BAB I PENDAHULUAN. menurut Anwar (2001:33) dalam Meyrifan (2011:14) semakin tinggi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. 2011:215). Pada penelitian ini, populasi yang digunakan adalah wanita yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN MOTIVASI BEROLAHRAGA BERDASARKAN OLAHRAGA KOMPETISI DAN OLAHRAGA REKREASI

2015 GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA MENGENAI SENAM LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI PERTIWI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi, tetapi juga dari kegiatan olahraga atau aktivitas fisik yang kita lakukan.

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tentunya akan mengalami yang namanya penuaan. Secara. kronologi, manusia dapat dikatakan lanjut usia apabila umurnya sudah

BAB I PENDAHULUAN. setiap individu. Berbagai jenis olahraga dari yang murah dan mudah dilakukan,

LATAR BELAKANG ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN ANAK KE SEKOLAH LABORATORI OLAHRAGA BOLA VOLI (SELABORA) FIK UNY

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam hal mengembangkan bakat yang

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adalah fase dari program pendidikan keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. baik bila didukung dengan kebugaran jasmani yang baik.

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK FKIP UNP Kediri OLEH :

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia, sama seperti halnya dengan semua binatang

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai aktivitas sehari-hari selalu dijalani oleh setiap manusia, baik dari

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Sastra Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Sastra Inggris,

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. Pola kehidupan sehari-hari mahasiswi memiliki kegiatan yang cukup banyak

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat membuat

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan olahraga walaupun menguras energi namun disisi lain memiliki manfaat. berbagai aspek baik kesehatan mental maupun fisik.

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

BAB I PENDAHULUAN. membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Yang mana

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan UUD 1945 alenia IV, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

OLAHRAGA DAN OLAHRAGA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tingkat kebugaran fisik. Kebugaran fisik didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan, maka kebugaran jasmani sangat perlu dipelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan tubuh, sehingga semakin banyak masyarakat berpatisipasi di

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

MUHAMMAD DZIKRY ABDULLAH AL GHAZALY, 2015 DAMPAK LATIHAN PADA DAERAH TUBUH TERTENTU TERHADAP PENURUNAN PERSENTASE LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu-ibu

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang berperan untuk

TUGAS AKHIR-37 PUSAT KECANTIKAN DAN KEBUGARAN DI SEMARANG PENEKANAN ARSITEKTUR NEO VERNAKULAR BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sendiri, seperti faktor individual (kematangan atau pertumbuhan fisik, tua/keluarga dan lingkungan serta fasilitas atau dukungan).

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan sebagai bagian dari. Pendidikan Nasional, memiliki peranan sangat penting, yaitu

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

BAB I PENDAHULUAN. tepat untuk melaksanakannya. salah satu program yang. pelatihan Kepemudaan dan Olahraga bagi peserta didik, untuk membentuk potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dizaman yang orientasi manusianya lebih mengutamakan uang, bekerja lebih

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI DI KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pemasaran yang ada dalam perusahaan sangatlah penting melihat

BAB I PENDAHULUAN I.1

PENGARUH METODE PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV DAN V SDN PELEM II TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. World Health Organization (WHO, 1948) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2014 PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai dalam masa yang cukup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori yang akan dibahas dalam bab ini adalah teori mengenai self-efficacy dan

BAB I PENDAHULUAN. emerging adulthood. Pada tahap remaja, mahasiswa mengalami perkembangan fisik dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat berharga bagi setiap manusia.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

PERANAN OLAHRAGA DALAM MENGURANGI STRES. Oleh: Suryanto Staf Pengajar Prodi Ikora PKR FIK UNY

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa tahun terakhir, beberapa sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai

PELATIHAN PROGRAM KEBUGARAN BAGI INSTRUKTUR FITNESS SE-KABUPATEN MAGELANG

, 2015 PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X SMAN 1 SOREANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lingkungan tempat tinggal dan kebiasaan aktivitas sehari-hari seseorang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sebelum eksperimen (pre test) pada kelompok siswa SMA Negeri 1 Gorontalo yang telah

BAB I PENDAHULUAN. rasa kebanggaan terhadap negara melalui capaian prestasi olahraga itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN. memberikan layanan terbaik. Dalam rangka memberikan pelayanan terbaik,

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI KEIKUTSERTAAN DALAM EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DENGAN TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktifitas sehari-hari dapat berjalan. dan efisien, tidak mudah terserang penyakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya semua orang mempunyai aktifitas masing-masing, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan zat gizi untuk hidup, tumbuh, berkembang, Energi dibutuhkan oleh setiap orang untuk mempertahankan hidup,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membawa nama bangsa ke dunia internasional menjadi baik. Mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani merupakan modal dasar bagi seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengajaran di perguruan tinggi maupun akademi. Tidak hanya sekedar gelar,

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dekade belakangan ini gaya hidup manusia semakin berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. dimiliki oleh seseorang, baik itu orang dewasa maupun anak-anak.

