BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan.salah satu usaha untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan ini mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. semua organisasi di setiap negara, di sektor industri apapun, termasuk sektor

BAB I PENDAHULUAN. mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sejalan dengan era globalisasi dan berkembangnya dunia usaha maka

BAB I PENDAHULUAN. ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Salah satu usaha untuk menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masuk sebagai lima (5) besar predikat negara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme, dan penggelapan lainnya, sehingga dalam proses verifikasi secara

BAB I PENDAHULUAN. usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (Competitive

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (UU REPUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Perkembangan perbankan nasional ini tentunya membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

BAB I PENDAHULUAN. pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian sangat mempengaruhi perkembangan negara tersebut. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan. Kecurangan umumnya terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk - bentuk lainnya dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia perbankan syariah. dengan negara lain, terutama dalam sistem informasi akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan ketahanan ditengah sengitnya persaingan. Pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Tujuan organisasi dapat bersifat profit oriented maupun non profit

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Tidak hanya pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, kasus fraud yang terjadi di perbankan semakin marak.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB I PENDAHULUAN. Audit internal sebagai suatu cara yang digunakan untuk mencegah fraud

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media

BAB I PENDAHULUAN. fenomenal baik di negara berkembang maupun negara maju. Fraud ini hampir

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. supervisi bank tersebut (Soebijoto, 2011). Modus kejahatan perbankan bukan

BAB I PENDAHULUAN. mengkhawatirkan timbulnya kecurangan (fraud) di lingkungan organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. (Konsorsium

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perusahaan yang beraneka ragam. Terdapat perusahaan. swasta maupun perusahaan milik pemerintah yang ikut meramaikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada manajemen pucak perusahaan, namun sebenarnya penyimpangan

yang bertugas melakukan kegiatan pemeriksaaan yang meliputi perencanaan pemeriksaaan, pengujian dan pengevaluasian informasi, pemberitahuan

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank syariah adalah suatu lembaga keuangan yang usaha pokoknya

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia bisnis menuntut agar setiap perusahaan yang bergerak di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan pembangunan nasional erat hubungannya dengan tingkat kesehatan masyarakat,

Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun

BAB I PENDAHULUAN. spesifik perbankan berfungsi sebagai agent of trust, agen of development dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang paling lengkap. Usaha keuangan yang dilakukan adalah menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Audit Internal Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perekonomian yang sehat tentunya tidak lepas dari kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis finansial global, diperkirakan telah mempengaruhi pelaku bisnis

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebesar 6,40 %, maka pada 2012 bisa melampaui 6,70 %. Hal tersebut bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Menurut BAPEPAM (2002) PT. KIMIA FARMA Tbk,(PT.KF)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. halnya dengan kejahatan yang terjadi di bidang ekonomi salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Profesi audit internal mengalami perkembangan cukup signifikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membuat keputusan bisnis yang tepat dalam mencapai suatu tujuannya. Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang semakin kompetitif menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB I PENDAHULUAN. optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan proses atau yang dikenal sebagai banknote.selain itu juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. usaha dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang berkembang dengan pesat telah menimbulkan persaingan ekonomi yang ketat. Persaingan mengharuskan perusahaan untuk memanfaatkan dan mengalokasikan sumber dayanya secara lebih efektif dan efisien untuk menghadapi pesaing bisnisnya. Menurut Tugiman (1996:9), era globalisasi akan mempertajam persainganpersaingan di antara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang semakin kritis atas pemanfaatan secara optimal penggunaan berbagai sumber dana dan daya yang ada. Agar perusahaan dapat bertahan atau bahkan berkembang diperlukan upaya penyehatan dan penyempurnaan meliputi peningkatan produktivitas, efisiensi serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Menghadapi hal ini, berbagai kebijakan dan strategi terus diterapkan dan ditingkatkan. Kebijakan yang ditempuh manajemen antara lain meningkatkan pengendalian perusahaan. Untuk dapat menciptakan pengendalian intern yang memadai di dalam suatu organisasi atau perusahaan, maka manajemen perusahaan membutuhkan bantuan dari fungsi pemeriksaan intern atau audit internal, agar perusahaan tersebut dapat bertahan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pada saat ini peran audit internal lebih mengutamakan peran consulting daripada watchdog (mencari-cari kesalahan) dikarenakan paradigma lama yang sudah 1

