BAB I PENDAHULUAN Konteks Penelitian. Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. konsumen, yaitu pada bagian sales product. Bagian ini terdiri dari beberapa divisi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Presentasi Diri Ayam Kampus Di Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. diajak bicara mempunyai kesan tertentu tentang si pembicara. Pengelolaan kesan

BAB I PENDAHULUAN. kemunculannya Instagram sudah mencuri perhatian para penggunanya, menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulis Judul Penelitian Tahun Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Review Hasil Penelitian Sejenis

BAB II DRAMATURGI: ERVING GOFFMAN. yang namanya teori dramaturgi, Dramaturgi adalah teori yang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. manusia, namun kita sering melupakan betapa besar peranannya.

Gambar 1.1 Gambar spoiler media sosial ask.fm Sumber :

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kuliah ke-8 Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana, Ph.D.

BAB V PENUTUP. maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : lebih terbuka dan lebih bersifat kekeluargaan. Hal tersebut dilakukan agar

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berjudul Presentation of Self in Everyday Life, yang diterbitkan tahun Istilah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gaya hidup baru. Terlebih lagi dengan pencintraan terhadap kebaya semikin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengetahui Front Stage dan Back Stage yang dibangun oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak

TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, manusia di dunia ini tidak dapat dilepaskan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

ABSTRAKSI JUDUL SKRIPSI

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Manusia tidak dapat menghindari interaksi sosial untuk mengungkapkan

BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengelolaan kesan sering kali dilakukan oleh orang-orang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. aktifitas presentasi diri Seleb Instagram Hijabers, bahwa :

IMPRESSION MANAGEMENT PADA AKTIVITAS PUBLIC RELATIONS OFFICER DALAM MERENCANAKAN PEMBENTUKAN CITRA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada dasarnya merupakan makhluk. berkomunikasi, baik itu verbal ataupun nonverbal. Hal yang sama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Seperti yang dikatakan oleh Stuart dan Sudeen (1998) dalam tulisan Muchlisin

PROFESSIONAL IMAGE. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations.

PROFESSIONAL IMAGE. Etiket dalam pergaulan (2): Berbicara di depan Umum, etiket wawancara. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Fokus Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penenlitian.. 7

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

Pendekatan Teoritik Dalam Komunikasi Politik. Oleh: Adiyana Slamet, S.IP., M.Si

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

Komunikasi dan Politik 1 Oleh : Adiyana Slamet, S.Ip., M.Si

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Public Relations (PR) berperan dalam menentukan seorang sosok brand ambassador

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

Interpretasi Diri Seorang Disc Jockey Perempuan. Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No. 1 Bandung

PRESENTASI DIRI WUJUD PANGGUNG UTAMA AKTOR POLITIK

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

memperoleh pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul adanya suatu

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

MUHAMMAD ARIFIN A

BAB I PENDAHULUAN. dalam program acara. Hal tersebut menjadikan banyaknya bermunculan televisi

PROFESSIONAL IMAGE. Self Image PR Profesional. Syerli Haryati, S.S. M.Ikom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

BAB 4 PENUTUP Universitas Indonesia

Manusia sebagai Makhluk Sosial

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Efektivitas dapat dikatakan berhasil apabila suatu hal terjadi secara efektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, tidak ada manusia yang tidak terlibat komunikasi.

BAB V PENUTUP. Struktur dan Teori Kekuasaan melalui tahapan metode etnografi pada Konsep

INTERPERSONAL COMMUNICATION. Ine elyane

BAB IV ANALISIS DATA. pada orang tua dengan anak dan berdasarkan data-data yang telah. disajikan dalam Bab III didapatkan, sebagai berikut:

MODUL KOMUNIKASI ANTARBUDAYA ( 3 SKS ) Oleh : Ira Purwitasari

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya dunia jejaring sosial terutama facebook yang muncul pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. mempersepsi pesan, sehingga dapat merespons atau memberikan feedback. Dari

