Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) Dengan Algoritme Flooding

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Performansi Protokol Routing Epidemic dan Maxprop Berdasarkan Mobilitas Node pada Delay Tolerant Network

1 BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1-1. Hybrid Ad Hoc Wireless Topology

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Load Balancing Pada Web Server Menggunakan Algoritme Weighted Least Connection

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

SWITCH ACCESS POINT WEB SERVER. dan DATABASE SERVER KOMPUTER KASIR PERANGKAT ANDROID. = Koneksi menggunakan kabel. = Koneksi menggunakan wireless

Perancangan dan Analisis Redistribution Routing Protocol OSPF dan EIGRP

VPN. Siswa dapat mengetahui jenis-jenis protocol VPN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. dengan permintaan pasar untuk dapat berkomunikasi dan bertukar data dengan

Model Komunikasi. Sumber-sumber. Alat Pengirim. Sistem Trasmisi. Alat Penerima. Tujuan (Destination) Menentukan data untuk dikirim

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

ABSTRAK. Kata kunci: DSR, Manet, OLSR, OPNET, Routing. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE STORE AND FORWARD PADA HYPERTEXT TRANSFER PROTOCOL (HTTP)

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. Perancangan jaringan pada PT. EP TEC Solutions Indonesia menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi-aplikasi jaringan memerlukan sejumlah node-node sensor terutama untuk

Perbandingan Kinerja Routing Multi Copy Dan Routing First Contact Dengan Stationary Relay Node Pada Delay Tolerant Network (DTN)

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323

Analisis Perbandingan Metode Routing Spray and Wait dengan Prophet untuk Daerah Terpencil

1 BAB I PENDAHULUAN ULUAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN ANALISIS SIMULASI. Pada saat menjalankan simulasi ini ada beberapa parameter yang ada dalam

Badiyanto, S.Kom., M.Kom. Refrensi : William Stallings Data and Computer Communications

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI Gambar 2.1. Cubieboard2

BAB I PENDAHULUAN. pada layer Network, layer ketiga dari tujuh OSI (Open System Interconnection)

Gambar 3.1 Perancangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. nirkabel dan merupakan turunan dari MANET (Mobile Ad hoc Network). Tujuan

RANCANG BANGUN SISTEM PENYIMPANAN DATA BERBASIS NAS DENGAN RASPBERRY PI UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PERKULIAHAN DI PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Analisis Performansi ProPHETv2 Routing Berbasis Vehicular Delay-Tolerant Network pada Daerah Rural

Implementasi dan Analisis Wireless Full Duplex OSPF

BAB I PENDAHULUAN. biaya pembangunan yang relatif murah, instalasi mudah serta kemampuannya

VOICE OVER INTERNET PROTOCOL (VOIP) PADA JARINGAN WIRELESS BERBASIS RASPBERRY PI

ABSTRAK. Kata Kunci: Konfigurasi, FreeRADIUS, Modul, Web.

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN DAN EVALUASI. untuk membuat WAN menggunakan teknologi Frame Relay sebagai pemecahan

Perbandingan Kinerja Pengiriman Data Skema Routing Single-Copy dan Multi-Copy pada Jaringan Delay Tolerant Network (DTN)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. jaringan baru yang dapat mendukung infrastruktur yang ada. Pengamatan yang

TK 2134 PROTOKOL ROUTING

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN DAN REALISASI APLIKASI SOFTPHONE PADA JARINGAN VOIP BERBASIS SIP UNTUK SMARTPHONE ANDROID

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 METODOLOGI. Gambar 3.1 Security Policy Development Life Cycle (SPDLC)

RANCANG BANGUN SISTEM PENYIMPANAN DATA BERBASIS NAS DENGAN RASPBERRY PI UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PERKULIAHAN DI PROGRAM VOKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

KOMUNIKASI DATA & JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

III. METODE PENELITIAN. 1. Dua unit laptop, dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Transmitter, ACER Aspire 5622WLCi dengan spesifikasi Intel Core 2

Materi 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IMPLEMENTASI STATIC NAT TERHADAP JARINGAN VLAN MENGGUNAKAN IP DYNAMIC HOST CONFIGURATION PROTOCOL (DHCP)

BAB 3. PERANCANGAN JARINGAN DAN PENGUJIAN

Pembandingan Kinerja Antara Protokol Dynamic Source Routing Dan Zone Routing Pada Jaringan Ad-Hoc Wireless Bluetooth

Implementasi Wireless Sensor Network Dengan Menggunakan Protokol OLSR pada Arduino Pro Mini dan NRF24L01

Studi Kinerja Multipath AODV dengan Menggunakan Network simulator 2 (NS-2)

Implementasi Publish-Subscribe Pada Delay Tolerant Network (DTN)

ANALISA KINERJA AD-HOC ON DEMAND DISTANCE VECTOR (AODV) PADA KOMUNIKASI VMES

ROUTER. Leo kumoro sakti Abstrak. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. jaringan mengalami down. Jalur redundansi pada jaringan akan segera mem-backup

ABSTRAK. Kata kunci: Big Data, Hadoop, Karakteristik, Kecepatan Transfer, Stabilitas. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

