JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

dokumen-dokumen yang mirip
JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2017

BAB III METODE PENELITIAN

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

BAB III METODE PENELITIAN

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

EKSPERIMENTASI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PECAHAN ANAK TUNANETRA KELAS VI

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. disajikan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan bahwa sebelum

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan subyek tunggal. Variabel merupakan suatu atribut atau ciri-ciri

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Penggunaan Alat Bantu Kertas Bergaris Tebal dan Meja Baca terhadap Kemampuan Menulis dan Membaca

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

d. Siswa menunjukan 20 suku kata [(bu-ku), (ca-be), (da-du), (gu-la), (ja-ri),

DAFTAR ISI. Pernyataan... i Kata Pengantar... ii Abstrak... vi Daftar Isi... vii Daftar Gambar... x Daftar Tabel... xi Daftar Grafik...

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 1, Juni 2017

BAB III METODE PENELITIAN

Penerapan Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Kalimat Sederhana Pada Siswa Tunarungu

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

EFEKTIVITAS METODE MULTISENSORI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ANAK BERKESULITAN BELAJAR MENULIS KELAS II DI MUHAMMADIYAH DEMANGAN YOGYAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Putri Nur Hakiki, Endro Wahyuno. Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Universitas Negeri Malang, Malang

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu(JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENERAPAN PENDEKATAN MULTISENSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT PADA ANAK TUNARUNGU

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terikat yang memiliki keterkaitan satu sama lain. Variabel (dalam Sunanto, J.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang terjadi antara kondisi ideal dengan kenyataan yang ada di lapangan. Kondisi

PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu peranan penting dalam kemajuan suatu. bangsa, karena maju tidaknya suatu bangsa tergantung pada kualitas

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat Tanggal Lahir:Bandung, 21 April : III (Tiga) SDLB Purnama Asih Bandung

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

DAFTAR ISI. UCAPAN TERIMAKASIH... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GRAFIK...

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

PENERAPAN PENDEKATAN MULTISENSORI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MAKNA KATA PADA ANAK AUTISTIK ABSTRAK

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ O₁ O₂ O₃ O₄ O₅... O₁ O₂ O₃ O₄ O₅ Baselin1 (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS PENGARUH BERMAIN LOTTO TERHADAP KONSENTRASI BELAJAR ANAK AUTIS DI SDLB BHAKTI WIYATA SURABAYA

PENGARUH MEDIA PERMAINAN PUZZLE TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF VOKAL PADA ANAK TUNA GRAHITA KATEGORI SEDANG KELAS III SLB N SLEMAN ARTIKEL JURNAL

PENGGUNAAN METODE VISUAL AUDITORI KINESTETIK TAKTIL (VAKT) TERHADAP PEMAHAMAN KOSA KATA ANAK AUTIS. Santhi Afriliya dan Wiwik Widajati.

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah rancangan Case Experimental

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BIG BOOKS TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

BAB III. Metode merupakan hal yang sangat diperlukan dalam suatu proses. penelitian yang bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Setelah proses penilaian di lapangan selesai, maka pada bab ini peneliti akan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis Kelamin : Laki-Laki TTL : Bandung, 10 Februari 1999

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGOPERASIKAN APLIKASI CORELDRAW

BAB III METODE PENELITIAN. tunggal (single subject research), yaitu penelitian yang dilaksanakan pada subyek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen, karena penelitian ini dilakukan dengan maksud untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

THE INFLUENCE OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE EARLY READING ABILITY ON STUDENT WITH READING DIFFICULTY AT SD N 1 LEMPUYANGAN

Transkripsi:

