Integrasi Sosial Yang Dibangun GPIB Pniel Pasca Konflik Sosial di Pasuruan, Jawa Timur

dokumen-dokumen yang mirip
III. KONFLIK SOSIAL YANG TERJADI DI MASYARAKAT PASURUAN A. Kota Pasuruan. Kota Pasuruan secara geografis berbatasan dengan:

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam

PEDOMAN OBSERVASI. No Aspek yang diamati Keterangan. dalam menjaga hubungan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon) yang saling membutuhkan satu

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah peradaban Aceh begitu panjang, penuh liku dan timbul tenggelam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Bulan September tahun 1948 merupakan saat-saat yang tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.

Bab I Pendahuluan Bdk. Pranata Tentang Sakramen dalam Tata dan Pranata GKJW, (Malang: Majelis Agung GKJW, 1996), hlm.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam pasal 29 ayat (2) UUD NRI 1945, yaitu : kolonialisme ketika kedatangan Portugis pada awal abad ke-16 1.

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan maupun teknologi. Hal ini disebabkan oleh karena penelitian. terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.

BAB V PENUTUP. tertentu. Untuk menjawab topik dari penelitian ini, yakni Etika Global menurut Hans Küng

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Igneus Alganih, 2014 Konflik Poso (Kajian Historis Tahun )

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan gaya kepemimpinan guna memotivasi guru dalam

UKDW. BAB I Pendahuluan. A. Latar Belakang

PROGRAM STUDI MAGISTER SOSIOLOGI AGAMA FAKULTAS TEOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. namun akhirnya menetap di Indonesia. Mereka berbaur dengan penduduk

BAB V KESIMPULAN. merupakan bentuk kekecewaan terhadap tidak terpenuhinya janji-janji Soekarno

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. hal budaya maupun dalam sistem kepercayaan. Hal ini dibuktikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu memiliki kepribadian atau sifat polos dan ada yang berbelit-belit, ada

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan untuk dapat berhubungan dengan orang lain. masyarakat untuk berkomunikasi yaitu melalui teleconference.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TEORI KONFLIK DAN INTEGRASI SOSIAL

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang permasalahan. 1) Gambaran umum tentang orang Tionghoa yang ada di Indonesia.

Bab Satu Pendahuluan. Ciptaan: NN.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. instruction, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini

BAB IV PEMODELAN DAN REKOMENDASI PENYELESAIAN KONFLIK PAPUA. 4.1 Pemodelan Konflik Papua (Matrik Payoff Konflik)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB III METODE PENELITIAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan Gereja Protestan di Indonesia berjalan seiring. dengan berbagai gejolak politik yang terjadi sejak pertama kali

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN

Perbandingan Perilaku Kekuasaan beberapa Presiden Paska Soeharto. BJ. Habibie Abdurrahman Wahid Megawati SBY. Pemimpin kharismatik NU.

UKDW BAB I. (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h

CONTOH JENIS ARSIP YANG MEMILIKI NILAI GUNA SEKUNDER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membergunakan cara-cara atau metode-metode untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

[102] Pancasila di Tangan Orba Monday, 22 April :22

1. Memiliki sifat pancasila sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa)

1. LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR PUSTAKA. Aryadharma, Ni Kadek Surpi. Membedah Kasus Konversi Agama di Bali. Surabaya: Paramita,

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku orang, peristiwa lapangan, serta

A. PENDAHULUAN A.1 LATAR BELAKANG MASALAH

III. METODE PENELITIAN. Metode menurut Winarno Surachman (Pengantar Penelitian Ilmiah:1982:121)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW

Dinamika Politik Pemekaran Daerah

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Gereja adalah komunitas yang saling berbagi dengan setiap orang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

BAB III. Metode Penelitian. penelitian yang meliputi jenis penelitian, pendekatan, penentuan

BAB II METODE PENELITIAN. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran. 1 Dengan demikian maka suatu

KISI-KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SEJARAH INDONESIA SMK NEGERI 3 JEPARA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 M.M. Srisetyati Haryadi, PengantarAgronomi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2002, p

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya.

