BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Hasil evaluasi pengelolaan Menara Pakaya menunjukkan bahwa pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai dengan indikator pariwisata berkelanjutan. Peneliti mengalami kesulitan ketika meneliti dan mengumpulkan data. Kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah yang memiliki keterkaitan dengan pengelolaan Menara Pakaya menjadi kendala dalam pengumpulan data. Dengan kurangnya komunikasi dan pertukaran informasi antar instansi menjadikan pengelolaan menjadi sedikit tumpang tindih. Dari aspek kelembagaan yang diteliti menunjukkan bahwa perhatian terhadap pengelolaan Menara Pakaya sangat minim. Banyak hal yang perlu di tingkatkan untuk menyesuaikan indikator pariwisata berkelanjutan. Berdasarkan analisis dengan kriteria Kelembagaan GSTC maka Menara Pakaya secara keseluruhan masih lemah. Dari sisi lain, ulasan dari aspek Kelembagaan GSTC tersebut dapat memberikan informasi untuk pengembangan Menara Pakaya, dan bagian-bagian yang potensial untuk dikembangkan sehingga memenuhi persyaratan menjadi destinasi wisata yang berkelanjutan baik yang terkait langsung dengan atraksi, amenitas maupun aksesabilitas. Berikut adalah poin dari hasil penelitian dari aspek Kelembagaan. 1. Strategi destinasi berkelanjutan di Menara Pakaya dinilai buruk, hal ini dikarenakan Menara Pakaya tidak memenuhi satupun dari 4 indikator pada kriteria strategi destinasi berkelanjutan. 93
2. Organisasi manajemen destinasi di Menara Pakaya dinilai buruk, hal ini dikarenakan Menara Pakaya tidak memenuhi 4 indikator pada kriteria organisasi manajemen destinasi dan hanya memenuhi 1 indikator yaitu adanya individu yang bertanggung jawab terhadap Menara Pakaya walaupun bukan pada level manajemen. 3. Monitoring di Menara pakaya dinilai buruk, hal ini dikarenakan dari 3 indikator, hanya 1 indikator yang terpenuhi yaitu pengawasan dan pelaporan publik walaupun belum berjalan secara maksimal. 4. Pengelolaan pariwisata musiman di Menara Pakaya dinilai sedang bahwa memang diupayakan adanya kegiatan-kegiatan sepanjang tahun namun belum terjadwal secara rapi dan teratur. 5. Adaptasi terhadap perubahan iklim di Menara Pakaya mendapatkan nilai buruk. Hal ini dikarenakan Menara Pakaya tidak memenuhi ke tiga indikator pada variabel ini. 6. Inventarisasi terhadap asset di Menara Pakaya dinilai buruk dikarenakan pengelolaan Menara Pakaya belum memenuhi indikator pada variabel ini. 7. Pengaturan perencanaan di Menara Pakaya dinilai buruk, hal ini dikarenakan dari 4 indikator dalam variabel ini, Menara Pakaya hanya memenuhi 1 indikator yang ada yaitu kebijakan dan panduan penggunaan lahan, namun penerapannya masih belum diterapkan dengan baik. 94
8. Akses untuk semua di Menara Pakaya dinilai sedang, hal ini dikarenakan Menara Pakaya memenuhi 2 indikator pada variabel ini walaupun belum dilaksanakan secara maksimal. 9. Akuisisi property di Menara Pakaya dinilai buruk, hal ini dikarenakan Menara Pakaya tidak memenuhi 2 indikator yang disebutkan dalam variabel ini. 10. Kepuasan pengunjung di Menara Pakaya dinilai sedang, hal ini dikarenakan Menara Pakaya memenuhi 1 indikator di variabel ini walaupun belum dilaksanakan secara maksimal. 11. Keselamatan dan keamanan di Menara Pakaya mendapakan nilai sedang. Dari 5 indikator dalam variabel ini Menara Pakaya memenuhi 4 indikator namun dalam sisi pelaksanaan masih belum dilaksanakan secara maksimal. 12. Manajemen krisis dan kedaruratan di Menara Pakaya dinilai buruk, hal ini dikarenakan Menara Pakaya tidak memenuhi 5 indikator yang ada di variabel ini. 13. Promosi di Menara Pakaya dinilai sedang hal ini dikarenakan Menara Pakaya hanya memenuhi 2 indikator yang ada dalam variabel ini. Walaupun Menara Pakaya memenuhi 2 indikator yang ada namun keduanya belum berjalan secara maksimal. 95
