STUDI PERBANDINGAN ANTARA STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY DAN EKSPOSITORI TERHADAP KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Umu Mahfudhoh, Bambang Priyo Darminto Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Email: Mahfudhoh_umu@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan strategi pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa pada materi segitiga kelas VII MTs Negeri Purworejo tahun ajaran 2013/ 2014. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Negeri Purworejo yang terdiri dari 7 kelas. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VII B dan kelas VII C yang diambil menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode tes, dan metode angket. Instrumen penelitian yang digunakan adalah soal tes pilihan ganda. Data analisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis akhir menggunakan uji Chi-Kuadrat Bartlett yang dilanjutkan dengan uji univariat terpisah menggunakan uji t. Berdasarkan uji anava satu jalur multivariat, terdapat perbedaan strategi pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap kreativitas dan prestasi belajar, sehingga peneliti melanjutkan dengan uji univariat pada kedua variabel terikat tersebut. Berdasarkan perhitungan uji univariat, terdapat perbedaan kedua strategi pembelajaran terhadap kreativitas belajar matematika siswa dengan diperoleh hasil uji. Sedangkan uji univariat terhadap prestasi belajar matematika siswa, diperoleh hasil uji, sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan pada kedua strategi pembelajaran terhadap prestasi belajar matematika siswa. Kata kunci: strategi pembelajaran discovery, kreativitas, prestasi, segitiga PENDAHULUAN Pelaksanaan pembelajaran di Indonesia diharapkan mampu meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM), sehingga SDM Indonesia tidak kalah bersaing dengan negara-negara lain. Masalah ini dapat diatasi dengan adanya pembenahan sistem pembelajaran di negara kita. Sistem pembelajaran yang tepat akan mampu meningkatkan prestasi belajar yang lebih optimal. Pemahaman konsep dari suatu materi akan mendukung pembelajaran lebih efektif, terutama dalam penelitian ini adalah materi segitiga. Belajar tidak hanya mengetahui hasil akhir, namun proses 105
untuk mendapatkan hasil lebih ditekankan. Dengan begitu, seorang siswa diharapkan dapat meresapi atau memahami apa yang dipelajari, dan dapat bermakna. Melalui pengalaman sendiri, siswa akan mengingat lebih lama apa yang dipelajari. Saat pembelajaran tradisional hanya menuangkan materi kepada siswa, mereka hanya menerima materi secara pasif dan tidak memberikan apresiasi bagi mereka untuk mencoba, sehingga keaktifan dan kreativitas mereka tidak dapat terealisasikan. Berbeda halnya dengan pembelajaran yang bersifat konstruktif. Di sini, kemampuan mereka akan dieksplor, sehingga ide atau gagasan mereka dapat dihargai. Mereka akan mencoba dan menemukan sendiri hasil dari belajar mereka secara aktif dan kreatif. Salah satu strategi pembelajaran yang mampu menampung keaktifan, kreativitas, kemandirian, pengalaman yang kaya, dan eksplorasi gagasan-gagasan siswa adalah strategi pembelajaran discovery. Menurut Umar Hamalik (2006: 134), metode discovery merupakan suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan studi individual, manipulasi objek-objek dan eksperimentasi oleh siswa sebelum membuat generalisasi sampai siswa menyadari suatu konsep. Jadi, dengan belajar individual, siswa akan mampu menanamkan konsep dan dapat diresapi lebih lama. Pengertian discovery ini akan mendukung definisi belajar yang dikemukakan oleh Robbins dalam Trianto, yang menyatakan bahwa belajar merupakan proses menciptakan hubungan antara pengetahuan yang sudah dipahami dan pengetahuan yang masih baru. Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan strategi pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran ekspositori terhadap kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa pada materi segitiga kelas VII MTs Negeri Purworejo tahun ajaran 2013/ 2014. Salah satu penelitian yang relevan dengan penelitian iini adalah penelitian dari Lily Nuraeni (2012) yang merupakan penelitian dengan jenis eksperimen. Dalam penelitiannya, ia menggunakan metode pembelajaran discovery pada pokok bahasan bangun ruang. Berdasarkan hasil penelitiannya, disimpulkan bahwa pembelajaran yang menggunakan metode discovery memberikan hasil belajar yang lebih baik 106