III.METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini Jenis penelitian yang

2015 PERISTIWA MANGKOK MERAH (KONFLIK DAYAK DENGAN ETNIS TIONGHOA DI KALIMANTAN BARAT PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

BAB III METODE PENELITIAN

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Jubileum 100 Tahun Gereja Katolik Manggarai, NTT, 19 Oktober 2012 Jumat, 19 Oktober 2012

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1 Majelis Agung GKJW, Tata dan Pranata GKJW, Pranata tentang jabatan-jabatan khusu, Bab II-V, Malang,

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. komperhensif tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya konflik di Ambon.

BAB I PENDAHULUAN. terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan mantan Presiden Soekarno, H. M. Soeharto, B. J. Habibie,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Fredrike Bannink, Handbook Solution-Focused Conflict Management, (Gottingen: Hogrefe Publishing, 2010) 2

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Comunidade dos Países de Língua Portuguesa (CPLP) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tlogowungu Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah. Peneliti melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan

Transkripsi:

Integrasi Sosial Yang Dibangun GPIB Pniel Pasca Konflik Sosial di Pasuruan, Jawa Timur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konflik (Hendropuspito, OC, 1983:151) sebagai kategori sosiologis bertolak belakang dengan pengertian perdamaian dan kerukunan. Konflik (Retnowati, 2014:190) menunjuk pada hubungan antara individu dan atau kelompok yang sedang bertikai, sedangkan perdamaian atau kerukunan menunjuk pada hubungan baik antara individu atau kelompok. Konflik (Syamsul Hadi, Andi Widjajanto dkk, 2007:1-3) dapat terjadi di dalam suatu keberagaman yang memunculkan perbedaan. Penyebab konflik relatif beragam, di antaranya karena faktor politik, ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain. Konflik disertai kekerasan dikarenakan faktor politik meledak sekitar tahun 1998 di Indonesia, pasca jatuhnya presiden Soeharto yang kemudian ditanggapi dengan berbagai kebijakan dari presiden-presiden selanjutnya yakni BJ. Habibie, Abdurrahman Wahid, dan Megawati Soekarno Putri. Setelah jatuhnya presiden Soeharto (Syafuan Rozi, Dhurorudhin Mashad dkk, 2006:1-2) dianggap telah menyebabkan gejala lemah dan gagalnya Negara, sehingga dianggap tidak mampu menegakkan aturan dan kontrol terhadap masyarakat. Lemahnya Negara memunculkan konflik yang dilakukan kelompok-kelompok besar maupun kelompok-kelompok kecil, yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 hingga tahun 2004, yang merupakan puncak konflik komunal atau kerusuhan sosial yang disertai dengan kekerasan di Indonesia dari kelanjutan sebelumnya. Konflik dan kerusuhan (Gerry Van Klinken, 2007:3) yang cukup besar yang terjadi di Indonesia diantaranya di Kalimantan, Poso, Ambon, Maluku utara, Aceh, Papua, Timor Leste yang dilatarbelakangi penyebab yang beragam. Selain itu, konflik juga terjadi di beberapa daerah yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kecil termasuk daerah Jawa Timur, terkhusus Kota Pasuruan, yang disebabkan gagalnya kepimpinan. Munculnya konflik pada pertengahan tahun 1997-2004 juga dirasakan oleh GPIB Pniel. GPIB Pniel Pasuruan terletak di Jalan Anjasmoro 6, Pasuruan dengan posisi yang cukup unik karena berada di tengah (membelah) jalan Anjasmoro dan jalan Kelud. Bangunan gedung GPIB Pniel Pasuruan didirikan oleh Pemerintah Kerajaan Belanda pada tanggal 15 November 1829 yang dijadikan sebagai tempat ibadah oleh orang-orang Belanda yang bekerja dan tinggal di Kota Pasuruan, dan melakukan pengukuhan kebaktian minggu pada 1