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

PRESENTASI DIRI SEORANG PEKERJA SEKS KOMERSIAL

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. penontonnya apa yang disebut Simulated Experiece, yaitu pengalaman yang

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada konteks dan situasi. Untuk memahami makna dari

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah aktifitas kehidupan keseharian setiap manusia sepanjang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA TINGKAT (I) SATU

BAB I PENDAHULUAN. serta kebiasaan dan lingkungan yang berbeda-beda, itulah yang sebagian besar

BAB III METODE PENELITIAN

Impression Management Verbal Dan Non Verbal Pekerja Seks Komersial Di Kelurahan Talise

IMPRESSION MANAGEMENT MAHASISWI PEROKOK (Studi Deskriptif Kualitatif Impression Management Mahasiswi Perokok Di Universitas Sumatera Utara)

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru bahasa Sunda memiliki cara tersendiri dalam berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

Presentasi Diri Tni Sebagai Militer dan Enterpreneur Self Presentation of TNI as Military and Entrepreneur

MEMAHAMI FENOMENA KOMUNIKASI HIPERPERSONAL MENGGUNAKAN ANONYMOUS USERNAME DALAM PORTAL BERITA ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya mempunyai sifat untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. guna mendapatkan tujuan atas konstruksi tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis di Indonesia saat ini menunjukkan perkembangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan seseorang untuk membangkitkan response orang lain. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. jangkauan komunikasi yang lebih luas (Bungin, 2009:108).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN & KONSEP OBSERVASI

Dramaturgi Kehidupan Seorang Spg Rokok

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode merupakan satu hal penting sebagai

Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Penelitian Dalam kehidupan sehari- hari kita tidak dapat terlepas untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Hal ini dikarenakan mausia sebagai mahluk sosial yang berusaha hidup dengan menyesuaikan diri dan berbaur dalam kehidupan masyarakat lainnya. Interaksi yang terjadi di masyarakat kerap terjadi secara alamiah dalam kehidupan non formal, seperti dalam bersosialisasi dengan keluarga, teman dan masyarakat sekitar. Sedangkan dalam interaksi di lingkungan sekolah lebih terkonsep, dengan guru sebagai komunikator, dan siswa yang menjadi komunikan. Guru sebagai suatu profesi yang mempunyai tanggung jawab dan tuntutan besar. Karena, seorang guru dituntut untuk mampu memberikan informasi yang tepat kepada murid sebagai komunikannya. Dari sana komunikan bisa menganggap bahwa guru sebagai orang yang mempunyai tingkat intelektual yang tinggi serta kredibel di bidangnya. Guru dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti orang yang pekerjaanya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dalam hal ini guru mempunyai tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. 1.1.1 Guru di Indonesia Secara formal, guru adalah seorang pengajar di sekolah negri ataupun swasta yang memiliki kemampuan berdasarkan latar belakang pendidikan formal 1

minimal berstatus sarjana, dan telah memiliki ketetapan hokum yang sah sebagai guru berdasarkan undang- undang guru dan dosen yang berlaku di Indonesia a. Guru Tetap Guru tetap adalah guru yang telah memiliki status minimal sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil, dan telah ditugaskan di sekolah tertentu sebagai instansi induknya bila di sekolah negeri. Sedangkan di sekolah swasta, guru tersebut dinyatakan guru tetap jika telah memiliki kewenangan khusus yang tetap untuk mengajar di suatu yayasan tertentu yang telah diakreditasi oleh pihak berwenang di Indonesia. Bisa juga dilihat dari masa bakti guru terhadap sekolah tersebut. b. Guru Honorer Guru honorer adalah guru tidak tetap yang digaji per jam pelajaran. Seringkali mereka digaji secara sukarela, dan bahkan di bawah gaji minimum yang telah ditetapkan secara resmi. Secara kasat mata, mereka sering nampak tidak jauh berbeda dengan guru tetap, bahkan mengenakan seragam Pegawai Negeri Sipil layaknya seorang guru tetap. Hal tersebut sebenarnya sangat menyalahi aturan yang telah ditetapkan pemerintah. Secara fakta, mereka berstatuspengangguran terselubung. Pada umumnya, mereka menjadi tenaga sukarela demi diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil melalui jalur honorer, ataupun sebagai penunggu peluang untuk lulus tes Calon Pegawai Negeri Sipil formasi umum. 2