BAB I PENDAHULUAN. membuat penampilan menarik, kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia, begitu juga kepentingan untuk menjaga dan memelihara kesehatan itu sendiri, menurut Anwar (2001:33) dalam Meyrifan (2011:14) semakin tinggi tingkat kesehatan, maka kebugaran jasmaninya akan semakin tinggi. Dalam rangka menyehatkan badan seseorang mau tidak mau harus melakukan gerak fisik dengan berolahraga, seperti yang dikatakan oleh Santosa dan Muchtamadji (2005:30) yaitu Olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan fungsionalnya. Tujuan dari olahraga tersebut adalah untuk menyehatkan dan juga menjaga kondisi tubuh agar tetap fit dan sehat. Olahraga adalah suatu hal yang wajib untuk dilakukan oleh semua orang. Karena dilihat dari manfaatnya, olahraga dapat dijadikan investasi untuk masa depan dengan kata lain untuk bekal dimasa tua. Namun pada kenyataannya, orang yang bekerja, khususnya wanita dan umumnya yang bekerja diluar rumah, lebih enggan untuk melakukan olahraga karena satu dan lain hal. Sebagian besar wanita yang bekerja hampir tak memiliki waktu untuk dirinya sendiri. Sebuah survei di Inggris menemukan dari 75 % wanita Inggris yang bekerja 12 jam sehari, 31 % mengaku hanya memiliki

2 waktu senggang 30 menit sehari. Selain bekerja dikantor, setelah pulang kerumahpun melanjutkan pekerjaan sebagai seorang ibu. Sebanyak 55 % lainnya mengakui selalu berkejaran dengan waktu. Kesimpulannya berdasarkan survey tersebut, pekerjaan yang pokok belum tentu dapat dilakukan dengan baik dan kontinyu, begitu juga olahraga yang mungkin suatu hal yang dianggap tidak terlalu penting dilakukan. Oleh karena itu, wanita yang bekerja enggan untuk melakukan kegiatan fisik atau olahraga. Berdasarkan data yang dilihat dilingkungan sekitar, wanita yang bekerja cenderung tidak melakukan olahraga, baik ditempat mereka bekerja maupun dirumah. Alasannya adalah karena rasa malas, bentuk tubuh sudah terlampau tidak ideal, make up akan rusak, bingung untuk olahraga apa, tidak mood, tidak punya waktu senggang untuk melakukan olahraga. Wanita yang tidak bekerjapun sama halnya dengan wanita yang bekerja, mempunyai alasan untuk tidak ingin melakukan olahraga, seperti lelah, takut tekanan darah naik karena merasa sudah cukup tua, takut cedera dan tidak adanya dukungan dari pihak keluarga atau teman. Persepsi yang timbul dan mengatakan bahwa olahraga bukanlah kewajiban, dan malah kegiatan itu hanya untuk membuat tubuh semakin lelah, haruslah diubah karena hal tersebut akan mempengaruhi masyarakat yang kemudian akan lebih enggan untuk melakukan olahraga. Berdasarkan isu-isu tersebut, yang paling penting dan utama adalah harus adanya

3 partisipasi dan motivasi didalam diri seseorang baik internal maupun eksternal. Sementara itu, partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga masih dinilai kurang, sebagaimana yang dikutip oleh Panji Qadhafi-Koran SI (2012) yang dikatakan oleh Deputi Kementrian Pemuda dan Olahraga Bidang IPTEK, Agus Mahendra, Menurut kajian di Kemenpora, tingkat partisipasi olahraga masyarakat saat ini, belum mencapai 15 persen dari seluruh penduduk Indonesia begitu juga di Jawa Barat. Hal yang sama juga dilansir oleh Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Jawa barat, sampai saat ini tingkat partisipasi olahraga masyarakat Indonesia belum mencapai angka 15 persen, begitu juga dengan kondisi di Provinsi Jawa Barat. Oleh sebab itu, PERWOSI akan berupaya meningkatkan partisipasi olahraga masyarakat kaum wanita hingga mencapai 50 persen. Selain partisipasi, diperlukan pula motif yang mendukung wanita untuk meningkatkan rasa keinginan untuk berolahraga. Dalam Studi yang dimuat dalam Journal of Business and Psycology yang ditulis oleh Soegeng Haryadi dalam Sriwijaya Pos, mengungkapkan bahwa seorang atasan yang tidak menyempatkan dirinya untuk berolahraga cenderung lebih stress dan mudah marah pada anak buahnya dibanding atasan yang rajin berolahraga. Partisipan dalam penelitian tersebut diminta untuk menjawab pertanyaan seputar kebiasaan berolahraga dan level stres di tempat kerja.