Pengaruh Metode Fernald terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Huruf Awas Peserta Didik Low Vision Ratih Ratnasari dan Ehan Departemen Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia email: ehanraehanul@upi.edu Abstrak Anak low vision yaitu orang yang memiliki sisa penglihatan fungsional yang digunakan untu aktivitas sehari-hari. Hambatan yang dimiliki menjadikan mereka kesulitan membaca huruf awas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Fernald terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas pada anak low vision.metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Tempat penelitian di SLBN/A Bandung. Hasil penelitian menunjukan pengaruh positif penggunaan metode Fernald terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision,. Penelitian ini dapat dijadikan alternatif metode yang membantu mengembangkan kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision. Kata kunci: Kemampuan Membaca Permulaan, Metode Fernald, dan Low Vision. Pendahuluan Membaca memegang peranan penting dalam kehidupan seseorang untuk mendapatkan pengetahuan atau berkomunikasi dengan orang lain. Bagi peserta didik yang masih duduk di bangku sekolah dasar, membaca sangat diperlukan karena merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi serta membekali pengetahuan pada jenjang selanjutnya. Selain dapat meningkatkan kemampuan akademik, dengan membaca juga memungkinkan seseorang berpartisipasi dalam kehidupan sosial-budaya, politik dan memenuhi kebutuhan emosional (Mercer, 1979, hlm. 197 dalam Abdurrohman, 2012, hlm. 158). Anak yang mengalami hambatan penglihatan terdiri dari anak yang memiliki hambatan penglihatan total dan low vision. Anak low vision memiliki sisa penglihatan yang berbedabeda yang masih bisa digunakan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Hosni (2007, hlm. 1) mengatakan: 60% dari yang disebut tunanetra ternyata masih mampu menggunakan sisa penglihatannya untuk membaca dan menulis awas, baik ia menggunakan alat bantu penglihatan seperti kaca mata dan alat pembesaran lainnya maupun tanpa alat bantu penglihatan. Dengan demikian tidak semua tunanetra memerlukan tulisan Braille dalam pendidikannya. Keadaan tersebut menjadikan adanya perbedaan layanan bagi setiap anak low vision dalam aspek akademik, khususnya membaca. Berkaitan dengan kemampuan membaca, peneliti menemukan peserta didik low vision kelas IV di SLB Negeri A Kota Bandung yang belum bisa membaca huruf awas, padahal ia masih memiliki sisa penglihatan yang dapat difungsikan untuk membaca, yaitu dengan penggunaan ukuran huruf minimal sebesar 30 point, jenis huruf times new roman. Setelah melakukan studi pendahuluan, peserta didik tersebut mengetahui beberapa huruf awas dan sering sekali tertukar antara satu huruf dengan yang lain, baik karena kesamaan bunyi atau bentuk huruf. Selain itu, anak juga belum mampu membaca rangkaian huruf menjadi suku kata dan kata. Hosni mengatakan bahwa dalam membaca, anak low vision menggunakan 8

huruf yang sama seperti orang awas, namun dengan metode yang berbeda. Sebuah metode yang diharapkan dapat memudahkan anak dalam memahami materi pelajaran juga memberikan kesan pengalaman yang bermakna terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengajaran membaca permulaan adalah dengan menggunakan metode Fernald. Metode Fernald merupakan suatu metode pengajaran multisensoris yang dikenal juga sebagai metode VAKT (Visual, Auditory, Kinestetic and Tactile). Metode ini menggunakan materi bacaan yang dipilih dari kata-kata yang diucapkan oleh anak, dan tiap kata diajarkan secara utuh. Munawir (2005, dalam Maulana, 2013, hlm. 225) mengatakan bahwa pendekatan multisensori didasarkan pada asumsi bahwa anak akan belajar dengan baik jika materi pengajaran disajikan dalam berbagai modalitas, yaitu visual, auditori, kinestetik, dan taktil. Gunadi (2005, dalam Sari, 2014, hlm. 3) juga menyebutkan salah satu manfaat dari penggunaan metode multisensori, yaitu memperbaiki respon dan perkembangan anak dari segi penglihatan, pendengaran, serta rabaan. Sebagaimana peserta didik low vision yang membutuhkan pendekatan pengajaran yang mengarah pada kesiapan membaca.. Hal ini juga berguna untuk meningkatkan kemampuan fungsi penglihatannya seperti gerakan mata dan ketajaman penglihatan yang digunakan untuk membaca, sehingga fungsi mata semakin optimal. Dengan penggunaan metode Fernald, anak low vision akan memiliki kesan terhadap bunyi huruf dan bentuk huruf. Dengan metode Fernald ini diharapkan dapat membantu membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision juga mengetahui gambaran mengenai pengaruh metode Fernald terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision. Metode Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain subjek tunggal atau Single Subject Research (SSR) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Fernald dan mendokumentasikan perkembangan kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain A B A. Menurut Sunanto (2006, hlm. 59) Desain A B A merupakan salah satu pengembangan dari desain A B yang terdiri dari tiga kondisi. Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu varibel bebas dan terikat. Variabel bebas (intervensi) penelitian adalah pengaruh metode Fernald. Sedangkan variabel terikat (target behavior) penelitian adalah kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision. Teknik pengumpulan data dari penelitian yang dilakukan menggunakan tes. Jenis tes yang dilakukan, yaitu tes lisan. Pada saat tes, anak memperoleh skor empat jika mampu membaca dengan lancar, tiga jika anak mampu mengeja empat huruf dan benar ketika dibaca menjadi sebuah kata, dua jika anak mampu mengeja empat huruf dan salah ketika dibaca menjadi sebuah kata, satu jika anak hanya mampu mengeja beberapa kata. Skor maksimal yang anak peroleh, yaitu 88. Menurut Sunanto (2006, hlm. 65), pada penelitian eksperimen dengan subjek tunggal menggunakan analisis statistik deskripstif sederhana. yang bertujuan untuk menggambarkan data yang telah terkumpul. Data yang diolah, disajikan dalam bentuk grafik. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari: (1) Aanalisis dalam kondisi yang mencakup: panjang kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, level perubahan, jejak darta, dan rentang. (2) Analisis antar kondisi yang mencakup: variabel yang diubah, perubahan kecenderungan arah dan efeknya, perubahan stabilitas dan efeknya, perubahan level data, dan data yang tumpah tindih, 9

