SKRIPSI PERPUSTAKAAN STIKES JENDERAL A. YANI YOGYAKARTA. Disusun Oleh: VIVI LISTYANINGRUM NPM

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI DESA GLODOGAN KECAMATAN KLATEN SELATAN

MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PRAKTIK TOILET TRAINING

Youstiana Dwi Rusita*, Ikha Ardianti Ilmu Keperawatan STIKES Insan Cendekia Husada Bojonegoro ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING PADA TODDLER DI DUSUN NGABEAN KULON SINDUHARJO NGAGLIK SLEMAN

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KELURAHAN KRANGGAN TEMANGGUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TOILET TRAINING ANAK USIA 1-3 TAHUN TERHADAP PENGETAHUAN IBU DI DESA SAMBON BANYUDONO BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TOILET LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK USIA BULAN DALAM MENGONTROL ELIMINASI DI POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-4 TAHUN DI POSYANDU BUDI LESTARI DESA TLOGOREJO GUNTUR DEMAK.

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN MP-ASI DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA BULAN DI DESA TAMANMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah anugerah dan merupakan titipan serta amanah yang. sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya.

THE APPLICATION OF TOILET TRAINING PARENTS WITH CHILDREN AGED 2-3 YEARS IN EDUCATION 21 KULIM PEKANBARU

PENGARUH ANTICIPATORY GUIDANCE TERHADAP PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ORANG TUA DENGAN ANAK USIA BULAN DI DESA PANDOWOHARJO SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN DISPOSIBLE DIAPER. Dadang Kusbiantoro

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI RW 02 DAN RW 06 KELURAHAN TLOGOMAS MALANG

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

JURNAL ABDIMAS BSI Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 1 No. 1 Februari 2018, Hal. 7-13

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERSONAL HYGIENE GENETALIA DENGAN MOTIVASI MERAWAT ORGAN GENETALIA PADA SISWI MTs TA MIRUL ISLAM SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK PERTIWI SINE 1 SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. anak, yang merupakan masa pertumbuhan dasar anak. Pada usia batita

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PELAKSANAANNYA DI POSYANDU BUNGA TANJUNG KELUHARAN TANJUNGSARI PURWAKARTA TAHUN 2015

Ima Syamrotul M Dosen Kebidanan Universitas Muhammadiyah Purwokerto

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak merupakan karunia Tuhan yang harus disyukuri, dimana setiap keluarga

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

BAB I PENDAHULUAN. etika-moral. Perkembangan anak sangat penting untuk diperhatikan karena akan

Fajarina Lathu A INTISARI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU, POLA PEMBERIAN MAKAN, DAN PENDAPATAN KELUARGA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA PAJERUKAN KECAMATAN KALIBAGOR

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

PERAN IBU DALAM TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PEMBIMBING AKADEMIK (PA) DENGAN SIKAP UNTUK BERKONSULTASI DI PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN FAKTOR PREDISPOSING (Tingkat Pengetahuan, Pendidikan, Sikap, Pekerjaan) KADER DENGAN KEAKTIFAN KADER PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA RAKIT

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN PERSONAL SOSIAL PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK PDHI BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN SIKAP DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI MAHASISWA SEMESTER IV DI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRASEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KOSALA JIK. Vol. 2 No. 2 September 2014

Sudarti 1, Afroh Fauziah 2 INTISARI PENDAHULUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PAUD DENGAN KEIKUTSERTAAN ANAK PADA PAUD DI DESA KARANGBANGUN JUMAPOLO KABUPATEN KARANGANYAR

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI PAUD PERMATA BUNDA RW 01 DESA JATI SELATAN 1 SIDOARJO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA TODDLER DI POSYANDU MELATI TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

GAMBARAN KESIAPAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER DI TAMANTIRTO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Nopia Wahyuliani

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia dalam kehidupannya mengalami tahapan

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

ABSTRACT. I Komang Yulitridana 2, Andri Purwandari 3, Haerul Anwar 1

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA PRASEKOLAH DALAM MEMBAWA ANAK KE POSYANDU WILAYAH KERJA DESA GIRIROTO

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA PADA MASA NIFAS DI BPS DINI MELANI YOGYAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM TOILET LEARNING PADA ANAK USIA TODDLER DI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU TENTANG KADARZI (KELUARGA SADAR GIZI) DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA KARANGSARI, KECAMATAN KEBUMEN SKRIPSI

HUBUNGAN PEKERJAAN, PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN USIA BALITA DENGAN KEAKTIFAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DENGAN KEMANDIRIAN TOILET TRAINING ANAK USIA TODDLER

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Ema Anggraeni

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

Umi Sa adah, Asih Setyorini

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK NGESTIRINI TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. terlebih dahulu agar orang tua dapat mengarahkan dan membimbing anaknya

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP IBU TENTANG TOILET TRAINING PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PELAYANAN DAN KINERJA KADER TERHADAP MOTIVASI KUNJUNGAN IBU BALITA KE POSYANDU DESA KARANGMANGU KECAMATAN BATURADEN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG STIMULASI TOILET TRAINING

EFFEKTIVITAS TEKNIK ORAL DAN MODELLING TERHADAP KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA TODDLER

HUBUNGAN PERAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT PERMAINAN DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 4-6 TAHUN DI YAYASAN AR-RAHMAH KABUPATEN LUMAJANG

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan Pencegahan Keputihan di SMK Muhammadiyah 1 Moyudan Sleman Yogyakarta

