BAB I PENDAHULUAN. terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan
|
|
- Sonny Gunardi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya disebut sebagai makhluk sosial. Makhluk yang memiliki kecenderungan tetap untuk berorientasi terhadap sesama yang mengambil bentuk dan menciptakan pranata sosial. Manusia sebagai makhluk sosial menunjuk kepada kenyataan bahwa manusia adalah tidak sendirian dan selalu dalam keterhubungan dengan orang lain dan berorientasi kepada sesama. 1 Dengan demikian manusia hidup dalam sebuah masyarakat. Masyarakat memberi pengaruh yang besar dalam keberlangsungan hidup seseorang. Pengaruh tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif. Contoh pengaruh yang kuat dalam masyarakat adalah adat-istiadat yang sering disebut sebagai kebudayaan dan agama. Menurut Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. 2 Williams berpendapat budaya sebagai perkembangan intelektual, spiritual, kesenian, yang menggambarkan keseluruhan cara hidup, berkegiatan, keyakinan-keyakinan, dan adat kebiasaan suatu masyarakat. 3 Budaya sangat mempengaruhi tingkah laku, kebiasaan dan kehidupan dalam masyarakat tertentu. Budaya yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi tentunya akan mengakar pada pribadi seseorang. Budaya yang sudah mengakar inilah dapat menyebabkan 1 Daniel Nuhamara dkk, Pendidikan Agama Kristen di Perguruan Tinggi, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007), Diunduh 08 Februari, Mudji Sutrisno & Hendar Putranto, Teori-Teori Kebudayaan, (Yogyakarta: Kanisius, 2005), 8. 1
2 pikiran menjadi sempit dan berdampak pada penolakan budaya baru (asing). Demikian halnya dengan agama, diturunkan dari generasi ke generasi tentunya sudah mempengaruhi dan mengakar kuat pada diri seseorang. Dalam masyarakat Bali budaya dan agama sudah menyatu dan memiliki ikatan yang erat. Dampaknya adalah pikiran eksklusif yang dapat menyebabkan fanatisme sempit yang terlihat pada sikap anti budaya dan agama baru. Masyarakat Bali adalah masyarakat yang kaya dengan budaya dan identik dengan agama Hindu. Menurut Alwi (Aryadharma, 2011:8) masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Aryadharma mengungkapkan masyarakat Bali adalah sejumlah manusia yang terikat oleh kebudayaan dan tinggal dalam suatu wilayah yang sama yakni Propinsi Bali. 4 Bali merupakan tempat penelitian yang akan penulis lakukan, tepatnya di Dusun Bukitsari. Pulau Bali dikenal sebagai Pulau Dewata, Pulau Seribu Pura, tempat wisata yang terkenal sampai ke mancanegara, namun Bali juga menjadi perhatian khusus bagi pendatang dari luar daerah atau luar pulau. Menurut asumsi penulis, banyak motivasi bagi para pendatang ketika ke Bali, misalnya: untuk mencari pekerjaan, mencari jodoh, bertempat tinggal, bahkan sampai memperkenalkan agama baru. Kedatangan tamu atau pendatang baik dari dalam maupun luar negeri sedikit banyak pasti akan mempengaruhi kehidupan masyarakat setempat. Tidak menutup kemungkinan bahwa perjumpaan antara penduduk lokal dari desa yang berbedapun akan saling memberi pengaruh yang merujuk pada sebuah perubahan, misalnya dalam gaya hidup, pola pikir, ekonomi, bahkan dalam hal kepercayaan (agama). Dalam hal ini penulis akan memberi perhatian pada pengaruh agama sebagai fokus penelitian. Maksudnya adalah melihat perjumpaan antara orang-orang Hindu Bali dengan 4 Ni Kadek Surpi Aryadharma, Membedah Kasus Konversi Agama di Bali, (Surabaya: Paramita, 2011), 9. 2
3 kekristenan (orang-orang Kristen) yang kemudian membawa sebuah pengaruh, dan berdampak pada terjadinya konversi agama. Kemudian fokusnya adalah pada beberapa Kepala Keluarga Dusun Bukitsari Bali yang melakukan konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan, ketika mengalami perjumpaan dengan orang Kristen di desa Katung. Yang diteliti adalah faktor-faktor penyebab yang membuat mereka melakukan konversi agama tersebut, dan apa dampak sosialnya pasca konversi agama tersebut terjadi. Apa itu konversi agama? Hendropuspito mengungkapkan bahwa konversi dalam bahasa Latin conversio yang artinya masuk agama dan berpindah agama. Dalam bahasa inggris conversion yang juga memilki arti yang sama. Yang jelas ialah bahwa kata convercio maupun conversion mempunyai arti yang luas: berbalik, bertobat, berubah. Menurut Heirich (Hendropuspito, 1983) konversi agama adalah suatu tindakan dengan mana seseorang atau kelompok masuk untuk berpindah ke suatu sistem kepercayaan atau perilaku yang berlawanan dengan kepercayaan sebelumnya. 5 Menurut hemat penulis dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa konversi agama adalah suatu sikap baik tindakan dan ucapan seseorang atau kelompok yang melakukan pindah agama, dari satu agama ke agama yang lain atau satu kepercayaan ke kepercayaan yang lain. Jalaludin (Aryadharma, 2011) mengungkapkan konversi agama secara umum dapat diartikan dengan berubahnya agama atau masuk agama. Pengertian konversi agama menurut etimologi, konversi berasal dari kata conversion yang berarti tobat, pindah dan berubah agama. Dalam bahasa inggris berarti conversion berarti berubah dari satu keadaan atau dari satu agama ke agama lain. Aryadharma mengungkapkan konversi agama adalah suatu keadaan dimana seseorang atau kelompok orang beralih keyakinan atau berubah dari agama lama dan masuk 5 D. Hendropuspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1983),
