BAB I PENDAHULUAN. sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur.

dokumen-dokumen yang mirip
BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB VI PENUTUP. Penyajian informasi oleh radio Tirilolok yang terangkum dalam Buletin

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. disegala bidang. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

BERITA RESMI STATISTIK

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap Tahun 2012 dan Angka Ramalan I Tahun 2013)

PRODUKSI PADI dan PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III TAHUN 2011)

SURVEI LUAS PANEN DAN LUAS LAHAN TANAMAN PANGAN 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

EFEKTIVITAS KREDIT KETAHANAN PANGAN (KKP) DALAM UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN DI KECAMATAN KUPANG TIMUR, KABUPATEN KUPANG TUGAS AKHIR

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PENDAHULUAN. Indonesia, tercapainya kecukupan produksi beras nasional sangat penting

BERITA RESMI STATISTIK

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

1. Angka. 2. Angka Kering. beras atau. meningkat. meningkat dari 1,4. diperkirakan akan. Produksi ubi kayu 2010.

ANGKA TETAP TAHUN 2013 DAN ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

ANGKA RAMALAN 2 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Kandungan Nutrisi Serealia per 100 Gram

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan III Tahun 2011)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI Provinsi Riau (Angka Ramalan II Tahun 2012)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

ANGKA TETAP TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI PADI SAWAH, JAGUNG DAN UBI KAYU (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2008)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN III 2009)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2013)

ANGKA RAMALAN 1 TAHUN 2015 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN UBI KAYU

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA SEMENTARA 2014)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI D.I.YOGYAKARTA (ANGKA RAMALAN II 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari masyarakat mendapatkan informasi tentang kejadian-kejadian dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2006 DAN ANGKA RAMALAN I 2007)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih.

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2010 DAN ANGKA RAMALAN II 2011)

KAJIAN DAYA TAHAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP GANGGUAN FAKTOR EKSTERNAL DAN KEBIJAKAN YANG DIPERLUKAN. Bambang Sayaka

BAB I PENDAHULUAN. penting. Peranan tersebut, berfungsi untuk menyampaikan beragam informasi

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KACANG TANAH ( Angka Ramalan II Tahun 2015 )

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (Angka Ramalan II Tahun 2014)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2015)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA SUMATERA UTARA (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN ANGKA SEMENTARA 2015

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2014 dan ANGKA RAMALAN I 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN DEMAK

PRODUKSI PADI DAN JAGUNG ANGKA SEMENTARA TAHUN 2009 DAN ANGKA RAMALAN I TAHUN 2010

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ARAM II 2015)

I. PENDAHULUAN. Perekonomian di sebagian besar negara-negara yang sedang berkembang. hal

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2013 DAN ANGKA RAMALAN I 2014)

ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014 PADI DAN PALAWIJA SULAWESI UTARA

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRODUKSI PADI JAGUNG DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2010 DAN ANGKA RAMALAN I 2011)

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI SUMATERA SELATAN (ANGKA RAMALAN II TAHUN 2015)

BERITA RESMI STATISTIK

ANGKA RAMALAN II 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI

Kredibilitas Pendeta GMIT Sebagai Komunikator Dalam Perspektif. Retorika Klasik Aristoteles SKRIPSI. Oleh: Yunita Natalia Lado

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA SEMENTARA 2008 DAN ANGKA RAMALAN I 2009)

Dasar- dasar Jurnalistik TV. Modul ke: 14FIKOM MENULIS BERITA TELEVISI. Fakultas. Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom. Program Studi BROAD CASTING

PERKEMBANGAN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (ANGKA RAMALAN II 2014)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha

LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN

Bab V Analisis, Kesimpulan dan Saran

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA RAMALAN I TAHUN 2015)

BAB I PENDAHULUAN. produksi beras nasional sangat penting sebagai salah satu faktor yang

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI 2015 PROVINSI SULAWESI SELATAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KACANG TANAH

Produksi Tanaman Pangan Provinsi Papua Tahun 2015 (Berdasarkan Angka Ramalan II 2015)

MEMBUAT PAKET BERITA TELEVISI

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia yang bermula dari bahasa melayu, terus-menerus

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI PROVINSI RIAU

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA ( ANGKA RAMALAN II TAHUN 2013)

PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN (ANGKA RAMALAN II 2014)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia penyiaran, khususnya radio berjalan cukup pesat seiring dengan tingkat peradaban manusia dan kemajuan teknologi. Radio siaran sebagai penyalur informasi dan pembentuk pendapat umum, kini menjadi dambaan setiap insan masyarakat yang membutuhkan informasi dengan cepat dan aktual. Radio siaran sendiri, merupakan media yang mampu membangun imajinasi khalayak ketika mendengar atau memperoleh informasi yang disuguhkan. Radio siaran juga dianggap sebagai media komunikasi yang bersifat pribadi karena layarnya adalah otak kita sendiri, sehingga tidak heran muncul beragam imajinasi berbeda dari tiap pribadi yang memaknai pesan media ini. Karena itu media radio sering dikatakan sebagai media yang komunikatif, edukatif dan menghibur. Media massa jenis ini hanya membutuhkan indera pendengar yang berfungsi sebagai medium untuk mendengarkan berbagai macam informasi. Salah satu kelebihan media ini adalah orang dapat tetap beraktifitas sambil terus mendengarkan informasi yang disuguhkan. Karena kedekatan yang berhasil dibangun oleh media radio, maka tidak jarang masyarakat menjadi sangat akrab dengan teknologi komunikasi ini. Kondisi ini menyebabkan ketergantungan masyarakat terhadap media radio siaran, mengapa hal ini terjadi? Jawabannya dikarenakan oleh karakteristik radio itu sendiri yang mudah didapatkan di mana saja dengan harga yang relatif 1

terjangkau. Karakteristik yang kedua adalah ketajaman penetrasi pada radio, artinya dengan signal yang kuat dapat menjangkau semua masyarakat dalam suatu wilayah. Kekuatan radio telah menembus ruang, waktu dan jarak dalam menjembatani informasi kepada masyarakat yang berada di mana saja. Penyebaran informasi yang aktual dan obyektif demi memenuhi kebutuhan masyarakat, ditentukan oleh cara media dalam berkomunikasi sehingga lebih mudah dan cepat dimengerti oleh khalayak. Daya tangkap masyarakat yang heterogen oleh karena adanya perbedaan tingkat pendidikian, menjadi pemacu pihak radio ataupun para junalis untuk bekerja keras dalam menyampaikan berbagai informasi kepada masyarakat luas. Hal ini dapat terwujud melalui penggunaan bahasa yang sederhana, singkat, padat, jelas, menarik dan dapat dipercaya. Bagi para jurnalis (reporter), bahasa adalah senjata dan kata-kata adalah pelurunya. Mereka tidak mungkin bisa mepengaruhi pikiran, suasana hati dan gejolak perasaan pendengar, jika tidak menguasai bahasa jurnalistik dengan baik dan benar. Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan jurnalis dalam menulis karya-karyanya di media massa. Dalam bahasa jurnalistik, setiap kata harus bermakna bertenaga dan bercita rasa sehingga dapat membangkitkan daya motivasi bagi khalayak atau pendengar. Dalam penulisan naskah berita, bahasa juga menentukan apakah berita tersebut layak untuk disiarkan. Sering dijumpai beberapa persoalan bahasa dalam penulisan berita seperti kesalahan ejaan, penggunaan kata-kata yang tidak tepat sehingga dapat menimbulkan salah penafsiran, ketidakcocokkan antara berita 2