B A B III I M P L E M E N T A S I E T H E R N E T O V E R

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN DYNAMIC ROUTING

PROPOSAL IMPLEMENTASI JARINGAN ANTAR KOTA MENGGUNAKAN PROTOKOL VPN DAN DYNAMIC ROUTING OSPF

e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3065

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Performansi Algoritma Routing First Contact dengan Stationary Relay Node pada Delay Tolerant Network

BAB I PENDAHULUAN. jaringan Local Area Network (LAN). LAN telah menjadi suatu teknologi yang

Data and Computer BAB 1

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

Analisis Perbandingan Performa Protokol Routing OSPF, IGRP dan EIGRP pada Topologi Mesh dan Tree

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KINERJA MODE GATEWAY PROTOKOL ROUTING AODV-UU PADA JARINGAN AD HOC HIBRIDA FUAD ZULFIAN

PERANCANGAN BANK DATA CLOUD COMPUTING DALAM EMBEDDED SYSTEM MENGGUNAKAN RASPBERRY PI

LAPORAN SKRIPSI. ANALISIS PERBANDINGAN JARINGAN OSPF PADA IPv4 DAN IPv6 MENGGUNAKAN GNS3

BAB 3. Analisis Routing Protokol BGP & OSPF

Bab III Prinsip Komunikasi Data

ANALISIS PERFORMANSI MODIFIKASI BINARY SPRAY AND WAIT MENGGUNAKAN PROPHET PADA DTN

BAB 3 Metode dan Perancangan 3.1 Metode Top Down

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. topologi yang akan dibuat berdasarkan skematik gambar 3.1 berikut:

Realisasi Perangkat Pemungutan Suara Nirkabel Berbasis Mikrokontroler

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Rudi Kurniawan I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu institusi, ada banyak aktivitas dilakukan. Agar aktivitas tersebut berjalan

BAB 4 PEMBAHASAN. penelitian sebelumnya, hasil tersebut kemudian dianalisis, dimana hasil dari analisis

BAB I PENDAHULUAN. masih berada di dalam radius jangkauannya, seperti WiFi (Wireless Fidelity),

BAB 1 PENDAHULUAN. biaya. Akan tetapi permasalahan keamanan masih menjadi faktor utama.

BAB III PERENCANAAN SISTEM

1 BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-issn: 2548-964X Vol. 2, No. 9, September 2018, hlm. 2882-2891 http://j-ptiik.ub.ac.id Analisis Pengiriman Data Di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) Dengan Algoritme Flooding Bella Aulia Rahmataufany 1, Rakhmadhany Primananda 2, Aswin Suharsono 3 Program Studi Teknik Informatika, Email: 1 rahmataufany@gmail.com, 2 rakhmadhany@ub.ac.id, 3 aswin@ub.ac.id Abstrak Dengan Perkembangan teknologi informasi saat ini, pertukaran data dan informasi menjadi sebuah kebutuhan, tak terkecuali di daerah terpencil. Daerah terpencil memiliki karakteristik tersendiri, seperti keadaan geografis yang sulit terjangkau oleh jaringan. Dikarenakan keadaan tersebut pertukaran informasi menjadi suatu hal yang sulit dilakukan. Delay tolerant network (DTN) merupakan sebuah jaringan yang dapat beroperasi pada jarak yang sangat jauh. koneksi internet bisa dihadirkan di daerah tertinggal meskipun secara tidak langsung. Delay tolerant network juga dapat mengirimkan paket data di jaringan yang memiliki medan yang sulit atau tidak terus menerus tersedia koneksi. Arsitektur delay tolerant network mengimplementasikan metode simpan dan teruskan pesan dengan menggunakan lapisan protokol baru yang disebut lapisan bundle. Salah satu pengembang dari delay tolerant network adalah IBR-DTN. IBR-DTN adalah perangkat lunak yang efisien untuk embedded system. Ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait pengiriman data berbasis delay tolerant network. Akan tetapi, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan algoritme flooding untuk melakukan penelitian tentang analisis pengiriman data di daerah terpencil menggunakan dua node bergerak berbasis delay tolerant network dengan algoritme flooding. Pada penelitian ini menggunakan dua node bergerak untuk melihat proses broadcast dari algoritme routing flooding. Dua node tersebut digunakan untuk melihat pengaruh terhadap waktu, yang diperlukan ketika melakukan pengiriman data dari desa ke kota. Terdapat tiga pengujian untuk skenario yang telah ditentukan, antara lain adalah pengiriman data dengan dua node bergerak, pengiriman data dengan satu node bergerak terputus, pengiriman data menggunakan multiple file. Hasil pengujian yang didapatkan adalah simulasi yang dibangun dapat melakukan pengiriman data dengan keadaan terdapat dua node bergerak maupun hanya terdapat satu node bergerak. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (tidak lebih dari 5 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak. Kata kunci: DTN, bundle, algoritme flooding, ibr-dtn Abstract With the development of information technology today, the exchange of data and information becomes a necessity, not least in remote areas. Remote areas have their own characteristics, such as geographical conditions difficult to reach by the network. Due to these circumstances the exchange of information becomes a difficult thing to do. Delay tolerant network (DTN) is a network that can operate at great distances. Internet connections can be present in backward areas though indirectly. Delay tolerant networks can also transmit data packets on networks that have difficult terrain or not continuously available connections. The delay tolerant network architecture implements the method of saving and forwarding messages by using a new protocol layer called bundle layer. One developer of delay tolerant networks is IBR-DTN. IBR-DTN is an efficient software for embedded systems. There are several previous studies related to data transmission based on tolerable network tolerance. However, in this study researchers used the flooding algorithm to conduct research on the analysis of data transmission in remote areas using two moving nodes based on toler tolerance network with flooding algorithm. In this study used two moving nodes to view the broadcast process of the routing flooding algorithm. The two nodes are used to see the effect on time, which is required when sending data from village to city. There are three tests for predefined scenarios, including data transmission with two Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya 2882