4 menjadi penganut agama baru. 6 Dalam penelitian ini yang dimaksudkan dengan konversi adalah perpindahan agama dari yang sebelumnya anggota masyarakat agama Hindu di Bali akhirnya berubah menjadi memeluk agama Kristen Protestan. Kata tobat inilah yang dimaksud Hadiwijono dalam memahami konteks kata pindah agama sama dengan kata pertobatan. Pertobatan adalah mengubah pikiran atau berganti pikiran, membelakangi yang semula disembah lalu menghadap Tuhan atau berbalik dari berhala-hala kepada Allah. 7 Pandangan ini ditinjau dari persfektif iman Kristen dalam memahami kata konversi agama. Pemahaman tentang arti pertobatan juga didefinisikan oleh ahli Psikologi Agama yaitu Dister bahwa: pertobatan secara psikologis dapat dipandang sebagai runtuhnya suatu sintesis mental tertentu, lantas sintesis yang telah runtuh tersebut diganti dengan sebuah sintesis yang baru. 8 Dalam hal ini terjadi sebuah peralihan terhadap sebuah konsep yang baru dan meninggalkan yang lama. Lewis dalam salah satu pandangannya mendefinisikan konversi agama sebagai perubahan sederhana dari adanya sistem keyakinan terhadap suatu komitmen iman atau keyakinan; dari hubungan ikatan anggota keagamaan dengan sistem keyakinan yang satu ke sistem keyakinan yang lainnya; atau dari orientasi yang satu ke orientasi yang lain pada suatu sistem keyakinan tunggal. 9 Kasus konversi agama tidaklah terjadi begitu saja tanpa ada alasan yang melatarbelakanginya. Oleh karena itu, tentu ada faktor-faktor penyebab seseorang atau kelompok 6 Ibid., Ni Kadek Surpi Aryadharm, Harun Hadiwijono, Iman Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001), Nico S. Dister, Psikologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), Rambo R. Lewis, Understanding Religius Conversion, (London: Yale Univercity Press, 1993)
5 tertentu hingga berani mengambil keputusan untuk melakukan konversi agama atau pindah agama. Menurut informasi sementara yang didapat dari salah satu jemaat yang melakukan konversi awal-awal di daerah tersebut, telah terjadi kasus konversi agama di Bali yaitu tepatnya di Dusun Bukitsari. Beberapa Kepala Keluarga (KK) di telah melakukan konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan. 10 Ketika mereka melakukan konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan, seiring berjalannya waktu ada beberapa KK yang berbalik kembali ke agama semula karena adanya sanksi adat yang mereka rasakan memberatkan. Sebagai contoh sanksi yang diterima pelaku konversi agama dari Hindu ke Kristen adalah mereka diperlakukan tidak adil dan didiskriminasi. Misalnya ketika ada bantuan dari pemerintah soal pembagian beras, oleh masyarakat adat setempat bantuan tersebut tidak diberikan kepada orang yang beragama Kristen walaupun sama-sama tinggal di dusun yang sama. 11 Menurut informasi masih ada beberapa sanksi lain yang mereka terima dari masyarakat adat setempat. Untuk mengetahui dan menguji kebenaran tersebut serta mendapatkan data yang valid maka dibutuhkan penelitian yang lebih mendalam serta terjun ke lapangan langsung. Kasus berbasis sosial-budaya dan agama yang berdampak bagi kehidupan sosial beberapa KK di Dusun Bukitsari bukanlah satu-satunya kasus yang ada di daerah Bali. Dengan sanksi adat yang begitu memberatkan pelaku konversi agama membuat orang merasa dialienasikan, didiskriminasikan, dan diperlakukan tidak adil. Namun yang menarik adalah kekristenan di Bali hingga sekarang tetap ada dan bertahan. 10 Hasil wawancara dengan Arjuna (nama samaran) pelaku konversi mula-mula di Dusun Bukitsari. Bukitsari, 10 November Hasil wawancara dengan Sinta (nama samara) salah seorang anak dari pelaku konversi agama di Dusun Denpasar. Denpasar, 08 November