dibandingkan dengan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan metode discovery. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian eksperimental semu (quasi experimental resaerch). Penelitian dilaksanakan di MTs Negeri Purworejo pada bulan Mei 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII semester II MTs Negeri Purworejo tahun ajaran 2013/ 2014. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan cluster random sampling. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, metode tes, dan metode angket. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes objektif berjumlah 30 soal pilihan ganda dan angket. Teknik analisis penelitiana ini adalah analisis data awal dan analisis data akhir. Analisis data awal meliputi uji normalitas, uji homegenitas, dan uji keseimbangan. Analisis data akhir meliputi uji normalitas, uji homogenitas, dan uji hipotesis menggunakan anava satu jalur multivariat yang dilanjutkan dengan uji univariat terpisah. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan strategi pembelajaran discovery dan ekspositori terhadap kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa. Perbedaan tersebut terletak pada kreativitas belajar matematika siswa, sedangakan untuk strategi pembelajaran discovery dan ekspositori tidak terdapat perbedaan terhadap prestasi belajar matematika siswa pada materi segitiga kelas VII MTs Negeri Purworejo Tahun Ajaran 2013/ 2014. Berdasarkan data awal yang diperoleh peneliti, data berasal dari kelompok yang normal dan homogen. Hasil uji normalitas data awal diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari. Dengan demikian, diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas data awal diperoleh nilai. Dengan demikian, hipotesis diterima dan dapat disimpulkan bahwa sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pada uji keseimbangan menunjukkan bahwa kedua kelompok dalam keadaan seimbang. Berdasarkan hasil uji keseimbangan diperoleh = 1,667 dan untuk = 107
1,960. Daerah kritiknya yaitu DK= { atau. Karena DK, sehingga hipotesis diterima yang berarti kelas eksperiman dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama pada bidang matematika. Dengan kata lain, kedua kelas dalam keadaan seimbang. Setelah diketahui kedua sampel dalam kondisi seimbang, maka peneliti memberi perlakuan terhadap kelas VII B berupa proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran discovery dan kelas VII C berupa proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran ekspositori. Pada akhir pembelajaran, kedua kelas diberi tes tertulis dan angket yang sama. Tes dan angket ini diberikan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil penerapan kedua strategi pembelajaran terhadap prestasi dan kreativitas belajar matematika siswa. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan kedua strategi terhadap kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa, maka peneliti melakukan analisis uji hipotesis menggunakan anava satu jalur multivariat dengan uji Chi-Kuadrat Bartlett. Namun, sebelum dilakukan hipotesis menggunakan uji Chi-Kuadrat Bartlett, variabel terikat pada kedua kelompok harus dalam keadaan normal dan homogen. Berdasarkan hasil analisis, kedua kelompok dalam keadaan normal dan homogen. Hasil uji normalitas terhadap kreativitas diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari. Dengan demikian H 0. Sedangkan hasil uji homogenitas terhadap kreativitas diperoleh dengan dan. Untuk uji normalitas terhadap prestasi diperoleh pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kurang dari. Sedangkan uji homegenitas terhadap prestasi diperoleh dengan dan. Selanjutnya, hasil uji Chi-Kuadrat Bartlett menyatakan bahwa nilai dengan. Ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan rerata kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaaran discovery dan ekspositori. Setelah mengetahui adanya perbedaan pada kedua strategi, maka peneliti melanjutkan uji univariat terpisah pada kreativitas dan prestasi belajar untuk mengetahui perbedaan tersebut 108