2 berganti, bahwa peran audit internal lebih mengedepankan sifat pencegahan (preventif) dan dalam hal ini dibutuhkan keterbukaan dari manajemen agar audit internal dapat mendeteksi dan memberi saran kepada manajemen atas operasional yang ada. Di dalam perusahaan diperlukan Audit Internal untuk melaksanakan tugasnya guna membantu manajemen agar mereka dapat menjalankan tanggungjawabnya secara efektif dan efisien. Dengan adanya mekanisme audit internal yang dilaksanakan oleh auditor internal, diharapkan manajemen dapat mencurahkan perhatiannya pada tugas pengelolaan, sedangkan tugas pengawasan sehari-hari atas perusahaan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih intensif dan efektif tanpa mengurangi tanggungjawabnya. (Astuti,2010). Pada prinsipnya audit internal merupakan pemeriksaan intern yang independen, yang ada pada suatu perusahaan dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan perusahaan yang dilaksanakan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk memastikan apakah tugas dan tanggung jawab yang diberikan telah dilaksanakan dengan sesuai. Untuk itu pemeriksaan, penilaian dan mencari fakta atau bukti perlu dilakukan audit internal, guna memberikan rekomendasi kepada pihak manajemen untuk ditindaklanjuti. Adapun salah satu temuan auditor internal diantaranya adalah penemuan kecurangan. Dengan adanya pengendalian intern tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya kecurangan. Kecurangan (fraud) sering juga disebutkan dalam istilah yang lebih umum seperti pencurian, penggelapan, pemalsuan dan lainnya. Kecurangan umumnya terjadi karena adanya tekanan (pressure) untuk melakukan penyelewengan atau

3 dorongan untuk memanfaatkan kesempatan (opportunity) yang ada dan adanya pembenaran (diterima secara umum) terhadap tindakan tersebut. Biasanya kecurangan tidak mudah ditemukan. Kecurangan biasanya ditemukan karena kebetulan maupun karena suatu usaha yang disengaja. Maka dari itu manajemen perlu berhati-hati terhadap kemungkinan timbulnya kecurangan yang terjadi di perusahaan yang dikelolanya. Kecurangan (Fraud) hingga saat ini merupakan salah satu hal yang fenomenal baik di negara berkembang dan negara maju. Kecurangan merupakan penyimpangan dan perbuatan hukum yang dilakukan secara sengaja, untuk keuntungan pribadi/ kelompok secara fair; secara langsung dan tidak langsung merugikan pihak lain (Koesmana, Kristiawan, dan Rizki,2007:62). Untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecurangan, penelitian dan pemeriksaan aktivitas organisasi atau perusahaan perlu dilakukan secara terus menerus, untuk memastikan apakah sistem dan proses serta sumber daya yang tersedia telah memadai. Kegiatan ini disertai dengan pengujian untuk memastikan apakah aktivitas perusahaan telah berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan manajemen bahwa laporan keuangan dan non keuangan yang diterimanya merupakan laporan yang relevan, akurat dan tepat untuk bahan pengambilan keputusan.

4 Bentuk kecurangan yang sering terjadi diantaranya meliputi management fraud dan employee fraud. Management fraud yang terjadi dalam bentuk penggelapan aktiva perusahaan, misalnya penggelapan uang perusahaan yang didukung dengan pemanipulasian laporan keuangan, dimana data dan informasi akuntansi yang akan disajikan dalam laporan keuangan diubah dengan sengaja. Sedangkan employee fraud yang terjadi diataranya pemalsuan daftar gaji yaitu dengan menciptakan karyawan palsu, dan kemudian menguangkan gaji tersebut. Sedangkan menurut Arens dalam buku Auditing and Assurance services-an Integrated Approach (2008:338), kecurangan terdiri dari : 1. Fraudulent Financial Reporting (kecurangan laporan keuangan). 2. Misappropriation of Assets (penyalahgunaan asset). Praktek kecurangan merupakan satu dari berbagai macam permasalahan yang terjadi dalam lingkungan organisasi. Praktek kecurangan itu dapat terjadi bahkan pada organisasi yang memiliki pengendalian intern yang baik sekalipun. Gejala kecurangan dapat dilihat jika seseorang melihat dengan cukup lama dan mendalam. Pelaku kecurangan dapat datang dari segala tingkat manajemen atau masyarakat. (Norsain:2014). Kecurangan akuntansi dapat terjadi di berbagai sektor dan bidang seperti perusahaan BUMN, swasta, manufaktur, jasa, maupun perbankan sekalipun. Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

