BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker Payudara merupakan masalah kesehatan di dunia, kejadian dan kematian akibat kanker payudara terus meningkat di semua negara, baik negara maju, berkembang, maupun negara dengan tingkat ekonomi rendah. Kanker payudara masih menempati urutan pertama sebagai penyakit kanker dengan persentase kasus baru tertinggi, yaitu sebesar 43,3%, dan kanker payudara merupakan penyebab kematian (setelah dikontrol dengan umur) tertinggi pada penduduk perempuan (Bott, 2014). Kolaborasi dari kelompok peneliti telah bersama-sama melakukan penelitian, hasil penelitian tersebut mengindentifikasi selama tahun 1980 wanita terbanyak yang menderita kanker payudara adalah wanita yang tinggal di Eropa atau Amerika Utara. Kejadian kanker payudara bervariasi, yang tertinggi di antara perempuan berkulit putih yaitu di Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru, di daerah Barat dan Eropa Utara (kejadian lebih dari 80/100.000) dan yang terendah pada kalangan wanita Asia yang tinggal di Asia dan Afrika yang hidup di-sub Sahara Afrika (kejadian sekitar atau dibawah 30/100.000). Beraneka ragam dari kematian kanker payudara kurang lebih dapat ditandai dari variasi kejadian, kelangsungan hidup yang terjadi di negara-negara maju dan negara berkembang (Jemal, 1999). Kanker payudara di Amerika Serikat pada tahun 2014 masih tetap merupakan beban kesehatan yang luar biasa, diperkirakan 232.670 kasus kanker payudara baru dan 40.000 kematian antara perempuan yang hidup di Amerika serikat (Siegel & Ma, 2014). Penyakit kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu sebesar 0,5. Estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar 40 per 100.000 perempuan, angka ini meningkat dari tahun 2002. Jenis kanker tertinggi pada pasien rawat inap di rumah sakit seluruh Indonesia tahun 2010 adalah kanker payudara (28,7%)(WHO, 2012). 1
2 Estimasi jumlah penderita kanker payudara di RS Kanker Dharmais Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 61.682 kasus. Estimasi jumlah kasus baru dan jumlah kematian Akibat kanker di RS Kanker Dharmais dapat dilihat pada gambar 1 : Gambar 1 Estimasi Jumlah kasus baru dan jumlah kematian Akibat kanker di RS Kanker Dharmais tahun 2013 Sumber: Instalasi Deteksi Dini dan Promosi Kesehatan RS Kanker Dharmais, 2010-2013 Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita kanker payudara terbesar selama tahun 2010-2013. Prevalensi kanker payudara tertinggi terdapat pada Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu sebesar 2,4. Kanker payudara merupakan tiga penyakit terbanyak di RS Kanker Dharmais, dan jumlah kasus baru serta jumlah kematian akibat kanker tersebut terus meningkat (Kemenkes, 2015). Tabel 1 Estimasi jumlah penderita kanker payudara di Indonesia berdasarkan provinsi pada tahun 2013 No Provinsi Estimasi Jumlah Kasus Kanker Payudara Diagnosa Dokter 1. Jawa Tengah 11.511 0.7 2. Jawa Timur 9.688 0.5 3. Jawa Barat 6.701 0.3 4. DI Yogyakarta 4.325 2.4 5. DKI Jakarta 3.946 0.8 Sumber : Diolah berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI.
