PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

PerBedaan TariF RIIL dengan TariF INA-CBG S Pasien Jkn rawat inap TYPHOID FEVER di rsud kabupaten sukoharjo TriWulan i TaHun 2014

Tinjauan Prosedur Penentuan Kode Tindakan Berbasis ICD-9-CM untuk INA CBG di RSUD Dr. Soeroto Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan program Indonesia Case Based Groups (INA-CBG) sejak

HUBUNGAN KELENGKAPAN PENGISIAN RESUME MEDIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI BERDASARKAN ICD-10 DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya mengenai jaminan social (Depkes RI, 2004). Penyempurna dari. bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK PASIEN RUJUKAN MASUK RAWAT INAP PADA TAHUN 2010 DAN 2011 DI RSUD SRAGEN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan teknik pendekatan secara cross sectional dengan mengambil data

LATAR BELAKANG. 72 Jurnal Kesehatan, ISSN , VOL. V. NO.1, MARET 2011, Hal 72-78

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

PEMANFAATAN DATA REKAM MEDIS DALAM PENGHITUNGAN BIAYA RAWAT INAP PENYAKIT SKIZOFRENIA PARANOID TAHUN 2010 DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang bermutu dan memperoleh penghasilan yang cukup untuk dapat

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

kesatuan yang tidak terpisahkan dari manajemen operasi RS. Manajemen operasi yang efisien (lean management) adalah manajemen operasi yang

PERBANDINGAN BIAYA PELAYANAN TINDAKAN MEDIK OPERATIF TERHADAP TARIF INA-DRG PADA PROGRAM JAMKESMAS DI RSUP Dr. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG

ANALISIS EFISIENSI PELAYANAN RAWAT INAP BERDASARKAN GRAFIK BARBER JOHNSON PADA BANGSAL KELAS III DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI PERIODE TRIWULAN TAHUN

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

LAPORAN PENELITIAN UNGGULAN PRODI

ABSTRAK. Kepustakaan : 11 ( )

BAB III METODE PENELITIAN

E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini antara lain: 1. Ng et al (2014) dengan judul Cost of illness

PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELITUS RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN TAHUN

HUBUNGAN JUMLAH PASIEN RAWAT INAP DENGAN BOR (BED OCCUPANCY RATE) DI RSUD DR. MOEWARDI PERIODE TAHUN

TINJAUAN PELAKSANAAN PENGISIAN FORMULIR VERIFIKASI (INA-CBG S) PADA REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI RSUP Dr. M. DJAMIL

Ketepatan Penentuan Kode Penyebab Dasar Kematian Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga Triwulan IV Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23/1992 tentang Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 40/2004, penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. sesuai dengan klasifikasi yang diberlakukan di Indonesia (ICD-10) tentang

PELAKSANAAN KLAIM JAMSOSTEK PASIEN RAWAT INAP DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. intervensi pemerintah dalam pembayaran. Dokter, klinik, dan rumah sakit

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS PENGISIAN FORMULIR RESUME MEDIS DIABETES MELLITUS PASIEN RAWAT INAP

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya disingkat BPJS. Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional, klaim

PERBEDAAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN PERSALINAN ANTARA METODE PEMBIAYAAN JAMPERSAL DAN LANGSUNG DI RSUD KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

HUBUNGAN KETEPATAN PENULISAN DIAGNOSIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS KASUS OBSTETRI GYNECOLOGY PASIEN RAWAT INAP DI RSUD. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. medis maupun non medis. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan. Republik Indonesia No. 269/Menkes/PER/III/2008 tentang Rekam Medis

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui. jaminan kesehatan. Permenkes No. 71 tahun 2013 tentang Pelayanan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

Dwi Setyorini, Sri Sugiarsi, Bambang Widjokongko APIKES Mitra Husada Karanganyar

SELISIH LAMA RAWAT INAP PASIEN JAMKESMAS DIABETES MELLITUS TIPE 2 ANTARA RILL DAN PAKET INA-CBG

PELAYANAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDAPATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM PERAWATAN PASIEN DIABETES MELITUS DI RSUD dr. R. SOEDJATI PURWODADI

