KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 PURWOREJO

Transkripsi

1 KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 17 PURWOREJO Dwi Pebriyani; Bambang Priyo Darminto. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifanpembelajaranreciprocal teaching apabila dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori dalam hal prestasi belajar matematika siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasipenelitianadalah siswa kelas VII SMP tahun pelajaran 2015/2016. Dengan menggunakan teknik simple random sampling diambil sampel sebanyak 2 kelas yaitu siswa kelas VII F sebagai kelas kontrol dan siswa kelas VII G sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dokumentasi dan tes. Instrumenpenelitian adalah tes prestasi belajar matematika. Analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat kemudian dilanjutkan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-t dengan taraf signifikansi 5%. Pengujian hipotesis menghasilkan H o ditolak. Kesimpulanpenelitianmodel pembelajaran reciprocal teaching lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori dalam hal prestasi belajar matematika siswa. Kata kunci : Keefektifan, model pembelajaran reciprocal teaching dan prestasi belajar. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dan ketrampilan serta cakap menyikapinya, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Menurut WJS. Poerwadarminta (dalam Djamarah, Syaiful Bahri 2012: 20) prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Menurut Slameto (2013: 2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Prestasi belajar matematika pada dasarnya merupakan hasil belajar yang diperoleh melalui proses pembelajaran matematika. Keberhasilan dari belajar matematika dapat diukur dengan mengetahui prestasi belajar dalam bentuk nilai matematika. 230 Ekuivalen: Keefektifan Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP.

2 Model pembelajaran reciprocal teaching atau pengajaran timbal balik merupakan sebuah model pembelajaran kooperatif yang meminta siswa untuk membentuk pasangan-pasangan saat berpartisipasi dalam sebuah diskusi.model pembelajaran reciprocal teaching ini memungkinkan siswa untuk melatih dan menggunakan teknikteknik metakognitif seperti mengklarifikasi, bertanya, memprediksi, dan menyimpulkan.dalam membuat rangkuman dibutuhkan kemampuan untuk dapat membedakan hal-hal yang penting dan yang tidak penting. Setelah membuat rangkuman dan memahaminya, diharapkan siswa dapat mempertanggungjawabkan atas rangkumannya dan dapat menjelaskan kembali kepada teman-teman yang lain. Sedangkan dalam memprediksikan pertanyaaan diharapkan siswa mampu mengungkap penguasaan atas materi yang bersangkutan dan selanjutnya diharapkan dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Pembelajaran ekspositori merupakan kegiatan proses belajar mengajar yang terpusat pada guru. Menurut Sanjaya (2006: 179), strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian secara verbal dari seseorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Keefektifan berarti keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan (tentang usaha, tindakan). Keefektifan dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan keterkaitan antara ketercapaian perencanaan pembelajaran dengan hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan model pembelajaran reciprocal teaching apabila dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori dalam hal prestasi belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 17 Purworejo. Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu untuk dijadikan bahan pertimbangan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Luluk Afifah (2012) dalam penelitiannya yang berjudulefektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching dengan Menggunakan Fieldtrip terhadap Hasil Belajar Matematikadi MTs Manbaul Islam Losari Soko Tuban, menyimpulkan bahwa model reciprocal teaching dengan melakukanfieldtrip lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII semester 1 materi pokok perbandingan pada peta (skala). 231

3 METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen (experiment research) dengan bentuk desain penelitian eksperimental semu (quasi experimental design) karena peneliti tidak mungkin untuk mengontrol semua variabel yang relevan. Populasipenelitianadalah siswa kelas VII SMP tahun pelajaran 2015/2016. Pengambilan sampelpenelitianmenggunakan teknik simple random sampling dan diperoleh kelas VII F sebagaikelas kontrol dan kelas VII G sebagai kelas eksperimen. Kelas kontrolmenggunakan model pembelajaran ekspositori. Sedangkan kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching. Instrumen berupa soal tes berbentuk pilihan ganda yang diberikan pada siswa setelah mendapat pembelajaran.analisis data yang digunakan adalah uji normalitas dan homogenitas sebagai uji prasyarat kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis penelitian menggunakan uji-tdengan taraf signifikansi 5%. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dalam penelitian ini adalah data prestasi belajar matematika kelas VII di SMP tahun pelajaran 2015/2016. Hasil pengumpulan data sebelum perlakuan didapat dengan dokumentasi, yaitu dengan mengambil data pada kedua kelas sampel yaitu berupa nilai UTS semester I yang disajikan dalam tabel berikut. Tabel 1 Nilai Ulangan Tengah Semester No Kelas Jumlah siswa Rerata Nilai Tertinggi Nilai Terendah 1 Eksperimen 32 60, Kontrol 32 58, Sebelum sampel diberi perlakuan maka terlebih dahulu perlu dianalisis melalui uji normalitas, uji homogenitas dan uji keseimbangan. Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa data awal yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak, dan uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel mempunyai variansi yang sama atau tidak.uji normalitas menggunakan uji Lillieforsdan diperoleh data sebagai berikut 232