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERMAINAN EDUKATIF PADA ANAK PRASEKOLAH DI TK AISYIYAH KARANGGAYAM SUMBER SIMO BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA PENERAPAN 5 INDIKATOR KADARZI DAN STATUS GIZI BALITA UMUR 6-59 BULAN DI DESA TANJUNG KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN KLASIFIKASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SANGKRAH SURAKARTA

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KUALITAS ASUHAN IBU NIFAS DAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD SURAKARTA

LUTFI NANDA PURNAMASARI

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

BAB I. dan perkembangan anak selanjutnya. Salah satu tugas anak toddler ini yaitu

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

PENGARUH FREKUENSI KONSUMSI MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA ANAK SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WONOREJO KARYA TULIS ILMIAH

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK USIA 1-3 TAHUN

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

ABOUT PARTOGRAPH WITH APPLICATION IN DIII STUDY PROGRAM OF MIDWIFERY AT STIKES A. YANI YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN MOTIVASI IBU MELAKUKAN ANTENATAL CARE DI BPS SARWO INDAH BOYOLALI

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

Transkripsi:

1 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI POSYANDU WIDOSARI JATIMULYO KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh: VIVI LISTYANINGRUM NPM. 3209097 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANJENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015

HALAMAN JUDUL HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI POSYANDU WIDOSARI JATIMULYO KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh: VIVI LISTYANINGRUM NPM. 3209097 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANJENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2015 i

HALAMAN PENGESAHAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PRAKTIK TOILET TRAINING PADA ANAK TODDLER DI POSYANDU WIDOSARI JATIMULYO KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA SKRIPSI Disusunoleh: VIVI LISTYANINGRUM 3209097 Penguji, AtikBadi ah, S.Kp.,S.Pd.,M.Kes NIP: 196512301988032001 TelahDipertahankan di DepanDewanPengujidanDiterimaSebagai Salah SatuSyaratuntukMendapatkanGelarSarjanaKeperawatan di SekolahTinggiIlmuKesehatanJenderalAchmadYani Yogyakarta Tanggal : Menyetujui: Pembimbing I, FalasifahAni Y, S.Kep,.Ns.,MAN NIDN: 0527067701 Pembimbing II OctavianaNursa adah, S.Kep,.Ns NPP: 201313.13.146 Mengesahkan, Ketua Program StudiIlmuKeperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta DewiRetnoPamungkas, S. Kep.,Ns.,MNg NIDN: 05-2404-8402 ii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas segala rahmat yang di limpahkan-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training Dengan Praktik Toilet Training pada Anak Toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo Yogyakarta dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan jenjang Strata 1 pada Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti telah banyak mendapat arahan, bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada: 1. dr. Kuswanto Hardjo, M.Kes., selaku Ketua STIKES A. Yani Yogyakarta. 2. Dewi Retno Pamungkas, S.Kep., Ns., MNg, selaku Kaprodi Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta. 3. Falasifah Ani Y, S.Kep., Ns., MAN., selaku Dosen Pembimbing I atas bimbingan, saran dan diskusinya. 4. Octaviana Nur Sa adah, S.Kep.,Ns., selaku Dosen Pembimbing II atas bimbingan, saran dan diskusinya. 5. Segenap staf pengajar Program Studi Ilmu Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. 6. Rekan-rekan mahasiswa STIKES Jenderal Achmad Yani Pertama 2009 terima kasih atas dukungan dan sarannya. 7. Dosen pengampu metodologi penelitian di STIKES A. Yani Yogyakarta 8. Semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih memberikan balasan yang berlipat ganda dan meyertai kita semua. Mudah-mudahan usulan penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan. Untuk skripsi selanjutnya kami sangat mengharapkan kritikan yang membangun dari semua pihak. Penyusun iv

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERSEMBAHAN... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix HALAMAN PERNYATAAN... x INTISARI... xi ABSTRACT... xii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8 A. Pengetahuan... 8 B. Toilet Training... 13 C. Usia Toddler... 15 D. Kerangka Teori... 20 E. Kerangka Konsep... 21 F. Hipotesis... 21 BAB III METODE PENELITIAN... 22 A. Rancangan Penelitian... 22 B. Lokasi dan Waktu... 22 C. Populasi dan SampelPenelitian... 22 D. Variabel Penelitian... 23 E. Definisi Operasional... 26 F. Alat dan Metode Pengumpulan Data... 26 G. Validitas dan Reabilitas... 32 H. Etika Penelitian... 33 I. Pelaksanaan Penelitian... 34 v

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 37 A. Hasil Penelitian... 37 B. Pembahasan... 41 C. Keterbatasan Penelitian... 45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 46 A. Kesimpulan... 46 B. Saran... 46 DAFTAR PUSTAKA... 48 LAMPIRAN vi

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Tugas Perkembangan Anak Usia Toddler... 18 Tabel 2.2. Tugas Perkembangan Anak Usia Toddler... 19 Tabel 3.1. Definisi Operasional... 26 Tabel 3.2. Distribusi Item Pertanyaan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Toilet Training pada Anak Usia Toddler... 27 Tabel 3.3. Kategorisasi Variabel... 28 Tabel 3.4. Distribusi Item Pertanyaan Praktik Toilet Training pada Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Toddler... 29 Tabel 3.5. Pedoman Pemberian Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi... 32 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015... 38 Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015... 39 Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Praktik Toilet Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak usia toddler di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015... 39 Tabel 4.4. Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet training Dengan Praktik Toilet Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Toddler di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015... 40 vii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Kerangka Teori... 20 Gambar 2.2. Kerangka Konsep... 21 viii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Jadwal Penelitian Pengantar Kuesioner Informed Consent Lembar Kuesioner Surat Ijin Studi Pendahuluan Crosstabs Frequency Table Tabulasi Skor Hasil Penelitian ix

LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN Dengan ini peneliti menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak terdapat karya yang pernah dilakukan untuk penelitian lain atau untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada perguruan tinggi lain, dan sepanjang pengetahuan peneliti juga tidak terdapat karya orang lain atau pendapat yang pernah ditulis atau ditertibkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, Februari 2015 Peneliti x

HUBUNGANTINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANGTOILET TRAININGDENGAN PRAKTIK TOILET TRAININGPADA ANAK TODDLER DI POSYANDU WIDOSARI JATIMULYO KRICAK TEGALREJO YOGYAKARTA Vivi Listyaningrum 1, Falasifah Ani Y 2, Octaviana Nur Sa adah 3 INTISARI Latar Belakang: Salah satu penyebab kegagalan penerapan toilet training adalah adanya perlakuan dan aturan yang ketat dari orang tua kepada anaknya saat mengenalkan cara buang air kecil dan buang air besar dengan benar sehingga orang tua cenderung melarang anak yang ingin buang air saat bepergian. Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik toilet training pada anak toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian studi korelasi melalui pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang menjadi anggota Posyandu Widosari Jatimulyo RW 02 yang berjumlah 31 responden. Teknik sampling menggunakan total sampling. Analisa data menggunakan Kendall Tau. Hasil Penelitian: Pengetahuan ibu tentang toilet training sebagian besar tergolong cukup yaitu 17 responden (54,8%). Praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler sebagian besar tergolong baik yaitu 23 responden (74,2%). Hasil uji statistik didapatkan nilai τ hitung 0,387 dengan signifikansi (p) 0,034. Kesimpulan: Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik toilet training pada anak toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo. Kata kunci : tingkat pengetahuan, toilet training, anak toddler 1 Mahasiswa S1 Keperawatan Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3 Dosen Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xi

THE CORRELATION OF MOTHERS KNOWLEDGE LEVEL ON TOILET TRAINING WITH THE TOILET TRAINING PRACTICE FOR TODDLERS IN THE INTEGRATED SERVICE POST (POSYANDU) WIDOSARIJATIMULYOKRICAKTEGALREJO YOGYAKARTA Vivi Listyaningrum 1, FalasifahAni Y 2, OctavianaNurSa adah 3 ABSTRACT Background: One of the causes in the failure of toilet training implementation is the parents strict treatment and rules for their children by introducinghow to urinate and defecate properly. Therefore, they even forbid their children not to urinate or defecate when they are travelling. Research Objective: To find the correlation of mothers knowledge level on toilet training with the toilet training practice for toddlers in the Integrated Post Service (Posyandu) Widosari Jatimulyo. Research Method: This research is a correlation study research using the cross sectional approach. There were of the research respondents is 31 mothers who become the members of the Integrated Post Service (Posyandu) WidosariJatimulyoRW 02. The sampling technique applies total sampling. The data analysis uses Kendall Tau method. Research Findings: Mothers knowledge on toilet training is mostly enough that is 17 respondents (54.8%). The toilet training practice of mothers with toddlers is mostly good that is 23 respondents (74.2%). The statistical test results in the calculated value of 0.387 with the significance value (p) of 0.034. Conclusion: There is a correlation between the mothers knowledge on toilet training with the toilet training practice for toddlers in the Integrated Post Service (Posyandu) Widosari Jatimulyo. Keywords: Knowledge level, toilet training, toddler 1 An undergraduate nursing student of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 A lecturer of University Muhammdiyah of Yogyakarta 3 A lecturer of Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa toddler adalah periode perkembangan yang terus terjadi dari usia 12-36 bulan, merupakan waktu ketergantungan yang ekstrem terhadap orang dewasa. Banyak aktivitas psikologis baru dimulai dari kemampuan bicara, mengatur indera-indera dan tindakan fisik, berpikir dengan simbol, meniru dan belajar dari orang lain (Santrock, 2007). Pada masa toddler, anak mulai mengembangkan kemandiriannya dengan lebih memahirkan keterampilan yang telah dipelajarinya ketika bayi. Keseimbangan tubuh sudah mulai berkembang terutama dalam berjalan yang sangat diperlukan untuk menguatkan rasa otonomi untuk mengendalikan kemauannya sendiri. Tumbuh kembang yang paling nyata pada tahap ini adalah kemampuan untuk mengeksplor dan memanipulasi lingkungan tanpa tergantung pada orang lain. Tampak saling keterkaitan antara perkembangan dan pertumbuhan fisik dengan psikososial. Toddler juga belajar mengendalikan buang air besar dan kecil menjelang usia tiga tahun. Sangat penting bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan motorik seperti belajar penerapan toilet training dengan benar (Wong, 2009). Usia toddler (1-3 tahun) biasanya digunakan pedoman oleh para ibu untuk memulai toilet training karena pada usia tersebut hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil, rasa ingin tahu yang besar, menaruh minat kepada apa yang dilakukan oleh orang sekitar dan anak telah memasuki anal (pusat kesenangan anak pada perilaku menahan dan juga pengeluaran kotoran) (Nuryanti, 2008). Toilet training adalah salah satu tugas utama dalam tahap perkembangan toddler. Toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Toilet training ini berlangsung pada kehidupan anak usia 18 sampai 24 bulan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan toilet training pada anak yaitu 1