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2883 moving nodes, data transmission with one node moving disconnected, sending data using multiple files. The test results obtained are simulations built to make data transmission with the state there are two moving nodes or there is only one moving node. Despite having longer required data transfer, if the data is small (not more than 5 files, with a size of 1 to 5 Mb) with one intermediate node, the probability of data reaching the destination is smaller than the two moving nodes. Keywords: DTN, bundle, flooding algorithm, ibr-dtn 1. Pendahuluan Pada era perkembangan teknologi informasi saat ini, kebutuhan akan pertukaran informasi menjadi semakin tinggi. Pertukaran data juga diperlukan di daerah terpencil, akan tetapi dikarenakan daerah terpencil merupakan daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan, dan hutan). Dikarenakan daerah terpencil memiliki karakteristik geografi tersebut. Hal itu menyebabkan daerah terpencil tidak dapat dijangkau pertukaran informasi. Delay tolerant network merupakan sebuah jaringan yang dapat beroperasi pada jarak yang sangat jauh. koneksi internet bisa dihadirkan di daerah tertinggal meskipun secara tidak langsung. Delay tolerant network adalah arsitektur jaringan untuk menyediakan solusi bagi jaringan yang memiliki konektivitas yang terputus-putus, long delay, kecepatan data yang berbeda dan tingkat kesalahan yang tinggi (Siswanti, 2013). Arsitektur DTN mengimplementasikan metode simpan dan teruskan pesan dengan menggunakan lapisan protokol baru yang disebut lapisan bundle. Adapun penelitian sebelumnya yang terkait pengiriman data berbasis DTN. Yaitu penelitian yang berjudul Analisis Penggunaan Protokol Routing Prophet pada IBR-DTN untuk Sistem Berbagi Informasi Digital di Daerah Terpencil (Magdalena, 2014). Pada penelitian ini membahas tentang peforma pengiriman file dengan konektifitas terbatas pada IBR-DTN dengan menggunakan protokol routing prophet. Penelitian lain terkait pengiriman data dengan jaringan DTN adalah Analisis Kinerja dan Peforma Pengiriman File Hasil Tangkapan Kamera dengan IBR-DTN (Hidayat, 2017). Pada penelitian di atas, kedua peneliti menggunakan protokol routing yang sama yaitu menggunakan prophet. Akan tetapi, pada penelitian kali ini peneliti menggunakan algoritme flooding untuk melakukan penelitian tentang Analisis Pengiriman Data di Daerah Terpencil Menggunakan Dua Node Bergerak Berbasis Delay Tolerant Network (DTN) dengan Algoritme flooding. Peneliti mengasumsikan terdapat dua node yang bergerak dari desa ke kota, node bergerak diibaratkan sebuah mobil perangkat desa yang memiliki tugas sebagai alat trasnportasi. Pada penelitian ini menggunakan dua node bergerak untuk melihat proses broadcast dari algoritme routing flooding. Dua node tersebut digunakan untuk melihat pengaruh terhadap waktu, yang diperlukan ketika melakukan pengiriman data dari desa ke kota. Berdasarkan latar belakang tersebut maka diambil rumusan masalah yang diantaranya adalah Bagaimana membangun jaringan delay tolerant network dengan dua node tetap dan 2 node bergerak menggunakan algoritme flooding. Lalu bagaimana hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman data. Maka tujuan yang ingin dicapai pada pembuatan skripsi ini adalah membangun jaringan delay tolerant network dengan dua node tetap dan 2 node bergerak menggunakan algoritme flooding. Serta, mengetahui hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman data. 2. Metodologi START Studi Literatur Perancangan Implementasi Sistem Pengujian dan Analisis Sistem Kesimpulan END Gambar 1. Diagram alir penelitian