3 Penyakit kanker payudara, menurut data dari penelitian tentang kanker payudara familial dimulai dari pasien kanker payudara yang datang di RS Kanker Dharmais, RS.Dr. Sardjito dan RS Sanglah tahun 2000 sampai dengan tahun 2010 diketahui sebanyak 1.246 kasus. Hasil penelitian yang dilaporkan oleh Soeripto et al. (1998) menunjukan insidensi kanker payudara di Yogyakarta sebesar 6,17 per 100.000 (Haryono, 2012). Penyakit kanker payudara berdasarkan data dari Rumah sakit yang ada di Yogyakarta, yaitu RS Dr. Sardjito, merupakan penyakit pada wanita dengan tingkat keganasan tertinggi, dari 566 penderita kanker payudara, sebanyak 369 (62,20%) penderita, berasal dari DIY dan yang lainnya berasal dari daerah Jawa tengah selatan (Susetio, 2011) Survei pendahuluan dilakukan di RSUP Dr. Sardjito Daerah Istimewa Yogyakarta. Data rekam medis menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus kanker payudara setiap tahunnya, baik dari data pasien yang rawat inap maupun rawat jalan. Kanker payudara selalu masuk 5 besar dari 10 besar penyakit kanker yang ada di RSUP Dr. Sardjito. Pada tahun 2014, jumlah kunjungan pasien kanker payudara yang dirawat jalan sebanyak 18.583 kasus dan rawat inap sebanyak 1359 kasus. Pada tahun 2015, jumlah kunjungan kanker payudara menunjukkan peningkatan, yaitu pasien yang dirawat jalan sebanyak 26.359 dan dirawat inap sebanyak 711 kasus, sedangkan menurut laporan rekam medis tahun 2016 pada semester pertama dari Januari-Juni jumlah kunjungan pasien yang dirawat jalan sebanyak 12.265 dan dirawat inap sebanyak 422 kasus. Faktor risiko sebagai penyebab spesifik dari kanker payudara belum dapat diketahui secara pasti, akan tetapi ada banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap kejadian kanker payudara. Usia adalah faktor risiko yang memiliki potensi besar sebagai faktor risiko terkuat untuk kanker payudara. Kanker payudara pada umunya tidak seperti kanker lainnya yang meningkat dimulai pada akhir dekade kelima kehidupan, kanker payudara meningkat dimulai pada dekade ketiga kehidupan, kemungkinan besar karena efek hormon ovarium pada jaringan payudara. Lebih dari 2/3 dari semua kasus baru terjadi setelah usia 55 dan wanita yang lebih tua dari 65 memiliki risiko relatif
4 lebih besar dari 4,0 bila dibandingkan dengan wanita yang lebih muda dari usia 65 tahun. Sampai saat ini, banyak faktor risiko yang diidentifikasi dapat mempengaruhi kejadian kanker payudara, yaitu : faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi, seperti usia, mutasi BRCA1 dan gen BRCA2, riwayat kanker payudara pada keluarga, pernah menderita kanker payudara non-kanker, riwayat reproduksi, dan tinggi paparan radiasi ke dada. Sedangkan faktor lainnya yang dapat dimodifikasi adalah, penggunaan estrogen endogen tinggi, hormon terapi, obesitas (untuk pascamenopause kanker payudara) dan konsumsi alkohol, bahan kimia (Hulka & Moorman, 2001). Kepadatan mamografi masuk dalam faktor risiko kanker payudara yang dapat dimodifikasi, karena sejumlah faktor risiko yang diketahui ini terkait dengan tingkat hormone estrogen endogen, efek dari estrogen pada karsinogenesis payudara telah menarik banyak perhatian di dua dekade terakhir, dengan bukti yang menunjukkan bahwa estrogen memainkan peran kausal dalam etiologi kanker payudara (Althuis, 2004). Penggunaan kontrasepsi hormonal merupakan salah satu faktor risiko penyebab kejadian kanker payudara. Penggunaan alat kontrasepsi di Indonesia diatas rata-rata dari negara-negara Asean, dengan rentang umur wanita pengguna kontrasepsi adalah 15-49 tahun sebanyak 8,5 % pada tahun 2012 (Mujiati, 2013). Secara nasional pada bulan maret tahun 2015, terdapat sebanyak 534.824 orang yang terdaftar sebagai peserta pengguna kontrasepsi, dengan metode kontrasepsi tertinggi yang digunakan adalah metode kontrasepsi hormonal, dimana mengandung hormone estrogen dan progesterone (BKKBN, 2015). Daerah Yogyakarta pada tahun 2014 menempati urutan ke 6 dari 33 propinsi sebagai daerah dengan jumlah pengguna kontrasepsi hormonal (Kemenkes, 2014). Penelitian yang dilakukan pada wanita pengguna kontrasepsi oral di jepang, menyatakan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral pada usia yang lebih muda memiliki efek lebih besar terhadap risiko kanker payudara (Ichida. et al., 2015). Lamanya penggunaan kontrasepsi hormonal juga dapat mempengaruhi terjadinya kanker payudara pada wanita, dimana mereka yang menggunakan kontrasepsi oral (hormonal) selama 5 tahun berisiko untuk terkena kanker payudara (Narod, 2002).