4 Tabel 2 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Awal Kelas n L tabel L maks Keputusan Keterangan Eksperimen 32 0,1566 0,133 H 0 diterima Berdistribusi Normal Kontrol 32 0,1566 0,08885 H 0 diterima Berdistribusi Normal Dari hasil perhitungan uji homogenitas variansi menggunakan uji Bartlett diperoleh nilai χ 2 obs = 0,0568 dan χ 2 tabel = 3,841. Dengan demikian χ 2 obs< χ 2 tabelartinyah 0 diterima, sehingga ini menunjukkan bahwa variansi kedua kelas tersebut sama(homogen). Maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berangkat dari keadaan yang sama atau homogen. Setelah terpenuhi prasyarat awal oleh kedua kelas sampel, maka diuji keseimbangan menggunakan uji-t. Hasil uji keseimbangan untuk (α) = 0,05 dan n 1 + n 2 2 = 62maka diperoleh t obs = 0,4669 dan t tabel = 1,960. Karena t obs < t tabel maka H 0 diterima sehingga kedua kelas sampel memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilakukan uji data awal di atas, maka kedua kelas diberi perlakuan. Kedua kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimenmenggunakan model pembelajaran reciprocal teaching dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositori. Setelah kedua kelas diberi perlakuan, selanjutnya dilakukan tes prestasi belajar matematika yang sebelumnya soal tersebut sudah diuji cobakan terlebih dahulu pada kelas uji coba instrumen dengan tujuan mencari berapa soal yang akan digunakan.hasil dari tes prestasi kedua kelas tersebut dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai prasarat uji hipotesis.adapun data yang diperoleh adalah sebagai berikut: Kelas Tabel 3 Data Kemampuan Akhir Jumlah Siswa Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rerata Standar Deviasi Eksperimen ,7 10,9 Kontrol ,53 12,27 Setelah data tes prestasi belajar diperoleh, data tersebut digunakan untuk melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data akhir. Adapun uji normalitas diperoleh dalam tabel berikut: 233

5 Tabel 4 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Setelah Diberi Perlakuan Kelas n L tabel L maks Keputusan Keterangan Eksperimen 32 0,1566 0,0934 H 0 diterima Berdistribusi Normal Kontrol 32 0,1566 0,131 H 0 diterima Berdistribusi Normal Dari data tersebut di atas L maks < L tabel, maka H 0 diterima yang berarti kedua kelas tersebut berdistribusi normal. Selanjutnya, dari hasil uji homogenitas variansi data kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberi perlakuan diperoleh nilai χ 2 obs = 0,441 dan χ tabel= 3,841 dengan α= 0,05. Dengan demikian χ obs < χ tabel, maka H 0 diterima yang berarti variansi-variansi dari ke dua populasi tersebut sama (homogen).hasil perhitungan menunjukkan bahwa data prestasi belajar matematika siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk menguji keefektifan setiap model pembelajaran digunakan uji-t satu pihak yaitu pihak kanan dan untuk menguji keefektifan kedua model pembelajaran digunakan uji-t satu pihak yaitu uji pihak kanan. Dari perhitungan uji hipotesis keefektifan model pembelajaran ekspositoridenganx =70,53;n = 32; α = 0,05 didapat t obs = 2,442dan t tabel = 1,684. Karena t obs > t tabel dengan DK = { t t > 1,684} maka t obs DK yang menyebabkan H 0 ditolak sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran ekspositori efektif. Dan dari perhitungan uji hipotesis keefektifan model pembelajaran reciprocal teaching denganx = 76,7; n = 32; α = 0,05 didapat t obs = 3,477dan t tabel = 1,684. Karena t obs > t tabel dengan DK = { t t > 1,684} maka t obs DK yang menyebabkan H 0 ditolak sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran reciprocal teaching efektif. Selanjutnya dilakukan perhitungan uji hipotesis untuk kedua model pembelajaran, diperoleh bahwa rata-rata kelas kontrol x 1 = 70,53 dan rata-rata kelas eksperimen x 2 = 76,7 dengan n 1 = 32 dan n 2 = 32; α = 0,05 dan n 1 + n 2 2 = 62diperoleh t obs = 2,127dan t tabel = 1,645. Karena t obs > t tabel dengan DK = { t t > 1,645} maka t obs DK yang menyebabkan H 0 ditolak sehingga diperoleh kesimpulan bahwa 234

6 model pembelajaran reciprocal teaching lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori untuk prestasi belajar matematika siswa. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaranreciprocal teaching lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran ekspositori dalam hal prestasi belajar matematika siswa. Dari simpulan yang diperoleh, ada beberapa saran yang peneliti sampaikan diantaranya yaitu: (1) bagi guru, diharapkandapat menggunakan model reciprocal teaching di dalam proses pembelajaran dan diharapkan lebih inovatif dalam hal menggunakan model di dalam pembelajaran, supaya pembelajaran matematika menjadi suatu pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna;(2) bagi siswa, diharapkan dapat memotivasi diri supaya dapat meningkatkan hasil belajar secara optimal dan sebagai generasi yang cerdas dan penerus bangsa dapat mengubah sikap untuk lebih aktif, kreatif dan kritis untuk mencapai prestasi dan hasil belajar yang optimal; (3) Bagi pembaca, diharapkan dapat memberi khasanah dan wawasan pengetahuan tentang proses pembelajaran di dalam dunia pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Afifah, Luluk Efektivitas Penggunaan Model Reciprocal Teaching dengan Menggunakan Fieldtrip terhadap Hasil Belajar Matematika. Skripsi, tidak diterbitkan. Institut Agama Islam Walisongo, Semarang Budiyono Statistik untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press Djamarah, Syaiful Bahri Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: rineka Cipta. 235