BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, (5) metode pengumpulan data, (6) analisis data, dan (7) indikator

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang valid sehingga tujuan dapat dirumuskan,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. penting dalam menguraikan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana cara peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjaya (2009: 26) mengemukakan penelitian tindakan kelas merupakan proses

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada ipaya pemecahan

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Wardani (2007:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode penelitian merupakan cara atau prosedur yang sistematis dan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 40. Penelitian ini, mengunakan model Kurt Lewin dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti langsung terjun ke lapangan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan penelitian ini adalah PTK (Penelitian

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena

1 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 2.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. Inggris Classroom Action Research, yang berarti penelitian yang dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian bersifat deskriptif yaitu terkait dari urutan-urutan kegiatan

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kunandar menjelaskan PTK adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Rencana Kerja Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. Februari 2012

BAB III METODE PENELITIAN. Practice-Rehearsal Pairs, yang merupakan suatu inovasi yang akan diterapkan

METODE PENELITIAN. dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam rangka

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan baik dan benar (Kunandar, 2011: 41). Adlan (2011: 4) menjelaskan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Kelas (PTK). Istilah bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research memiliki

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK),

BAB III METODE PENELITIAN. 2008: 58). Sedangkan menurut Kunandar (2010: 46) PTK dapat juga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. (PTK). Karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENELITIAN

(Sugiyono,2013hlm.76) Keterangan : E = kelas eksperimen yang dipilih secara acak K = kelas kontrol yang dipilih secara acak

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki layanan kependidikan yang harus diselenggarakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III. Metode dan Rencana Penelitian. Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. research). Menurut Kemmis dan Mc.Taggart, PTK adalah studi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Administrasi Perkantoran SMK Kristen Salatiga, peneliti berhasil

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan classroom action research atau sering disebut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research).

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. sering disebut Classroom Action Research dalam bahasa inggris. Yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Classroom Action Research (CAR). Menurut Tarigan (2011: 103), penelitian

Transkripsi:

23 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas beberapa hal antara lain: (1) rancangan penelitian, (2) setting penelitian, (3) subjek dan objek penelitian, (4) prosedur penelitian, (5) metode pengumpulan data, (6) analisis data, dan (7) indikator keberhasilan 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau lebih dikenal dengan istilah Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas menurut Sanjaya (2013:149) merupakan proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut. Menurut Mulyasa (2011: 11), penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan. Dasar utama dari penelitian tindakan kelas adalah meningkatkan atau memperbaiki mutu pembelajaran di kelas. Perbaikan disini terkait dengan konteks proses pembelajaran. Maka dari itu, tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk peningkatan professional guru, memperbaiki kinerja guru, dan meningkatkan situasi tempat praktik berlangsung (Sanjaya, 2013:150). 23 23

24 Model PTK yang digunakan dalam peneliti ini adalah model Kurt Lewin yang mengandung empat komponen pada setiap siklusnya. Keempat komponen tersebut (Sanjaya, 2013:154) diantaranya: (1) Rencana (Planning), rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan, atau perubahan prilaku dan sikap sebagai solusi. (2) Tindakan (Actions), apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. (3) Observasi (Observing), mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan atau dikenakan terhadap siswa, serta mengamati bagaimana guru mengajar, dan (4) Refleksi (Reflecting), penelitian mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan atas hasil atau dampak dari tindakan, dari berbagai kreteria. Adapun hubungan keempat kompoen tersebut dapat digambarkan pada Gambar 3.1 berikut: (Sumber: Sanjaya, 2013:154) Tindakan (Actions) Perencanaan (Planning) Pengamatan (Observing) Refleksi (Reflecting) Gambar 3.1 Desain PTK Model Kurt Lewi

25 3.2 Setting Penelitian Setting penelitian tindakan kelas ini meliputi: (1) tempat penelitian, dan (2) waktu penelitian. Di bawah ini peneliti akan memaparkan masing-masing sebagai berikut. 3.2.1 Tempat Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Sukawati, yang berlokasi di Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. 3.2.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 dalam jangka waku 1 bulan dengan 8 kali pertemuan, setiap minggunya diadakan 2 kali pertemuan dimana dalam 1 kali mengajar membutuhkan waktu 2 x 45 menit. Jadi dalam jangka rentang waktu 1 bulan memerlukan waktu 720 menit atau 12 jam untuk memberikan pengajaran tentang menulis cerpen. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena PTK memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif di kelas. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap, jika dalam siklus I hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan maka akan dilanjutkan ke siklus selanjutnya sampai hasil yang diperoleh siswa mencapai KKM yang telah ditentukan. 3.3 Subjek Penelitian Adapun subjek dan objek penelitian ini adalah sebagai berikut.

