BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia ( Depkes, 2015). Hasil Sensus Penduduk (SP) 2010

PENGARUH BRANDT DAROFF EXERCISE TERHADAP KELUHAN PUSING PADA LANJUT USIA DENGAN VERTIGO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang mendambakan untuk dapat memiliki hidup yang sehat, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. igo yang berarti kondisi. Vertigo merupakan subtipe dari dizziness yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PERBEDAAN PENGARUH TERAPI REPOSISI KANALIT DAN MODIFIKASI MANUVER EPLEY TERHADAP VERTIGO DI RSUD DR. SOEDIRAN MANGUN SUMARSO WONOGIRI

PERBEDAAN PENGARUH BRANDT DAROFF DAN MANUVER EPLEY TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL PADA VERTIGO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

V E R T I G O. Yayan A. Israr, S. Ked. Author : Faculty of Medicine University of Riau Arifin Achmad General Hospital of Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. tidak disebabkan kerusakan di dalam otak. Namun, dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah nyeri kepala (Migren) dan low back pain menurut Abdulbar Hamid dalam

BAB I. gejala utama nyeri di daerah tulang punggung bagian bawah. 1

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau adolescence. Menurut WHO (2007) masa remaja terjadi pada usia antara 10 24

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai waktu dan umur (Irianto, 2014). Penyakit degeneratif. dan tulang salah satunya adalah asam urat (Tapan, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

ABSTRAK. Kata Kunci: Manajemen halusinasi, kemampuan mengontrol halusinasi, puskesmas gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. [CDC], 2013). Data dari Riset Kesehatan Dasar ( 2013), prevalensi. gangguan mental emosional (gejala -gejala depresi

BAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

FIRMAN FARADISI J

BENIGN PAROXYSMAL POSITIONAL VERTIGO (BPPV)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

EFFECT OF GYMNASTICS VERTIGO ( CANALIT REPOSITION TREATMENT ) TO BALANCE OF BODY IN PATIENTS VERTIGO

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke menjadi masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus.

Pengaruh latihan Brandt Daroff dan modifikasi manuver Epley pada vertigo posisi paroksismal jinak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PENGARUH ABDOMINAL STRETCHING EXERCISE TERHADAP DYSMENORRHEA PRIMER SISWI MAN 1 SURAKARTA

Evaluasi pasien vertigo posisi paroksismal jinak dengan terapi reposisi kanalit dan latihan Brandt Daroff

BAB I PENDAHULUAN. menstruasinya semakin mendekat. Keadaan ini tidak selalu terjadi pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. produksi zat prostaglandin (Andriyani, 2013). Disminore diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 12%

BAB I PENDAHULUAN. nyeri kepala (migrain) dan low back pain. Menurut Abdulbar Hamid dalam

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

Daftar Pustaka : 21 ( ) Kata kunci: Dismenore, Intensitas dismenore, Senam dismenore

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak. Massage bertujuan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pada bayi merupakan suatu proses yang hakiki, unik, dinamik,

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperplasia prostat merupakan salah satu keluhan atau penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. Pijat telah digunakan untuk pengobatan dan menjadi bagian rutin

BAB I PENDAHULUAN. perubahan struktur umur penduduk yang ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan kesempatan untuk melewati masa ini. tahun 2014, jumlah lansia di Provinsi Jawa Tengah meningkat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

PERBEDAAN PERILAKU ANTARA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN TERAPI MUSIK KLASIK PADA PASIEN DEPRESI DI RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

GAMBARAN TINGKAT NYERI PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL. Karya Tulis Ilmiah

BAB 1 PENDAHULUAN. diperkirakan akan terus meningkat prevalensinya dan memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. deformitas sendi progresif yang menyebabkan disabilitas dan kematian dini

BAB I PENDAHULUAN. menyangga tubuh. Bisa dibayangkan apabila tidak jeli untuk menjaga kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi sering disebut sebagai penyakit silent killer karena pada

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB III METODE PENELITIAN. Group Pre-Test Post-Test Desain Tanpa Kelompok Control dimana desain