5 dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (http://www.ojk.go.id/bank-umum). Adapun artikel yang dikeluarkan oleh www.iaikap@akuntanpublik.org yang berjudul Modus-modus Penjarahan BUMN menuliskan bahwa pada saat rapat kerja dengan DPR pada tanggal 19 Mei 2009, Menteri BUMN melaporkan adanya dugaan korupsi pada 16 BUMN. Sejak tahun 2011, tidak ada lagi BUMN yang berpredikat sehat. Banyaknya korupsi ini merupakan indikasi bahwa tata kelola perusahaan kecenderungannya tidak berjalan optimal, Standard Operational Procedure (SOP) sering dilanggar, Satuan Pengawasan Intern (SPI) kurang diberdayakan dan fungsi-fungsi SPI dikecilkan oleh dewan direksi. PT Bank Mandiri Tbk. merupakan salah satu BUMN di Indonesia yang bergerak di industri perbankan didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri, dimana masing-masing bank tersebut memiliki peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Semakin kompleksnya kegiatan operasional perusahaan dan banyaknya kantor cabang yang tersebar di Indonesia, dapat menimbulkan dampak pada keterbatasan komunikasi antara manajemen puncak dengan berbagai operasi yang ada untuk menelaah keefektifan kinerja yang memuaskan. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mengetahui apakah prosedur yang ditetapkan telah ditaati, apakah para karyawan bekerja dengan efisien, apakah pendekatan-pendekatan yang ada

6 masih efektif pada kondisi ekonomi saat ini. Keterbatasan komunikasi antara manajemen puncak dengan lini operasional perusahaan inilah yang dapat menimbulkan kecurangan seperti pencurian, pemerasan, penggelapan, pemalsuan, dan lain-lain. Kecurangan di BUMN dapat menyebabkan kerugian negara. Menurut Akbar (2014), kerugian negara merupakan akibat dari perbuatan yang bersifat melawan hukum melalui penyalahgunaan wewenang, kesempatan dari seseorang atau korporasi untuk memperkaya diri sendiri. Intinya, kerugian keuangan negara merupakan akibat dari tindak pidana korupsi dengan modus melawan hukum dan unsur menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi. Dalam menjalankan kegiatannya, PT Bank Mandiri Tbk terdeteksi adanya kecurangan yang meliputi management fraud. Ini merupakan suatu bentuk penyelewengan atau penyalahgunaan dana pinjaman yang diberikan oleh perusahaan. Salah satu kasus yang terjadi adalah merupakan kasus pinjaman yang melibatkan perusahaan negara yakni Bank Mandiri kepada Grup Medco, dalam hal pinjaman dana sebesar Rp5,1 triliun untuk mengakusisi PT Newmont. Diketahui, jika Bank Mandiri memberikan pinjaman kepada Medco dari hasil pinjaman China Development Bank (CDB) senilai USD3 miliar kepada 3 Bank BUMN yang semestinya diperuntukan sebagai modal pembangunan infrastruktur. Namun oleh pihak Bank Mandiri dana tersebut justru disalurkan kepada Grup Medco yang mendapat pinjaman senilai USD395.000.000 atau senilai Rp5,1 triliun. Terdiri dari PT Medco E&P Tomori senilai USD50.000.000, PT Medco