26 3.3.1 Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar. Jumlah siswa di kelas ini sebanyak 40 siswa. Pemilihan kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar sebagai subjek penelitian dikarenakan kemampuan menulis cerpen siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia masih rendah. Berdasarkan kondisi tersebut, maka siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar dijadikan sumber utama dalam pemerolehan data yang terkait dengan penerapan model pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen pada siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar. 3.3.2 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture untuk meningkatkan keterampilan menulis cerpen pada siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar. 3.4 Prosedur Penelitian Model PTK yang digunakan dalam peneliti ini adalah model Kurt Lewin yang mengandung empat komponen pada setiap siklusnya. Keempat komponen tersebut diantaranya: (1) Rencana (Planning), (2) Tindakan (Actions), (3) Observasi (Observing), dan (4) Refleksi (Reflecting).

27 3.4.1 Refleksi Awal Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar dan observasi dokumen daftar nilai (lager) pada bulan Oktober, diperoleh informasi bahwa kualitas pembelajaran keterampilan menulis cerpen siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada hasil tes keterampilan menulis siswa kelas XI AP 3 semester lalu Tahun Pelajaran 2014/2015 pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, dengan rata-rata skor adalah 65. Hasil ini masih di bawah standar yang digunakan oleh Depdikbud (1994) dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ada di SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar untuk pelajaran Bahasa Indonesia adalah dengan nilai KKM 75. Kemudian saat melakukan pengamatan langsung pada saat guru Bahasa Indonesia di kelas XI AP 3 mengajar, terlihat bahwa, pembelajaran menulis cerpen di kelas XI AP 3 masih bersifat konvensional. Pembelajaran menulis cerpen dengan adanya ceramah oleh guru, tanpa adanya pembaharuan situasi pembelajaran, dan juga siswa membuat atau menulis cerpen tanpa ilustrasi yang membantu pengembangan ide siswa, hal tersebut dirasa terlalu memberikan kesan bosan terhadap siswa, siswa menjadi pasif dan kurang termotivasi untuk siswa yang belum memahami materi. 3.4.2 Siklus I Pada pelaksanaan siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi atau pengamatan, dan (4)

28 refleksi. Untuk lebih jelasnya mengenai keempat tahapan tersebut akan diuraikan sebagai berikut. 3.4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I Perencanaan tindakan siklus I dilakukan agar pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat berjalan lancar. Perencaan tindakan siklus I dilakukan dengan mengumpulkan materi dari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang diajarkan untuk dirancang dan dikembangkan dalam mengajarkan materi menulis cerpen yaitu yang mencakup kegiatan berikut. 1) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMK Negeri 2 Sukawati 2) Menyusun dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan memperhasikan indikator hasil belajar 3) Memberikan penjelasan kepada guru mengenai model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu menerapkan model pembelajaran picture and picture dalam menulis cerpen 4) Menyiapkan sumber belajar yang dapat menunjang pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 5) Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 6) Menyusun tes, lembar observasi siswa, dan kriteria penilaian yang digunakan sebagai alat evaluasi untuk menilai kemampuan menulis cerpen

29 3.4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut. Kegiatan (1) Pendahuluan 1. Peserta didik merespon salam dan pertanyaan guru sehubungan dengan kondisi siswa dan kelas 2. Guru menyampaikan apersepsi 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 4. Peserta didik merespon pertanyaan dari guru tentang keterkaitan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari (2) Inti Mengamati 1. Guru memberikan penjelasan tentang cerpen agar mudah dipahami siswa 2. Siswa diminta mengamati sebuah gambar yang diacak susunannya 3. Selama kegiatan mengamati berlangsung, guru meminta siswa untuk melakukan pengamatan dan diperkenankan untuk menyusun secara berurut gambar yang acak tadi, dan dibuat menjadi suatu cerita pendek. Menanya 1. Siswa berdiskusi kemudian secara individu mengerjakan soal esai yang diberikan oleh guru berkaitan dengan gambar yang ditampilan.