tanggal 4 februari 1979 oleh GPIB Pniel Pasuruan. Tepat pada tanggal 29 Mei 2001, bangunan gedung gereja GPIB Pniel dibakar dan dirusak, yang dijadikan sasaran amukan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang melakukan pemberontakan disebabkan situasi politik yang kurang kondusif. Oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab yang memberontak di Jawa Timur menghancurkan beberapa rumah ibadah, yaitu GPIB Pniel Pasuruan, GKJW Pasamuwan Pasuruan, dan Gereja Katholik St. Antonius Padova. Beberapa bangunan gedung rumah ibadah seperti GKJW Pasamuwan Pasuruan dan Gereja Khatolik St. Antonius Padova, yang terletak dekat dengan GPIB Pniel, dirusak dan dihancurkan beberapa bagian, tetapi hanya GPIB Pniel Pasuruan yang dirusak dan dibakar. Sejak berdiri tahun 1829 (Majelis Jemaat GPIB Pniel Pasuruan, 2006:24), bangunan telah mengalami 5 kali pemugaran, baik disebabkan usia, perubahan tata jalan, maupun karena musibah pembakaran dan perusakan, yaitu tahun 1975, 1980, 1987, 1991, dan 2002. Di tengah perjalanan kehidupan jemaat GPIB Pniel (Majelis Jemaat GPIB Pniel Pasuruan, 2006:70-71), beragam permasalahan yang dihadapi, namun mendorong jemaat untuk bersatu, hingga akhirnya GPIB Pniel mampu membangun bangunan gedung gereja yang cukup layak pada tahun 1991 namun hanya bertahan sampai tahun 2001 karena bangunan gedung gereja dibakar dan dirusak oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab. Bierens De Haan (Phil Astrid S. Susanto, 1977:46) mengatakan, kelompok tidak merupakan jumlah anggota-anggotanya saja, melainkan adalah suatu kenyataan yang ditentukan oleh datang-perginya anggota-anggotanya, kenyataan kelompok ditentukan oleh nilai-nilai yang dihayati bersama, oleh fungsi kelompok sebagaimana disadari anggotanya. Nyata bahwa suatu kelompok bukan merupakan jumlah anggotanya saja, akan tetapi mempunyai suatu ikatan psychologis. Anderson dan Parker (Phil Astrid S. Susanto, 1977:47) juga menjelaskan sebab pembentukan kelompok diantaranya harus adanya komunikasi, interaksi, dan menciptakan keseimbangan yang bukan berarti perlu memiliki pemikiran seragam. Ketika di dalam suatu kelompok atau masyarakat tidak lagi menciptakan suatu ikatan psychologis, komunikasi, interaksi, dan keseimbangan, maka kelompok atau masyarakat tersebut akan merasa terancam akan mengalami kehancuran dan konflik. Dari hasil wawancara yang dilakukan, salah satu penyebab gedung gereja GPIB Pniel pasuruan menjadi sasaran amukan oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab adalah dikarenakan kurangnya interaksi dan peran jemaat GPIB Pniel Pasuruan terhadap masyarakat. GPIB Pniel Pasuruan tetap dianggap sebagai gereja pendatang oleh masyarakat walaupun usia GPIB Pniel Pasuruan lebih tua daripada GKJW dan Katolik, sehingga gedung gereja dengan mudah dihancurkan dan dibakar. 2

