembangan akan kebiasaan berpikir siswa (Habits Of

4 Mind) khususnya kesediaan untuk selalu belajar dimana itu merupakan salah satu aspek penting dalam pembelajaran konsep pencemaran lingkungan yang nantinya dari pengembangannya akan dapat menciptakan model pembelajaran yang bervariasi. Salah satunya adalah dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dalam proses pembelajaran. Pada penemuan sebelumnya (Lestari.D, 2015) dengan judul Pengembangan Instrumen Penilaian Habits Of Mind Pada Pembelajaran IPA Berbasis Proyek Tema Pencemaran Lingkungan Untuk Siswa SMP sudah pernah dilakukan yang beda hanya pada pengembangan Habits Of Mind ini secara umum yang berbasis proyek, penelitiannya bukan untuk siswa SMP tetapi siswa SMA. (Tyas.A, 2015) dalam penelitiannya berjudul Pengaruh Model Problem Based Learning disertai Media Key Realtion Chart terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Kerja sama Siswa dalam Kelompok Pada Kelas VIII SMP Negeri 14 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013 sudah pernah dilakukan yang berbeda pada penelitian tidak meneliti dalam hal media dan kemampuan berpikir kritisnya. Dalam penelitian (Dian dan Dwi, 2015) dengan judul Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Berbasis Scientific Approach terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa kelas X Di SMA N 2 Banguntapan T.A. 2014/ 2015 sudah pernah dilakukan yang berbeda pada penelitian ini tidak menggunakan scientific approach. Sedangkan penelitian penulis dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam Meningkatkan Kesediaan Siswa Untuk Selalu Belajar Pada Konsep Pencemaran Lingkungan belum pernah dilakukan maka, peniliti ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap peningkatan Kesediaan Siswa Untuk Selalu Belajar Pada Konsep Pencemaran Lingkungan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa tidak mengalami kenaikan setiap tahunnya, karena pada materi pencemaran lingkungan guru hanya menggunakan LKS yang sudah

5 disediakan. Hal ini dikarenakan kurang menarik perhatian siswa sehingga siswa mendapatkan nilai dibawah kkm. 2. Kurangnya kreativitas dalam kegiatan pembelajaran yang melatih kemampuan berfikir siswa secara langsung. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang berlangsung masih bersifat teacher center. 3. Siswa merasa jenuh dan kaku dalam proses belajar biologi, dikarenakan guru masih menerapkan metode pembelajaran berupa ceramah. 4. Siswa tidak aktif mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini dikarenakan pembelajaran biologi belum melibatkan siswa dalam kegiatan penyelidikan yang mampu meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan dan dibatasi sebagai berikut: Apakah penerapan model pembelajaran problem based learning (PBL) berpengaruh terhadap peningkatkan kesediaan siswa untuk selalu belajar pada konsep pencemaran lingkungan? 2. Pertanyaan Penelitian Untuk mempermudah memecahkan permasalahan di atas, rumusan masalah di atas diuraikan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana kesediaan siswa untuk selalu belajar sebelum diterapkannya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 2. Bagaimana sikap siswa terhadap proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 3. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL) 4. Bagaimana penilaian dokumen RPP guru dalam penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 5. Bagaimana aktivitas guru selama menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

6 6. Bagaimana kesediaan siswa untuk selalu belajar setelah diterapkannya Problem Based Learning (PBL) D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam meningkatkan Kesediaan Siswa Untuk Selalu Belajar. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dipaparkan di atas, peneliti merumuskan beberapa manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Guru: Sebagai alternatif dalam pemilihan model pembelajaran yang dapat meningkatkan kesediaan siswa untuk selalu belajar. 2. Bagi Siswa: Dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan adanya peningkatan dari kebiasaan berpikir (Habits Of Mind) siswa khususnya menjadi bersedia untuk selalu belajar. 3. Bagi Sekolah: Adanya penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) diharapkan adanya peningkatan dari Kesediaan Siswa Untuk Selalu Belajar, sehingga sekolah pun menjadi lebih baik lagi. 4. Bagi Peneliti Lain: Memberikan kesempatan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam peningkatan Kesediaan Siswa Untuk Selalu Belajar. F. Definisi Operasional Sugiyono (2008: 38) mengemukakan bahwa definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan peneliti sendiri dan menjelaskan bagaimana peneliti itu mengukur variabel variabel yang terdapat dalam penelitian. Definisi operasional ini dimaksudkan untuk memberikan kejelasan makna serta penegasan

7 istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian. Maka penulis mendefinisikan konsep-konsep pokok yang terkandung dalam penelitian sebagai berikut: 1. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Problem Based Learning (PBL) adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004: 89). 2. Bersedia untuk selalu belajar Bersedia untuk selalu belajar merupakan kebiasaan yang selalu belajar dan terbuka terhadap pembelajaran yang berkelanjutan (Costa, 2012: 76). 3. Pencemaran Lingkungan Sumber pencemaran adalah setiap bentuk kegiatan yang dilakukan manusia dalam membuang bahan pencemar, baik berbentuk padat, gas, cair, atau partikel tersuspensi dalam kadar tertentu sehingga dapat lingkungan. (Wardhana, 2001: 134). G. Sistematika Skripsi Bagian ini memuat sistem penulisan skripsi yang menggambarkan kandungan setiap bab, urutan penulisan, serta hubungan antara satu bab dengan bab lainnya dalam membentuk sebuah kerangka utuh skripsi. Sistematika penulisan skripsi yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan 2. Bab II Kajian Teori 3. Bab III Metode Penelitian 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 5. Bab V Kesimpulan dan Saran