Di Indonesia, ada istilah guru honorer siluman. Mereka dianggap siluman karena diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil dengan prosedur yang menyalahi ketentuan hukum yang berlaku. Hal ini disebabkan adanya rekayasa masa kerja selaku honorer, dan bidang pekerjaan mereka selaku honorer yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan yang mereka miliki. Bahkan, ada yang mengandalkan surat keputusan dari orang yang tidak memiliki kewenangan yang benar dan tepat berdasarkan undang-undang yang berlaku di Indonesia. 1.1.2. Pengelolaan Kesan Impression Management (Pengelolaan Kesan) merupakan topik penting dalam komunikasi, karena pada dasarnya sebuah pengelolaan komunikasi tidak lain adalah pengelolaan pesan melalui kesan (makna) yang disepakati bersama. Impression management atau pengelolaan kesan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang individu dalam menciptakan kesan atau persepsi tertentu atas dirinya dihadapan khalayaknya. (Mulyana, 2007: 102) Pengelolaan kesan merupakan hal yang secara sadar atau tidak sadar yang selalu kita lakukan, apa pun profesi kita, kepada siapapun kita memberikan kesan tersebut. Dalam pengelolaan kesan kita berusaha untuk membuat suatu kesan terhadap orang- orang yang ada di sekitar kita, sehingga timbul citra yang memang sengaja ingin dibentuk atau citra yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan informasi- informasi yang mereka terima dan temukan mengenai diri kita. Itulah yang menarik dalam hidup ini, bagaimana kita mengelola kesan dalam membentuk citra. 3

Impression management atau pengelolaan kesan juga data didefinisikan sebagai teknik- teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan- kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Impression management atau pengelolaan kesan pertama kali diperkenalkan oleh Erving Goffman. Goffman berpendapat bahwa ketika orang- orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri atau presentasi diri yang akan diterima oleh orang lain. Busana, cara berjalan dan berbicara dapat digunakan untuk presentasi diri. (Mulyana, 2003: 112) Dalam mengelola kesan, manusia berusaha untuk menampilkan petujukpetunjuk tertentu yang diyakininya akan menimbulkan suatu kesan tertentu pada diri orang lain, tindakan seperti itu oleh Erving Goffman disebut sebagai pengelolaan kesan (impression management). Goffman salah satu sosiolog dari kubu interaksionisme simbolis yang berpegang pada tradisi dramaturgi. Ia mengkaji perilaku manusia dengan teater metafora. Menurut Goffman(1959) pada hakikatnya interaksi antarpribadi mengambil setting diatas sebuah panggung. Manusia adalah para aktornya yang menyusun penampilan mereka untuk memberikan kesan kepada khalayak menontonya. 1.1.3. Pengelolaan Kesan Guru Seorang guru dalam menjalankan profesinya pasti tidak lepas dari impression management (pengelolaan kesan), dimana mereka dituntut untuk menjaga citra sebagai seorang guru dengan intelektualitasnya. Dalam kehidupan sehari- hari pada saat berada di sekolah, citra seorang guru dibentuk karena adanya impression management (pengelolaan kesan), dimana citra tersebut dapat 4