7 Energy International TBK USD245.000.000 dan PT Medco Energi Internasional USD100.000.000. (REZA), (Redaksi, Tanggal 3 April 2016). Kasus lainnya yaitu pencairan deposito dan melarikan pembobolan tabungan nasabah Bank Mandiri. Kasus ini melibatkan lima orang tersangka, salah satunya customer service bank tesebut. Modusnya memalsukan tanda tangan di slip penarikan, kemudian ditransfer ke rekening tersangka. Kasus yang dilaporkan 1 Februari 2011, dengan nilai kerugian Rp 18 miliar (kompas, 2011). Selain itu Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) (okezone.com, 2016) mencatat bahwa Bank Mandiri paling banyak dikeluhkan selama tahun 2015. Dari total pengaduan konsumen selama 2015, bank menjadi pengaduan terbesar dengan 176 pengaduan. Di mana, masalah kartu kredit menjadi masalah perbankan yang paling sering dikeluhkan dengan total 70 pengaduan, dan Bank Mandiri menjadi bank yang paling sering diadukan sebanyak 22 pengaduan. masalah kartu kredit yang diadukan ialah masalah pembobolan yang di mana YLKI masih mempertanyakan sistemnya. Kecurangan-kecurangan seperti ini harus dapat diantisipasi agar tidak menghambat kemajuan PT Bank Mandiri Tbk sendiri dengan adanya Audit Internal yang harus melakukan pengawasan atas keseluruhan kegiatan perusahaan. Situasi dan kondisi seperti ini akan terlihat dari analisa auditor. Kekeliruan dan ketidaksesuaian prosedur dilapangan akan segera diperbaiki melalui saran auditor, sehingga kesalahan fatal dalam perusahaan ini dapat dicegah lebih dini atau bahkan dapat dihindari.

8 Untuk menangani maupun mencegah fraud pada badan pemerintah, diperlukan upaya preventif yang berkaitan dengan cara mengendalikan faktor pendorong timbulnya fraud. Untuk melaksanakan strategi tersebut, maka sistem pengendalian intern harus diterapkan secara efektif. Pengendalian intern yang baik memungkinkan manajemen siap menghadapi perubahan ekonomi yang cepat, persaingan, pergeseran permintaan pelanggan dan fraud serta restrukturisasi untuk kemajuan yang akan datang (Ruslan,2009). Diperlukan pemikiran yang jelas dengan upaya yang lebih sistematis dalam menanggulangi terjadinya fraud. Hal penting yang harus diidentifikasikan adalah penyebab utama terjadinya fraud sehingga bisa dirumuskan strategi yang tepat untuk menanggulangi atau paling tidak mengurangi intensitas yang ditimbulkan dari fraud tersebut. Hal ini kemudian yang disebut sebagai pencegahan terhadap terjadinya fraud. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Santa Clara Perangin-Angin (2015) telah membuktikan bahwa audit internal memiliki pengaruh dalam hal pencegahan kecurangan. Berdasarkan nilai R diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0.752. Hal ini berarti 75,2% audit internal yang dilaksanakan PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah memadai dan berperan dalam pencegahan terjadinya kecurangan. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PENGARUH AUDIT INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN KECURANGAN (FRAUD) STUDI KASUS PADA PT. BANK MANDIRI TBK. (PERSERO) BANDUNG.

9 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu, seberapa besar signifikansi Pengaruh Audit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) pada PT Bank Mandiri Tbk. Bandung. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh Audit Internal terhadap pencegahan kecurangan (Fraud). Dilaksanakan dengan cara mengumpulkan data serta informasi yang relevan untuk penelitian. Adapun penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memahami pengetahuan yang dipelajari oleh peneliti dengan melihat pelaksanaannya dalam praktik yang sebenarnya. Sesuai dengan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka maksud dan tujuan penelitian yang lebih spesifik adalah untuk mengetahui signifikansi Pengaruh Audit Internal terhadap Pencegahan Kecurangan (Fraud) pada PT Bank Mandiri Tbk. Bandung.

10 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dan diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun secara tidak langsung bagi: a. Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang masalah fraud yang terjadi di PT Bank Mandiri Tbk dan cara kerja sistem pengendalian intern yang sesungguhnya, serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Widyatama. b. Perusahaan Penelitian ini dapat menambah informasi bagi manajemen tentang pentingnya pengaruh audit internal terhadap pencegahan kecurangan (fraud) untuk dijadikan bahan masukan dalam penyusunan kebijakan perencanaan dan pengendalian operasi yang lebih efektif. c. Pihak Lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan informasi pendukung bagi penelitian selanjunya yang melakukan penelitian dalam kajian ilmu sejenis. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang sedang diteliti, penelitian ini dilakukan di PT Bank Mandiri Tbk. Bandung. Sedangkan pelaksanaan penelitian berlangsung pada bulan September 2016 sampai dengan Oktober 2016.