5 Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa ada sedikit peningkatan risiko terjadinya kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral kombinasi estrogen dan progestin dari pada penggunaan kontrasepsi estrogen saja. Dari hasil penelitian tersebut juga, didapatkan hasil yang menunjukan bahwa adanya risiko terkena kejadian kanker payudara pada wanita yang telah berhenti menggunakan kontrasepsi hormonal 10 tahun terakhir, sedangkan pada wanita yang 10 tahun setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi tidak ada bukti peningkatan risiko terkena kanker payudara (Collaborative Group on Hormonal Factors in Breast Cancer, 1996). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal yang mengandung hormone estrogen dan eksogen berhubungan dengan kejadian kanker payudara. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui efek biologis dari kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara atau kombinasi keduanya. Sejauh ini penelitian tentang hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara belum pernah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito. Berdasarkan uraian diatas penelitian ini bertujuan untuk melanjutkan penelitian sebelumnya, sehingga menjadi berguna untuk dapat mengetahui apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara, sehingga dapat meningkatkan pengetahuan wanita untuk dapat memilih kontrasepsi yang berisiko kecil terhadap kejadian kanker payudara. Penelitian ini akan melibatkan pasien kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
6 B. Perumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu: 1. Apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara 2. Apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara usia awal penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara 3. Apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara lama menggunakan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara 4. Apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara waktu penggunaan terakhir kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dan berapa besar risiko antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara di RSUP Dr. Sardjito Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara b. Untuk mengetahui apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara usia awal penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara lama penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara d. Untuk mengetahui apakah ada hubungan dan berapa besar risiko antara waktu penggunaan terakhir kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara.
7 D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain: 1. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi praktisi kesehatan tentang hubungan dan berapa besar risiko dari penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker payudara, sehingga dapat memberikan edukasi dan mengarahkan untuk dilakukan pencegahan serta pengobatan. 2. Manfaat teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hal-hal yang dapat meningkatkan angka kejadian kanker payudara bagi perempuan, agar pasien, keluarga pasien dan perempuan lainnya dapat mencegah, serta memiliki keberanian untuk memeriksakan diri dan berobat lebih cepat ke dokter. b. Penelitian ini diharapkan dapat membuka peluang lebih jauh, dalam penelitian lanjutan mengenai kejadian kanker payudara. c. Penelitian ini diharapkan dapat membuka wacana baru dalam penelitian mengenai kejadian kanker payudara, dalam tingkatan epidemiologis.
