BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunitas merupakan daya tahan tubuh. Sistem imun adalah jaringan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasukan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

ASPEK MEDIS DAN KEAMANAN VAKSIN KOMBINASI PENTABIO. Dominicus Husada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin kedalam tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pencegahan terhadap penyakit tetanus. Untuk mencegah tetanus neonatorum (TN) ibu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif untuk bayi dari segi biaya (Wahab, 2000).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan bayi dan anak dengan. memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari sudut pandang biologis semua

DAN INFORMASI KESEHATAN SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MALANG 2011/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

UPAYA PROMOSI DAN PREVENTIVE KESEHATAN BAYI DAN ANAK

BAB II. PEMBAHASAN MASALAH & SOLUSI MASALAH PERANCANGAN KAMPANYE PENGGUNAAN VAKSIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Konsep dan Aplikasi Imunisasi. dr. Riska Yulinta Viandini

Kata Kunci: Pengetahuan, KIPI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN PRAKTIK IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI USIA 9-12 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOJONG II KABUPATEN PEKALONGAN

Lalu, kekebalan seperti apa yang dimiliki bayi di bulan-bulan pertamanya?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Faktor faktor yang Memengaruhi Ibu dalam Pemberian Imunisasi Dasar

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

IMUNISASI SWIM 2017 FK UII Sabtu, 14 Oktober 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Balita (AKBA) di Indonesia telah menurun, dimana rata-rata

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit TB disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

BAB I PENDAHULUAN. terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi penyakit. Imunisasi yang

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2005). Imunisasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian bayi dan balita (bayi dibawah lima tahun) adalah

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2. Apa saja program imunisasi dasar lengkap yang ibu ketahui? a. BCG b. DPT c. Polio d. Campak e. Hepatitis B

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI DPT

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA ANAK BALITA DI KELURAHAN PESURUNGAN KIDUL KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi adalah prosedur yang dilakukan untuk memberikan kekebalan. tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan vaksin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai ciri khas yang berbeda-berbeda. Pertumbuhan balita akan

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5 Imunisasi Dasar Lengkap Terbaru Untuk Bayi Beserta Jadwal Pemberiannya

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disertai muntah (Sakinah dan Arifianto, 2001). bentuk dan konsistensi tinja penderita (Harianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan luar. Suhu yang dimaksud adalah

Imunisasi PPI: Program imunisasi nasional

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA dan pada tahun 1990, kita telah mencapai status Universal Child

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

BAB II TINJAUAN TEORI. meningkatkan kekebalan tubuh seseorang terhadap suatu. terbentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang ahli perilaku mengatakan bahwa perilaku merupakan hasil

suatu penyakit, jika suatu saat dia terkena penyakit yang sama maka tubuhnya sudah kebal terhadap penyakit tersebut (Matondang & Siregar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Media tertentu 1. udara (TBC, Influenza dll), 2. tempat makan dan minum yang kurang bersih pencuciannya (Hepatitis, Typhoid/Tifus dll), 3.

Ike Ate Yuviska(¹), Devi Kurniasari( 1 ), Oktiana (2) ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Milenium atau lebih dikenal dengan istilah Millenium Development

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

BAB I PENDAHULUAN. Imunisasi merupakan hal yang wajib diberikan pada bayi usia 0-9

BAB I PENDAHULUAN. setidaknya 50% angk kematian di Indonesia bisa dicegah dengan imunisasi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. demam, batuk, coryza/pilek, konjungtivitis dan bintik-bintik kecil dengan bagian

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERHADAP STATUS IMUNISASI BAYI DI GAMPONG UJONG TANOH DARAT KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mengancam jiwa (Ranuh, dkk., 2001, p.37). dapat dijumpai pada 5% resipien, timbul pada hari 7-10 sesudah imunisasi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Negara, juga merupakan salah satu indikator yang paling sensitif dalam