30 Menalar 1. Siswa mencari tahu atau mengumpulkan informasi sehubungan dengan pertanyaan yang diajukan Mencoba atau Mengasosiasikan 1. Melalui informasi yang sudah didapat, siswa secara individu mencoba mengurutkan gambar yang acak tadi menjadi sebuah cerita pendek yang padu, dan mengerjakan soal essay yang diberikan guru Mengkomunikasikan 1. Guru meminta beberapa perwakilan siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergiliran dengan siswa lain. 2. Siswa yang lain dapat memberikan masukan maupun sanggahan kepada siswa yang maju (3) Penutup 1. Guru bersama siswa melaksanakan refleksi terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Pada akhir pembelajaran, siswa dengan dibantu guru memberikan kesimpulan atas gambar yang sudah diberikan. 2. Guru memberikan umpan balik terhadap materi yang sudah diajarkan dalam bentuk tes tulis 3. Guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan 4. Guru menyampaikan rencana tindak lanjut pembelajaran pada pertemuan berikutnya yang berkaitan dengan materi yang sudah diajarkan

31 3.4.2.3 Observasi Siklus I Observasi ini dilakukan selama proses pembelajaran sedang berlangsung untuk mengetahui berjalannya siklus I sesuai dengan yang direncanakan. Hal yang diamati dalam pembelajaran menulis cerpen ini kinerja siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu observasi dari awal kegiatan pembelajaran, kegiatan mengamati, kegiatan mengerjakan soal sampai kegiatan akhir pembelajaran. 3.4.2.4 Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan. Data atau hasil perubahan setelah adanya tindakan dianalisis kemudian dijadikan acuan perubahan atau perbaikan tindakan yang dianggap perlu untuk dilakukan pada tindakan selanjutnya. Apabila pada tindakan siklus I hasil penelitian masih belum sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dapat dilakukan perubahan rencana tindakan pada N silklus dengan mengacu pada hasil evaluasi sebelumnya. Dalam upaya memperbaiki tindakan pada N siklus perlu menganalisis hasil tes dan hasil observasi. Analisis hasil kerja siswa dilakukan dengan menentukan nilai rata-rata kelas. Hasil analisis digunakan sebagai kajian dan bahan pembanding terhadap hasil siklus berikutnya. 3.4.3 N Siklus N siklus dilaksanakan berdasarkan refleksi dari siklus I terdapat kelemahan, maka dilakukan perbaikan pada N siklus. Langkah-langkah yang

32 dilaksanakan sama seperti siklus I ada empat tahap, yaitu (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi atau pengamatan, dan (4) refleksi. 3.4.3.1 Perencanaan Tindakan N Siklus Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, rencana tindakan N siklus adalah sebagai berikut. 1) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran 2) Lebih insentif membimbing siswa yang mengalami kesulitan 3) Menyusun dan mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 4) Menyiapkan sumber belajar yang dapat menunjang pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 5) Menyiapkan instrumen penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 3.4.3.2 Pelaksanaan Tindakan N Siklus Adapun langkah-langkah pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan N siklus sebagai berikut. 1) Melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia menulis cerpen 2) Memantau proses belajar mengajar dengan lembar observasi 3.4.3.3 Observasi Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan pencatatan semua hal yang diperlukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Evaluasi diarahkan pada

33 proses itu sendiri, memotivasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen. 3.4.3.4 Refleksi Hasil observasi terhadap proses tindakan dan hasil tindakan, kemudian dianalisa untuk mengetahui keunggulan dan kelemahannya. Terhadap keunggulan akan dilakukan pemeliharaan, sedangkan mengenai kelemahan, akan dirancang prosedur tindakan pada pembelajaran berikutnya. 3.5 Metode Pengumpulan Data Kegiatan penting dalam penelitian adalah pengumpulan data, yaitu untuk mengumpulkan data yang diperlukan guna tercapainya penelitian yang akurat. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik tes dan observasi. Teknik tes digunakan untuk mengetahui tingkat keterampilan siswa dalam menulis cerpen, sedangkan observasi digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menulis cerpen. 3.5.1 Metode Tes Data dalam penelitian ini menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Sanjaya, 2013: 251). Tes dilakukan setiap siklus setelah siswa menulis cerpen melalui model pembelajaran picture and picture. Pengumpulan data tes untuk mengungkapkan pemahaman siswa terhadap materi