dibentuk secara sengaja oleh guru itu sendiri sesuai dengan yang diinginkan ataupun dibentuk oleh khalayaknya (murid) berdasarkan kesan yang ditimbulkan terhadap siswanya ataupun mengenai informasi- informasi mengenai guru tersebut yang pada akhirnya melengkapi pembentukan citra guru tersebut. Memberikan pertunjukan sebagai suatu pokok referensi atau acuan terkadang memberi rasa aman untuk menggunakan atau istilahnya panggung depan, yang dimana mengacu pada suatu tempat dimana pertunjukan itu disampaikan. Panggung depan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu panggung pribadi (personal front) dan setting, yang selanjutnya dapat dibagi menjadi penampilan (appearance) dan gaya(manner). Panggung pribadi terdiri dari alatalat yang dapat dianggap khalayak sebagai perlengkapan yang dibawa aktor ke dalam setting. Panggung pribadi juga mencakup bahasa verbal dan non verbal sang aktor, misalnya lirikan mata yang tajam, berbicara sopan, pengucapan istilahistilah asing, intonasi, postur tubuh, ekspresi wajah, pakaian, penampakan usia, ciri-ciri fisik, dan sebagainya. Dan setting adalah situasi fisik yang harus ada ketika aktor harus melakukan pertunjukan. Goffman mengatakan bahwa the fixed sign equipment in asuch aplace has already been refered to as that part or front called setting (Goffman, 1988 : 110) Dari pengertian tersebut pengelolaan kesan yang terjadi pada seorang guru pada saat ia mengajar di dalam kelas berbeda dengan saat ia berada di luar kelas, misalnya ketika guru tersebut bergaul dengan teman- temanya. Tentu saja ada perbedaan yang kontras terlihat. Dari gaya bicara saat mengajar, jelas tidak akan sama ketika guru tersebut berbicara dengan teman atau keluarganya. Seperti ada 5

tembok pemisah antara kehidupan sehari- hari dengan ketika ia mengajar. Hal ini sebagai pengelolaan kesan yang ingin dibentuk seorang guru, sehingga terlihat berbeda dengan kebiasaanya sehari- hari. 1.2. Fokus Penelitian Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Impression Management (pengelolaan kesan) saat mengajar pada diri Guru di SMK 45 Lembang 1.3. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimana Peralatan- peralatan yang digunakan ketika melakukan Impression Management (Pengelolaan Kesan) pada diri guru SMK 45 Lembang? 2. Bagaimana kerangka perilaku yang terbentuk dalam front stage (panggung depan) dari Impression Management (Pengelolaan Kesan) pada diri guru SMK 45 Lembang? 3. Bagaimana perilaku informan ketika berada di belakang panggung (Back stage) saat menjalani kehidupan di rumah? 1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tindakan dari personal front (peralatan yang digunakan untuk menampilkan diri) dalam Impression Management (Pengelolaan Kesan) pada diri guru SMK 45 Lembang. 6

2. Untuk mengetahui kerangka perilaku yang terbentuk dalam front stage (panggung depan) dari Impression Management (Pengelolaan Kesan) pada diri guru SMK 45 Lembang. 3. Untuk mengetahui perilaku informan ketika berada di belakang panggung (Back stage) saat menjalani kehidupan di rumah. 1.5. Kegunaan Penelitian 1.5.1 Kegunaan Teoritis Penulis mengharapkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat bermanfaat bagi para pembaca. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat berguna secara teoritis terhadap pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya dalam konteks penelitian dramaturgi, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta sebagai studi perbandingan dalam mengaplikasikan tori-teori yang berkaitan dengan penelitian kualitiatif dengan pendekatan dramaturgi.memberikan gambaran yang sifatnya informasi tentang bagaimana impression management (pengelolaan kesan) yang dibangun seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar dalam prespektif dramaturgis 1.5.2 Kegunaan Praktis 1. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan wacana dan wawasan baru bagi peneliti sebagai sarana untuk memberikan suatu penelitian yang lebih baik dikemudian hari yang dapat berguna bagi semua pihak. 7