6 2. Pertanyaan Penelitian Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka munculah pertanyaan sebagai berikut: 2.1 Apa faktor-faktor penyebab beberapa Kepala Keluarga (KK) di Dusun Bukitsari, Bali melakukan konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan? 2.2 Apa saja dampak sosialnya pasca konversi agama yang terjadi? 3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 3.1 Mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan beberapa Kepala Keluarga (KK) di Dusun Bukitsari, Bali melakukan konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan. 3.2 Mendeskripsikan dampak sosial dari konversi agama tersebut. 4. Sumbangan Hasil Penelitian 1. Kepada masyarakat umum: untuk mengantisipasi sejak dini terhadap kemungkinan terjadinya konversi agama dan dampak sosialnya. Misalnya mencegah konflik fisik terhadap pelaku konversi agama dengan masyarakat sekitar, perlidungan HAM pelaku konversi agama, memberikan keadilan bagi pelaku konversi agama, dan toleransi. 2. Kepada Sinode GKPB: Untuk memberikan pelayanan dan pendampingan kepada jemaat Bukitsari baik dalam bimbingan spiritualitas dan penguatan iman, di tengah-tengah keadaan yang kurang kondusif. Kemudian memberi pelayanan dalam pengembangan SDM jemaat Bukitsari mengingat perekonomian mereka tergolong keluarga tidak 6
7 mampu, kelas menengah ke bawah, dan mengingat sulitnya bercocok tanam. Karena bertani merupakan mata pencaharian mereka untuk bertahan hidup. 3. Kepada Fakultas Teologi Magister Sosiologi Agama: mengusulkan teori konversi agama dimasukan dalam kurikulum salah satu mata kuliah di program studi pasca sarjana MSA. Mislanya dalam mata kuliah Sosiologi Agama mengingat konversi agama adalah fenomena yang riil dalam kehidupan sosial sebuah masyarakat Indonesia yang notabene plural. Kemudian juga mengingat dampak yang ditimbulkan pasca konversi agama pun menjadi keprihatinan karena banyak perlakuan tidak adil, diskriminasi bahkan tidak memanusiakan manusia terjadi disana terhadap pelaku konversi. Sekaligus menarik karena konversi agama merupakan fenomena yang ingin menunjukan bahwa Negara Indonesia memberikan masyarakatnya kebebasan dalam memilih agama dan kepercayaannya masing-masing, dan kebebasan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing. 5. Metode Penelitian 5.1 Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Jenis penelitian deskriptif adalah untuk meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta 7
8 hubungan antar fenomena yang diselidiki. 12 Penelitian deskriptif bermaksud mendiskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti. 13 Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif yaitu berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa, interaksi, dan tingkah laku manusia dalam situasi tertentu menurut perpektif peneliti. 14 Metode penelitian kualitatif menyajikan data bukan dalam bentuk angka-angka melainkan dalam bentuk kalimat-kalimat untuk memperjelas maksud dari apa yang diteliti Teknik Pengambilan Data Pertama, Observasi: merupakan sumber bagi berbagai hipotesa tentang perilaku dan dapat juga menjadi langkah pertama menemukan mengapa seseorang berperilaku dengan cara tertentu. 16 Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang muncul dalam penelitian. Observasi merupakan sebuah proses penelitian yang melibatkan dua unsur, yaitu unsur biologis dan psikologis. Peneliti menyaksikan peristiwa-peristiwa yang terjadi dengan melihat, mendengar dan merasakan, kemudian dicatat secara obyektif. 17 Kedua, Wawancara mendalam: merupakan salah satu cara pengambilan data yang dilakukan melalui kegiatan komunikasi lisan dengan tatap muka, dalam bentuk tidak terstruktur. Dalam wawancara tidak terstruktur, peneliti hanya berfokus pada pusat-pusat permasalahan tanpa diikat format-format tertentu. 18 Wawancara dilakukan oleh peneliti beserta tim dalam bentuk 12 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), David Samiyono, Metode Penelitian Sosial, (Fakultas Teologi UKSW: Diktat Perkuliahan MPS,2008), Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Karya, 1989), Helly Prajitno Soetjipto dan Sri Mulyantini Soetjipto (penterj.), Metode Penelitian Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia, 2002), Maryaeni, Metode Penelitian Kebudayaan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), 70. 8
9 wawancara individual dilaksanakan dalam suatu kesempatan pengambilan sample atas responden yang dipilih dengan segaja untuk memperoleh informasi yang representatif. 19 Dalam hal ini, penulis akan mengadakan wawancara kepada beberapa KK anggota Jemaat GKPB MrikiJe di Dusun Bukitsari yang dulunya melakukan konversi agama. Dalam wawancara akan ada beberapa tambahan metode yang digunakan menurut Saifudin yaitu: Pertama, Penanyaan Langsung (direct questioning). Dalam penanyaan langsung, menerangkan bahwa untuk mengetahui sikap seseorang adalah dengan menanyakan langsung kepada yang bersangkutan. Dengan sebuah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri. Kedua, Pengungkapan Langsung (direct assessment). Suatu versi metode penanyaan langsung adalah pengungkapan langsung, dimana dapat dilakukan secara tertulis dengan menggunakan item tunggal. Maksudnya adalah responden diminta untuk menjawab langsung. 