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

PERAN PENTING PENULISAN DIAGNOSIS UTAMA DAN KETEPATAN KODE ICD-10 SEBAGAI DATA BASE SURVEILANS MORBIDITAS STUDI KASUS DI RS KOTA SEMARANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di dunia untuk sepakat mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Untuk memenuhi hak masyarakat miskin dalam. agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini dilakukan ada beberapa hal sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebuah pelayanan yang baik bagi pasien. 1. standar profesi rekam medis dan informasi kesehatan. Standar profesi rekam

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAPPADA KASUS CHRONIC KIDNEY DISEASE TRIWULAN IVDI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. rangka pemberian pelayanan kesehatan. Dokumen berisi catatan dokter,

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronis (GGK) adalah suatu keadaan dimana terdapat penurunan

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam bidang kesehatan. World Health Organization (WHO)

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

Analisis Kebutuhan Tenaga Kerja dengan menggunakan rumus Work Load Indicator Staff Need atau WISN Bagian Filing RSUD Dr. Moewardi Periode Tahun 2016.

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

ANALISIS PERBEDAAN TARIF RIIL DENGAN TARIF PAKET INA- CBG PADA PEMBAYARAN KLAIM JAMKESMAS PASIEN RAWAT INAP DI RSUD KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN BEBAN KERJA CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN RAWAT INAP BERDASARKAN ICD-10 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan adalah sesuai dengan standar pelayanan

BAB I. Sistem Manajemen Pelayanan Rumah Sakit dengan Sistem Manajemen. Pelayanan yang baik, harus memperhatikan keselamatan pasien, dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TINJAUAN ANALISIS KUANTITATIF TERHADAP PENGISIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUANGAN BEDAH INSTALASI RAWAT INAP RSUD TOTO KABILA TRIWULAN I TAHUN 2017

BERITA DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2009 NOMOR 48 PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 48 TAHUN 2009

Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia, ISSN: X, Vol.1, No.2, Oktober 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

PENGELOLAAN DATA PASIEN MASUK, KELUAR DAN TRANSFER DI TEMPAT PENDAFTARAN PASIEN RSU JATI HUSADA KARANGANYAR

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan di Indonesia diatur dalam Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI PROBOLINGGO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat jalan, rawat

Transkripsi:

PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELLITUS DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA TRIWULAN IV TAHUN 2011 Musarovah 1, Sri Sugiarsi 2, Moch Arief TQ 2 Mahasiswa APIKES Mitra Husada Karanganyar 1, Dosen APIKES Mitra Husada Karanganyar 2 ABSTRAK Latar Belakang: RSUD Dr.Moewardi telah menjalankan program Indonesia Case Base Group (INA- CBG) sejak tanggal 19 Oktober 2010 sebagai landasan penghitungan biaya klaim pasien jaminan kesehatan (Jamkesmas). Diabetes Mellitus menduduki peringkat nomor lima pada 10 besar penyakit rawat inap tahun 2011. Pada survei pendahuluan terhadap 10 dokumen rekam medis pasien rawat inap peserta Jamkesmas yang telah dihitung klaimnya menggunakan paket INA-CBG s rata- rata perbedaan tarif riil dengan tarif paket pasien diabetes mellitus adalah Rp. 1.922.045.75. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tarif riil dengan tarif paket Jamkesmas di RSUD Dr.Moewardi triwulan IV tahun 2011. Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dan komparatif dengan rancangan penelitian retrospektif. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini secara acak (Simple Random Sampel). Besar sampel sebanyak 80 dokumen rekam medis yang telah dihitung klaimnya menggunakan paket Jamkesmas (INA- CBG s). Instrumen dalam penelitian ini menggunakan pedoman wawancara data tarif riil dan tarif paket jamkesmas (INA CBG s) pada dokumen rekam medis pasien diabetes mellitus peserta jamkemas di RSUD Dr. Moewardi. Hasil dan Pembahasan: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan rata- rata tarif riil dengan tarif paket jamkesmas adalah Rp. 669.103.00. hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai p = 0,007 (< 0,05), sehingga H0 ditolak dan terdapat perbedaan antara tarif riil dengan tarif paket jamkesmas pasien diabetes mellitus triwulan IV tahun 2011 di RSUD Dr. Moewardi. Faktor penyebab perbedaan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas di RSUD Dr.Moewardi adalah pada tarif obat, lama perawatan, ketepatan pengodean, Kelas perawatan, jasa medis, dan keberadaan clinical pathway sebagai acuan pemberian pelayanan kepada pasien. Simpulan dan Saran: Terdapat perbedaan rata- rata tarif riil dengan rata-rata tarif paket INA- CBG s sebesar Rp. Rp. 669.103.00. Maka sebaiknya ada konsistensi penetapan tarif riil dan tarif paket jamkesmas khususnya pada pasien diabetes Mellitus. LATAR BELAKANG Berdasarkan UU RI No 36 th 2009 bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan citacita bangsa Indonesia. Tujuan pelayanan kesehatan adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memuaskan harapan dan kebutuhan masyarakat, melalui pelayanan yang efektif oleh pemberi pelayanan. Oleh karena itu, dibutuhkan program jaminan kesehatan masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk mewujudkan tujuan pelayanan tersebut. Rumah Sakit Umum Daerah Dr.Moewardi telah menjalankan program Indonesia Case Base Group (INA- CBG) sejak tanggal 19 Oktober 2010 sebagai landasan penghitungan biaya klaim pasien jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas). Hal tersebut sesuai dengan peraturan Mentri kesehatan RI no 903/MENKES/PER/V/2011 tentang pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan masyarakat yang berlaku Pasien Rawat Inap...(Musarovah, Dkk) 97