terletak pada kreativitas atau prestasi belajar matematika siswa dengan menggunakan uji t dua pihak. Berdasarkan hasil uji univariat terpisah, terdapat perbedaan rerata kreativitas yang menggunakan strategi pembelajaran discovery dan ekspositori dengan, diperoleh nilai. Namun, hasil uji unvariat terpisah terhadap prestasi belajar tidak terdapat perbedaan rerata, dengan, diperoleh nilai dan. Berdasarkan hasil rerata kreativitas, kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran discovery memberikan hasil yang lebih baik daripada strategi pembelajaran ekspositori, dengan hasil rerata kelas eksperimen sebesar 96,16 dan rerata kelas kontrol sebesar 65,17. Ketidakberhasilan kelas kontrol dalam menggunakan strategi pembelajaran ekspositori jika dilihat dari prestasinya diakibatkan karena strategi ini hanya akan menguntungkan siswa yang mempunyai kemampuan menyimak dan mendengar dengan baik. Maksudnya, siswa yang tidak fokus dengan apa yang disampaikan guru akan sulit mengikuti pembelajaran karena dalam strategi ini guru lebih mengedepankan keluasan materi pelajaran. Selain itu, komunikasi yang hanya searah mengakibatkan siswa tidak terlatih untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. Karena strategi ini berorientasi pada guru, maka kreativitas siswa akan sulit berkembang. Guru juga akan sulit mengontrol kemampuan siswa secara individu. Ketidakberhasilan dalam prestasi belajar matematika siswa juga terlihat pada strategi pembelajaran discovery. Ini diakibatkan dari kemampuan berpikir rasional siswa yang masih terbatas. Waktu yang dibutuhkan dalam mengolah informasi yang cukup lama menambah kelemahan strategi pembelajaran ini. Siswa tidak terbiasa dengan belajar yang membutuhkan kemampuan berpikir ekstra dari cara belajar sebelumnya, yang hanya menerima pelajaran tanpa berpikir ulang. Adapun dalam proses pembelajaran kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran discovery, siswa lebih aktif dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Keaktifan mereka dalam memecahkan masalah menjadikan mereka lebih kreatif. Siswa akan lebih senang karena pembelajaran ini melibatkan siswa secara langsung untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi sehingga lebih terampil. Jika mereka kesulitan menyelesaikan masalah yang dihadapi, mereka bisa bertanya kepada 109
guru. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara strategi pembelajaran discovery dengan strategi pembelajaran ekspositori terhadap kreativitas belajar matematika siswa kelas VII MTs Negeri Purworejo tahun ajaran 2013/ 2014. Sedangkan terhadap prestasi belajar matematika, tidak ada perbedaan rerata antara strategi pembelajaran discovery dengan strategi pembelajaran ekspositori. Hasil rerata kreativitas belajar matematika siswa memberikan gambaran bahwa kreativitas belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran discovery lebih baik daripada kreativitas belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kreativitas dan prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran discovery dan strategi pembelajaran ekspositori. Perbedaan tersebut tersebut terlihat pada kreativitas belajar matematika siswa, sedangkan pada prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran discovery dan yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori tidak terdapat perbedaan. Berdasarkan hasil rerata kreativitas belajar matematika siswa dapat disimpulkan bahwa kreativitas belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran discovery lebih baik daripada kreativitas belajar matematika siswa yang menggunakan strategi pembelajaran ekspositori pada materi segitiga siswa kelas VII MTs Negeri Purworejo tahun ajaran 2013/ 2014. Dalam pembelajaran yang menggunakan strategi pembelajaran discovery yang di dalamnya menggunakan LKS, hal yang harus diperhatikan adalah membimbing dan mengecek hasil diskusi siswa dalam menemukan konsep agar mereka tidak salah konsep. Sehingga, tidak hanya menghasilkan kreativitas belajar yang lebih baik, namun juga prestasi belajarnya. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Umar. 2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT Bumi Aksara. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Fajar Interpratama Mandiri. 110