Hasil Penelitian Penelitian terdiri dari tiga fase, yaitu baseline (A1) yang dilakukan selama empat sesi, intervensi (B) yang dilakukan selama tujuh sesi dan baseline (A2) dilakukan selama empat sesi. Hasil analisis visual kemampuan membaca permulaan huruf awas dapat dipresentasikan melualui grafik berikut. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Grafik Perkembangan 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 Grafik 1. Persentase Kemampuan Membaca Permulaan Desain A-B-A Keterangan: 1. Baseline (A1) Kemampuan anak dalam membaca kata pada sesi pertama mendapat skor 18 dengan persentase 20.45%. kemudian meningkat pada sesi kedua, anak mendapat skor 20 dengan persentase 22.73%. Sesi ketiga anak memperoleh skor 22 dengan persentase 25% dan sesi keempat anak memperoleh skor 24 dengan persentase 27.27%. 2. Intervensi (B) Perolehan skor dalam membaca kata sesi pertama, anak memperoleh skor 40 dengan persentase 45.45%. Kemampuan anak meningkat sebesar 27.28% pada sesi kedua. Anak memperoleh skor 64 dengan persentase 72.73%. Sesi ketiga, anak memperoleh skor 72 dengan persentase 81.82%. Sesi keempat dan kelima, memperoleh skor 75 dengan persentase 85.23%. Kemudian, pada sesi keenam, kemampuan anak meningkat menjadi skor 80 dengan persentase 90.91%. begitu juga pada sesi ketujuh, anak memperoleh skor 81 dengan persentase 92.05%. 3. Baseline (A2) Sesi pertama anak memperoleh persentase 88.64%. Kemudian kemampuan anak meningkat menjadi 93.18%. pada sesi ketiga dan keempat, kemampuan anak mengalami penurunan dari sesi kedua dengan data yang sama, yaitu 92.05%. Grafik satu menunjukkan jejak data tiap sesi pada kondisi A-B-A yang menampilkan kemampuan anak dalam membaca permulaan huruf awas. Berdasarkan grafik tersebut jelas terlihat perbedaan kemampuan anak sebelum intervensi, ketika intervensi, dan sesudah intervensi. Pembahasan Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain A-B-A yang terdiri dari tiga kondisi, yaitu kondisi (A1) yang dilakukan selama empat sesi, intervensi (B) yang dilakukan selama 10