2 kesiapan fisik, mental, psikologi, dan kesiapan orang tua. Melalui persiapan tersebut diharapkan anak mampu mengontrol buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) secara mandiri (Hidayat, 2009). Toilet training merupakan cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol buang air besar dan buang air kecil (Subagyo dkk., 2010). Latihan buang air besar dan buang air kecil membutuhkan kematangan otot-otot pada daerah sekitar pembuangan kotoran (anus dan saluran kemih), sehingga anak-anak harus dilatih menguasai otot-otot alat pembuangan pada waktu buang air besar dan buang air kecil. Selain itu anak juga harus mampu mengenali dorongan untuk melepaskan atau menahan dan mampu mengkomunikasikannya. Pelaksanaan toilet training diharapkan mampu melatih anak untuk buang air besar dan buang air kecil di tempat yang telah ditentukan, selanjutnya anak dapat membersihkan kotoran sendiri dan memakai kembali celananya. Biasanya tahap ini dapat dilakukan mulai anak usia 24 bulan. Dengan toilet training anak akan belajar bagaimana cara mengendalikan keinginan untuk buang air yang selanjutnya akan menjadikan anak terbiasa menggunakan toilet, dimana hal tersebut mencerminkan keteraturan dan kemandirian. Umumnya pengajaran toilet training yang dilakukan oleh orang tua yaitu 31% orang tua mulai mengajarkan pada usia anak 18-22 bulan, 27% mulai di usia 23-27 bulan, dan 16% di usia 28-32 bulan dan 22% di usia 32 bulan ke atas. Orang tua menunggu anak siap untuk diajari toilet training sehingga dalam pengajaran tidak membutuhkan waktu yang lama (Warner, 2007). Balita yang berusia 2 tahun juga lebih siap secara kognitif, psikologis, sosial dan emosional untuk pengajaran penggunaan toilet. Data statistik menunjukkan bahwa 90% dari anak-anak antara usia 24-30 bulan berhasil diajari menggunakan toilet dengan rata-rata usia 27-28 bulan, 80% anak-anak mendapat kesuksesan tidak mengompol dimalam hari antara usia 30-42 bulan dengan rata-rata usia 33 bulan (Warner, 2007). Menurut Hidayat (2009) salah satu penyebab kegagalan penerapan toilet training adalah adanya perlakuan dan aturan yang ketat dari orang tua kepada anaknya saat mengenalkan cara buang air kecil dan buang air besar yang tidak

3 pada tempatnya atau bahkan orang tua cenderung melarang anak yang ingin buang air saat bepergian. Dampak orang tua tidak menerapkan toilet training dengan tepat pada anak diantaranya adalah anak menjadi keras kepala dan susah untuk diatur dalam segala hal. Selain itu anak tidak mandiri dan masih membawa kebiasaan mengompol hingga besar. Toilet training yang tidak diajarkan sejak dini akan membuat orang tua semakin sulit untuk mengajarkan pada anak ketika anak bertambah usianya. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegagalan toilet training antara lain : tingkat pengetahuan yang kurang, serta segi ekonomi yang kurang mendukung, adanya ketegangan hubungan ibu anak dalam kesiapan dari anak sendiri kurang. Paling umum dalam kegagalan toilet training ini dapat terjadi karena adanya perlakuan atau aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya sehingga mengganggu kepribadian anak. Anak cenderung bersikap keras kepala bahkan kikir (Hidayat, 2009). Blum et al. (2003) menyatakan bahwa ibu dengan pengetahuan yang baik akan mampu menilai dengan benar apakah anak mereka telah siap memulai toilet training, kapan waktu yang tepat untuk pelaksanaannya serta kapan toilet training selesai. Sebaliknya, Mota dan Baros (2008) menemukan bahwa dibeberapa negara pelaksanaan toilet training sering ditunda bahkan jarang digunakan, dimana para ibu lebih mengandalkan intuisi mereka tanpa mencari petunjuk medis. Hasil observasi awal yang dilakukan saat pelaksanaan Posyandu Widosari pada bulan 22 Juli 2014, peneliti telah melakukan wawancara dengan 10 ibu yang memiliki anak usia toddler. Hasilnya diketahui bahwa sebanyak 8 orang ibu yang memiliki anak usia toddler, menyatakan merasa kesulitan melakukan toilet training dengan alasan belum mengerti benar cara tepat melakukan toilet training. Sedangkan 2 orang ibu yang memiliki anak usia toddler telah melakukan toilet training di usia anak kurang dari 2 tahun dengan cara mengikuti instruksi dari orang tua seperti: mengatakan jika ingin pipis atau buang air besar, disuruh pipis sebelum bobok, jika ingin pipis atau buang air besar harus dikamar mandi, dan anak dapat melakukan sesuai dengan perintah ibu. Kesulitan yang mereka rasakan terutama dalam hal kapan, bagaimana dan di mana seharusnya anak-anak mereka

4 buang air kecil dan buang air besar. Pada observasi awal di Posyandu Widosari juga ditemukan fakta bahwa masih terdapat anak usia sekolah TK dengan usia 5 tahun sebanyak 2 orang yang masih mengompol. Hal ini menunjukkan bahwa toilet training merupakan masalah penting yang harus diperhatikan orang tua di Posyandu Widosari dengan jumlah toddler 90 anak. Penelitian Arifin (2010) menerangkan bahwa pelatihan toilet training yang dilakukan pada toddler sebagian besar masih dalam kategori kurang yaitu 15 orang (40,5%), sebagian besar toddler yang mampu melakukan eliminasi sebanyak 22 orang (59,5%) dengan jumlah total sampel 37 toddler. Berdasarkan fenomena diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training terhadap praktik toilet training pada toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo. Pengetahuan tentang toilet training sangat penting untuk dimiliki oleh seorang ibu. Hal ini akan berpengaruh pada praktik toilet training pada anak. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah : Adakah hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik toilet training pada anak toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitianadalah: 1. Tujuan Umum: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik toilet training pada anak toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo. 2. Tujuan khusus: Dalam penelitian ini memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu: a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training pada anak toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo.