DWI AGUNG RIYANTO* ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. IMUNISASI 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi adalah suatu tindakan memberikan perlindungan atau kekebalan dengan cara memasukkan vaksin ke dalam tubuh. Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk menurunkan angka kematian bayi dan balita. Tujuan lain adalah agar bayi dan balita terhindar dari serangan penyakit atau minimal menderita sakit ringan 2. Sesuai dengan program pemerintah (Depkes) tentang Program Pengembangan Imunisasi (PPI) maka anak diharuskan mendapat perlindungan terhadap 7 jenis penyakit utama yaitu : Penyakit TBC, difteria, tetanus, batuk rejan, poliomyelitis, campak dan hepatitis B. Imunisasi lain yang dianjurkan di Indonesia pada saat ini terhadap penyakit gondong dan campak jerman (dengan pemberian vaksin MMR), tifus, radang selaput otak oleh kuman Haemophilus influenzae tipe B (HiB), Hepatitis A, Cacar air dan rabies 2. 2. Jenis Imunisasi Tujuan utama imunisasi atau vaksinasi ialah prosedur untuk meningkatkan derajat Imunitas, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi respon memori terhadap patogen tertentu atau toksin dengan menggunakan preparat antigen non virulen atau non toksin 2. Imunitas (kekebalan) harus dipacu terhadap jenis antibodi (sel imun yang benar). Antibodi yang diproduksi oleh imunisasi harus efektif terutama terhadap mikroba ekstraseluler dan produknya (toksin). Antibodi mencegah adherens atau efek yang merusak sel dengan menetralisasi toksin (diphtheria, clostridium) 2. Ada dua jenis imunisasi yaitu: imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi aktif adalah Kekebalan yang diperoleh, dimana tubuh orang tersebut aktif membuat zat anti sendiri. Sedangkan imunisasi pasif adalah 4

kekebalan yang diperoleh. karena orang tersebut mendapatkan zat anti dari luar dengan cara penyuntikan bahan /serum yang telah mengandung zat anti 2. 3. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan macam vaksinnya. a. 7 macam penyakit berbahaya yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu: Penyakit TBC, Penyakit DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus), Campak, Polio dan Hepatitis B. b. Pengertian Vaksin adalah Bahan yang terbuat dari kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan 2. 4. Penyakit Difteria, Pertusis, Tetanus a. Penyakit Difteria Adalah Penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang disebut Corynebacterium diphtheriae yang sifatnya ganas dan mudah menular. 1) Gejala-gejalanya: menderita demam tinggi, terlihat selaput putih kotor pada tonsil (amandel)/ tenggorok. 2) Cara imunisasi: Pemberian imunisasi diptheria dilakukan bersamasama dengan tetanus (vaksin DT) dan batuk rejan (vaksin DPT) sejak bayi berumur 2 bulan. 3) Kekebalan : Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteria cukup baik, yaitu sebesar 80-95 %. 4) Reaksi imunisasi : jarang terjadi, mungkin berupa demam ringan selama 1-2 hari. 5) Efek samping : biasanya tidak ada. 6) Indikasi kontra: hanya pada anak yang menderita demam tinggi atau sakit parah. 7) Jenis vaksin : Vaksin Difteria terbuat dari toksin kuman difteria yang telah dilemahkan (= toksoid). Biasanya diolah dan dikemas bersama-sama vaksin DT dan DPT. 5