20 Ketiga, Studi pustaka: merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategori dan klasifikasi bahan-bahan tertulis, dimana cara ini berfungsi untuk membangun landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian. 21 Landasan teoritis yang akan menjadi tolak ukur untuk menganalisa hasil penelitian dari lapangan guna menjawab persoalan pada pertanyaan dan tujuan penelitian serta penyusunan kerangka teoritik untuk menyusun hipotesis dan membuktikan hipotesa masalah yang diteliti. Keempat, Dokumentasi: Untuk mempermudah tehnik pengumpulan data, penulis juga akan menggunakan alat bantu berupa alat perekam guna merekam suara ketika wawancara, 19 Matheos Nale (penterj.), Metode Penelitian Partisipatoris Dan Upaya-upaya Pemberdayaan, (Jakarta: Obor Indonesia, 2003), Saifudin Azwar, Sikap Manusia, ( Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial cet. 4, (Yogyakarta: Gajah Mada Press University, 1990), 95. 9
10 menggunakan foto digital guna dokumentasi di lapangan, alat tulis dan buku untuk mencatat, dan sebagainya sesuai kebutuhan. 5.3 Informan Kunci Guna mendapat data yang valid, maka penulis akan mencari informan kunci yang dapat mendukung penelitian ini. Adapun informan kunci yang menurut penulis tepat untuk mendapat data yang valid adalah: Pertama, pendeta jemaat sekarang yang melayani gereja tersebut. Kedua, majelis jemaat gereja tersebut. Ketiga, orang yang melakukan konversi agama. Keempat, para tokoh yang saat itu melayani jemaat mula-mula guna menguatkan atau mendukung serta menguji informasi yang diperoleh dari pelaku konversi agama. 5.4 Analisis Data Data yang telah diperoleh dari lapangan melalui sebuah penelitian kualitatif akan diolah secara sistematis berdasarkan kategori sesuai dengan tujuan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan dalam pengemlompokan hasil penelitian. 5.5 Unit Amatan dan Unit Analisis Unit amatan adalah penduduk Dusun Bukitsari yang mayoritas beragama Hindu dan unit analisa adalah beberapa kepala keluarga (KK) yang melakukan konversi agama yaitu Jemaat Mrikije GKPB di Dusun Bukitsari. 10
11 5.6 Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di Jemaat Mrikije GKPB di Dusun Bukitsari. Jl. Dusun Bukitsari, Desa Songan B, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Timur Laut Bali. Karena menurut informasi, bahwa di tempat tersebut terdapat beberapa Kepala Keluarga (KK) yang melakukan konversi agama dari Hindu ke Kristen Protestan. 6. Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan. Penulis akan menjelaskan secara sistimatis mengenai latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, sumbangan hasil penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II: Kajian Teori Tentang Konversi Agama. Penulis akan memaparkan beberapa teori tentang konversi agama dari beberapa para ahli guna memahami konversi. Fungsi dari kajian teori tersebut adalah sebagai pisau bedah dalam menganalisis persoalan-persoalan yang ditemukan dari lapangan pada Bab III, tentang konversi agama. BAB III: Hasil Penelitian. Bab ini akan memaparkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Hasil penelitian merupakan hasil dari pengumpulan data dengan cara observasi dan wawancara yang bertujuan untuk mendeskripsikan tentang konversi agama (definisi, faktor penyebab, dan dampak sosial). 11
12 BAB IV: Analisa. Bagian ini berisi tentang pembahasan dan analisa hasil penelitian dalam Bab III. Caranya dengan menghadapkan hasil penelitian dengan teori di Bab II, sehingga dapat dilihat kesesuaian atau ketidaksesuaiannya. Dalam analisa ini penulis menggunakan satu teori dari Rambo R. Lewis sebagai Grand Theory. BAB V: Penutup. Memuat sebuah kesimpulan dan saran kepada Sinode GKPB pada khususnya, gereja pada umumnya, dan Fakultas Teologi Program Pasca Sarjana MSA beserta dunia akademis UKSW. 12
DAFTAR PUSTAKA. Aryadharma, Ni Kadek Surpi. Membedah Kasus Konversi Agama di Bali. Surabaya: Paramita,
DAFTAR PUSTAKA Aryadharma, Ni Kadek Surpi. Membedah Kasus Konversi Agama di Bali. Surabaya: Paramita, 2011. Azwar, Saifudin. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009. Dister, Nico S. Psikologi
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan kasus konversi agama di Bukitsari maka dapat disimpulkan bahwa beberapa kepala keluarga (KK) di daerah tersebut dinyatakan benar melakukan pindah agama
Lebih terperinciUNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
KONVERSI AGAMA (Studi Kasus Tentang Faktor-Faktor Penyebab dan Dampak Sosial Perpindahan Agama Dari Hindu Ke Kristen Protestan di Bukitsari, Bali) TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana Magister Sosiologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terlalu sulit untuk dipecahkan. Menurut Joko Subagyo :