tujuh sesi dan kondisi (A2) dilakukan selama empat sesi. Waktu setiap sesi pertemuan, yaitu 35 menit. Pada ketiga kondisi tersebut, peneliti menggunakan media kartu kata yang ditulis dengan menggunakan krayon. Pada kondisi (A1), kemampuan awal membaca permulaan anak terdapat pada rentang nilai 20.45%-27.27%. Kemudian mendapatkan perlakuan atau intervensi dengan menggunakan metode Fernald. Pada kondisi ini, penggunaan metode Fernald berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan, yaitu adanya peningkatan dari kondisi (A1) yang belum mendapatkan perlakuan terhadap kondisi intervensi (B), dengan rentang nilai 45.45%- 92.05%. Setelah intervensi diberikan, peneliti melakukan kontrol terhadap kemampuan membaca permulaan dengan memasuki kondisi (A2). Awalnya anak mengalami penurunan akibat dihilangkannya perlakuan yang diberikan. Akan tetapi, setelahnya kemampuan membaca permulaan anak mengalami peningkatan, yaitu dengan rentang nilai 88.64%- 92.05%. Berdasarkan hasil analisis data yang menyatakan adanya pengaruh positif penggunaan metode Fernald terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low visio. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Rose Collin, dkk (2002, hlm. 192 dalam Sari, 2014, hlm. 6) yang menyatakan bahwa semakin banyak melihat, mendengar, mengatakan dan melakukan sesuatu semakin mudah untuk dipelajari. Implikasi metode Fernald yang menggunakan modalitas berbagai indera membantu anak untuk mengembangkan fungsi inderanya. Terutama dalam aspek visual bagi peserta didik low vision. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya pengaruh positif metode Fernald terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas. Sepadan dengan yang dikemukakan oleh Hosni, yaitu pembelajaran bagi peserta didik low vision sebisa mungkin menggunakan tiga pendekatan, yaitu stimulasi penglihatan, efisiensi penglihatan, dan pengajaran dengan sisa penglihatan yang semuanya mengarah pada kesiapan anak dalam membaca. Disisi lain Grainger (2003, dalam Dewi, 2015, hlm. 3) mengatakan bahwa proses membaca sendiri menggunakan keterampilan diskriminasi visual dan suara, proses perhatian dan memori. Dengan menggunakan metode Fernald yang mengembangkan berbagai modalitas, dapat memberikan solusi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak. Sehingga anak mampu mengoptimalkan kemampuan berbagai indera yang ia miliki. Dalam kegiatan auditori, anak mampu mendengarkan dan mengucakan kembali kata yang dipelajari. Adapun dalam aspek kinestetik dan taktil, anak mampu menelusuri bentuk tulisan dengan jarinya dan mampu menggerakkan tangannya sesuai dengan bentuk tulisan yang dipelajari. Penggunaan berbagai modalitas indera tersebut dapat meningkatkan kesadaran bentuk huruf dan bunyi huruf. Berdasarkan hal tersebut, penggunaan metode Fernald berpengaruh terhadap kemampuan membaca permulaan huruf awas peserta didik low vision. Daftar Pustaka Abdurrahman, M. (2012). Anak Berkesulitan Belajar. jakarta: Rineka Cipta. Dewi, S. U. (2015, Maret). Pengaruh Metode Multisensori dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Kelas Awal Sekolah Dasar. III, 3. Hosni,I. Membaca dan Menulis bagi Anak Low Vision. 22 April 2016. http://file.upi.edu/direktori/fip/jur._pend._luar_biasa/195101211985031- IRHAM_HOSNI/MEMBACA_DAN_MENULIS_BAGI_ANAL_LOW_VISION.pdf Hosni. I. (2007). Layanan Terpadu Low Vision dalam Mendukung Inklusi. Konferensi Nasional Pendidikan Tunanetra I Jaringan ICEVI Indonesia. Batam. Indonesia 11

Maulana, S. (2013). Efektivitas Metode VAKT untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan bagi Anak Kesulitan Belajar. E-JUPEKhu (Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus), 225. Sari, S. A. (2014). Penggunaan Metode Visual Auditori Kinestetik Taktil (VAKT) terhadap Pemahaman Kosa Kata Anak Autis di SD Bhakti Wiyata Surabaya. Jurnal Pendidikan Khusus, 3. Sunanto, D, dkk. (2006). Pengantar Penelitian dengan Subyek Tunggal. Bandung: UPI Press. 12