8 E. Keaslian Penelitian Penelitian ini pernah dilakukan sebelumnya dan penelitian ini pernah dilakukan di Ujung Pandang. Penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini, serta faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kanker payudara dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Keaslian Penelitian No. Peneliti Judul Persamaan Perbedaan 1. Susetio Kanker Payudara DI Variabel bebas : (2011) RSUP Dr. Sarjito penggunaan kontrasepsi Hubungan Menstruasi oral, Dini dan Penggunaan Variabel terikat : kanker Kontrasepsi oral Payudara terhadap kejadian kanker RSUP dr. Sardjito payudara Usia Muda 2. Sihombing et Faktor Risiko tumor Variabel bebas : al., (2011) Payudara Pada penggunaan kontrasepsi Perempuan Umur 25-65 oral tahun di lima kelurahan Variabel terikat : kanker kecamatan Bogor Payudara Tengah Desain case contol study - Variabel bebas : lama penggunaan, usia awal dan akhir penggunaan kontrasepsi hormonal. - Desain case control study - Variabel bebas : lama penggunaan, dan usia awal dan akhir penggunaan kontrasepsi hormonal. - Pada penelitian ini tidak ada variabel bebas terkait faktor-faktor risiko kanker payudara faktor Reproduksi, menopause, pendidikan, strees, kurang konsumsi sayur, umur pertama kali melahirkan, pernah operasi tumor payudara - RSUP dr. sardjito
9 3. Bhothisuwan K. (2004) 4. Isaksson E 1, et. Al (2001) 5. Hankinson SE 1, Stampfer MJ. (1997) Contraception and breast cancer. Effectsof oral contraceptives on breast epithelial proliferation. Estrogens and breast cancer Variabel bebas : Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti jenis hormon dalam kontrasepsi, lama penggunaan, usia saat penggunaan pertama, Variabel terikat : kanker Payudara, Desain case contol study Variabel bebas : Pengguna Kontrasepsi Oral dengan tidak pengguna Kontrasepsi, uji biopsy yang dilakukan dengan melakukan uji laboratorium. Variabel terikat : Kanker Payudara Variabel bebas : Variabel bebas : lama penggunaan kontrasepsi oral 10 tahun dan waktu terakhir menggunakan kontrasepsi oral 10 tahun - Variabel bebas : pada penelitian ini tidak meneliti tentang dosis respon - RSUP dr. Sardjito - Variabel bebas : penggunaan kontrasepsi, lama penggunaan, dan usia awal dan akhir penggunaan kontrasepsi hormonal. Berbeda dengan penelitian Isakon dalam durasi waktu diteliti selama 2 bulan apakah ada peningkatan percentace. - Desain case cohort study - RSUP dr. Sardjitio - Variabel bebas : Perbedaannya dengan penelitian ini, terkait lama penggunaan kontrasepsi hormonal selama 5 tahun, usia awal penggunaan kontrasepsi hormonal. - Desain case control study - RSUP dr. Sardjito
10 6. Ichida M; et al., (2015) No increase in breast cancer risk in Japanese women taking oral contraceptives: a casecontrol study investigating reproductive, menstrual and familial risk factors for breast cancer. Variabel bebas : Usia penggunaan kontrasepsi oral. Paritas, Usia, Tidak memberikan ASI dan riwayat keluarga kanker payudara. Desain case control study - Variabel bebas : faktor reproduksi dan penggunaan kontrasepsi hormonal, lama penggunaan kontrasepsi, da usia akhir penggunaan kontrasepsi hormonal. - RSUP dr. Sardjitio 7. La Vecchia C 1, Negri E,, et al (1995) Oral contraceptives and breast cancer: a cooperative Italian study. Variabel bebas : pernah penggunaan kontrasepsi oral, lama menggunakan kontrasepsi. Usia penggunaan pertama kontrasepsi hormonal. Wanita yang telah berhenti menggunakan kontrasepsi oral Desain case control study Variabel bebas : terdapat perbedaan dengan penelitian ini adalah pembagian waktu penggunaan kontrasepsi dirincikan, sedangkan dalam penelitian ini tidak dirincikan: pernah penggunaan kontrasepsi oral dibagi digunakan berlangsung <1 tahun, untuk 1 sampai 4 tahun, selama 5 sampai 8 tahun, lebih dari 8 tahun. usia penggunaan pertama kontrasepsi. wanita yang telah berhenti kurang dari 10 tahun (1 sampai 4 tahun, selama 5 sampai 9 tahun), berhenti menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun atau lebih. RSUP dr. Sardjito
11 8. Chie WC, Li CY, et al (1998) Oral contraceptives and breast cancer risk in Taiwan, a country of low incidence of breast cancer and low use of oral contraceptives. Variabel bebas : penggunaan kontrasepsi Oral, paritas, dan riwayat keluarga kanker payudara, Desain case control study - Variabel bebas : Perbedaan dengan penelitian ini adalah variabel penggunaan hormone terapy dan kontrasepsi oral sebelum berusia 25 tahun, tingkat pendidikan, indeks massa tubuh, usia saat menarche dan pertama kehamilan jangka penuh, status menopause dan usia saat menopause, sedangkan pada penelitian ini lama penggunaan, usia awal dan akhir penggunaan kontrasepsi hormonal. - RSUP dr. Sardjito