24 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Dalam memecahkan suatu permasalahan yang ada pada setiap penelitian, berbagai metode digunakan oleh para peneliti. Dengan penggunaan suatu metode,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara menurut sistem aturan tertentu untuk mengarahkan suatu kegiatan praktis agar terlaksana secara rasional guna mencapai hasil yang optimal. 1 Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. material sampai pada segi yang bersifat mental, sehingga tidak mudah untuk menemukan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah serius yang sedang diperhadapkan dalam kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan mempunyai banyak segi dan dimensi mulai dari yang bersifat
Lebih terperinciBAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONVERSI AGAMA DI DUSUN BUKITSARI DAN DAMPAK SOSIALNYA
BAB III FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KONVERSI AGAMA DI DUSUN BUKITSARI DAN DAMPAK SOSIALNYA 3. 1 Pendahuluan Pada bab ini penulis akan memaparkan secara sistematis tentang hasil penelitian yang diperoleh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan dari Indonesia tergambar dalam berbagai keragaman suku, budaya, adat-istiadat, bahasa dan agama.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang pelayanan yang penting dan strategis karena menentukan masa depan warga gereja. Semakin
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Katekisasi merupakan salah satu bentuk pelayanan pendidikan kristiani yang dilakukan oleh gereja. Istilah katekisasi berasal dari kerja bahasa Yunani: katekhein yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Mustopo Habib berpendapat bahwa kesenian merupakan jawaban terhadap tuntutan dasar kemanusiaan yang bertujuan untuk menambah dan melengkapi kehidupan. Namun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, dijumpai berbagai tradisi atau budaya yang menghubungkan dan mengikat anggota masyarakat satu dengan yang lain. Tradisitradisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini termasuk dalam kategori jenis penelitian Field Research
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penentuan jenis penelitian merupakan hal yang paling dasar yang harus dilakukan sebelum melakukan sebuah penelitian, karena apabila dari pemilihan jenis penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jurnal Teologi Gema Duta Wacana edisi Musik Gerejawi No. 48 Tahun 1994, hal. 119.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, musik merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari suatu kegiatan peribadatan. Pada masa sekarang ini sangat jarang dijumpai ada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Sumba (GKS) Nggongi adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di Indonesia. Gereja hadir untuk membawa misi menyampaikan kabar baik
Lebih terperinciBAB IV ANALISA KONVERSI AGAMA DI BUKITSARI DARI PERSPEKTIF TEORI RAMBO R. LEWIS
BAB IV ANALISA KONVERSI AGAMA DI BUKITSARI DARI PERSPEKTIF TEORI RAMBO R. LEWIS 4.1 Pendahuluan Dari beberapa teori yang telah dipaparkan di Bab II, maka penulis memilih satu teori dari Rambo R. Lewis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Ketika seseorang akan melakukan sesuatu hal, pasti orang tersebut memiliki hal-hal tertentu yang mempengaruhi dalam dirinya untuk bertindak. Sesuatu yang mempengaruhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Maryaeni menegaskan bahwa metode adalah cara yang ditempuh peneliti dalam
21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Winarno Surakhmad, metode adalah cara utama yang dipergunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian membutuhkan data yang obyektif, pembahasan penelitian dibahas secara teoritis dan empiris. Pembahasan teoritis bersumber pada kepustakaan yang merupakan karangan ahli
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang digunakan untuk mendeskripsikan, menggambarkan atau melukiskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Bangsa Indonesia adalah bangsa yang khas dengan pluralitas agama dan budaya. Pluralitas sendiri dapat diterjemahkan sebagai kemajemukan yang lebih mengacu pada jumlah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah empiris dan mengunakan pendekatan kualitatif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah empiris dan mengunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan kegiatan pencarian data, penyelidikan dan percobaan dalam suatu bidang tertentu yang dimaksudkan dan dilakukan untuk mendapatkan fakta-fakta dan prinsip-prinsip
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki agama-agama suku dan kebudayaan-kebudayaan lokal serta masih dipelihara. Salah satu agama suku yang ada di Jawa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
