BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik dan sehat serta memperoleh layanan kesehatan. Rumah Sakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. tingginya pendidikan masyarakat, maka orientasi sistem nilai dalam masyarakat pun

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu.

BAB I PENDAHULUAN. peralatan, standar profesi dan peningkatan manajemen rumah sakit. Manajemen sumber

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, antara lain adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. satu dengan yang lain dalam menyeimbangkan perekonomian masing-masing.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karyawan bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi penghidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini persaingan semakin ketat di setiap aspek

BAB 1 PENDAHULUAN. Abad 21 saat ini merupakan suatu masa yang diwarnai oleh munculnya era

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

KINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk mempersiapkan sumber daya yang berkualitas, salah satunya sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu ciri kehidupan modern dapat dilihat dari semakin kompleknya

SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RSUD KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2009

LAMPIRAN 1 Instrumen Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Hubungan kepuasan..., Ferry Sugito, FISIP UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor utama yang menentukan berhasil

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya perkembangan dunia usaha yang selaras dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan kepuasan yang dirasakan seorang pekerja secara

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian yang dilakukan Akbal Lizar (2011) dengan judul Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Kunci keberhasilan rumah sakit salah satunya bergantung pada kapasitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan sasaran melalui sumber daya manusia atau manajemen bakat lainnya. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Muchlas, (2008) menyatakan bahwa komitmen organisasional sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dengan tuntutan perkembangan eksternal organisasi (Rochmanadji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan diperusahaan dapat mengakibatkan banyak persaingan. mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetesnsi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2012, hal. 381

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keterlibatan sumber daya manusia yang berkualitas untuk memenuhi segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. komponen penting dalam mencapai kinerja. Robbins (2007) mengungkapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem yang mengatur kinerja manusia agar lebih efektif dan efisien dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN. (motivasi), karakteristik pekerjaan (beban kerja), kinerja perawat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap anggota dan lapisan masyarakat, tenaga kerja, perusahaan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. faktor-faktor produksi tersebut, sumber- sumber yang dimiliki tidak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tenaga kerja yang dimiliki oleh organisasi. yang lebih serius dibandingkan dengan sumber daya lainnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi menuntut sumber daya manusia yang handal yang dapat diperoleh bila

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat. Penyelenggaraan fungsi rumah sakit sangat ditentukan. operasional prosedur dan standar profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bisnis yang bergerak di bidang jasa adalah perbankan. Di era

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah muncul sebagai fenomena baru yang telah dilahirkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KEPUASAN PERAWAT PADA UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN MAJENE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi ini akan membahas mengenai pengaruh lingkungan kerja dan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kondisi perekonomian di Indonesia juga berarti adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

PENGARUH LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA (Studi Kasus Universitas Pelita Harapan Surabaya)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB II TINJAUAN TEORI. 1. Angga Putra Samudra dengan judul Pengaruh Kompensasi Finansial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Evolusi organisasi memerlukan pemimpin transformasional (Farahani et

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. dilupakan sebagai aset yang berharga dalam sebuah perusahaan. Padahal sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. efektif, dan ekonomis dalam menentukan besarnya biaya operasional perusahaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas memberi asuhan keperawatan (Arwani, 2006). perawat merasa puas dalam bekerja (Aditama,2006).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi penghimpun orang-orang yang biasa di

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia hal ini tercantum dalam butir H Undang-Undang Dasar 1945. Didalamya menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh layanan kesehatan. Rumah Sakit adalah salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang komperhensif dalam menyelenggarakan upaya kesehatan sesuai dengan batasan yang diberikan WHO, 1957 yaitu bagian menyeluruh, integrasi dari organisasi medis, berfungsi memberikan pelayanan kesehatan lengkap kepada masyarakat baik kuratif maupun rehabilitatif. Menurut UU No. 36 tahun 2009 adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Salah satu tenaga yang ada di Rumah Sakit adalah perawat. Ada beberapa peran perawat di Rumah Sakit, salah satunya adalah pemberi pelayanan kesehatan kepada pasien atau care giver. 1 Perawat menjadi salah satu yang mengidentifikasi kebutuhan pasien dalam pelayanan kesehatan. Maka perawat merupakan salah satu sumber daya manusia yang menentukan kualitas pelayanan di Rumah Sakit. 1 Putraitapsir.blogspot.com 2012 /peranfungsiperawatkomunitas. Html. on Rabu, 26 Desember 2012 1