5.2. Saran Dalam merumuskan strategi pengembangan Menara Pakaya di Kabupaten Gorontalo hal yang harus diperhatikan adalah atraksi menjadi kekhasan atau keunikan lokal Kabupaten Gorontalo yang meliputi komoditas cindera mata berupa kerajinan yang khas dan unik dan juga kuliner serta kegiatan-kegiatan yang dapat meningkatkan exposure Menara Pakaya. Model penataan ruang atau setting ruang yang tidak formal atau kaku, sehingga para wisatawan dapat berlama-lama tanpa merasa sungkan dengan pelayanan yang ramah dan sabar dari penjual. Fasilitas pendukung dan fasilitas umum yang memadai (musholla cukup luas dan bersih, air cukup tersedia dan toilet yang bersih) sehingga para wisatawan dapat nyaman dalam berkunjung serta adanya pusat informasi yang lengkap dan jelas bagi produk-produk dan budaya khas lokal dan cinderamata. Sistem pengumpulan, pemilahan, pemanfaatan dan pembuangan sampah tuntas yang didukung oleh seluruh stakeholders Menara Pakaya. Kesemuanya itu harus didukung dengan promosi baik langsung maupun tidak langsung melalui media sosial untuk meningkatkan pengunjung. Untuk keberhasilan pengembangan Menara Pakaya sebagai destinasi wisata berkelanjutan dibutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dilibatkan, baik Pemerintah daerah, komunitas pedagang, pengunjung, maupun masayarakat Kabupaten Gorontalo dan Provinsi Gorontalo pada umumnya. Keindahan suasana, kenyaman dan ketertiban serta keramah tamahan menjadi prioritas dalam menyambut wisatawan nusantara maupun mancanegara. Koordinasi antar obyek wisata yang ada di Kabupaten Gorontalo dan fasilitas penunjang lainnya sangat 96
mendukung terimplementasikannya aspek pembangunan pariwisata berkelanjutan. Penelitian ini dapat menjadi kerangka penelitian-penelitian mengenai GSTC dalam sebuah destinasi wisata. Masih terdapat 3 indikator yang dapat di teliti yaitu indikator ekonomi, sosial budaya dan lingkungan. Penelitian selanjutnya juga dapat lebih spesifik terhadap strategi pengelolaan sesuai dengan aturan pemerintah daerah yang dikeluarkan oleh Global Sustainable Torism Council (GSTC) atau bisa mengacu pada sertifikasi destinasi pariwisata berkelajutan oleh Kementerian Pariwisata. Dalam penelitian ini juga, peneliti mendapat kesulitaan untuk memperoleh data atau dokumen-dokumen yang mendukung penelitian ini, hal ini mungkin disebabkan tidak adanya upaya atau minimnya sumber daya dari pengelola dalam hal ini bidang pariwisata untuk melakukan pengecekan dan memperbarui informasi semua dokumen penting dan semua bukti dokumen tidak tersimpan di media penyimpanan. Sehingga apabila sewaktu-waktu dibutuhkan, akan sangat sulit didapatkan informasi dan pertanggung jawabannya. Maka dari itu pengelola DISPOPAR dalam hal ini Bidang Pariwisata sangat perlu membenahi sistem administrasi yang baik agar setiap dokumen destinasi wisata atapun keperluan lainnya dapat lebih mudah diakses karena seluruh data yang menyangkut destinasi wisata di pertanggungjawabkan oleh pengelola. Menara Pakaya merupakan landmark yang disimbolkan sebagai ikon Kabupaten Gorontalo bahkan Prov. Gorontalo yang harus di kembangkan, sebaiknya Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata, dapat bekerjasama dengan beberapa pemangku kepentingan memperhatikan keberadaan dan 97
perkembangan berbagai destinasi wisata atau atraksi wisata yang ada di Kabupaten Gorontalo. Selain itu pemerintah daerah sangat perlu memfasilitasi sarana dan prasarana bagi setiap destinasi dan event-event pariwisata. Juga perlunya pelatihanpeatihan bagi seluruh pengelola wisata dan masyarakat pelaku wisata. 98