19 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode berasal dari bahasa Yunani: methodos yang berarti cara atau jalan. Jadi metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sebagian kecil orang yang memilih untuk hidup sendiri, seperti Rasul Paulus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan salah satu fase dari kehidupan manusia. Memasuki jenjang pernikahan atau menikah adalah idaman hampir setiap orang. Dikatakan hampir
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam rangka menyelesaikan penyusunan thesis ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitian. Namun, sebelum menguraikan macammacam metode penelitian yang digunakan,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai Pola Asuh Orang Tua terhadap Anak dalam Keluarga pada Bidang Pendidikan, berlokasi di Dusun Pandanan Desa Pandanan Kecamatan Wonosari
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Permasalahan Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut Gereja Bali atau singkatannya GKPB, adalah salah satu dari sedikit gerejagereja
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Jenis Penelitian. kegunaan dari peneliti itu sendiri. Sehingga penelitian itu bisa
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan sebuah upaya yang dapat dilakukan penelitian dalam mengungkapkan data dan mencari kebenaran masalah yang diteliti, yang menjadi persoalan metode apakah yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Do Tenu Hatu. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Nes Do Male atau
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Rote adalah sebuah pulau yang dahulu dikenal dengan sebutan Lolo Neo Do Tenu Hatu. Ada pula yang menyebutnya dengan nama Nes Do Male atau Lino Do Nes yang berarti pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Gereja adalah komunitas yang saling berbagi dengan setiap orang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Gereja adalah komunitas yang saling berbagi dengan setiap orang dengan memberi sesuai dengan kemampuannya. Gereja adalah tempat setiap orang dalam menemukan belas kasih
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu
24 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni (2005:58), metode adalah cara yang ditempuh peneliti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap manusia tentunya memiliki masalah dan pergumulannya masing-masing. Persoalan-persoalan ini mungkin berkaitan dengan masalah orang per
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif dapat diartikan prosedur atau cara memecahkan masalah penelitian dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Dra.Ny.Singgih D.Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1988 hal. 82
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak orang berpendapat bahwa siklus hidup manusia adalah lahir, menjadi dewasa, menikah, mendapatkan keturunan, tua dan mati. Oleh karena itu pernikahan
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kehidupan di perkotaan diperhadapkan dengan sebuah realita kehidupan yang kompleks. Pembangunan yang terus berlangsung membuat masyarakat berlomba-lomba untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari,
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Data Metode penelitian adalah cara melakukan suatu kegiatan untuk mencari, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. 42 Adapun jenis metode penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu fenomena penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Awig-awig pesamuan adat Abianbase, p.1
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Desa pakraman, yang lebih sering dikenal dengan sebutan desa adat di Bali lahir dari tuntutan manusia sebagai mahluk sosial yang tidak mampu hidup
Lebih terperincilambang dan Citra citra Rakyat (PERSETIA. 1992), hlm.27 6 Scn 3, hlm
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk berbudaya, karena itu manusia tidak dapat lepas dari budaya yang dianutnya. Suatu budaya memiliki nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kenal dengan istilah agama primitif, agama asli, agama sederhana. 1 Agama suku adalah
BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Sebelum agama-agama besar (dunia), seperti Agama Islam, katolik, Hindu dan Budha masuk ke Indonesia, ternyata di Indonesia telah terdapat agama suku atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
103 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan alat yang sangat penting dalam mengembangkan pengetahuan, untuk meningkatkan kemajuan, dan untuk memungkinkan manusia berhubungan secara efektif dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Manusia hidup tidak selamanya berada dalam kondisi dimana semuanya berjalan lancar sesuai dengan apa yang direncanakan dan diingininya. Ada saat dimana muncul ketegangan-ketegangan
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. secara sistematis dan objektif. Metode disini diartikan sebagai suatu cara atau teknis