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2884 2.1. Kebutuhan Simulasi Analisis kebutuhan didapat dari hasil studi literatur yang sudah disusun menjaid dasar dasar teori yang menunjang penelitian. Kebutuhan dari penelitian ini dibagi menjadi kebutuhan perangkat keras dan perangkat lunak 2.1.1. Perangkat Keras Dalam membangun infrastruktur penelitian ini diperlukan 4 buah raspberry pi. Dalam penelitian ini 2 buah raspberry pi 2 model B sebagai pengirim dan penerima data, sedangkan 1 raspberry 2 model B dan 1 buah raspberry 3 model B sebagai router. Spesifikasi dari masing masing node yang akan digunakan adalah sebagai berikut : 1. Raspberry 2 model B : Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7 RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 8GB 2. Raspberry 2 model B : Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7 RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 8GB 3. Raspberry 3 model B : Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7 RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 8GB 4. Raspberry 2 model B : Processor : ARM 900MHz quad-core ARM Cortex-A7 RAM : 1GB Interface : Wireless LAN Wifi : 802.11 Hardisk : SD Card 32GB 2.1.2. Perangkat Lunak Perangkat lunak yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah IBR-DTN. Karena IBR- DTN salah satu perangkat lunak yang mendukung DTN. Perangkat lunak lain yang dibutuhkan adalah hostapd dan isc-dhcp-server, dimana kedua perangkat lunak tersebut berfungsi untuk membuat jaringan access point yang akan digunakan sebagai jaringan penghubung antar node DTN. IBR-DTN diterapkan pada masing-masing node (, node1, node2, ). Untuk menghubungkan node-node tersebut agar dapat melakukan komunikasi, dibutuhkan suatu proses routing. Algoritme flooding digunakan sebagai protokol untuk menghubungkan nodenode tersebut. Flooding merupakan salah satu modul protokol routing yang disediakan oleh IBR-DTN. 2.2. Lingkungan Penelitian Daerah terpencil merupakan daerah yang sulit dijangkau karena berbagai sebab seperti keadaan geografi (kepulauan, pegunungan, daratan, hutan dan rawa). Dimana pada daerah tersebut terdapat akses koneksi yang terbatas. bergerak menuju desa Pengiriman Data dari menuju Acces Gambar 2. Lingkungan penelitian Pada Gambar 2 terdapat dua node tetap yaitu dan yang tidak terhubung secara langsung, untuk dapat saling melakukan pertukaran data dibutuhkan infrastruktur jaringan. NodeDesa dan digunakan sebagai pengirim dan penerima data, raspberry pi sebagai dan. Serta terdapat dua node DTN bergerak diantara dan yaitu node1 dan node2 yang juga merupakan raspberry pi. Dua node bergerak tersebut diletakkan pada mobil perangkat desa. Kedua node DTN bergerak tersebut dalam waktu tertentu dapat berjalan dari ke atau sebaliknya. Ketika akan melakukan pengiriman data ke. NodeDesa akan melakukan broadcast ke semua neighboor yang dikenali oleh. Dikarenakan proses forwading pesan dari ke menggunakan protokol routing flooding pada IBR-DTN. Ketika mobil yang menjadi node1 dan node 2 mendekati dan dikenali sebagai neighboor, maka melakukan broadcast data ke node bergerak (node1 dan node2). Apabila mobil sebagai node bergerak mendekati dan mengenali sebagai neighboor, maka data tersebut juga di broadcast ke. Broadcast terus dilakukan sampai mengetahui bahwa data tersebut