2 Retensi karyawan adalah berapa banyak karyawan yang masih bekerja dalam satu periode (Carsen, 2005). Sedangkan retensi tenaga kesehatan didefinisikan sebagai memperkerjakan tenaga kesehatan yang terampil dan produktif terusmenerus (WHO, 2006). Tingginya tingkat turnover tenaga kerja dapat diprediksi dari seberapa besar keinginan berpindah yang dimiliki anggota (Perawat/Staff/Karyawan) suatu organisasi atau perusahaan. Penelitian-penelitian dan literatur yang ada menunjukkan bahwa keinginan berpindah atau keluar dari seseorang terkait erat dengan kepuasan gaji, komitmen organisasi dan lingkungan kerja. Retensi karyawan khususnya tenaga perawat bertujuan untuk (1) stabilitas kuantitas dan kualitas tenaga perawat, (2) mempertahankan kualitas produksi dan kualitas asuhan keperawatan, (3) mengurangi pengeluaran dana dan (4) menjaga moral tenaga perawat yang ada (Gillies, 1994). Bahtiar menyatakan ada beberapa faktor yang memotivasi seseorang senang untuk tetap bekerja yaitu diantaranya (1) pengakuan profesi, (2) jaminan kerja, (3) lingkungan. Summer (2002) agar terjadi retensi perawat di Rumah Sakit diperlukan adannya perjanjian dengan pihak Rumah Sakit tentang imbalan jasa yang akan dibayarkan, diberi kesempatan pendidikan yang lebih tinggi atau sertifikasi kekhususan yang akan diperoleh selama menjadi karyawan. Berikut ini beberapa data tentang perawat yang keluar dari suatu Rumah Sakit atau institusi. Hasil penelitian McCarty, dkk. (2002), perilaku pindah kerja perawat selama kurun waktu 2 (dua) tahun (1999-2000) di Irlandia lebih dominan disebabkan oleh faktor organisasi, karakteristik pekerjaan seperti beban kerja, lingkungan sosial dan kesempatan untuk berkarir. Menurut penelitian Sajidin

3 (2003) di Rumah Sakit Islam Sakinah Kabupaten Mojokerto tingkat perpindahan tenaga kesehatan perawat mencapai 13,04%. Perpindahan tenaga kesehatan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kesempatan mengembangkan diri, keamanan kerja serta faktor lingkungan sosial. Menurut Simmamora (2006) untuk mempertahankan karyawan agar merasa nyaman dalam bekerja dan produktif maka diperlukan perekrutan atau seleksi tenaga yang ketat, kompensasi atau imbalan jasa yang kompetitif, kepemimpinan yang produktif sampai dengan manajemen karir yang jelas serta lingkungan kerja yang sehat. Lingkungan merupakan tempat karyawan atau perawat melakukan aktivitasnya baik lingkungan fisik maupun sosial. Lingkungan kerja sosial mencakup hubungan yang terbina antar karyawan Rumah Sakit. Seorang pekerja tidak mungkin bekerja sendirian apalagi di Rumah Sakit biasanya membutuhkan kerjasama dalam satu tim. 2 Hubungan kerja yang terbentuk sangat mempengaruhi psikologis karyawan. Mello (2002) menyatakan bahwa labor relations is key strategic issue for organizations because the nature of the relationship between the employeer and can have a significant inpact on morale, motivation and productivity. (Hubungan kerja adalah isu strategis kunci bagi organisasi karena sifat hubungan antara pemberi kerja dan dapat memiliki inpact signifikan terhadap moral, motivasi dan produktivitas). Lingkungan sosial berpotensi untuk memberikan dukungan bagi individu. Menurut Quick (1984) dukungan sosial dapat bersumber dari jaringan sosial yang dimiliki oleh individu yaitu atasan, rekan kerja serta bawahan. Sebagai bagian dari 2 www.psychologymania.com/2013/04/lingkungankerjasosial.html