34 simakan serta mengetahui ketercapaian indikator. Soal digunakan untuk mengetahui ketercapaian indikator. Dari hasil analisis tes tersebut akan diketahui peningkatan keterampilan menulis cerpen pada siswa. Alat ukur dalam suatu penelitian dinamakan instrumen. Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2013: 147). Instrumen yang digunakan dalam penelitian harus disesuaikan dengan metode yang digunakan dalam pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan metode tes sedangkan instrumen yang digunakan adalah soal tes. Adapun pedoman soal tes kemampuan menulis cerpen dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini. Tabel 3.1 Pedoman Penilaian Menulis Cerpen No Aspek yang Diamati Kriteria Skor Penilaian 1 Tema dan Amanat Tema dan Amanat cerpen 4 sangat relevan dengan gambar yang dilampirkan 3 Tema dan Amanat cerpen relevan dengan gambar yang 2 dilampirkan Tema dan Amanat cerpen 1 cukup relevan dengan gambar yang dilampirkan

35 Tema dan Amanat cerpen kurang relevan dengan gambar yang di lampirkan 2 Tokoh dan Penokohan Penggambaran tokoh dan 4 penokohan cerpen sangat jelas 3 Penggambaran tokoh dan penokohan cerpen jelas 2 Penggambaran tokoh dan penokohan cerpen cukup jelas 1 Penggambaran tokoh dan penokohan cerpen kurang jelas 3 Alur Rangkaian peristiwa dalam 4 cerpen disusun sangat logis Rangkaian peristiwa dalam 3 cerpen disusun secara logis Rangkaian peristiwa dalam 2 cerpen disusun cukup logis Rangkaian peristiwa dalam 1 cerpen disusun kurang logis 4 Latar Pemilihan tempat, waktu dan 4 suasana yang menggambarkan terjadinya

36 peristiwa sangat tepat Pemilihan tempat, waktu dan 3 suasana yang menggambarkan terjadinya peristiwa tepat Pemilihan tempat, waktu dan 2 suasana yang menggambarkan terjadinya peristiwa cukup tepat Pemilihan tempat, waktu dan 1 suasana yang menggambarkan terjadinya peristiwa kurang tepat 5 Sudut Pandang Sudut pandang yang 4 digunakan sangat dapat menjelaskan tokoh Sudut pandang yang 3 digunakan dapat menjelaskan tokoh Sudut pandang yang 2 digunakan cukup dapat menjelaskan tokoh Sudut pandang yang 1 digunakan kurang dapat menjelaskan tokoh

37 Jumlah 20 3.5.2 Metode Observasi Observasi atau pengamatan diperlukan untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Observasi dilaksanakan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi atau pengamatan merupakan cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung (Sugiyono, 2013:203). Observasi dilakukan terhadap siswa dan guru untuk mengetahui interaksi belajar mengajar, serta sikap positif dan negatif siswa terhadap keterampilan menulis cerpen. Observasi dilakukan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap pertemuan. Observasi dilakukan berdasarkan respon siswa dan guru saat kegiatan belajar berlangsung. Aspek yang dinilai dalam lembar observasi meliputi hal-hal yang terdapat pada kegiatan awal, inti dan akhir. Untuk menganalisis respon siswa selama proses pembelajaran terdapat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Penilaian Respon Siswa No Aspek yang Diamati Skor Penilaian 1 2 3 4 1 Siswa memperhatikan saat guru membuka pelajaran 2 Siswa merespon apersepsi guru dengan menjawab pertanyaan

38 3 Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru tentang menulis cerpen dan memberikan contoh melalui gambar 4 Siswa menyimak dan mengaitkan gambar dengan contoh cerpen yang dibacakan oleh guru 5 Siswa mengerjakan soal yang berkaitan dengan gambar yang sudah disediakan oleh guru, dan menulisnya kembali menjadi sebuah cerpen dengan memperhatikan mengenai tokoh, tema, latar dan sudut pandang 6 Siswa mengumpulkan hasil pekerjaannya pada guru 7 Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas secara bergiliran sedangkan siswa lain dapat memberikan masukan ataupun sanggahan 8 Siswa menyimpulkan hasil pekerjaan dan presentasinya 9 Siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar 10 Siswa menerima tugas untuk mempelajari

39 kembali materi yang telah mereka terima oleh guru Jumlah 40 3.6 Analisis Data 3.6.1 Analisis Data Hasil Menulis Cerpen Data yang dikumpulkan merupakan data dari hasil tes menulis cerpen melalui model pembelajaran picture and picture pada setiap siklus. Data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dan diolah. Data diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada setiap pertemuan ke tiga. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan teknik analisis data dengan metode statistik deskriptif. Adapun tahapan dalam analisa data dengan metode statistik deskriptif adalah sebagai berikut. 1. Mengubah skor mentah menjadi skor standar 1) Mencari skor maksimal ideal (SMI) 2) Membuat pedoman konversi 2. Menentukan kriteria predikat 3. Mengelompokkan kemampuan siswa 4. Mencari skor rata-rata 5. Indikator keberhasilan