5 b. Mengetahui praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Profesi Ilmu Keperawatan Anak Penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan perawat dan dapat meningkatkan mutu dan pelayanan keperawatan dalam pemberian informasi tentang pelatihan toilet training dengan tingkat keberhasilan pada anak toddler. 2. Bagi Orang Tua Anak Toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo Sebagai informasi dan pedoman bagi orang tua dalam melaksanakan praktik toilet training pada anak usia toddler. 3. Kader Posyandu Widosari Jatimulyo Sebagai informasi dan pedoman untuk menghimbau orang tua dalam melaksanakan praktik toilet training pada anak usia toddler. E. Keaslian Penelitian Penelitian lain yang pernah dilakukan: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Subagyo, dkk (2010) dengan judul hubungan antara motivasi stimulasi toileting training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah. Bahan metode penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Variabel independen penelitian yaitu motivasi stimulasi toilet training oleh ibu, sedangkan variabel dependen adalah keberhasilan toilet training pada anak prasekolah. Perbedaan variabel yang digunakan peneliti adalah pada variabel independen yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training, sedangkan variabel dependen adalah praktik toilet training pada anak toddler. Selain itu juga terdapat perbedaan tempat penelitian karena penelitian ini dilakukan di Posyandu Widosari Jatimulyo Yogyakarta.

6 2. Arifin (2010) dengan judul hubungan toilet training dengan kemampuan anak dalam melakukan eliminasi di Kelurahan Dwikora, Medan. Hasil penelitian dengan 37 sampel menunjukkan bahwa toilet training yang dilakukan pada anak sebagian besar masih dalam kategori kurang yaitu 15 orang (40,5%), sebagian besar anak yang mampu melakukan eliminasi sebanyak 22 orang (59,5%). Variabel yang digunakan dalam penelitian Arifin (2010) adalah toilet training dan kemampuan anak dalam melakukan eliminasi, sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu dan praktik toilet training ibu yang memiliki anak usia toddler. Sampel yang digunakan Arifin (2010) adalah ibu yang memiliki anak usia balita, sedangkan penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia toddler. Selain itu juga terdapat perbedaan tempat penelitian karena penelitian ini dilakukan di Posyandu Widosari Jatimulyo Yogyakarta. 3. Damayanti (2009) dengan judul penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku ibu dalam melatih toileting anak usia toddler di wilayah Puskesmas Banyudono I Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sikap melatih toileting yang baik dan perilaku yang baik pula. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam melatih toileting anak usia toddler serta menunjukkan adanya hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam melatih toileting anak usia toddler. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perbedaan variabel penelitian yang digunakan. Variabel yang digunakan oleh Damayanti (2009) adalah tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training, sikap dan perilaku ibu dalam toilet training, sedangkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu dan praktik toilet training ibu pada anak usia toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo Yogyakarta.

7 4. Hidayat (2010) dengan judul gambaran pengetahuan ibu tentang toilet training pada anak usia prasekolah/tk di TK Al Azhar Medan. Hasil penelitian terhadap 58 sampel menunjukan bahwa karakteristik ibu pada kelompok usia terbanyak adalah pada usia 31-40 tahun yaitu sebanyak 32 (52,2%) orang. Untuk tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan, frekuensi tertinggi adalah sarjana dan ibu rumah tangga. Masing-masing sebanyak 32 (55,2%) orang dan 27 (46,6%) orang. Mengenai gambaran pengetahuan, didapatkan hasil yaitu tingkat pengetahuan terbanyak adalah pengetahuan baik yaitu sebanyak 35 (60,3%) orang. Tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 (38%) orang dan tingkat pengetahuan buruk yaitu sebanyak 1 (1,7%) orang. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah perbedaan variabel penelitian yang digunakan. Variabel yang digunakan Hidayat (2010) adalah pengetahuan ibu, sedagkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu dan praktik toilet training ibu. Penelitian Hidayat menekankan pada gambaran mengenai hubungan antara usia, pekerjaan dan tingkat pendidikan terhadap pengetahuan ibu tentang toilet training, sedangkan penelitian ini menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu dan praktik toilet training pada ibu. Sampel yang digunakan yaitu Hidayat (2010) adalah ibu yang memiliki anak usia prasekolah/tk di TK Al Azhar Medan, sedangkan penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak usia toddler. Selain itu juga ada perbedaan tempat penelitian karena penelitian ini dilakukan di Posyandu Widosari Jatimulyo Yogyakarta. 5. Yuli (2012) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dengan praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler di Posyandu Flamboyan Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional study. Variabel yang digunakan Yuli (2012) yaitu tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dan praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler. Terdapat perbedaan pada besar sampel dan tempat penelitian karena penelitian ini dilakukan di Posyandu Widosari Jatimulyo Yogyakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 15 Januari 2015 di Posyandu Widosari Jatimulyo RW02 dengan mengambil sampel ibu yang menjadi anggota Posyandu Widosari Jatimulyo RW02 yang mempunyai anak usia 2-3 tahun berjumlah 31 orang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil-hasil sebagai berikut: 1. Gambaran umum tempat penelitian Posyandu Widosari merupakan salah satu posyandu di wilayah Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta. Posyandu Widosari beranggotakan 90 balita dengan jumlah kepala keluarga 150 orang. Kegiatan posyandu Widosari dilaksanakan setiap tanggal 15 dengan kegiatan bervariasi antara lain penimbangan balita, penyuluhan kesehatan, pemberian PMT balita dan sebagainya. 2. Karakteristik responden Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gambaran karakteristik responden sebagai berikut: 37