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2885 ditujukan untuk sendiri 2.3. Pengujian dan Analisis Sistem Dalam pengujian terdapat beberapa parameter yang digunakan saat proses pengujian. Parameter-parameter tersebut digunakan untuk pengujian analisis efek jumlah file terhadap delivery ratio. Parameter pengujian tersebut terdapat dalam tabel 1. Tabel 1. Parameter Pengujian Parameter Nilai 1 node Nilai 2 node Jumlah 5 kali 5 kali pengujian Protokol routing Flooding Flooding Jumlah node 1 node 2 node bergerak Range 10 m 10 m pengujian Besar file 1-5 Mb 1-5 Mb Untuk menganalisis performasi dari flooding sebagai routing dalam penelitian ini, dibutuhkan metrik yang dapat digunakan untuk mengukur performasi. Metrik yang digunakan adalah rata-rata delay dan delivery ratio. Rata-rata delay digunakan untuk mengukur waktu rata-rata yang ditempuh file, ketika file dikirim sampai file tersebut sampai di tujuan dan diterima. Delivery ratio digunakan untuk mengukur rasio dari jumlah data yang terkirim ke tujuan, terhadap jumlah dari data yang dikirim pada pengirim data pada waktu tertentu. Pengujian dilakukan setelah proses implementasi, dilakukan proses pungujian untuk melihat pengaruh pengiriman data terhadap waktu dan memastikan apakah sistem berjalan sesuai tujuan. Terdapat tiga pengujian untuk skenario yang telah ditentukan, yaitu : 1. Pengiriman data dengan dua node bergerak 2. Pengiriman data dengan satu node bergerak terputus 3. Pengiriman data menggunakan multiple file 3. Perancangan dan Implementasi 3.1. Implementasi Hasil dari perancangan yang telah dilakukan menghasilkan landasan dasar implementasi. Implementasi dilakukan pada perangkat keras dan perangkat lunak yang telah disiapkan. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada proses implementasi ini adalah IBR-DTN. 3.1.1. Access Untuk menghubungkan antar node agar saling terhubung, maka diperlukan sebuah jaringan yang akan menghubungkan masingmasing node tersebut. Pada penelitian ini menggunakan jaringan access point yang akan menghubungkan node-node agar dapat melakukan pengiriman data. 3.1.2. Instalasi dan Konfigurasi IBR-DTN IBR-DTN adalah adalah salah satu perangkat lunak pengembangan dari delay tolerant network.untuk dapat saling mengirim dan menerima informasi dalam keadaan jaringan yang tidak selalu ada koneksi secara terus menerus. Instalasi IBR-DTN dilakukan di setiap raspberry pi yang akan menjadi node. Sebelum menjalankan IBR-DTN diperlukan beberapa konfigurasi, agar dapat menggunakan IBR-DTN sesuai kebutuhan. Konfigurasi dilakukan dengan cara mengedit file konfigurasi ibrdtn.conf yang berada di /etc/ibrdtn. 4. Pengujian dan Hasil Analisis 4.1. Pengujian Pengujian dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi dan mengetahui reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding. Pengujian ini melakukan pengiriman data dengan menggunakan flooding sebagai protokol. Untuk dapat melakukan pengiriman data melalui IBR-DTN maka pada dibuat folder outbox dan mengaktifkan fungsi folder outbox sebagai pengirim file. Berbeda dengan dibuat folder inbox untuk menerima file dan mengaktifkan fungsi folder inbox tersebut. Adapun beberapa pengujian menggunakan skenario, skenario pengujian yang telah dirancang sebelumnya antara lain adalah pengujian pengiriman data semua node terhubung, pengujian pengiriman data dengan satu node bergerak terputus, dan yang terakhir koneksi terputus ditengah pengiriman data.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2886 4.1.1 Pengujian Pengiriman Data dengan Dua Node Bergerak Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari menuju ke. Data dikirim dari melalui node1 dan node2. Pada pengujian pengiriman data menggunakan algoritme flooding, pengujian skenario 1 (pertama) di ilustrasikan pada Gambar 3. bergerak menuju desa Acces skenario pertama ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding. Ketika melakukan pengiriman dari ke. 4.1.2 Pengujian Pengiriman Data Dengan Satu Node Bergerak Terputus Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari menuju ke. Data dikirim dari melalui node1 dan node2. Pada pengujian pengiriman data menggunakan algoritme flooding, pengujian skenario 2 (kedua) di ilustrasikan pada Gambar 4. Acces Access dan bergerak menuju ke Kota bertemu dan bergerak menuju ke Kota Access Access Gambar 3. Ilustrasi pengujian skenario pertama Pada skenario pertama, node2 yang merupakan node bergerak berada di area desa. Sedangkan node1 yang merupakan node bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika melakukan pengiriman data sebesar 1 Mb menuju ke, akan melakukan broadcast data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan node yang masih di kenali atau menjadi neighboor di, akan tetapi ketika node1 mendekati dan berada di area desa. akan melakukan broadcast data ke semua node bergerak yang menjadi neighboor. Setelah node bergerak berada di area desa, node bergerak mulai melakukan perjalanan selama 3 menit mendekati. Setelah mendekati dan berada di area kota, node bergerak akan mengenali sebagai neighboor dan akan melakukan broadcast data kembali. Pengujian dengan menggunakan Access Gambar 4. Ilustrasi pengujian skenario kedua Pada skenario kedua, node2 yang merupakan node bergerak berada di area desa. Sedangkan node1 yang merupakan node bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika melakukan pengiriman data sebesar 1 Mb menuju ke, akan melakukan broadcast data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan node yang masih di kenali atau menjadi neighboor di, akan tetapi ketika node2 mendekati node1 dan node1 mulai mendekati node2. akan mendapatkan broadcast data dikarenakan menjadi neighboor node1. Setelah 3 menit node bergerak mulai melakukan perjalanan mendekati.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2887 Setelah mendekati dan berada di area kota, node bergerak akan mengenali sebagai neighboor dan akan melakukan broadcast data kembali. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan node2 mangalami putus koneksi. Pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding hanya menggunakan satu node bergerak saja. Ketika melakukan pengiriman dari ke. 4.1.3 Pengujian Pengiriman Data Menggunakan Multiple file Pada pengujian ini data dikirim melalui jaringan DTN dari menuju ke. Data dikirim dari melalui node1 dan node2. Pada pengujian pengiriman data menggunakan algoritme flooding, pengujian skenario 3 (ketiga) di ilustrasikan pada Gambar 5. Access dan bergerak menuju ke Kota bergerak menuju desa Acces Acces di kenali atau menjadi neighboor di. Kemudian node1 mendekati, maka node 1 akan mendapatkan broadcast data dikarenakan menjadi neighboor. Setelah 3 menit node bergerak melakukan perjalanan mendekati. Pengujian pada skenario tiga memiliki tahapan yang sama seperti skenario pertama. Perbedaannya terdapat pada data yang dikirim, pada skenario ini data yang dikirim lebih dari dua. Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file). 4.2. Hasil Analisis 4.2.1 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data Semua Node Terhubung Pengujian pengiriman data menggunakan algoritme flooding. Pengujian skenario pertama ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding. Ketika melakukan pengiriman dari ke. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan ukuran mulai dari 1 MB sampai dengan 5 MB. Rata-rata delay dihitung mulai dari data dikirim dari, kemudian dikirim melalui dua node bergerak (node1 dan node2) sampai data tersebut sampai di. Berikut hasil dari penelitan tersebut : Tabel 2. Hasil penelitian skenario pertama Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s) 1 387 2 445 3 999 4 1506 5 2200 Gambar 5. Ilustrasi pengujian skenario ketiga Pada skenario ketiga, node1 yang merupakan node bergerak berada di area desa. Sedangkan node2 yang merupakan node bergerak yang lain sedang berada di tengah perjalanan. Ketika melakukan pengiriman data dengan jumlah file lebih dari dua menuju ke, akan melakukan broadcast data ke node2. Dikarenakan node2 merupakan node yang masih Gambar 6. Grafik penelitian skenario pertama Dari Gambar 5.4 dapat terlihat bahwa nilai rata-rata delay pada ukuran data 1 MB lebih cepat dibandingkan dengan ukuran data yg lebih