40 3.6.1.1 Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi skor standar dengan menggunakan pedoman konversi normal absolut skala seratus seperti berikut. 1. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI) Skor maksimal ideal adalah jumlah skor tertinggi yang diperoleh berdasarkan pedoman penelitian. Dalam penelitian ini hal-hal yang dinilai adalah (1) ketepatan penokohan, (2) ketepatan tema, (3) ketepatan latar, (4) ketepatan sudut pandang dan (5) ketepatan alur. Aspek yang dinilai berjumlah 5 dan nilai tertinggi dalam setiap aspek adalah 4, dengan demikian SMI-nya adalah 20. 2. Membuat Pedoman Konversi Dalam mengubah skor mentah menjadi skor standar selain menentukan jenis norma yang akan digunakan, juga menentukan skala yang digunakan. Dalam penelitian ini jenis skala yang digunakan adalah skala seratus, yakni suatu pembagian tingkatan yang bergerak dari nol sampai seratus. Angka nol menyatakan kategori rendah dan angka seratus menyatakan kategori tertinggi. Skala seratus disebut skala presentil. Untuk mengonversikan skor mentah menjadi skor standar dengan norma absolute skala seratus dipergunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: P = Persentil

41 X = Skor yang dicapai SMI = Skor Maksimal Ideal (Nurkancana & Sunartana, 1992:99) 3.6.1.2 Menentukan Kriteria Predikat Kriteria ini dibuat untuk mengklasifikasikan keterampilan siswa dalam menulis cerpen dengan penerapan model pembelajaran picture and picture. Tabel 3.3 Menentukan Kriteria Predikat Menulis Cerpen No Skor Standar Predikat KKM 1 85-100 A = Sangat Baik Tuntas 2 75-84 B = Baik Tuntas 3 55-74 C = Cukup Tidak Tuntas 4 40-54 D = Kurang Tidak Tuntas 5 39 E = Sangat Kurang Tidak Tuntas Sumber: (Buku Raport SMKN 2 Sukawati) 3.6.1.3 Mengelompokkan Kemampuan Siswa Setelah skor standar dan predikat kemampuan siswa ditentukan, selanjutnya kemampuan siswa tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah dan presentasenya. Misalnya, beberapa siswa atau beberapa persen siswa memperoleh nilai 87 (sangat baik). Beberapa siswa atau beberapa persen siswa memperoleh nilai 72 (baik) dan seterusnya. Kemudian kemampuan siswa dilihat berdasarkan

42 kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selanjutnya ditentukan beberapa siswa yang tuntas menulis cerpen dan berapa yang belum tuntas. 3.6.1.4 Mencari Skor Rata-Rata Langkah selanjutnya dalam memperoleh data adalah mencari presentase keterampilan menulis cerpen dengan penerapan model pembelajaran picture and picture siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata (mean) ini didapat dengan mengumpulkan skor standar kemudian dibagi jumlah subjek. Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi dapat dilihat dengan cara membandingkan antara siklus, dengan cara mencari nilai rata-rata siklus I dan N siklus. Nilai siklus I dan N siklus dibandingkan sehingga dapat dilihat perbandingan hasil rata-rata dari hasil belajar, dengan menggunakan rumus sebagai berikut. = X N Keterangan: = Mean (Rata-rata skor) X = Jumlah skor seluruh siswa N = Banyak siswa Sumber: (Nurkancana & Sunartana 1992:174) Hasil yang didapat dari perhitungan di atas disesuaikan dengan skor standar predikat kemampuan. Dengan demikian akan diperoleh hasil keterampilan

43 menulis cerpen dengan penerapan model pembelajaran picture and picture siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. 3.6.2 Analisis Data Respon Siswa Data yang dikumpulkan merupakan data dari hasil observasi respon siswa menulis cerpen melalui model pembelajaran picture and picture pada setiap siklus. Data-data terkumpul selanjutnya dianalisis dan diolah. Data diperoleh dari hasil observasi yang diamati peneliti pada setiap pertemuan. Dalam penelitian tindakan kelas ini digunakan teknik analisis data dengan metode statistik deskriptif. Adapun tahapan dalam analisa data dengan metode statistik deskriptif adalah sebagai berikut. 1. Mengubah skor mentah menjadi skor standar a) Mencari skor maksimal ideal (SMI) b) Membuat pedoman konversi 2. Menentukan kriteria predikat 3. Mengelompokkan kemampuan siswa 4. Mencari skor rata-rata 3.6.2.1 Mengubah Skor Mentah Menjadi Skor Standar Skor mentah yang diperoleh diubah menjadi skor standar dengan menggunakan pedoman konversi normal absolut skala seratus seperti berikut. 1. Menentukan Skor Maksimal Ideal (SMI)