38 Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015 No. Karakteristik Frekuensi Persentase 1. Umur a. 15-20 tahun b. 21-30 tahun c. 31-40 tahun d. 41-50 tahun 3 20 8 0 9,7 64,5 25,8 0 Jumlah 31 100 2. Pendidikan a. SMP b. SMA 2 6,5 29 93,5 Jumlah 31 100 3. Pekerjaan a. IRT b. Swasta c. Buruh 22 5 4 71 16,1 12,9 Jumlah 31 100 4. Pendapatan a. < 1 juta b. 1 juta c. > 1 juta 10 7 14 32,3 22,6 45,2 Jumlah 31 100 Tabel 4.1. memperlihatkan bahwa berdasarkan umur, sebagian besar responden berumur antara 21-30 tahun yaitu 20 responden (64,5%) dan yang paling sedikit berumur antara 15-20 tahun yaitu 3 responden (9,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan, sebagian besar responden berpendidikan SMA yaitu 29 responden (93,5%) dan hanya 2 responden (6,5%) yang berpendidikan SMP. Berdasarkan pekerjaan, sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 22 responden (71%) dan sebagian kecil bekerja buruh yaitu 4 responden (12,9%). Berdasarkan pendapatan, sebagian besar responden mempunyai pendapatan keluarga lebih dari 1 juta yaitu 14 responden (45,2%) dan yang paling sedikit mempunyai penghasilan keluarga 1 juta yaitu 7 responden (22,6%).

39 3. Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training di posyandu Widosari Jatimulyo RW02 dapat diperlihatkan pada tabel berikut : Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015 No. Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase 1. Baik 14 45,2 2. Cukup 17 54,8 3. Kurang 0 0 Jumlah 31 100 Tabel 4.2. memperlihatkan bahwa pengetahuan ibu tentang toilet training sebagian besar tergolong cukup yaitu 17 orang (54,8%) sedangkan ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (45,2%). Tidak didapatkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang toilet training. 4. Praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler Praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler di posyandu Widosari Jatimulyo RW02 dapat diperlihatkan pada tabel berikut : Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Praktik Toilet Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak usia toddler di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015 No. Praktik toilet training Frekuensi Persentase 1. Baik 23 74,2 2. Cukup 8 25,8 3. Kurang 0 0 Jumlah 31 100 Tabel 4.3. memperlihatkan bahwa praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler sebagian besar tergolong baik yaitu 23 responden (74,2%) sedangkan ibu dengan praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler cukup sebanyak 8 responden (25,8%). Tidak didapatkan ibu dengan praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler tergolong kurang.

40 5. Hubungan Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan Praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler Tabel 4.4. Tabel Silang Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet training Dengan Praktik Toilet Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Toddler di Dusun Jatimulyo Kecamatan Tegalrejo Yogyakarta bulan Januari 2015 No. Pengetahuan Baik Cukup Jumlah Praktik f % f % f % 1. Baik 13 41,9 10 32,3 23 74,2 2. Cukup 1 3,2 7 22,6 8 25,8 Jumlah 14 45,2 17 54,8 31 100 Sumber : data primer 2015 Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang toilet training mempunyai kecenderungan untuk dapat mempratikkan pengetahuan tersebut dengan baik yaitu 13 responden (41,9%). Ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang toilet training dan mempraktikkannya dengan kategori cukup sebanyak 1 responden (3,2%). Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan tentang toilet training dengan praktik toilet training dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji korelasi Kendall Tau. Hasil uji statistik didapatkan nilai τ hitung 0,387 dengan signifikansi (p) 0,034. Untuk mengetahui ada hubungan atau tidak maka nilai signifikansi (p) dibandingkan dengan nilai alfa (taraf kesalahan) 5% (0,05). Jika p lebih kecil dari 0,05 maka dinyatakan ada hubungan antara kedua variabel dan jika p lebih besar dari 0,05 maka dinyatakan tidak ada hubungan antara kedua variabel. Hasil uji statistik menunjukkan p lebih kecil dari 0,05 (0,031 < 0,05) sehingga dapat dinyatakan tingkat pengetahuan tentang toilet training berhubungan dengan praktik toilet training. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang toilet training dengan praktik toilet training di posyandu Widosari Jatimulyo RW02.

41 B. Pembahasan 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu tentang toilet training sebagian besar tergolong cukup yaitu 17 orang (54,8%) sedangkan ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 14 orang (45,2%). Tidak didapatkan ibu yang memiliki pengetahuan kurang tentang toilet training. Pengetahuan merupakan hasil dari penggunaan panca inderanya. Pengindraan terjadi melalui pengindraan manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga sebagaimana dinyatakan oleh Notoatmodjo (2007). Pengetahuan ibu yang tergolong cukup tentang toilet training memberikan gambaran bahwa ibu cukup mendapatkan informasi tentang toilet training. Pengetahuan yang dimiliki ibu dapat diperoleh melalui penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan selama mengikuti kegiatan posyandu. Namun tidak setiap kegiatan posyandu berupa penyuluhan tentang toilet training, sehingga informasi yang dimiliki ibu tentang toilet training menjadi terbatas. Keterbatasan ibu dalam mendapatkan informasi menyebabkan pengetahuan ibu juga terbatas. Ibu yang memiliki pengetahuan cukup tentang toilet training dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu yang sebagian besar berpendidikan SMA seperti yang diperlihatkan tabel 4.1. Tingkat pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh oleh seseorang dan dibuktikan dengan ijazah. Menurut Notoatmodjo (2007) semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah dalam memahami informasi yang diterimanya. Pendidikan ibu yang tergolong menengah memungkinkan ibu untuk cukup memahami informasi yang diterima tentang toilet training sehingga membentuk pengetahuan yang dimilikinya. Menurut Notoatmodjo (2007) tingkat pendidikan merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkat pengetuan yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka pengetahuan yang dimilikinya semakin tinggi.