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2888 besar. Hal itu disebabkan karena ketika node melakukan pengiriman bundle, bundle yang dikirim akan di forward dengan cara broadcast ke semua jalur atau neighboor yang dikenali. Apabila saat melakukan pengiriman data terdapat dua jalur seperti pengujian skenario pertama. Maka saat bundle tersebut dikirim, bundle akan di broadcast ke dua jalur yang dikenali tersebut. Dengan melakukan proses broadcast, bundle yang dikirim ke node lain tersebut bukan hanya data asli melainkan ada bundle lain. Bundle memiliki ukuran yang sama dengan ukuran data asli. Sehingga, ketika terdapat node yang melakukan broadcast ke node lain ukuran dari bundle tersebut mempengaruhi bandwith yang terdapat pada jalur node. Pada pengujian dengan menggunakan skenario pertama ini terdapat sebagai node pengirim. Dimana saat melakukan pengiriman menuju, terdapat dua node bergerak yang bertugas sebagai penghubung antara penerima dan pengirim. Ketika melakukan pengiriman data menuju, melakukan broadcast data menuju node2 dan node1. Proses broadcast data tersebut, yang dikirim ke node2 dan node1 merupakan bundle. Bundle yang dikirim bukan hanya berupa bundle asli melainkan terdapat juga bundle lain dengan ukuran yang sama. Proses broadcast pada algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith node penuh. Terlebih lagi bundle yang di broadcast memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node tujuan. Tabel 3. Delivery Ratio Skenario Pertama Ukuran Delivery Ratio Data (Mb) NodeKota 1 1 1 1 2 1 1 1 3 1 1 1 4 1 1 1 5 1 1 1 Dari tabel 3. dapat dilihat bahwa nilai delivery ratio dari node2, node1, dan memiliki nilai yang sama. Pada pengujian memiliki jumlah data 1 dengan ukuran data dari 1 sampai 5 Mb. Pada node2 delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 sampai 5 Mb. Kemudian, pada node1 delivery ratio juga bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran yang sama 1 sampai 5 Mb. Sama halnya dengan node2 dan node1, nilai delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 sampai 5 Mb. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario pertama yaitu dengan menggunakan perantara dua node bergerak. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar. 4.2.2 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data dengan Satu Node Bergerak Terputus Pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini juga dilakukan untuk mengetahui pengaruh watu yang terjadi, pada saat proses broadcast menggunakan flooding akan tetapi hanya menggunakan satu node bergerak saja ketika melakukan pengiriman dari ke. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan ukuran mulai dari 1 MB sampai dengan 5 MB. Rata-rata delay dihitung mulai dari data dikirim dari, kemudian dikirim melalui dua node bergerak (node1 dan node2) sampai data tersebut sampai di. Berikut hasil dari penelitan tersebut : Tabel 4. Hasil penelitian skenario kedua Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s) 1 1487 2 996 3 670 4 519 5 377 Gambar 7. Grafik penelitian skenario kedua Berbeda dengan hasil skenario pertama, dapat terlihat pada gambar 5.26 bahwa nilai ratarata delay pada ukuran data 1 MB lebih lama dibandingkan dengan ukuran data yg lebih besar.