PERBEDAAN TINGKATAN NYERI DISMENORE DENGAN PERLAKUAN KOMPRES HANGAT PADA MAHASISWI DI STIKES MUHAMMADIYAH LAMONGAN. Fifi Hartaningsih, Lilin Turlina

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA RUMAH SAKIT UMUM KELAS D KOJA Jl. Walang Permai No. 39 Jakarta Utara PANDUAN ASESMEN PASIEN TERMINAL

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

Pendahuluan Meniere s disease atau penyakit Meniere atau dikenali juga dengan hydrops endolimfatik. Penyakit Meniere ditandai dengan episode berulang

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. darah dalam tubuh dengan mengekskresikan solute dan air secara. saja tetapi juga di negara berkembang. Di Amerika Serikat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical

Clinical Science Session Pain

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Lansia/Lanjut usia adalah seseorang yang sudah berusia 60

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Vertigo merupakan suatu fenomena yang terkadang sering ditemui di masyarakat. Vertigo adalah suatu gejala atau perasaan dimana seseorang atau benda di sekitarnya seolah-olah sedang bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan Jika sensasi atau ilusi berputar yang dirasakan adalah diri sendiri, hal tersebut merupakan vertigo subjektif. Sebaliknya, jika yang berputar adalah lingkungan sekitarnya, maka itu disebut vertigo objektif (Rustinah, 2008; Mudzakir, et al, 2009). Seseorang yang mengalami vertigo akan mempersepsikan suatu gerakan yang abnormal atau suatu ilusi berputar. Vertigo dapat berlangsung sementara maupun berjam-jam namun juga bisa berlangsung ketika seseorang tersebut dalam kondisi tidak bergerak sama sekali (Mudzakir, et al, 2009). Pada tahun 2009 dan 2010 di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi sekitar 50% dari usia 40-50 sampai orang tua yang berumur 75 tahun. Menurut prevalensi angka kejadian vertigo perifer yang terjadi di Amerika Serikat kecenderungan terjadi pada wanita (Dewanto, et al, 2009; Miralza, 2008, dalam jurnal penelitian Sumarliyah, dkk, 2011). Menurut penelitian yang di lakukan oleh Enjtep menunjukkan bahwa sebagian besar penderita vertigo mengalami gangguan pada ruang otak yang mengatur keseimbangan dan 28,3% diantaranya mengalami penyakit batuan kecil (debris) pada alat keseimbangan (Kompas, 2011). Pada saat studi pendahuluan, pasien yang mengalami vertigo atau kekambuhan gejalanya biasa disebabkan oleh faktor kelelahan, lesu, gangguan pada 1

2 organ gastrointestinal, nyeri otot, hipertensi (tekanan darah tinggi) dan hipotensi (tekanan darah rendah). Namun untuk frekuensi atau seringnya angka kekambuhan gejala pada pasien yang mengalami vertigo selalu tidak menentu, hal ini karena vertigo tersebut akan timbul jika pada pasien tersebut muncul faktor penyababnya. Vertigo juga bisa disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan pada telinga bagian dalam atau bagian vestibular dan kemungkinan disebabkan oleh gangguan pada otak. Vestibular merupakan suatu sistem dari telinga bagian dalam yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Menurut Neurologychannel (dalam buku menyayangi otak, 2011), sistem vestibular tersebut bertanggung jawab untuk menghubungkan rangsangan terhadap indera dengan pergerakan tubuh dan menjaga agar suatu objek tetap berada dalam fokus ketika tubuh bergerak. Selain disebabkan oleh gangguan pada sistem vestibular dan gangguan pada otak, vertigo juga bisa disebabkan oleh faktor idiopatik, trauma, fisiologis, konsumsi obat dan penyakit atau sindrom lain seperti Meniere (Dewanto, et al.2009). Menurut Wratsongko (2006), Vertigo biasa terjadi disertai dengan mual dan muntah, bahkan ada juga bisa disertai dengan diare. Akibat selanjutnya vertigo dapat menyebabkan dehidrasi dan jatuh. Banyak tindakan atau terapi yang sering digunakan oleh seseorang yang mengalami vertigo. Salah satunya yaitu terapi farmakologi atau obat. Seperti halnya upaya yang sudah dilakukan di praktik mandiri dokter yang akan diteliti yaitu memberikan obat untuk meringankan vertigo. Seseorang yang mengalami vertigo biasa mengkonsumsi obat untuk mengurangi atau menghilangkan gejala vertigo. Namun obat yang di konsumsi tentu saja memiliki efek samping. Banyak terapiterapi lain selain farmakologi. Salah satunya terapi rehabilitasi vestibular yaitu epley manuver, semount manuver dan brandt daroff atau brandt daroff exercise.