dengan peristiwa yang terjadi dan penggunaan tanda baca yang kurang tepat pada saat berita akan disiarkan yang mengakibatkan kata-kata yang diucapkan membingungkan pendengar atau khalayak. Disini bahasa sangat penting dalam karya jurnalistik karena bahasa merupakan sarana penyampaian informasi. Pendayagunaan kata pada dasarnya berkisar pada dua persoalan pokok. Pertama, ketepatan memilih kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan. Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi khalayak. Kedua, kesesuaian atau kecocokkan dalam penggunaan kata. Hal ini lebih banyak dipengaruhi faktor teknis tata bahasa. Bahasa jurnalistik radio atau yang dikenal dengan bahasa tutur, bahasa percakapan merupakan bahasa yang digunakan oleh jurnalis dalam menulis berita yang akan disiarkan melalui media radio. Dalam siaran, radio hanya menyuguhkan aspek audio sehingga masyarakat hanya bisa mendengar tanpa bisa melihat wajah dan ekspresi penyiar radio. Bahasa menjadi elemen yang penting dalam penulisan berita. Bahasa berita di dalam radio sangatlah penting karena tidak ada media untuk meperlihatkan kejadian aslinya. Penyiar harus pandai membawakan berita, agar para pendengar dapat mudah memahami dan mengerti isi berita yang disampaikan. Pada media radio yang harus diperhatikan adalah penggunaan gaya ringan bahasa sederhana, prinsip ekonomi kata, ungkapan yang lebih pendek, kata-kata yang sederhana dan sesuai konteks (kalimat tutur) serta menghindari ungkapan bombastis. Disini dituntut agar reporter harus objektif, tidak mengulangi 3

informasi dan tidak mencantumkan terlalu banyak angka agar pendengar tidak mengalami kebingungan dengan penafsiran angka-angka yang disajikan dalam berita, karena radio bersifat sepintas lalu di mana berita yang disampaikan tidak akan diulang lagi. Radio Tirilolok merupakan salah satu radio swasta yang ada di Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mampu menampung kepentingan lokal yang sangat spesifik serta bisa menjadi sarana komunikasi bagi masyarakat. Radio Tirilolok sebagai salah satu lembaga penyiaran swasta yang dengan keberadaannya mampu menyajikan berita yang mencakup seluruh aspek kehidupan masyarakat NTT karena itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa komunikasi yang sering digunakan oleh masyarakat, dibatasi kaidah kata serta mengikuti perkembangan masyarakat. Dalam menyajikan berita yang berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat, maka Radio Tirilolok menerapkan penggunaan bahasa jurnalistik dalam penulisan berita khususnya pada berita-berita yang termuat dalam Buletin Sore. Beritaberita yang dirangkum dalam Buletin Sore merupakan berita yang diperoleh di dalam lingkungan masyarakat, yang kemudian dirancang oleh pihak media untuk selanjutnya dinformasikan kembali ke masyarakat pula. Hal ini dilakukan karena Radio Tirilolok menyadari akan pentingnya memenuhi kebutuhan khalayak dalam hal informasi. Fokus penelitian ini adalah penggunaan bahasa jurnalistik radio (bahasa tutur atau bahasa percakapan) pada penulisan naskah berita-berita yang terangkum dalam Buletin Sore. Salah satu contoh berita yang penulis cermati yakni berita 4

gagal panen menghambat peningkatan produksi pangan, berita tersebut disiarkan pada tanggal 2 Juli 2010. Detail beritanya adalah sebagai berikut : Gagal Panen Menghambat Peningkatan Produksi Pangan Saudara, Kepala BPS NTT Poltak Sutrisno Siahaan Kepada Wartawan kamis di aula BPS NTT mengatakan, Curah hujan yang turun drastis mulai bulan Februari 2010 di sebagian wilayah NTT seperti daratan Timor, Sumba Timur, sebagian Flores, Sabu Raijua dan Rote Ndao menyebabkan, pertumbuhan vegetative sebagian besar tanaman menjadi terganggu. Menurutnya, musim hujan yang pendek dan musim kering yang lebih cepat, menyebabkan tahap pengisian buah atau polong gagal, yang berakibat pada gagal panen atau puso. Hal ini terjadi karena sebagian besar petani mengolah lahan kering atau sawah tadahan, yang sangat bergantung pada kebaikan musim. Ia menambahkan, upaya-upaya yang sangat intensif dilakukan oleh dinas Pertanian dan tanaman pangan NTT seperti bantuan pupuk, bahkan Bantuan langsung Benih Unggul untuk meminimalkan pengaruh iklim yang sangat dominan. Ia menambahkan, Luas Puso Subround 1 bulan Januari-April tahun ini adalah yang tertinggi, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun-tahun sebelumnya. Poltak menjelaskan, pada tahun 2008 untuk seluruh Komoditi, luas Puso SR 1 sebesar 17.672 Ha dan tahun 2009 sebesar 9.645 Ha. Jumlah luas Puso bertambah di tahun 2010 menjadi 69.097 Ha atau meningkat enam kali lipat dari tahun 2009. Hal ini mengakibatkan menurunnya luas panen dan produksi tanaman Padi-Palawija. Insert - (Poltak:...!!) Kendati demikian kata Poltak, untuk komoditi jagung luas penanaman baru di awal tahun 2010 meningkat dua kali lipat, dibandingkan awal tahun sebelumnya, diramalkan mempengaruhi produksi masih dalam taraf mencukupi walaupun kenaikan produksinya hanya 0,66 Persen. Poltak menambahkan, produksi padi pada tahun ini diperkirakan mengalami penurunan yang signifikan dari tahun sebelumnya 607.359 ton. 5

Tahun 2010 diperkirakan sebanyak 567.243 ton padi menghasilkan 318.513 ton untuk dikonsumsi. Insert - (Poltak:...!!) Poltak menjelaskan, kekurangan beras dapat ditutupi dengan pengadaan beras miskin oleh pemerintah. Pada tahun 2009 rumah tangga sasaran RASKIN di NTT tercatat 553.770. Pada tahun 2010 beras miskin yang harus didistribusikan pemerintah melalui Bulog, sebanyak 99.678 ton, dengan demikian masih ada kekurangan beras lebih dari 114.587 ton yang bisa dipenuhi dari pangan alternatif seperti jagung dan ubi. Pengamatan penulis, berdasarkan uraian berita di atas maka masih banyak hal yang harus diperhatikan seperti penggunaan istilah-istilah pertanian, pencantuman angka yang terlalu banyak serta penempatan kata dalam kalimat harus sesuai agar pendengar bisa lebih cepat menangkap dan mengerti akan informasi yang disajikan. Bertolak dari uraian berita tersebut di atas maka penulis mengamati bahwa masih terdapat banyak kekurangan dilihat dari berbagai karakteristik bahasa jurnalistik yang menjadi acuan dalam penulisan naskah berita. Hal ini didasari pemahaman penulis bahwa akan lebih baik jika dalam penulisan naskah berita yang baik dan benar harus menggunakan bahasa jurnalistik (bahasa tutur), sehingga informasi yang disajikan akan lebih mudah dimengerti oleh khalayak. Berdasarkan uraian diatas maka penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul : BAHASA JURNALISTIK DALAM PENULISAN BERITA RADIO (Studi Kasus Penulisan Berita Dalam Buletin Sore Radio Tirilolok Swara Verbum 101,1 MHz Periode Agustus-September 2010) 6