Pasca penghancuran dan pembakaran gedung kebaktian, dilakukan proses pembangunan gedung kebaktian kembali selama 2,5 tahun, yang berakhir pada tanggal 17 November 2003. Proses pembangunan gedung kebaktian yang relatif singkat masih belum membuat jemaat GPIB Pniel Pasuruan merasa bahwa masalah telah selesai. Jemaat GPIB Pniel Pasuruan menyadari bahwa masih harus berbenah diri dengan melakukan proses integrasi terhadap masyarakat agar dapat diterima di tengah-tengah masyarakat sebagai bagian dari masyarakat. Ketika jemaat GPIB Pniel mampu melakukan integrasi sosial, maka jemaat juga akan lebih mampu mempertahankan dan meningkatkan pelayanan. Ogburn dan Nimkoff (Ogburn dan Nimkoff, 1960:107) mengatakan bahwa semakin besar permusuhan terhadap kelompok luar maka semakin besar integrasi. Integrasi adalah sebuah proses individu atau kelompok yang memiliki perbedaan dapat saling bersatu, menjadi melakukan kepentingan dan pandangan bersama. Turner, Hoggs, dan Wetherell (Andriani Galry Adoniram Tobondo, 2015:30) mengatakan bahwa ketika terjadi proses individu memutuskan menjadi bagian dari anggota kelompok ialah proses integrasi sosial yaitu terbentuknya kelompok dengan identitas yang dimiliki. Begitu juga dengan jemaat GPIB Pniel pasca konflik, telah melakukan proses integrasi sosial dengan menjadi bagian dari anggota kelompok atau masyarakat tersebut, terbukti dari kondisi GPIB Pniel pada saat ini yang tetap mampu bertahan. Sehingga menarik bagi penulis untuk meneliti, Integrasi Sosial Yang Dibangun GPIB Pniel Pasca Konflik Sosial di Pasuruan, Jawa Timur. B. Rumusan Masalah 1. Apa faktor-faktor penyebab konflik terjadi di masyarakat Pasuruan? 2. Bagaimana jemaat GPIB Pniel Pasuruan membangun integrasi sosial pasca konflik sosial di Pasuruan, Jawa Timur? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan faktor-faktor penyebab konflik terjadi di masyarakat Pasuruan dan bagaimana jemaat GPIB Pniel Pasuruan membangun integrasi sosial pasca konflik sosial di Pasuruan, Jawa Timur. D. Sumbangan Penelitian Diharapkan melalui penelitian ini, dalam bidang akademik dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan bagi segenap bagian GPIB bahwa GPIB Pniel memiliki sebuah kekuatan dalam membangun Integrasi Sosial dalam masyarakat pasuruan pasca tragedi 3

penghancuran gedung kebaktian. Praktisnya, dapat menjadi salah satu bahan refleksi dan evaluasi jemaat dalam menghadapi tragedi dan tantangan dari luar gereja. E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode penelitian yang bersifat deskriptif. Metode penelitian yang bersifat deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan frekwensi atau penyebaran suatu gejala dan gejala lain dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1981:42). Jenis penelitian yang dilakukan dalam penulisan ini adalah kualitatif, dimana berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri. Penelitian kualitatif dilakukan dengan tidak menggunakan hitungan angka tetapi menjelaskan dengan menggunakan kalimat. Bogdad dan Taylor, menyatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2008:78). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini (Lexy J. Moleong, 2004:5) adalah dengan cara wawancara dan observasi. Denzin dan Lincoln, menyatakan bahwa dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. Wawancara (Lexy J. Moleong, 2004:186) merupakan percakapan yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Penulis mencoba untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan melakukan percakapan dan memberikan pertanyaan kepada nara sumber dan memberikan kebebasan kepadanya untuk menjawab sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang dialaminya. Nara sumber yang dijadikan sumber penelitian bagi penulis yaitu pendeta, majelis jemaat, jemaat GPIB Pniel Pasuruan, dan masyarakat di sekitar gereja. Observasi yang akan dilakukan penulis adalah di GPIB Pniel Pasuruan. 4

F. Sistematika Penulisan Ada pun sistematika penulisan tugas akhir ini yaitu: Bagian pertama penulis memaparkan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, sumbangan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bagian dua penulis menjelaskan tentang landasan teori. Teori yang digunakan adalah teori konflik dan teori integrasi sosial. Bagian tiga penulis memaparkan tentang hasil penelitian lapangan yang berupa masyarakat Pasuruan, gambaran umum GPIB Pniel Pasuruan, memaparkan latar belakang konflik. Bagian empat penulis menganalisa faktorfaktor penyebab konflik dengan menggunakan landasan teori konflik dan memaparkan integrasi sosial serta menganalisa proses integrasi sosial yang dilakukan GPIB Pniel Pasuruan pasca konflik dengan landasan teori integrasi sosial. Bagian lima penulis akan menyimpulkan pembahasan dalam bagian sebelumnya dan memberikan saran. 5