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ilmiah seorang peneliti tidak bisa lepas dari metode penelitian. Metode penelitian digunakan agar hasil penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan sistematis dan teliti dengan tujuan untuk mendapatkan pengetahuan baru atau mendapatkan susunan atau tafsiran baru dari
Lebih terperinciAKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan)
AKULTURASI BUDAYA ISLAM DAN BUDAYA HINDU (Studi Tentang Perilaku Keagamaan Masyarakat Islam Tradisional di Gununggangsir Beji Pasuruan) A. Latar Belakang Masalah Setiap agama bagi para pemeluknya merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode
44 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan teoritis dan empiris dalam penelitian sangatlah diperlukan. Oleh karena itu sesuai dengan judul diatas, penulis menggunakan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
BAB I 1. Latar Belakang PENDAHULUAN Salah satu fenomena keagamaan yang terjadi di tengah masyarakat beragama adalah pindah agama. Pindah agama menurut Hendropuspito, diartikan sama dengan pengertian masuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. yang sebaiknya harus ditempuh untuk mencapai tujuan. Sedangkan metode
22 III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Salah satu ciri kegiatan ilmiah adalah terdapatnya suatu metode yang tepat dan sistematis sebagai suatu penentu kearah pemecahan masalah. Metode adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Masyarakat Jember merupakan percampuran dari berbagai suku. Pada umumnya masyarakat Jember disebut dengan masyarakat Pandhalungan. 1 Wilayah kebudayaan
Lebih terperinciBab III. Metode penelitian
30 Bab III Metode penelitian A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Waktu penelitian dilakukan dengan dua tahap, penelitian tahap pertama dilaksanakan tanggal 29 Maret 2013 1 April 2013 fokus yang diamati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Penulis akan menggunakan dua pihak yang saling berhubungan dalam kehidupan beragama di Indonesia secara umum dan di Bali secara khusus. Dua pihak yang penulis
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang
BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia terdiri dari beranekaragam suku bangsa dan memiliki berbagai macam kebudayaan. Kebudayaan merupakan hasil cipta, karya, rasa manusia untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dilihat dari jenisnya, penelitian ini adalah termasuk dalam penelitian field research (penelitian lapangan) 99 dengan menggunakan metode kualitatif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang pengumpulan datanya dilaksanakan di lapangan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang di
46 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian Metode penelitian adalah upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang di jalankan untuk memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar,
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Awal dari sebuah kehidupan adalah sebuah penciptaan. Tanpa adanya sebuah penciptaan maka kehidupan di muka bumi tidak akan pernah ada. Adanya Sang Pencipta yang akhirnya berkarya untuk
Lebih terperinciBAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia
BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya membutuhkan seorang partner untuk bekerja sama sehingga suatu pekerjaan yang berat menjadi ringan. Hal ini berarti bahwa untuk menempuh pergaulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif (qualitative research), yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah profil pelaku perkawinan poliandri, sebab dan akibat yang
23 BAB III METODE PENELITIAN 1. Lokasi Penelitian Lokasi sebagai tempat untuk menggali data dalam penelitian ini adalah di Desa Ngasem dan Desa Krangan Kecamatan Ngajum Kabupaten Malang. Obyek penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. diterapkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan dalam suatu penelitian. Menurut Maryaeni (2005 : 58) metode adalah cara yang ditempuh peneliti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan suatu hal yang sangat penting karena salah satu upaya yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengkritisi objek, sasaran suatu ilmu yang sedang diselidiki.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah
35 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan dengan masalah tertentu yang diolah,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa
38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus dengan berorientasi pada pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. usaha untuk menemukan kebenaran, mengembangkan dan menguji kebenaran