42 Pengetahuan ibu yang tergolong cukup tentang toilet training akan berdampak pada penerapan pengetahuan tersebut. Ibu dengan pengetahuan cukup tentang toilet training maka dalam mengajarkan toilet training pada anaknya kurang maksimal karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Menurut Notoatmodjo (2007) tingkat pengetahuan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku seseorang, dimana seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2009) membuktikan hal tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam melatih toileting anak usia toddler. Ibu yang memiliki pengetahuan baik, dapat melatih anaknya untuk melakukan toileting dengan baik. Tingkat pengetahuan ibu yang tergolong cukup juga dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga ibu. Tabel 4.1. memperlihatkan bahwa sebagian besar responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) yaitu 22 responden (71%) dengan pendapatan keluarga lebih dari 1 juta yaitu 14 responden (45,2%). Pekerjaan responden sebagai ibu rumah tangga terkait dengan pemanfaat waktu luang lebih banyak dimiliki responden untuk mencari informasi tentang toilet training, baik dengan bertanya maupun membaca buku atau majalah. Pendapatan keluarga terkait dengan kemampuan keluarga dalam menyediakan sumber-sumber informasi tentang toilet training. Semakin banyak sumber informasi yang dimiliki responden maka pengetahuan yang dimilikinya semakin baik, namun bila sumber-sumber informasinya terbatas maka pengetahuannya juga terbatas. Menurut Notoatmodjo (2010) salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang adalah informasi, semakin banyak informasi yang dimiliki seseorang maka pengetahuannya akan semakin baik dan semakin sedikit informasi yang dimiliki maka pengetahuan yang dimiliki juga akan semakin sedikit.

43 2. Praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler sebagian besar tergolong baik yaitu 23 orang (74,2%) sedangkan ibu dengan praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler cukup sebanyak 8 orang (25,8%). Tidak didapatkan ibu dengan praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler tergolong kurang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu dapat mempraktikkan toilet training pada anaknya dengan baik. Menurut Subagyo dkk., (2010) toilet training merupakan cara untuk melatih anak agar mampu mengontrol buang air besar dan buang air kecil. Dengan praktik toilet training, anak dilatih kemandiriannya untuk dapat buang air besar atau buang air kecil di tempat yang telah ditentukan yaitu di kamar mandi atau WC. Menurut Hidayat (2009) toilet training pada anak merupakan suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar. Praktik toilet training ibu yang tergolong baik tidak lepas dari motivasi ibu untuk mengajarkan kemandirian anak untuk melakukan toileting sehingga tidak selalu tergantung pada orang tuanya. Penelitian Subagyo, dkk (2010) menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi stimulasi toilet training oleh ibu dengan keberhasilan toilet training pada anak prasekolah. Penelitian tersebut menegaskan bahwa keberhasilan toilet training tidak terlepas dari motivasi ibu untuk memberikan stimulasi anaknya melakukan toileting. Toilet training ibu yang tergolong baik juga tidak terlepas dari kemampuan anak untuk beradaptasi dalam melakukan toileting. Menurut Wong (2009) pada masa toddler, anak mulai mengembangkan kemandiriannya dengan lebih memahirkan keterampilan yang telah dipelajarinya ketika bayi. Keseimbangan tubuh sudah mulai berkembang terutama dalam berjalan yang sangat diperlukan untuk menguatkan rasa otonomi untuk mengendalikan kemauannya sendiri. Tumbuh kembang yang paling nyata pada tahap ini adalah kemampuan untuk mengeksplor dan me-

44 manipulasi lingkungan tanpa tergantung pada orang lain. Tampak saling keterkaitan antara perkembangan dan pertumbuhan fisik dengan psikososial. Toddler juga belajar mengendalikan buang air besar dan kecil menjelang usia tiga tahun. Sangat penting bagi mereka untuk mengembangkan keterampilan motorik seperti belajar penerapan toilet training dengan benar. Lebih lanjut Nuryanti (2008) menjelaskan bahwa usia toddler (1-3 tahun) biasanya digunakan patokan oleh para ibu untuk memulai toilet training karena pada usia tersebut hampir semua fungsi tubuh sudah matang dan stabil, rasa ingin tahu yang besar, menaruh minat kepada apa yang dilakukan oleh orang sekitar dan anak telah memasuki anal (pusat kesenangan anak pada perilaku menahan dan juga pengeluaran kotoran). 3. Hubungan Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan Praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler Tabel 4.4. memperlihatkan bahwa ibu yang memiliki pengetahuan baik tentang toilet training mempunyai kecenderungan untuk dapat mempratikkan pengetahuan tersebut dengan baik yaitu 13 orang (41,9%). Ibu yang mempunyai pengetahuan baik tentang toilet training dan mempraktikkannya dengan kategori cukup sebanyak 1 orang (3,2%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang toilet training berpengaruh terhadap praktik toilet training. Hasil uji statistik korelasi Kendall Tau di dapatkan hasil (p=0,031) secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang toilet training dengan praktik toilet training. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Damayanti (2009) dengan judul penelitian hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap ibu dengan perilaku ibu dalam melatih toileting anak usia toddler di wilayah Puskesmas Banyudono I Boyolali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, sikap melatih toileting yang baik dan perilaku yang baik pula. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku ibu dalam melatih toileting