2. Bagi Masyarakat Bagi masyarakat umum diharapkan penelitian ini dapat memberikan wacana tentang bagaimana pengelolaan kesan yang dilakukan oleh seorang guru ketika dalam kegiatan belajar mengajar 3. Bagi Akademisi Bagi akademisi program studi ilmu komunikasi diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan literatur, penerapan ilmu komunikasi, sebagai bahan perbandingan, dan pengembangan bagi penelitian sejenis untuk masa yang akan datang, serta untuk pengembangan berbagai fenomena sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar, serta menjelaskan bagaimana impression management (pengelolaan kesan) pada diri guru saat kegiatan belajar mengajar. Bagi jurnalistik diharapkan berguna dari sisi wawancara dan observasi. 1.6. Setting Penelitian Agar pembahasan penelitian tidak keluar dari jalur dan tidak terlalu luas cakupanya dalam penelitian, maka masalah yang diteliti akan dibatasi hanya pada beberapa hal di bawah ini : 1. Bagaimana tindakan dari personal front (peralatan yang digunakan untuk menampilkan diri) dalam Impression Management (Pengelolaan Kesan) pada diri guru SMK 45 Lembang dalam prespektif Dramaturgis. 2. Guru yang diteliti bekerja di SMK 45 Lembang yang mempunyai pekerjaan sampingan lain di luar profesinya sebagai guru, dimana 8

mungkin ada perbedaan pengelolaan kesan yang dilakukan subjek penelitian. 3. Penulis hanya akan menelaah permasalahan seputar Impression Management (Pengelolaan Kesan) pada diri guru SMK 45 Lembang dalam prespektif Dramaturgis, dan ketika berada di belakang panggung (Back stage) saat menjalani kehidupan di rumah. 1.7. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran disini bukanlah untuk menguji teori, akan tetapi hanya dijadikan panduan agar penelitian ini lebih terarah dan lebih fokus kepada masalah yang akan diteliti. Yaitu mengenai, impression management (pengelolaan kesan) guru di SMK 45 Lembang dalam prespektif dramaturgis. Interaksi antar sesama manusia merupakan hal yang lumrah dilakukan oleh setiap orang dimana saja mereka berada, dari hal yang paling sederhana, hingga pada hal-hal yang rumit sekalipun. Hal ini dikarenakan manusia sebagai mahluk sosial berusaha untuk hidup dengan menyesuaikan diri, berbaur dalam masyarakat. Pada saat bersosialisasi itulah komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting, karena tanpa komunikasi kita tidak dapat mengerti atau pun memahami maksud dan tujuan orang lain begitupun sebaliknya. Oleh karena itu ilmu komunikasi adalah hal yang sangat penting untuk dipelajari. Ilmu komunikasi adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asasasas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dari definisi 9

diatas menunjukan bahwa yang dijadikan objek ilmu komunikasi bukan saja perihal penyampaian informasi, melainkan juga pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial memainkan peranan yang sangat penting. (Effendy, 2000: 1) Banyak terdapat profesi dalam kehidupan kita sehari- hari, yang masingmasing mempunyai peranan dan tanggung jawab bagi dirinya sendiri maupun untuk orang banyak. Salah satu profesi yang mengutamakan penggunaan komunikasi adalah guru, karena aktivitas utama dari guru adalah mengajar dengan cara menyampaikan informasi atau pesan yang disampaikan kepada komunikannya dalam bidang pendidikan kepada siswa siswinya. Dalam kehidupan bersosialisasi, kita dapat melihat beragam karakter dari setiap individu, semuanya terbentuk berdasarkan sifat pengalaman masing- masih hingga akhirnya terbentuklah karakter individu yang beragam. Dalam diri seseorang ada sifat baik ataupun sifat yang buruk, dua sifat tersebut secara alami dimiliki setiap individu, karena seperti yang kita ketahui tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena itu dalam bersosialisasi dan berinteraksi kita disituasikan untuk dapat menjaga hubungan dalam berkomunikasi, yaitu dengan cara saling menghargai dan memahami sifat dan karakter masing- masing individu sehingga tercipta suatu hubungan yang baik. Salah satunya adalah hubungan antara guru dan siswa, dimana dalam hal ini kerap terjadi kesalah pahaman antara guru dan murid dalam menciptakan suatu hubungan yang baik khususnya dalam kegiatan belajar mengajar, karena dalam kegiatan inilah komunikasi sangat berperan untuk 10