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2889 Hal itu disebabkan karena jalur node untuk melakukan forward bundle dengan cara broadcast ke jalur atau neighboor yang dikenali hanya terdapat satu jalur. Maka saat bundle tersebut dikirim, bundle akan di broadcast ke jalur node 2 saja. Dimana pada node1 saat melakukan pengiriman ke mengalami putus koneksi. Dengan melakukan proses broadcast, bundle yang dikirim bukan hanya data asli melainkan ada bundle lain seperti halnya pada pengujian pada skenario pertama. Bundle memiliki ukuran yang sama dengan ukuran data asli. Sehingga, ketika terdapat node yang melakukan broadcast ke node lain ukuran dari bundle tersebut mempengaruhi bandwith yang terdapat pada jalur node. Dimana pada skenario kali ini hanya terdapat satu jalur penghubung menuju node tujuan. Pada pengujian dengan menggunakan skenario kedua ini terdapat sebagai node pengirim. Dimana saat melakukan pengiriman menuju, hanya terdapat satu node bergerak yang bertugas sebagai penghubung antara penerima dan pengirim. Ketika melakukan pengiriman data menuju, melakukan broadcast data menuju node2. Proses broadcast data tersebut berupa bundle, Bundle yang dikirim bukan hanya berupa bundle asli melainkan juga terdapat bundle lain dengan ukuran yang sama. Proses broadcast pada algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith node penuh. Terlebih lagi bundle yang di broadcast memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node tujuan dan node penghubung antar pengirim dan penerima hanya terdapat satu node. Oleh karena itu berbeda dengan penelitian skenario pertama. Dapat dilihat dari hasil penelitian skenario kedua, dimana terdapat satu buah jalur penghubung anatar dengan. Pada penelitian kali ini data dengan ukuran 1 Mb memiliki delay yang lebih besar, dibandingkan dengan ukuran data yang lebih besar lainnya. Semakin kecil ukuran data yang di broadcast, maka jalur bandwith akan dipenuhi dengan broadcast bundle dengan sangat cepat. sehingga menyebabkan proses delay yang lebih panjang. Sedangkan dengan ukuran bundle yang lebih besar. Maka delay yang terjadi akan semakin kecil, dikarenakan jalur bandwith tidak dipenuhi broadcast data yg banyak. Tabel 5. Delivery Ratio Skenario Kedua Ukuran Delivery Ratio Data NodeKota (Mb) 1 1 0,33 0,33 2 1 0,33 1 3 1 0,33 1 4 1 0,33 1 5 1 1 1 Dari tabel 5. dapat dilihat bahwa nilai delivery ratio dari node2, node1, dan memiliki nilai yang berbeda. Pada pengujian memiliki jumlah data 1 dengan ukuran data dari 1 sampai 5 Mb. Pada node2 delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 sampai 5 Mb. Kemudian, pada node1 delivery ratio juga bernilai 0,33 dari jumlah data 1 dengan ukuran yang 1 sampai 4 Mb. Pada node1 ukuran data 5 Mb dengan jumlah data 1 memiliki delivery ratio bernilai 1. Sedangkan, nilai delivery ratio bernilai 0,33 dari jumlah data 1 dengan ukuran 1 Mb. Pada pegiriman ukuran 1 Mb terdapat deleted bundle sehingga menyebabkan bundle yang diterima node1 berkurang. Berbeda dengan ukuran 1 Mb, nilai delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 1 dengan ukuran 2 sampai 5 Mb. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario kedua yaitu dengan menggunakan perantara satu node bergerak. Saat melakukan pengiriman data node1 mengalami putus koneksi di tengah pengiriman data. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak. 4.2.3 Hasil Analisis Pengujian Pengiriman Data Menggunakan Multiple file Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file). Pada pengujian skenario ketiga sama dengan pengujian skenario pertama, perbedaanya terdapat pada jumlah file yang dikirim serta ukuran file yang dikirim dari. Pengujian ini dilakukan dengan melakukan pengiriman data dengan satu kali pengiriman data yang memiliki jumlah file 5 buah, dengan ukuran masing-masing file berbeda. Berikut