3 Dalam penelitian ini menggunakan metode brandt daroff karena metode ini dapat dilakukan secara mandiri oleh penderita/ pasien vertigo di rumah. Latihan ini dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Metode brandt daroff atau brandt daroff exercise biasa di kenal dengan senam vertigo yang digunakan sejak tahun 1980 untuk terapi fisik vertigo. Senam vertigo ini memberikan efek meningkatkan darah ke otak sehingga dapat memperbaiki fungsi alat keseimbangan tubuh dan memaksimalkan kerja dari sistem sensori. Menurut Joesoef (2006) dalam jurnal penelitian Sumarliyah, dkk (2011) Input visual memberikan objek berupa orientasi ruang. Pada anatomi sistem keseimbangan, saluran atau kanal semisirkularis dan vestibula yang berfungsi sebagai alat keseimbangan dan coklea yang berfungsi sebagai pendengaran terletak di telinga bagian dalam. Sistem-sistem ini bekerja dengan cara menghubungkan saraf vestibulococlear dengan pusat vestibular yang terletak di otak dan sistem keseimbangan. Selain sistem vestibular, terdapat juga sistem propiosepsi yang terdiri dari sensor-sensor gerakan, posisi dan tekanan yang berada pada otot, kulit dan sendi yang berfungsi memberikan stimulus berupa sentuhan dan objek ruang yang sangat penting untuk menjaga posisi tetap seimbang. Metode Brandt Daroff merupakan salah satu bentuk terapi fisik atau senam fisik vestibuler untuk mengatasi gangguan vestibular seperti vertigo. Terapi fisik ini dilakukan untuk mengadaptasikan diri terhadap gangguan keseimbangan. Latihan Brandt Daroff memiliki keuntungan atau kelebihan dari terapi fisik lainnya atau dari terapi farmakologi yaitu dapat mempercepat sembuhnya vertigo dan untuk mencegah terjadinya kekambuhan tanpa harus mengkonsumsi obat. Selain itu, latihan Brandt Daroff dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan Pasien tidak perlu berkeliling mencari dokter yang bisa menyembuhkan vertigonya. Namun,

4 selain kelebihan-kelebihan di atas, metode ini juga memiliki kelemahan yaitu metode ini tidak boleh langsung dilakukan setelah pasien diberikan terapi epley maneuver maupun semont maneuver (Bahrudin, 2013; Lumbantobing, 2001) Dalam penelitian yang sudah dilakukan oleh Sumarliyah dkk (2011), senam vertigo dengan menggunakan metode Brandt Daroff dapat memaksimalkan kinerja tiga sistem yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Menurut informasi dari Cambridge University Hospital (2014), brandt daroff memiliki kelebihan yaitu mengurangi respon stimuli yang berupa perasaan tidak nyaman dan sensasi berputar pada otak, dan juga membantu mereposisi Kristal yang berada pada kanalis semisirkularis. Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan metode Brandt Daroff sebagai terapi fisik untuk mengatasi vertigo yang sedang dialami oleh seseorang. 1.2. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh penggunaan metode brandt daroff terhadap perubahan intensitas pusing pada penderita vertigo? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh penggunaan metode Brandt Daroff terhadap perubahan intensitas pusing pada penderita vertigo. 1.3.2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi intensitas pusing pada vertigo sebelum dilakukan senam vertigo menggunakan metode Brandt Daroff