menyampaikan informasi dan pesan yang disampaikan guru kepada siswa ataupun sebaliknya. Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, dalam arti bahwa dalam proses tersebut terlibat dua komponen yang terdapat atas manusia, yaitu pengajar sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Pada umumnya pendidikan berlangsung secara tatap muka, karena kelompoknya termasuk dalam kelompok kecil dan sewaktu- waktu dapat diubah menjadi komunikasi antarpersona, komunikasi dua arah terjadi apabila ada dialog antara guru dan murid. (Effendy, 2000: 101) Guru sebagai suatu profesi yang mempunyai tuntutan dan tanggung jawab yang besar, karena seorang guru dituntut untuk mampu memberikan informasi atau pesan yang sesuai dengan bidangnya, sehingga pesan dan informasi tersebut dapat dimengerti oleh murid sebagai komunikan. Guru tentu menjadi sorotan dari komunikannya yang menganggap bahwa guru sebagai seorang yang memiliki intelektual yang tinggi serta kredibel di bidangnya. Guru dimata siswa kadang- kadang mempunyai citra sebagai seorang yang kaku, dengan berbagai batasan- batasan yang seolah- olah memiliki dinding pemisah. Dimana guru dimata siswa seakan- akan begitu tegas, dengan wewenang yang dimiliki pun, seolah siswa tidak bisa melakukan apa- apa ketika guru sudah berkehendak. Adapun dalam terbentuknya citra seorang guru, siswa terkadang tidak sepenuhnya melihat dari kesan oleh seorang guru, dalam beberapa kasus 11

citra seorang guru terbentuk hanya berdasar pada beberapa informasi yang didapatnya dari orang lain tanpa melihat secara langsung kesan dari guru tersebut. Impression Management (Pengelolaan Kesan) merupakan topik penting dalam komunikasi, karena pada dasarnya sebuah pengelolaan komunikasi tidak lain adalah pengelolaan pesan melalui kesan (makna) yang disepakati bersama. Impression management atau pengelolaan kesan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seorang individu dalam menciptakan kesan atau persepsi tertentu atas dirinya dihadapan khalayaknya. (Mulyana, 2007: 102) Pengelolaan kesan merupakan hal yang secara sadar atau tidak sadar yang selalu kita lakukan, apa pun profesi kita, kepada siapapun kita memberikan kesan tersebut. Dalam pengelolaan kesan kita berusaha untuk membuat suatu kesan terhadap orang- orang yang ada di sekitar kita, sehingga timbul citra yang memang sengaja ingin dibentuk atau citra yang dibentuk oleh masyarakat berdasarkan informasi- informasi yang mereka terima dan temukan mengenai diri kita. Itulah yang menarik dalam hidup ini, bagaimana kita mengelola kesan dalam membentuk citra. Impression management atau pengelolaan kesan juga data didefinisikan sebagai teknik- teknik yang digunakan aktor untuk memupuk kesan- kesan tertentu dalam situasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Impression management atau pengelolaan kesan pertama kali diperkenalkan oleh Erving Goffman. Goffman berpendapat bahwa ketika orang- orang berinteraksi, mereka ingin menyajikan suatu gambaran diri atau presentasi diri yang akan diterima oleh 12