4 Hasilnya diketahui bahwa semakin stres para supervisor, maka makin tinggi pula level stres yang dimiliki oleh bawahannya. Penelitian lain yang sejalan dengan penelitian tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Tim dari University of California, San Francisco yang menemukan bahwa Olahraga berkaitan dengan menurunkan level stres kronis pada wanita. Sehingga jelas bahwa manfaat dari berolahraga selain dapat menjaga kondisik fisik, juga dapat menjaga kondisi psikis yang akan menunjang seseorang untuk melakukan pekerjaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai. Motif Partisipasi Olahraga Pada Wanita Di Kabupaten Bandung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan Latar Belakang Masalah, maka penulis mengajukan Rumusan Masalah Penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran motif partisipasi wanita di kabupaten Bandung dalam melakukan olahraga? 2. Apa motif utama wanita di kabupaten Bandung berpartisipasi dalam aktivitas berolahraga? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan mengenai motif partisipasi olahraga wanita yang bekerja dan tidak bekerja dalam aktivitas olahraga di kabupaten Bandung?

5 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan Rumusan Masalah diatas maka tujuan penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui gambaran motif partisipasi wanita di kabupaten Bandung dalam melakukan olahraga. 2. Untuk mengetahui motif utama wanita di Kabupaten Bandung berpartisipasi dalam aktivitas berolahraga. 3. Untuk mengetahui perbedaan yang signifikan mengenai motif partisipasi olahraga pada wanita yang bekerja dan tidak bekerja dalam aktivitas olahraga di kabupaten Bandung. D. Manfaat Penelitian Harapan peneliti setelah melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan Ilmu Pengetahuan bagi para Mahasiswa Ilmu Keolahragaan untuk dijadikan sebuah Referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang motif partisipasi olahraga pada wanita. 2. Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk para wanita akan pentingnya berolahraga dan menjaga tingkat kesehatannya. 3. Bagi Masyarakat, dapat menambah wawasan dan pengetahuan khususnya bagi para wanita untuk berolahraga dan agar mengetahui pentingnya olahraga.

6 E. Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah titik tolak ukur bagi penulis untuk proses penelitian yang hendak dikerjakan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2007:24), bahwa Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam pelaksaan penelitian Anggapan dasar dalam penelitian ini yaitu berdasarkan Teori yang diadopsi dari Participation Motive Questionnaire (PMQ) Gill, Gross, Huddlestone (1983). yang mengatakan bahwa teori motif terdiri atas tujuh hal, yaitu motif kebugaran, kesenangan, pelepasan energi, persahabatan, kerjasama, kemahiran dan status. Motif tersebut sangat diperlukan untuk melakukan kegiatan olahraga karena olahraga merupakan sebuah investasi pribadi yang sangat penting bagi kesehatan dimasa depan. Kemudian menurut Maehr dan Braskamp terdapat dua indikator yang menyatakan mengapa seseorang melakukan olahraga. Pertama individu tersebut memiliki motivasi, yaitu mereka melakukan aktivitas fisik karena adanya motivasi atau dorongan, kedua individu tersebut memiliki partisipasi untuk melakukan aktivitas fisik sebagai sesuatu tindakan, yang mana prosesnya dilakukan sesuai dengan waktu, bakat, tenaga dan aktivitas fisik yang dipilihnya. Manfaat yang diperoleh dari teori ini yaitu bahwa seorang individu memiliki motif partisipasi dalam aktivitas fisik bukan hanya dipengaruhi

7 oleh individu atau kelompok lain, namun yang paling penting adalah motivasi dan partisipasi yang berasal dari dirinya sendiri F. Batasan Penelitian 1. Ruang lingkup penelitian, hanya dibatasi pada wanita yang berusia antara 25-40 tahun yang ada di Kabupaten Bandung. 2. Olahraga yang digunakan adalah olahraga rekreasi, seperti olahraga yang menggunakan bola, kesegaran jasmani, kegiatan out door, bela diri, tari, olahraga air, dan olahraga radisional. 3. Populasi yang diambil yaitu wanita yang berada di kabupaten Bandung. Sampel yang diambil yaitu wanita sebanyak 100 orang yakni sebanyak 50 orang yang bekerja dan 50 orang yang tidak bekerja. 4. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner untuk Motif Partisipasi Olahraga Pada Wanita di Kabupaten Bandung dengan menggunakan 5 Skala Likert.