4 tenaga kerja di rumah sakit, perawat memiliki peran yang sangat besar dalam memberikan pelayanan kesehatan dalam sebuah rumah sakit. Keberadaan perawat di rumah sakit khususnya bagian kesehatan sangat menentukan tingkat cakupan pelayanan yang diberikan. Kemauan dan motivasi perawat untuk memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit tergantung pada keadaan lingkungan pekerjaan, lingkungan sosial, fasilitas dan kompensasi yang diterima. Lingkungan kerja yang kondusif meningkatkan motivasi kerja dan pada akhirnya meningkatkan prestasi kerja (Nuraini, 2006). Sementara itu data dari RSUD Tarakan Jakarta menyebutkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan akan kurangnya perawat dilakukan perekrutan pegawai non CPNS. Terbukti pada tahun 2012 ini melakukan perekrutan sebanyak 110 perawat terdiri dari 340 perawat lama dan 110 perawat baru. 3 Tetapi dilakukan perekrutan untuk mengatasi kurangnya perawat di RSDU Tarakan Jakarta karena banyak perawat keluar masuk. Fenomena lain yang ada di RSUD Tarakan Jakarta tentang tingkat retensi perawat disini cenderung tinggi berdasarkan data jumlah perawat di RSUD Tarakan Jakarta. Grafik 1.1 Data Jumlah Perawat di RSUD Tarakan 500 400 300 200 100 2008 2009 2010 2011 2012 0 3 Sumber:BagianKepegawaianRSUDTarakanJakarta

5 Berdasarkan grafik di atas, tahun 2008 menunjukkan adanya penurunan jumlah pegawai walaupun tidak signifikan. Namun pada tahun 2010 menunjukkan adanya perekrutan jumlah karyawan. Setelah itu pada tahun 2011 menunjukkan adanya perawat berkurang kembali. Tetapi pada tahun 2012 dilakukan perekrutan besar-besaran oleh RSUD Tarakan Jakarta. Dari data di atas menunjukkan adanya pasang surut jumlah perawat di RSUD Tarakan Jakarta. Pasang surut jumlah perawat tersebut menunjukkan adanya beberapa permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan kerja sosial seperti hubungan atasan dengan bawahan yang terkadang tidak terjalin dengan baik, adanya komunikasi yang kurang baik antara senior dan junior dalam lingkungan kerja perawat, adanya status sosial atau pendidikan, keterampilan serta tanggung jawab antar individu, atau faktor lainnya. Berdasarkan latar belakang yang disebutkan di atas, serta belum adanya penelitian tentang hubungan antara lingkungan kerja sosial dengan retensi perawat di Rumah Sakit tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tersebut. Dengan diketahui hubungan sosial dan retensi perawat di RSUD Tarakan Jakarta dapatdijadikan sebagai bahan masukan dan referensi kepada rumah sakit untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap lingkungan kerja sosial yang berdampak pada tingginya tingkat retensi perawat. B. Identifikasi Masalah Retensi pegawai adalah salah satu upaya yang sistematis yang dilakukan oleh perusahaan untuk menciptakan dan mendorong lingkungan kerja yang mampu mempertahankan pegawai potensial dengan cara memenuhi kebutuhan-