orang lain. Busana, cara berjalan dan berbicara dapat digunakan untuk presentasi diri. (Mulyana, 2003: 112) Dalam mengelola kesan, manusia berusaha untuk menampilkan petujukpetunjuk tertentu yang diyakininya akan menimbulkan suatu kesan tertentu pada diri orang lain, tindakan seperti itu oleh Erving Goffman disebut sebagai pengelolaan kesan (impression management). Goffman salah satu sosiolog dari kubu interaksionisme simbolis yang berpegang pada tradisi dramaturgi. Ia mengkaji perilaku manusia dengan teater metafora. Menurut Goffman(1959) pada hakikatnya interaksi antarpribadi mengambil setting diatas sebuah panggung. Manusia adalah para aktornya yang menyusun penampilan mereka untuk memberikan kesan kepada khalayak menontonya. Adapun pendekatan teoritis secara umum dari Goffman adalah setiap kegiatan interaksi dan komunikasi anatrpribadi harus dapat ditinjau dari konteks frame analysis itu. Konteks frame analysis itu terlihat dengan jelas dalam pertemuan tatap muka, dimana setiap jenis perjumpaan ini difokuskan pada interaksi, karena orang dalam jenis pertemuan ini memusatkan erhatian dan penerimaan yang timbale balik.dari pengertian itu maka menurut Goffman, relationship terjadi karena timbale balik yang mampu bertahan. Ada pula beberapa istilah dari prespektif pendekatan umum yang dibuat oleh Goffman. Ia menyebutkan istilah strip, merupakan setiap sekuen atau urutan tindakan seseorang yang selalu berubah- ubah. Kemudian istilah frame, yaitu suatu unsure dasar pengorganisasian yang digunakan dalam mendefinisikan sesuatu. Dalam 13

interaksionisme simbolis dimana perilaku individu sangat ditentukan oleh masyarakatnya, maka terjadi apa yang disebut dengan social framework. Tekanan khusus pada pikiran Goffman bahwa self presentation sebenarnya tidak lain usaha seseorang untuk mempresentasikan diri sebaik- baiknya diatas panggung sesuai dengan peranannya dalam situasi yang diwakili oleh peran itu. (Liliweri, 1997: 147-148) Seorang guru dalam menjalankan profesinya pasti tidak lepas dari impression management (pengelolaan kesan), dimana mereka dituntut untuk menjaga citra sebagai seorang guru dengan intelektualitasnya. Dalam kehidupan sehari- hari pada saat berada di sekolah, citra seorang guru dibentuk karena adanya impression management (pengelolaan kesan), dimana citra tersebut dapat dibentuk secara sengaja oleh guru itu sendiri sesuai dengan yang diinginkan ataupun dibentuk oleh khalayaknya (murid) berdasarkan kesan yang ditimbulkan terhadap siswanya ataupun mengenai informasi- informasi mengenai guru tersebut yang pada akhirnya melengkapi pembentukan citra guru tersebut. Memberikan pertunjukan sebagai suatu pokok referensi atau acuan terkadang memberi rasa aman untuk menggunakan atau istilahnya panggung depan, yang dimana mengacu pada suatu tempat dimana pertunjukan itu disampaikan. Panggung depan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu panggung pribadi (personal front) dan setting, yang selanjutnya dapat dibagi menjadi penampilan (appearance) dan gaya (manner). 14

Panggung pribadi terdiri dari alat-alat yang dapat dianggap khalayak sebagai perlengkapan yang dibawa aktor ke dalam setting. Panggung pribadi juga mencakup bahasa verbal dan non verbal sang aktor, misalnya lirikan mata yang tajam, berbicara sopan, pengucapan istilah-istilah asing, intonasi, postur tubuh, ekspresi wajah, pakaian, penampakan usia, ciri-ciri fisik, dan sebagainya. Dan setting adalah situasi fisik yang harus ada ketika aktor harus melakukan pertunjukan. Goffman mengatakan bahwa the fixed sign equipment in asuch aplace has already been refered to as that part or front called setting (Goffman dalam Annisa, 2005). Setelah mencermati fenomena diatas, maka penulis ingin mengamati permasalahan mengenai Impression Management atau Pengelolaan kesan pada Diri Guru di SMK 45Lembang yang dilihat dari prespektif Dramaturgis. 15