44 Skor maksimal ideal adalah jumlah skor tertinggi yang diperoleh berdasarkan pedoman penelitian. Dalam penilaian respon siswa dalam mengikuti proses pembelajaran menulis cerpen, hal-hal yang dinilai adalah (1) perhatian siswa saat guru menjelaskan materi pembelajaran, (2) ketekunan siswa dalam pembelajaran, (3) keaktifan siswa membuat catatan kecil, dan (4) kerjasama antar kelompok, (5) bertanggung jawab dengan mempresentasikan hasil cerpen yang dibuat. Aspek yang dinilai berjumlah 5 dan nilai tertinggi dalam setiap aspek adalah 4, dengan demikian SMI-nya adalah 20. 2. Membuat Pedoman Konversi Dalam mengonversikan skor mentah menjadi skor standar dengan norma absolute skala seratus dipergunakan rumus sebagai berikut. Keterangan: P = Persentil X = Skor yang dicapai SMI = Skor Maksimal Ideal (Nurkancana & Sunartana, 1992:99) 3.6.2.2 Menentukan Kriteria Predikat Kriteria ini dibuat untuk mengklasifikasikan respon siswa dalam menulis cerpen dengan penerapan model pembelajaran picture and picture. Untuk menentukan kriteria predikat respon siswa dalam menulis cerpen, sama seperti

45 menentukan kriteria predikat hasil menulis cerpen yang tercantum dalam Tabel 3.3. 3.6.2.3 Mengelompokkan Kemampuan Siswa Setelah skor standar dan predikat kemampuan siswa ditentukan, selanjutnya kemampuan siswa tersebut dikelompokkan berdasarkan jumlah dan presentasenya. Misalnya, beberapa siswa atau beberapa persen siswa memperoleh nilai 87 (sangat baik). Beberapa siswa atau beberapa persen siswa memperoleh nilai 72 (baik) dan seterusnya. Kemudian kemampuan siswa dilihat berdasarkan kriteria ketuntasan minimal (KKM). Selanjutnya ditentukan beberapa siswa yang tuntas menulis cerpen dan berapa yang belum tuntas. 3.6.2.4 Mencari Skor Rata-Rata Langkah selanjutnya dalam memperoleh data adalah mencari presentase respon siswa menulis cerpen dengan penerapan model pembelajaran picture and picture siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. Rata-rata (mean) ini didapat dengan mengumpulkan skor standar kemudian dibagi jumlah subjek. Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi dapat dilihat dengan cara membandingkan antara siklus, dengan cara mencari nilai rata-rata siklus I dan N siklus. Nilai siklus I dan N siklus dibandingkan sehingga dapat dilihat perbandingan hasil rata-rata dari hasil respon siswa, dengan mempergunakan rumus sebagai berikut. = X N

46 Keterangan: = Mean (Rata-rata skor) X = Jumlah skor seluruh siswa N = Banyak siswa Sumber: (Nurkancana & Sunartana 1992:174) Hasil yang didapat dari perhitungan di atas disesuaikan dengan skor standar predikat kemampuan. Dengan demikian akan diperoleh hasil respon siswa dalam menulis cerpen dengan penerapan model pembelajaran picture and picture siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. 3.6.2.5 Menarik Kesimpulan Berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh, dapat ditarik kesimpulan tentang: 1) Keterampilan menulis cerpen melalui penerapan model pembelajaran picture and picture oleh siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2015/2016. 2) Respon siswa kelas XI AP 3 SMK Negeri 2 Sukawati Kabupaten Gianyar tahun pelajaran 2015/2016 dalam keterampilan menulis cerpen dengan model pembelajaran picture and picture.

47 3.6.2.6 Indikator Keberhasilan Penelitian ini dikatakan berhasil jika telah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu 75% dari jumlah siswa di kelas memperoleh nilai 75 ke atas. Dengan demikian tindakan dikatakan berhasil dan tindakan dapat dihentikan sampai N siklus.