45 anak usia toddler serta menunjukkan adanya hubungan antara sikap ibu dengan perilaku ibu dalam melatih toileting anak usia toddler. Penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) yang menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan berpengaruh secara langsung terhadap perilaku seseorang dimana seseorang akan perberilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini Blum et al. (2003) menyatakan bahwa ibu dengan pengetahuan yang baik akan mampu menilai dengan benar apakah anak mereka telah siap memulai toilet training, kapan waktu yang tepat untuk pelaksanaannya serta kapan toilet training selesai. C. Keterbatasan Penelitian 1. Proses pengisian kuesioner dilakukan bersamaan dengan kegiatan posyandu. Dalam proses pengisian tersebut, tidak semua responden fokus terhadap kuesioner yang diberikan, dikarenakan anak yang ikut serta dalam kegiatan posyandu dan tidak membuat fokus orang tua. Sebaiknya pengisian kuesioner tidak dilakukan pada saat kegiatan posyandu, sehingga orang tua dapat konsentrasi mengisi kuesioner dengan baik. 2. Dalam penelitian ini pengukuran tingkat pengetahuan dengan praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, sehingga ada kemungkinan responden bisa jadi mengisi secara asal atau tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Akan lebih akurat jika dilakukan observasi langsung pada responden supaya bisa menghasilkan jawaban-jawaban yang sesuai dengan kondisi sebenarnya. 3. Sampel dalam penelitian ini sebagian besar adalah ibu rumah tangga dan berpendidikan SMA, sehingga hasil penelitian ini kemungkinan tidak dapat digeneralisasikan di tempat lain yang berbeda karakteristik demografinya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training pada anak toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo sebagian besar termasuk dalam kategori cukup. 2. Praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo sebagian besar tergolong baik. 3. Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang toilet training dengan praktik toilet training pada anak toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diberikan saran kepada: 1. Bagi Orang Tua Anak Toddler di Posyandu Widosari Jatimulyo Bagi orang tua agar mencari informasi lebih banyak lagi tentang toilet training dengan menyediakan sumber-sumber informasi tentang toilet training seperti buku, majalah, leaflet dan sebagainya sehingga dalam melaksanakan praktik toilet training pada anak usia toddler dapat lebih baik lagi. 2. Kader Posyandu Widosari Jatimulyo Agar lebih berperan aktif dalam memotivasi orang tua dalam melaksanakan praktik toilet training pada anak usia toddler dengan cara menyelenggarakan kegiatan yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu seperti penyuluhan toilet training secara intensif. 46

47 3. Peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya agar melanjutkan penelitian dengan metode yang berbeda seperti observasi sehingga dapat diketahui secara riil praktik toilet training pada ibu yang mempunyai anak usia toddler.

48 DAFTAR PUSTAKA Agus Riyanto. (2009). Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika. Alimul Hidayat, Aziz. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Arifin, R.S. (2010). Hubungan Toilet Training dengan Kemampuan Anak dalam Melakukan Eliminasi di Kelurahan Dwikora, Medan. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Arikunto, S. (2010).Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Azwar, S. (2011).Penyusunan Skala Psikologi. Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta. Blum NJ, Taubman B, Nemeth N. (2003).Relationship Beetwen Age At Initiation Of Toilet Training And Duration Of Training: A Prospective Study. Pediatrics. Damayanti, Emelia A.F. (2009). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Perilaku Ibu dalam Melatih Toilet Anak Usia Toddler di Wilayah Puskesmas Banyudono 1 Boyolali. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. Erfandi, (2009). Pengetahuan dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan, http://www.conboys.co.cc., diakses tanggal 6 September 2014 Hidayat, A. Aziz Alimul, (2008).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku 2, Jakarta: Salemba Medika., (2008).Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1, Jakarta: Salemba Medika., (2008).Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta:Salemba Medika.

49 Hidayat. A.A.A,(2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data.Jakarta: Salemba Medika., (2009).Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Penerbitan Salemba Medika, Jakarta. Mota, D.M, & Barros A.J.D (2008). Toilet Training: Methods, Parental Expectation, and Associated Dysfunctions, Journal of Pediatric. Mubarak. Wahid Iqbal. (2007). Promosi Kesehatan. Jogjakarta : Graha ilmu. Nuryanti, Lusi.(2008). Psikologi anak. PT. Indeks, Jakarta. Notoatmodjo, S. (2007).Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta., (2010).Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta. Santoso, S. (2000). SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional. Penerbit Elex Media Computindo, Jakarta. Santrock, John W. (2007). Perkembangan Anak, edisi ke-11 jilid 1. Penerbit Erlangga, Jakarta. Subagyo, dkk. (2010). Hubungan Antara Motivasi Stimulasi Toilet Training Oleh Ibu Dengan Keberhasilan Toilet Training Pada Anak Prasekolah. Suara Forikes. Sugiyono, (2009).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta, Bandung. Warner, Penny & Paula Kelly. (2007). Mengajari Anak Pergi ke Toilet. Jakarta: Arcan. Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong edisi 6 volume 1, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran : EGC. Yuli, (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Praktik Toilet Training Pada Ibu Yang Mempunyai Anak Usia Toddler Di Posyandu Flamboyan Dusun Karangbendo Banguntapan Bantul. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta.