PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENGGUNAKAN MEDIA BROSUR DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIVE

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

Kata kunci: Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning), Hasil belajar matematika ranah afektif dan ranah kognitif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TEMATIK MODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS II SD NEGERI TEBING TINGGI


Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TSTS Dengan Pendekatan CTL Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Lisan dan Koneksi Matematis

YUNICA ANGGRAENI A

PENERAPAN PAKEM DENGAN MEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS I SEMESTER 1 SDN TANGGUL KULON 01 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Muhammad Iqbal Baihaqi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Balitar

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

Desyandri, S.Pd., M.Pd NIP

PENINGKATAN KEMAMPUAN MELAKUKAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN MELALUI METODE MAKE A MATCH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

Nunuk Jarwati SD Negeri Sirapan 01 Madiun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

TITIK ARIYANI HALIMAH A

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Oleh: Ning Endah Sri Rejeki 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

BAB III METODE PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Penelitian

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA 2014 MATERI PENDAMPINGAN IMPLEMENTAS KURIKULUM 2013 DIKMEN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Kasbolah (1998) Penelitian tindakan (action research) merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara umum, menulis merupakan salah satu aspek dari keterampilan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DISCUSSION TEXT BERDASARKAN KONSEP THE GENRE BASED APPROACH PADA SISWA KELAS XII IPA 3 SMA NEGERI 1 SURAKARTA

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpukan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah. (Kunandar,

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, desain penelitian ini

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) Pada Siswa Kelas IV SDN Santigi

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI KARYA SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS SURAT RESMI DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH:

Ruri SMA Negeri 9 Kota Tangerang Selatan-Banten. Abstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MATERI PELATIHAN 1: KONSEP TEMATIK INTEGRATIF

KAJIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI MAROS

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUALSISWA KELAS IV SDI RAI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan pada penelitian ini yaitu peningkatan keterampilan menulis

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VI SDN GUMELAR 03 BALUNG.

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) PADA PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) SIKLUS I/SIKLUS II*)

Jurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32

I. PENDAHULUAN. penting dalam pendidikan, dan diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga tingkat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

PENERAPAN PENDEKATAN CTL BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS KONTEKS (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA ELAS X-1 SMA NEGERI 12 BANJARMASIN MELALUI PENERAPAN MODEL PENGAJARAN LANGSUNG PADA POKOK BAHASAN GERAK MELINGKAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME. Dina Hikmah Safariyah

BAB III METODE PENELITIAN DAN RENCANA PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah penelitian tindakan kelas, hal itu didasarkan karena masalahmasalah

Aas Asiah Instansi : Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Siliwangi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKAMELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL KOMPONEN QUESTIONING DAN LEARNING COMMUNITY UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA

nilai tertinggi nilai terendah (log n) (log 32)

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk meraih gelar Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

III. METODE PENELITIAN. empat komponen, yaitu perencanaan (plan), tindakan (action), observasi, terkait. Siklus PTK dapat digambarkan sebagai berikut;

RUSMI HARTATIK SMP Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro

MARLINA BAKRI (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

Peningkatan Kemampuan Berbicara (Speaking) Bahasa Inggris Siswa Kelas VIII SMPN 3 Surakarta dengan Menggunakan Gambar ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu materi pelajaran

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. classroom action research. Menurut Kunandar PTK adalah suatu kegiatan yang

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

BAB III METODE PENELITIAN

YANIK SULISTYANI SDN Ngletih Kec.Kandat Kab.Kediri

Transkripsi:

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENGGUNAKAN MEDIA BROSUR DALAM MENULIS TEKS DESKRIPTIVE Dian Rahmawati SMA Negeri 1 Jalancagak Email: ibudian@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa serta pengembangan pembelajaran teks descriptive dengan penerapan pembelajaran kontekstual menggunakan brosur pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jalancagak. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian dilakukan di kelas X MIA- 4 SMA Negeri 1 Jalancagak dengan subyek penelitian berjumlah 38 orang. Metode pengumpulan datanya menggunakan tes, observasi, angket, studi dokumentasi, wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara dan catatan lapangan. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian penerapan pembelajaran kontekstual menggunakan media brosur dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa serta mengembangkan pembelajaran teks descriptive. Kata kunci: Pembelajaran kontekstual, brosur, teks descriptive. A. PENDAHULUAN Proses pembelajaran bahasa Inggris di sekolah banyak yang tidak menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan berbicara, menyimak, membaca, dan menulis dalam bahasa Inggris untuk tujuan nyata. Ada yang salah dalam proses pembelajaran tersebut sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Proses pembelajaran tidak dirancang untuk membuat siswa memiliki kompetensi komunikatif. Padahal kompetensi komunikatif merupakan salah satu kompetensi yang dibutuhkan dalam kehidupan abad 21. Celce Murcia dkk (1995) menyatakan bahwa kompetensi komunikatif terdiri atas 5 dimensi yaitu kompetensi wacana; kompetensi sosio-kultural; kompetensi aksional; kompetensi kebahasaan dan kompetensi strategi. Kompetensi komunikatif ini selaras dengan definisi kompetensi dalam Kurikulum 2013. Dalam konteks Kurikulum 2013 kompetensi berbahasa Inggris dirumuskan sebagai kompetensi melaksanakan fungsi sosial dengan menggunakan teks berbahasa Inggris yang runtut dan runtut dan unsur kebahasaan yang tepat dan berterima, secara terampil dengan didasari pemahaman yang baik pada setiap unsur kompetensi tersebut Dalam Permendikbud No 59 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas Lampiran II disebutkan bahwa tujuan mata pelajaran Bahasa Inggris yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik agar memiliki kompetensi komunikatif dalam wacana interpersonal, transaksional dan fungsional. Ruang lingkup kompetensi komunikatif wacana fungsional bertujuan mengembangkan potensi sosial dan akademik peserta didik dengan menggunakan berbagai jenis teks diantaranya adalah teks descriptive. Teks descriptive merupakan ruang lingkup materi Bahasa Inggris yang diajarkan di kelas X semester 1 untuk kompetensi dasar (KD) 3.8 dan kompetensi dasar 4.8, 4.9 dan 4.10. Dalam KD 3.8 kompetensi yang dikembangkan yaitu dimensi pengetahuan siswa tentang teks descriptive. Sementara dalam K.D. 4.8, 4.9 dan 4.10 pengembangan berfokus pada dimensi keterampilan.

Keterampilan menulis teks descriptive merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dipahami dan dikuasai siswa. Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menggambarkan orang, barang dan tempat. Siswa yang tinggal di daerah wisata harus terampil untuk mendeskripsikan lingkungan alam, tempat-tempat wisata, makanan khas, hasil perkebunan, dan kerajinan budaya setempat dalam bentuk tulisan sehingga bisa ikut membantu untuk mempromosikannya. Keterampilan dalam teks descriptive menjadi bagian kompetensi komunikatif yang harus dikuasai siswa karena sangat terkait dengan kehidupan keseharian siswa. Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses belajar selama 2 tahun dan juga wawancara, siswa masih menghadapi kesulitan dalam menulis teks descriptive. Hal terjadi karena pendekatan guru dalam pembelajaran yang kurang sesuai dengan kondisi siswa. Selain itu tidak adanya media yang digunakan semakin menyulitkan siswa dalam mengembangkan kemampuann menangkap makna maupun menulis teks descriptive. Harus ada satu pendekatan pembelajaran yang dapat memotivasi, menyenangkan bahkan menginspirasi siswa.. Pembelajaran yang menyenangkan akan menantang kreativitas dan daya pikir siswa. Menurut Maryanto dkk (2013: ii) pembelajaran harus dilakukan dengan menyediakan berbagai sumber belajar, media belajar, dan menggunakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa terpukau dan gemar belajar. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching Learning) Depdiknas (2002) yang dikutip Herawati (2003: 17) mengemukakan bahwa pendekatan kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehai-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni : konstrutivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya ( authentic assessment). Santiyasa (2007) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang minat, perhatian, pikiran, serta perasaan siswa untu mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kaitannya dengan media pembelajaran, brosur dapat dikategorikan dalam media grafis. Sudjana dan Rivai (2009: 27) memaparkan media grafis adalah media yang dapat mengkomunikasikan fakta-fakta dan gagasan-gagasan secara jelas dan kuat melalui perpaduan antara pengungkapan kata-kata dan gambar. Berdasarkan pemaparan tersebut, brosur dapat dikategorikan dalam media grafis karena brosur yang nanti peneliti gunakan adalah brosur yang berisi gambar dan kata-kata penjelas. Rumusan penelitian ini bagaimana meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam menulis teks descriptive serta pengembangan pembelajarannya dengan penerapan pembelajaran kontekstual menggunakan media brosur. Tujuan Penelitian mendeskripsikan peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dalam menulis teks descriptive serta pengembangan pembelajarannya dengan penerapan pembelajaran kontekstual menggunakan media brosur.

B. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan adalah Penelitan Tindakan Kelas (PTK). Penelitian mengacu pada desain yang dikemukakan oleh Kemmis dan Taggart (1998) dan dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, (4) refleksi. Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jalancagak Kabupaten Subang dengan subyek penelitian 38 orang siswa kelas X Mia 1. Metode pegumpulan datanya menggunakan dokumentasi, tes dan obsevervasi. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembelajaran bahasa Inggris yang sudah dilakukan belum optimal, masih banyak permasalahan dalam pelaksanaanya. Pembelajaran tidak dikembangkan dengan menggunakan pendekatan dan model yang sesuai. Dalam ketrampilan menulis guru enggan menggunakan media yang tepat yang dapat memfasilitasi siswa untuk semangat dan gemar belajar. Akibatnya motivasi belajar siswa rendah dan berimplkasi pada nilai siswa yang rendah pula. Siswa banyak yang tidak terampil menulis teks descriptive khususnya yang mendeskripksikan tempat. Mereka masih kesulitan dalam menyunting bahkan menulis teks descriptive dengan struktur teks, unsur kebahasaan dan fungsi sosial dengan benar. Begitu juga dengan penggunaan konteksnya yang kurang tepat. Dari hasil wawancara, angket dan test yang diberikan pra siklus terlihat hasil sebagai berikut. Tabel 1 : Motivasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan Tingkat Motivasi Sebelum Tindakan Sangat tinggi Tinggi 5 Sedang 19 Rendah 14 Rendah sekali Jumlah 38 SIKLUS I 1. Perencanaaan Kegiatan yang dilaksanakan dalam siklus I adalah menyusun RPP berdasarkan kompetensi dasar dengan rancangan program yang dibuat digunakan untuk pengajaran 6 x 45 menit; menyusun bahan ajar dalam bentuk handout tentang teks descriptive; menyiapkan beberapa brosur tentang

tempat wisata; menyusun rencana evaluasi berupa tes tulis dan lisan untuk semua KD; serta menyusun lembar observasi. 2. Tindakan Pelaksanaan siklus I berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang ada di RPP untuk masing-masing pertemuan. Sesuai dengan skenario yang direncanakan, kegiatan pembelajaran akan menerapakan pembelajaran kontekstual menggunakan media brosur. a. Kegiatan Awal Pada kegiatan awal guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran; memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran; mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mereviu materi sebelumnya dan yangterkait dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. b. Kegiatan Inti Pembelajaran diawali dengan tanya jawab tentang pemahaman siswa terhadap teks descriptive. Guru kemudian menayangkan beberapa gambar menggunakan in focus dan satu tayangan video tentang tempat wisata yang bersejarah di Indonesia. Guru mengajak siswa mendiskusikan gambar-gambar isi tayangan video tersebut. Guru membagikan dua teks descriptive yang salah satunya berbentuk brosur tentang tempat wisata. Siswa secara berkelompok mendiskusikan isi dari dua teks tersebut dan menentukan fungsi sosial, unsur kebahasaan dan struktur teksnya. siswa menjawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks descriptive untuk menemukan pikiran utama, informasi rinci dan tertentu serta kesimpulan dari teks. Pertemuan kedua siswa berdiskusi membuat konsep dan mencari ide untuk draft teks descriptive. Siswa secara berkelompok mendiskusikan draft tulisan tentang tempat wisata yang terkenal, bersejarah atau yang tempat wisata yang pernah mereka kunjungi. guru memberikan bimbingan ke semua kelompok tentang penggunaan unsur kebahasaan, struktur teks, punctuation, struktur teks dan konteks yang tepat.. setiap kelompok diminta untuk menyuntingnya dan mempresentasiknnya. Semua informasi penting kemudian secara klasikal. Selanjutnya, setiap kelompok dminta untuk memindahkan hasil rancangan yang sudah dikoreksi menjadi bentuk brosur. Pertemuan ketiga digunakan untuk pembelajaran KD 4.10. Siswa secara berkelompok mendiskusikan brosur kemudian melakukan presentasi dan menampilkan brosur karya mereka.. Di akhir kegiatan siswa diberikan satu teks descriptive dalam bentuk brosur dan mereka diminta untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isinya dan menggambarkan isi brosur menggunakan kalimat sendiri. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup guru membimbing siswa menyimpulkan hasil proses pembelajaran; memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas individual untuk merancang draft penyusunan teks deskriptif dalam bentuk brosur; serta menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. 3. Observasi Observasi dilakukan oleh rekan peneliti (kolaborator) untuk mengambil data mengenai aktivitas belajar selama proses pembelajaran, mulai dari kegiatan awal, kegiatan inti, sampai

kegiatan penutup. Berdasarkan hasil observasi pada siklus I memperoleh rata-rata nilai untuk KD 4.8 2,67 dengan kategori baik; KD 4.9 2.67 dengan kategori baik ; dan KD 4.10 2.60 juga dengan kategori baik. Sementara untuk motivasi belajar ada peningkatan dari 3 orang siswa 3 orang (8%) yang memiliki motivasi belajar tinggi, 12 orang (32%) yang motivasinys sedang, dan sisanya sebanyak 23 orang (60%) motivasi belajarnya rendah.menjadi 6 orang atau 15 % motivasi belajarnya rendah, 12 atau 32% motivasi belajarnya sedang, dan sisanya sebanyak 20 orang atau 53% motivasi belajarnya tinggi. 4. Refleksi Tahap selanjutnya adalah melakukan refleksi, yaitu mengulas, membahas, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan. Refleksi dilakukan untuk mengetahui kekurangan atau kendala pada siklus I. Berdasarkan hasil observasi selama proses pembelajaran, diskusi dengan siswa, dan kolaborator, serta analisis hasil belajar dapat ditarik kesimpulan bahwa secara umum, kegiatan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang direncanakanpada RPP dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, belum dapat memenuhi indikator keberhasilan tindakan yang telah ditentukan karena hasil belajar siswa pada KD 4 belum mencapai nilai rata- rata kelas 2,67 dan siswa yang mampu mencapai KKM yang ditentukan (2.67) atau tuntas 85% atau sekitar 33 orang siswa harus tuntas. Dengan demikian berdasarkan hasil refleksi tersebut diputuskan masih harus dilakukan tindakan siklus 2 dengan melakukan perbaikan-perbaikan pada media pembelajaran. SIKLUS II 1. Perencanaaan Pada prinsipnya kegiatan perencanaan pada siklus II tidak berbeda jauh dengan perencanaan pada Siklus I. Siklus II merupakan upaya perbaikan dan penyempurnaan terhadap tindakan siklus I. Semua tindakan sama, hanya saja ada beberapa hal yang perlu ditekankan dan dtambahkan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas diantaranya; membenahi RPP yang digunakan dalam siklus I, guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menentukan topik tulisan di brosur sesuai keinginan mereka (lebih kontekstual); menambah media lain dalam bentuk audio dan video; melaksanakan siklus dalam dua pertemuan. 2. Tindakan Pelaksanaan siklus II berupa pelaksanaan kegiatan pembelajaran pembelajaran dari RPP yang dibuat. a. Kegiatan Awal yang sesuai tahapan Pada kegiatan awal guru menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran; memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat pembelajaran; mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk mereviu materi sebelumnya dan yangterkait dengan materi yang akan dipelajari; menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai. Pada

kegiatan ini guru lebih menekankan pada penggunaan media brosur untuk membantu menyunting dan menulis teks descriptive. b. Kegiatan Inti Dalam kegiatan ini, guru menyajikan teks lisan dengan media audio untuk disimak dan video untuk ditonton. Dari dua aktivitas ini siswa secara berkelompok diminta untuk menganalisis isi, sturktur teks, unsur kebahasaan dan konteks dari masing-masing teks lisan descriptive. Guru memberikan teks tulis descriptive untuk dianalisis kemudian dibandingkan dengan dua teks lisan descriptive sebelumnya berdasarkan isi, sturktur teks, unsur kebahasaan dan konteks. Masing-,masing kelompok menyusun rancangan teks descriptive dalam bentuk draft dengan topik yang sudah ditentukan oleh mereka sendiri sesuai kriteria yang akan menjadi dasar penilaian draf teks descriptive maupun brosur. Draft teks descriptive kemudian dipresentasikan dan ditanggapi oleh guru dan siswa dari kelompok lain sebagai bahan penyempurnaan. siswa merivisi draft mereka berdasarkan masukan yang diterima saat presentasi. Kegiatan berikutnya iswa secara berkelompok lebih difokuskan pada penyusunan teks descriptive berbentuk brosur. Melalui media brosur-brosur yang diberikan guru, siswa memindahkan draft yang telah disempurnakan ke dalam bentuk brosur. Siswa mempersiapkan semua bahan yang dibutuhkan termasuk foto-foto tempat wisata untuk dijadikan satu hasil produk yang kreatif, unik dan menarik. Guru memfasilitasi dan memotivasi semua siswa untuk terlibat aktif dalam penyelesaian brosur. Siswa menempelkan brosurnya di sekitar kelas baik di dalam maupun luar kelas.siswa kemudian diminta untuk menilai brosur kelompok lain dan memutuskan yang terbaik dengan menjelaskannya di depan kelas (penilaian otentik). brosur terbaik akan di tempel di majalah dinding sekolah. c. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup guru mengajak siswa melakukan self-reflection dan jurnal tentang seluruh rangkaian proses pembelajaran terutama penerapan pembelajaran kontekstual dengan penggunaan media brosur. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dilanjutkan pemberian motivasi dan menutup pelajaran. 3. Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Selanjutnya hasil observasi pada pada siklus II dibadingkan dengan hasil observasi siklus I untuk mengetahui apakah ada peningkatan atau tidak. Berdasarkan hasil observasi pada siklus II diperoleh rata-rata nilai untuk KD 4.8 3.00 dengan kategori baik; KD 4.9 3.23 dengan kategori baik ; dan KD 4.10 3.28 juga dengan kategori baik. Untuk motivasi belajar juga ada peningkatan signifikan sebanyak 13 orang (34%) siswa memiliki motivasi belajar tinggi dan sisanya sebanyak 25 orang (66%) motivasi belajarnya sangat tinggi. b. Refleksi Refleksi dilaksanakan setiap akhir siklus untuk mengetahui kendala ataupun kekurangan dari penerapan sebuah pendekatan pembelajaran atau efektifitas penggunaan suatu media. Kekurangan