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Penggunaan Bahasa Jurnalistik dalam penulisan naskah berita di Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz.? 1.3 Tujuan dan Kegunaan 1.3.1 Tujuan Berangkat dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas maka yang manjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan bahasa jurnalistik radio dalam penulisan naskah berita pada Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz. 1.3.2 Kegunaan Kegunaan hasil penelitian ini terbagi dalam aspek teoritis dan aspek praktis. Kegunaan teoritis berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan sedangkan kegunaan praktis berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dari berbagai pihak yang memerlukan. a. Kegunaan Teoritis Melalui penelitian ini, peneliti dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi, khususnya ilmu jurnalistik mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan bahasa jurnalistik radio pada penulisan naskah berita yang terangkum dalam Buletin Sore. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukkan bagi para akademisi ilmu komunikasi. 7

b. Kegunaan Praktis Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan bahasa jurnalistik radio dalam penulisan naskah berita yang terangkum dalam Buletin Sore di Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para praktisi jurnalistik dan dapat dijadikan suatu usulan bagi Radio Tirilolok khususnya pada bagian pemberitaan dalam memproduksi berita yang akan disiarkan. 1.4 Kerangka Pemikiran 1.4.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Kegiatan jurnalistik pada umumnya mencakup kegiatan mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyampaikan berita dengan menggunakan media massa. Agar berita yang disampaikan media massa dalam hal ini radio dapat dipercaya dan dihargai masyarakat, maka dalam menjalankan kegiatan jurnalistik, media radio senantiasa dituntut bertindak secara objektifitas dan aktualitas. Sikap objektifitas dan aktualitas dibutuhkan oleh media massa dalam upaya membangun kepercayaan khalayak. Selain objektifitas dan aktualitas berita harus disusun berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam bahasa jurnalistik radio yaitu dengan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat, jelas, tepat, menarik, menghindari kata atau istilah asing dan dapat dipercaya (Sumadiria, 2006:53). Sederhana: memilih kalimat yang banyak diketahui oleh khalayak. Singkat: data yang ditulis langsung pada pokok permasalahannya tanpa 8

memboroskan waktu. Jelas: Kalimat yang ditulis harus teratur yaitu mulai dari subjek, predikat, objek dan keterangan. Tepat: data yang ditulis harus sesuai dengan konteks permasalahannya. Menarik: Data yang ditulis mampu membangkitkan minat dan perhatian khalayak. Menghindari kata atau istilah asing: Naskah berita yang disusun harus menghidari dan bahkan tidak boleh menggunakan istilah asing. Dapat dipercaya: Berita yang disusun harus berdasarkan fakta peristiwa. Objektifitas, memenuhi kaidah etika, undangundang dan hukum jurnalistik. Dengan mengikuti ketentuan-ketentuan bahasa jurnalistik ini maka berita siap untuk disiarkan. Karena dengan menggunakan bahasa yang baik maka menghasilkan suatu berita yang dapat dimengerti, dipahami dan diterima oleh khalayak. Apabila data yang dikumpulkan tersebut disusun tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan bahasa jurnalistik, maka berita yang dihasilkan akan membingungkan khalayak atau pendengar. Dengan demikian objektifitas, aktualitas dan ketentuan bahasa radio merupakan kunci utama dalam menghasilkan berita yang dapat dimengerti dan dipahami oleh khalayak. Keterkaitan hubungan tersebut di atas merupakan suatu hubungan korelasi yang saling terpaut satu sama lain, dengan demikian kerangka pemikiran penelitian dapat digambarkan sebagai berikut : 9

Gambar. 1 Skema Kerangka Pemikiran Penelitian Naskah Berita Objektifitas Aktualitas Bahasa Jurnalistik Berita siap disiarkan -Sederhana -Singkat -Jelas -Tepat -Menarik -Menghidari kata atau istilah asing -Dapat dipercaya 1.4.2 Asumsi Asumsi penelitian merupakan proposisi-proposisi penalaran yang tersirat dalam kerangka pemikiran penelitian yang dijadikan sebagai pegangan peneliti untuk menghasilkan kesimpulan penelitian. Adapun asumsi yang dipegang oleh peneliti sebelum melakukan penelitian ini adalah: Bahwa di Radio Tirilolok Swara Verbum FM 101,1 MHz dalam penulisan berita-beritanya juga menggunakan ragam bahasa jurnalistik. 10