6 kebutuhan pegawai (Mckeown, 2007; Nair, 2009). Sementara (Huber, 2000) menekankan retensi adalah tindakkan memelihara atau mempertahankan. Banyak faktor yang menyebabkan tingginya tingkat retensi perawat diantaranya salary atau gaji yang kompetitif, lingkungan kerja yang sehat, kepemimpinan yang produktif serta manajemen karier yang jelas. 4 Salary atau gaji adalah sebuah imbalan atau pembayaran yang didapat oleh seseorang setelah melakukan kewajibannya. Biasanya disini gaji menentukan seseorang bertahan dengan pekerjaannya. Karena gaji merupakan sebuah semangat untuk melaksanakan kewajibannya. Biasanya jika beban kerja sangat banyak maka gaji akan mengikutinya. Disini terdapat perbedaan antara gaji pegawai negeri dan honor. Tentu saja itu menjadi faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawainya. Lingkungan kerja yang sehat merupakan kunci sukses dalam sebuah pekerjaan, karena lingkungan kerja merupakan tempat utama seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Jika lingkungan kerja yang sehat maka akan mempengaruhi seseorang dalam menyelesaikan pekerjaannya dan keinginan bertahan. Lingkungan kerja di rumah sakit berpengaruh terhadap retensi pekerja dalam rangka pelayanan kepada pasien. Pemimpin adalah seseorang yang memimpin sedangkan kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi. Figur pemimpin sangat diperlukan dalam hal pekerjaan karena apabila pemimpin tersebut disukai oleh bawahannya 4 Sudrajat, Ace.2003. Faktor-faktor yang berhubungan dengan retensi perawat di Rumah Sakit Agung Jakarta 2003. Program Magister Ilmu keperawatan depok.

7 karena dalam cara memimpin baik maka suatu karyawan akan merasa betah dan senang diorganisasi tersebut. Kebanyakkan pemimpin di rumah sakit tersebut memang tidak semuanya memiliki sikap pemimpin yang bijaksana namun tetapi tidak semuanya ada juga pemimpin yang memiliki figur baik. Manajemen karier yang jelas merupakan salah satu faktor retensi dalam perawat karena jika tidak ada suatu manajemen karier maka sebuah perusahaan tidak akan berjalan karena tidak adanya perencanaan, pengembangan dari pegawai. Manajemen karier di rumah sakit ini sudah jelas dan terarah tetapi untuk pegawai kontrak biasanya mereka hanya untuk tenaga bantuan. Dari uraian tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor lingkungan sosial apa saja yang dapat memotivasi perawat yang berpengaruh terhadap tingkat retensi perawat di RSUD Tarakan Jakarta. C. Pembatasan Masalah Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi retensi terhadap perawat. Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi permasalahan pada hubungan lingkungan kerja sosial yang berdampak pada tingginya retensi perawat untuk tetap bekerja di RSUD Tarakan Jakarta terutama perawat dengan status honorer. Sedangkan faktor salary/gaji tidak dibahas dalm penelitian ini. Penulis mempunyai hipotesis bahwa lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat retensi perawat. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui apakah terdapat hubungan antara lingkungan kerja sosial dan retensi perawat di RSUD Tarakan Jakarta.

8 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi hubungan antara lingkungan kerja sosial dan tingkat retensi perawat dan melihat apakah hubungan tersebut kuat ataupun tidak. b. Mengidentifikasi variabel-variabel lingkungan kerja sosial apa saja yang signifikan terhadap retensi perawat di RSUD Tarakan Jakarta. c. Mengidentifikasi variabel-variabel retensi perawat apa saja yang signifikan di RSUD Tarakan Jakarta. d. Menganalisis hubungan lingkungan kerja sosial dan tingkat retensi perawat di RSUD Tarakan Jakarta. E. Manfaat 1. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi bagi peneliti khususnya dalam mengetahui hubungan lingkungan kerja sosial dan tingkat retensi di RSUD Tarakan Jakarta. 2. Bagi Rumah Sakit Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi kepada rumah sakit untuk melakukan tindakan perbaikan terhadap lingkungan kerja sosial yang berdampak pada tingginya tingkat retensi perawat.