b. Penyakit Pertusis (Batuk rejan) Adalah Penyakit yang disebabkan oleh kuman Bordetella Pertusis. Pertusis (batuk rejan ) disebut juga whooping cough lebih dikenal dengan batuk 100 hari. Pertusis berarti batuk yang sangat berat/ batuk intensif yang merupakan penyakit saluran pertnafasan akut yang dapat menyerang setiap orang yang rentan seperti anak yang belum diimunisasi / orang dewasa dengan kekebalan yang menurun.. 1) Gejala-gejalanya : anak tiba-tiba batuk keras secara terus menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah. 2) Cara imunisasi : Imunisasi dilakukan bersama dengan vaksinasi difteria dan tetanus, dengan cara penyuntikan vaksin DPT. 3) Kekebalan : Daya proteksi vaksin pertusis masih rendah, yaitu 50-60%. 4) Reaksi imunisasi: Reaksi akibat imunisasi dapat berupa demam selama 1-2 hari atau pembengkakan lokal di tempat suntikan. 5) Efek Samping : Walaupun jarang terjadi, mungkin dijumpai efek samping berupa kejang. 6) Kontra Indikasi: Imunisasi pertusis tidak boleh diberikan pada anak yang sakit parah, anak dengan gejala penyakit saraf atau anak yang pernah kejang.. 7) Jenis Vaksin: Vaksin terbuat dari Bordetella pertusis yang telah dimatikan. c. Penyakit Tetanus Adalah penyakit yang disebabkan oleh Clostridium tetani dengan tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa disertai gangguan kesadaran. Gejala-gejalanya adalah kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka, serta muka yang menyeringai serupa setan. 6

1) Cara imunisasi: Imunisasi dasar dan ulang pada anak diberikan sama dengan imunisasi difteria 2) Kekebalan: Daya proteksi vaksin tetanus sangat baik, yaitu sebesar 90-95% 3) Reaksi imunisasi: Reaksi akibat imunisasi aktif tetanus biasanya tidak ada. Mungkin terdapat demam ringan atau rasa nyeri, gatal dan pembengkakan ringan di tempat suntikan yang berlangsung selama 1-2 hari 4) Efek samping: Pada pemberian imunisasi pasif dengan ATS mungkin terjadi reaksi yang lebih serius,seperti gatal seluruh tubuh, nyeri kepala, bahkan renjatan (shock). 5) Kontra indikasi: Tidak ada, kecuali pada anak yang sakit parah. 6) Jenis vaksin: Seperti telah dikemukakan,dikenal dua jenis imunisasi, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif Pada imunisasi aktif: Menggunakan vaksin toxoid tetanus(vaksin DT dan vaksin DPT) Pada imunisasi pasif: Dengan menggunakan ATS (Anti Tetanus Serum) 5. Waktu Pemberian Imunisasi Pembagian imunisasi sebaiknya dilakukan tepat waktu. Jadwal imunisasi lengkap dapat dilihat pada tabel 2.1 Tabel 2.1 Waktu Pemberian Imunisasi Vaksin Pemberian Interval Umur Keterangan BCG 1 x - 4 minggu (min) 0-11 bulan Minimal, tidak ada batas maks. - DPT 3 x 4 minggu (min) 2-11 bulan Lengkap sebelum (Polio Opv) Campak Hepatitis B 4 x 1 x 3 x - 1 dan 6 bulan Disuntikkan pertama 0-11 bulan 9-11 bulan 0-11 bulan umur tahun - - Sumber : Jadwal pemberian imunisasi wajib di Indonesia (Program Peng. Imunisasi Depkes) 7

6. Bentuk Kegiatan Imunisasi Kegiatan imunisasi melalui kegiatan medis administrasi dan KIE. Bentuk kegiatan imunisasi secara lengkap dapat dilihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Bentuk kegiatan imunisasi Medis teknis Administrasi KIE 1. pemberian imunisasi 1. Pengumpulan data keluarga 1. Penyuluhan keluarga 2. pengobatan akibat sasaran. dan perorangan samping dan 2. Pencatatan Pelaporan hasil 2. Pembinaan organisasi komplikasi kegiatan imunisasi menggunakan 3. Pembinaan kader SP2 TP ( Sistem Pencatatan Pol TK Puskesmas ) 3. Pembuatan Laporan Kasus PD3I 4. Pembuatan Grafik PWS (Pemantauan Wilayah Setempat). 5. Supervisi internal menggunakan check list supervisi Sumber : Pedoman lokakarya mini pusat kesehatan masyarakat Depkes RI 1993. B. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Praktek Imunisasi 1. Pendidikan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, keluarga atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Ada beberapa unsur-unsur pendidikan yaitu : a) Input adalah sasaran pendidikan ( individu, keluarga dan masyarakat ) dan pendidikan ( pelaku pendidik ). b) Proses adalah upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain. c) Output adalah melakukan apa yang diharapkan atau perilaku. 2. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang dilakukan melalui proses penginderaan tehadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi 8

melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengamatan diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour ). Karena dari pengalaman dan pengetahuan ternyata perilaku didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan yang tetap dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan : a) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Misalnya : mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. b) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. c) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi ( sebenarnya ). d) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. e) Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. 9

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Tingkat pengetahuan Ibu mempengaruhi perilakunya. Makin tinggi tingkat pendidikan atau pengetahuannya makin tinggi kesadaran untuk mengimunisasikan bayinya. Apabila penerimaan perilaku baru ( adopsi perilaku ) dimana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaiknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. 3. Sikap (Attitude) Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus-stimulus tertentu yang dalam kehidupan seharihari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap proses social. Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok, yaitu : a. Kepercayaan ( Keyakinan ), ide dan konsep terhadap suatu objek. b. Kehidupan emosional atau evaluasi emonsional terhadap suatu objek. c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to be have). Sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu ; 1. Menerima (Recieving) Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). 2. Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Jika menjawab dari pertanyaan tersebut maka berarti bahwa orang menerima ide tersebut. 10

3. Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah tertentu merupakan indikasi dari sikap tingkat tiga (kecenderungan untuk bertindak). 4. Bertanggung jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dilakukan dengan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden. C. Praktik atau Tindakan (Practice). Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over behaviour). Untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung/suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain ; fasilitas. Sikap ibu yang sudah positif terhadap imunisasi tersebut harus mendapat konfirmasi dari suaminya dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan dukungan (support) dari pihak lain, misalnya suami atau isteri, orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung praktek keluarga berencana. 1. Tingkat-tingkat Praktek : a. Persepsi (Persepsion) Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. b. Respon Terpimpin (Guided Respons) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. 11

c. Mekanisme (Mechanism) Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu yang benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah mencapai praktek tingkat tiga. d. Adaptasi (Adaptation) Adaptasi adalah praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri tanpa mengurang kebenaraan tindakannya tersebut. Pengukuran praktek dapat dilakukan secara tidak langsung yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu (recall). 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menurut Green a. Faktor Predisposisi (Predisposing factor) Adalah faktor-faktor yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dsb b. Faktor Pendukung (Enabling factor) Adalah faktor-faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana kesehatan, misalnya sarana air bersih seperti jamban, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja sarana kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, obat-obatan, ketersediaan makanan bergizi, dsb. c. Faktor Pendorong (Reinforcing factor) Adalah Faktor yang meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas kesehatan. 12

D. Kerangka Teori Pendidikan Error! Predisposing Factor = - Pengetahuan ibu tentang Imunisasi - Sikap ibu Enabiling Factor = - Fasilitas Praktek Mengimunisasikan Bayi Reinforcing Factor = - Sikap petugas - Perilaku petugas Sumber : Modifikasi Teori Lawrence Green (1980) 13. E. Kerangka Konsep Pendidikan Ibu Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Praktek Ibu Mengimunisasikan Bayi Sikap Ibu Tentang Imunisasi 13

F Hipotesa 1. Ada hubungan antara pendidikan ibu dengan praktik ibu dalam melakukan imunisasi DPT pada bayi. 2. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan praktik ibu dalam melakukan imunisasi DPT pada bayi. 3. Ada hubungan antara sikap ibu dengan praktik ibu dalam melakukan imunisasi DPT pada bayi. 14