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2890 hasil dari penelitan tersebut : Tabel 6. Hasil penelitian skenario ketiga Ukuran Data (Mb) Rata-rata Delay (s) 15 (dengan jumlah file 5 45953 buah) Pada pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini memiliki kesamaan proses broadcast pada skenario pengujian pertama. Perbedaan pada pengujian kali ini terdapat pada jumlah data yang dikirim. Dimana pada percobaan pertama terdapat 1 file dengan ukuran yang berbeda-beda. Sedangkan, pada proses pengujian kali ini terdapat 5 file dengan ukuran berbeda-beda yang dikirim secara bersamaan dari menuju. Proses broadcast data yang dilakukan juga sama dengan pengujian skenario pertama. Akan tetapi, pada skenario ketiga terdapat beberapa bundle Expired yang terdapat pada log node1. Proses broadcast pada algoritme flooding tidak dijalankan sekali, akan tetapi proses ini berlangsung secara terus menerus hingga terdapat node yang dikenali sebagai node tujuan. Pada proses broadcast secara terus menerus tersebut, dapat menyebabkan jalur bandwith node penuh. Terlebih lagi bundle yang di broadcast memiliki ukuran asli dari data yang dikirimkan untuk node tujuan. Sehingga menyebabkan delay yang besar pada skenario ketiga. Pengujian dengan menggunakan skenario ketiga ini dilakukan untuk mengetahui reliable jaringan DTN menggunakan algoritme flooding, dengan cara melakukan pengiriman data lebih dari dua file (multiple file). Dapat dilihat pada Gambar walaupun memiliki ratarata delay yang cukup panjang, semua data yang dikirim oleh dapat diterima oleh. Tabel 7. Delivery Ratio Skenario Ketiga Ukuran Delivery Ratio Data NodeKota (Mb) 15 1 1 1 Dari tabel 7. dapat dilihat bahwa nilai delivery ratio dari node2, node1, dan memiliki nilai yang sama. Pada pengujian memiliki jumlah data 5 dengan ukuran data dari 15 Mb. Pada node2 delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran 15 Mb. Kemudian, pada node1 delivery ratio juga bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran yang sama 15 Mb. Sama halnya dengan node2 dan node1, nilai delivery ratio bernilai 1 dari jumlah data 5 dengan ukuran 15 Mb. Hal ini dikarenakan, dengan menggunakan pengujian skenario ketiga yaitu dengan menggunakan perantara dua node bergerak seperti pada skenario pertama. Meskipun memiliki transfer data yang dibutuhkan lebih lama, jika data berjumlah lebih dari satu (5 file, dengan ukuran bervareasi dari 1 Mb sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar. 5. Kesimpulan Dari hasil implementasi, pengujian dan analisis hasil pengujian yang telah dilakukan. Dapat disimpulkan bahwa : 1. Untuk membangun Delay tolerant network dengan dua node tetap dan 2 node bergerak menggunakan algoritme routing flooding. Perangkat keras yang digunakan yaitu Raspberry pi. Terdapat 4 buah raspberry pi yang digunakan sebagai, node2, node1, dan. Pada masing-masing raspberry pi dilakukan installasi perangkat lunak OS raspbian, ibr-dtn dan untuk node bergerak yaitu node2 dan node1 dilakukan installasi Hostapd dan udhcpd untuk access point yang akan menghubungkan nodenode agar dapat melakukan pengiriman data. Setelah melakukan installasi, maka dilakukan konfigurasi dengan cara mengedit file konfigurasi ibrdtn.conf yang berada di /etc/ibrdtn. Terdapat beberapa line yang harus diperhatikan saat melakukan konfigurasi salah satunya tipe algoritme routing. Pada penelitian ini tipe routing diubah menjadi flooding. Untuk konfigurasi ibr-dtn pada setiap node dapat dilihat pada bab 4 subab 4.2.2 diimplementasi. Setelah itu dibangun sebuah topologi dan membuat simulasi skenario untuk melakukan pengujian pengiriman data yang dijelaskan pada bab 5. 2. Hasil analisis pengiriman data apabila koneksi putus ditengah pengiriman dibagi menjadi tiga skenario, sebagai berikut : Pada skenario pertama, pengiriman data menggunakan dua node bergerak memiliki hasil nilai rata-rata delay dan nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan dua node bergerak, semakin kecil

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2891 ukuran data maka semakin kecil ratarata delay yang di dapat. Sedangkan nilai delivery ratio untuk data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar. Pada skenario kedua, pengiriman data menggunakan dua node bergerak memiliki hasil nilai rata-rata delay dan nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan satu node bergerak, semakin kecil ukuran data maka akan semakin besar rata-rata delay yang didapat. Sedangkan nilai delivery ratio untuk data berjumlah sedikit (1 file, dengan ukuran 1 sampai 5 Mb) dengan satu node perantara maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih kecil dibandingkan dengan dua node bergerak. 3. Pada skenario ketiga, pengiriman data menggunakan dua node bergerak jumlah file 5 dengan masing-masing ukuran 1 sampai 5 memiliki hasil nilai rata-rata delay dan nilai delivery ratio. Ketika melakukan pengiriman data dengan menggunakan dua node bergerak. Terdapat rata-rata delay yang besar saat melakukan pengiriman data dengan jumlah 5 dengan ukuran data 1 sampai 5 Mb. Sedangkan nilai delivery ratio, meskipun memiliki rata-rata delay lebih lama, jika data berjumlah lebih dari satu (5 file, dengan ukuran bervareasi dari 1 Mb sampai 5 Mb) dengan dua node bergerak maka kemungkinan data sampai ke tujuan lebih besar. Berbasis Delay tolerant network (DTN). Universitas Brawijaya. Malang. Magdalena. 2014. Analisis Penggunaan Protokol Routing Prophet Pada IBR- DTN untuk Sistem Berabagi Informasi Digital di Daerah Pedalaman. Universitas Brawijaya. Malang. Hidayat, Abid. 2017. Analisis Kinerja Dan Performansi Pengiriman File Hasil Tangkapan Kamera Dengan IBR-DTN. Universitas Brawijaya. Malang. 6. Daftar Pustaka Rahmania, Lidya Amalia.2013. Penerapan Delay tolerant network (DTN) untuk Sistem Konsultasi Kesehatan Jarak Jauh Berbais Web. Universitas Brawijaya. Malang. Widhiarti, Yuniar Ratna.2013. Digital Repository Materi Pembelajaran Bagi Daerah Tertinggal Berbasis Delay tolerant network (DTN). Universitas Brawijaya. Malang. Pratama, Dimas Aji. 2015. Sinkronisasi Database pada Aplikasi E-Sensus untuk Pendataan Warga di Daerah Terpencil