14 BAB III. METODE PENELITIAN A. Pengertian Metode Metode penelitian merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian. Menurut Sutrisno Hadi, metode adalah suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian banyak macam metode yang digunakan oleh peneliti, yang sesuai dengan masalah, tujuan dan kegunaan dari peneliti
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian. penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif. 1.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peran guru Bimbingan Konseling (BK) dalam memecahkan problem siswa kelas X dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
diamati. 1 Dalam hal ini penulis menafsirkan dan menjelaskan data-data yang 53 BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif. Oleh karena itu, penelitian ini bersifat penelitian penelitian lapangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu tertentu dengan menggunakan metode ilmiah serta aturanaturan yang berlaku
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi dalam buku
III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan dalam penelitian yang akan dilakukan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENULISAN. Dalam pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang
BAB III METODE PENULISAN A. Jenis Penilitian Dalam pendekatan penulisan ini berbentuk kualitatif. Yang artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang meneliti status sekelompok manusia, suatu kondisi, suatu obyek, suatu pemikiran ataupun suatu peristiwa masa sekarang. Tujuan yang ingin dicapai dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi,
54 BAB III METODE PENELITIAN Istilah metodologi penelitian (research metodology) berasal dari kata metoda (metodology) dan penelitian (research). Secara etimologi, metode artinya suatu cara untuk melakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian.
58 BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah penelitian. Berhasil atau tidaknya suatu penelitian tergantung pada tepat dan tidaknya metode yang digunakan. Oleh karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Oleh karena itu, Metode penelitian
Lebih terperinciBab I Pendahuluan. Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari.
1 Bab I Pendahuluan Latar Belakang Masalah Dorongan beragama bagi manusia merupakan tuntutan yang tidak dapat dihindari. Dorongan beragama merupakan dorongan psikis yang merupakan landasan ilmiah dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam sejarah masyarakat Maluku, budaya sasi merupakan kearifan lokal masyarakat yang telah ada sejak dahulu kala dan merupakan komitmen bersama baik oleh masyarakat, tokoh
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kegiatan ilmiah. Adapun dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik atau
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah suatu cara yang dapat digunakan dalam mengumpulkan data penelitian dan dibandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. Seorang peneliti yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan penelitian Pada hakekatnya, penelitian dilakukan untuk mendapatkan penemuan baru atau mencari suatu kebenaran. Dalam penelitian, kita mengenal dua bentu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Maksud dari kualitatif menurut Kirk dan Miller dalam
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah langkah
27 III METODE PENELITIAN A. Metode yang Digunakan Metode merupakan fakor penting dalam memecahkan masalah dan menentukan keberhasilan suatu penelitian. Usman dan Purnomo Metode adalah suatu prosedur atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini karya sastra banyak berisi tentang realitas kehidupan sehari-hari, seperti halnya puisi karya Nita Widiati Efsa yang berisi tentang percintaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. habisnya usia generasi yang bersangkutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia atau masyarakat yang hidup bersama dalam satu komunitas tentu memiliki kebudayaan yang mengakar dalam kehidupannya dari generasi ke generasi. Budaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode, secara harfiah berarti cara. Selain itu, metode berasal dari bahasa Yunani, metha (melalui atau melewati), dan hodos (jalan atau cara), metode bisa berarti suatu prosedur
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
56 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Adapun pengertian dari metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan untuk mendekati permasalahan dan mencari jawaban, dengan kata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. instruction, yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan di Amerika Serikat. Istilah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia model berarti pola, contoh, acuan, ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau hasilkan. 1 Sedangkan pembelajaran adalah terjemahan
Lebih terperinci