5 b. Mengidentifikasi intensitas pusing pada vertigo sesudah dilakukan senam vertigo menggunakan metode Brandt Daroff c. Menganalisis pengaruh metode Brandt Daroff terhadap perubahan intensitas pusing pada vertigo. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai tambahan informasi pengetahuan dan wawasan dalam ilmu keperawatan tentang metode Brandt Daroff sebagai latihan dalam mengatasi vertigo. 1.4.2. Bagi pelayanan kesehatan Sebagai terapi alternatif untuk pasien yang mengalami vertigo atau gangguan keseimbangan. 1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan masukan dan sumber data yang bermanfaat untuk peneliti selanjutnya sebagai bahan pokok dalam memberikan pengetahuan atau wawasan tentang metode brandt daroff. 1.4.4. Bagi Pasien Vertigo Sebagai bentuk latihan atau terapi alternative dalam mengatasi gejala vertigo selain menggunakan terapi farmakologi (obat-obatan) dan dapat mengatasi vertigo dengan cepat. 1.5. Keaslian Penulisan Sepengetahuan penulis, penelitian tentang pengaruh penggunaan metode brandt daroff dengan perubahan intensitas nyeri kepala pada penderita vertigo ini

6 belum pernah dilakukan di Malang. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang di fokuskan pada pengaruh metode brandt daroff sebagai latihan dalam mengatasi vertigo. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah : a. Sumarliyah, dkk (2011) Jurnal Penelitian Pengaruh Senam Vertigo Terhadap Keseimbangan Tubuh Pada Pasien Vertigo Di Rs Siti Khodijah Sepanjang. Penelitian ini menggunakan teknik purpose sampling dengan 28 responden dan desain penelitian menggunakan analisis one group preexperimental pre dan post test. Hasil dari penelitian tersebut bahwa masing-masing sebanyak 14 orang dari 28 responden yang diteliti sesudah dilakukan senam vertigo mengalami perbaikan keseimbangan tubuh serta mempunyai keseimbangan tubuh antara sedang dan baik. Keseimbangan tubuh pada pasien vertigo sebelum dan sesudah dilakukan senam vertigo ada pengaruh. Perbedaan dengan penelitian tersebut yaitu dalam penelitian yang akan dilakukan menggunakan teknik Accidental sampling dan design penelitian pre-experimental. b. Ferdiansyah, Rully, dkk. (2008) Evaluasi Jangka Pendek Proporsi Kesembuhan Pasien Vertigo Posisi Paroksimal Jinak Yang Menjalani Terapi Reposisi Kanalit (Canalith Repositioning Treatment/ CRT) Dengan Dan Tanpa Latihan Brandt Daroff. Penelitian ini menggunakan studi deskripsi dengan jumlah responden 40 pasien. Metode yang digunakan yaitu membagi responden menjadi 2 kelompok dan masingmasing kelompok terdiri dari 20 pasien. Hasil dari penelitian yaitu kelompok yang menjalani terapi CRT saja sebanyak 10 pasien. Sedangkan kelompok yang menjalani terapi kombinasi antara CRT dan latihan Brandt Daroff sebanyak 13 pasien. Kesimpulannya adalah kesembuhan pasien

7 VPPJ tanpa latihan brandt daroff sebesar 50%, sedangkan proporsi kesembuhan pasien VPPJ dengan latihan brandt daroff 65%. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu penelitian yang akan dilakukan menggunakan analisis experimental dengan design pre-experimental One Group Pretest-Posttest dan pasien berumur > 30 tahun. c. Han, DongWook, et al. (2011) The Effect Of Brandt-Daroff Exercise On The Vestibular Organ Of Women With Vertigo. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 17 wanita yang diberikan kuesioner tentang gejala vertigo yang terdiri dari lima faktor yaitu merasakan pusing ketika bangun tidur, merasakan pusing ketika di dalam mobil, perahu atau pesawat terbang, merasakan pusing ketika melihat dari ketinggian, merasakan pusing ketika mengganggukan kepala ke bawah atau melihat ke atas. Kuesioner tersebut untuk mengukur fungsi keseimbangan dan hasilnya di uji dengan analisis Wilcoxon sign rank test and ANOVA test. Kesimpulannya adalah metode Brandt Daroff efektif untuk meningkatkan fungsi vestibular dengan periode latihan selama 2 minggu.