Frekwensi % Frekwensi % Frekwensi % BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.3 No 2 September 2016 ISSN (p) 2461-3961 (e) 2580-6335 pada siklus I sudah diperbaiki pada pembelajaran sisklus II dan hasilnya ada peningkatan siginifikan seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 2. Motivasi Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus 2 Kategori Pra Siklus Siklus I Siklus II Frekwensi % Frekwensi % Frekwensi % SangatTinggi - - 27 71% Tinggi 5 13% 20 53% 11 29% Sedang 19 50% 11 29% Rendah 14 37% 7 18% Rendah Sekali - - 30 25 20 15 10 5 0 Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Rendah Sekali Pra Siklus Siklus I Siklus Gambar 1. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Tabel 3. Perbandingan Hasil belajar siswa Pada KD 4.8 Sebelum tindakan, Akhir Siklus I, dan Siklus II Kategori Sebelum Siklus I Siklus II Tindakan Nilai tertinggi 3.33 3.33 3.33 Nilai terendah 2.00 2.33 2.67 Rata rata 2.41 2.67 3.00 Jumlah siswa tidak tuntas 31 17 - Jumlah siswa tuntas 7 21 38

Tabel 4. Perbandingan Hasil belajar siswa Pada KD 4.9 Sebelum tindakan, Akhir Siklus I, dan Siklus II Kategori Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Nilai tertinggi 3.33 3.33 3.67 Nilai terendah 2.00 2.33 3.67 Rata rata 2.22 2.67 3.23 Jumlah siswa tidak 33 18 - tuntas Jumlah siswa tuntas 5 18 38 Tabel 5. Perbandingan Hasil belajar siswa Pada KD 4.10 Sebelum tindakan, Akhir Siklus I, dan Siklus II Kategori Sebelum Siklus I Siklus II Tindakan Nilai tertinggi 3.00 3.33 3.67 Nilai terendah 2.00 2.33 3.67 Rata rata 2.20 2.60 3.28 Jumlah siswa tidak tuntas 25 25 - Jumlah siswa tuntas 3 25 38 D. SIMPULAN Penerapan pembelajaran kontekstual menggunakan media brosur dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam menulis teks descriptive pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Jalancagak. Ada peningkatan motivasi belajar siswa dari pra siklus, siklus I dan siklus II yang signifikan. Terlihat di akhir siklus II siswa dengan motivasi belajar sangat tinggi mencapai 71% dan tinggi 29%. Untuk ketuntasan belajar di akhir siklus II bisa terlihat mencapai 100% untuk semua KD 4. Pengembangan pembelajaran teks descriptive dengan penerapan pembelajaran kontekstual menggunakan media brosur berisi informasi dan konteks yang beragam dikaitkan dengan situasi dengan lingkungan kehidupan mereka sehari-hari, menggunakan pendekatan ilmiah dan Genre Based Approach. DAFTAR PUSTAKA Celce Murcia, M., Z Dornyei, & S. Thurrell. (1995). Communicative Competence:A Pedagogically Motivated Model with Content Specifications:. In issues in Applied Linguistics, 6/2,pp 5-35.

Herawati. (2003). Pendekatan Kontekstual dalam Meningkatkan Kemampuan Penalaran Siswa pada Pembelajaran Matematika. UPI. Kemmis, S dan MC. Taggart.R. Ed. (1998). The Action Research Planner. Deakin:Deakin University. Maryanto dkk. (2013). Bahasa Indonesia SMA Kelas X untuk Siswa. Jakarta: Puskurbuk, Balitbang.Kemdikbud. Permendikbud No 59 Tahun 2013 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menegah Atas Lampiran II Santyasa, I W. (2007). Model- Model Pembelajaran Inovatif. Makalah Disajikan dalam Pelatihan tentang Penelitan Tindakan Kelas bagi Guru-Guru SMA d Nusa Penida, tanggal. 29 Juni s.d.1 Juli 2007. Sudjana, N. & Rivai, A. (1992). Media Pengajaran. Bandung: Penerbit CV.Sinar Baru Bandung.