di RSUD Dr.Moewardi. Sedangkan tarif riil yang berlaku di RSUD Dr.Moewardi mulai diberlakukan sejak tanggal 1 Januari 2009. Menurut Trisnantoro (2004), tarif adalah nilai suatu jasa pelayanan yang ditetapkan dengan ukuran sejumlah uang berdasarkan pertimbangan bahwa dengan nilai uang tersebut sebuah rumah sakit bersedia memberikan jasa kepada pasien. Tarif paket Jamkesmas adalah tarif yang penghitunganya berdasarkan akumulasi/ penggabungan kode diagnosis (ICD X ) dengan kode tindakan (ICD 9 CM), sedang tarif riil adalah tarif yang penghitunganya per rincian jenis pelayanan. Penyakit Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan tidak efektif dari produksi insulin, hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (Depkes, 2008). Diabetes Mellitus menduduki peringkat nomor lima pada 10 besar penyakit rawat inap di RSUD Dr.Moewardi tahun 2011. Pada survei pendahuluan terhadap 10 dokumen rekam medis pasien rawat inap peserta Jamkesmas yang telah dihitung klaimnya menggunakan paket INA-CBG rata-rata perbedaan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas pasien diabetes mellitus adalah 1.922.045.75. Selain data tersebut, juga diperoleh informasi bahwa pada Triwulan IV tahun 2011 terdapat 400 pasien yang dirawat inap di kelas tiga yang memiliki diagnosis Diabetes Mellitus tipe II. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan penelitian retrospektif, yaitu peneliti menggunakan data yang sudah ada. Penelitian ini juga merupakan penelitian komparatif yang bertujuan untuk membandingkan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas (INA CBG) pada pasien Diabetes Mellitus tipe II. Variabel bebasnya sistem pembiayaan kesehatan. Variabel terikatnya adalah tarif. Populasi dari penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien rawat inap diabetes mellitus triwulan IV tahun 2011. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random sampling yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Besar Sampel 80 dokumen rekam medis. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara tentang data tarif riil dan tarif paket jamkesmas (INA - CBG) pasien Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Moewardi. Sumber data pada penelitian ini merupakan data sekunder yaitu berupa tarif riil dan tarif paket Jamkesmas (INA- CBG). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menghitung dan menganalisis biaya pelayanan pasien diabetes mellitus peserta Jamkesmas dengan sistem pembayaran INA- CBG yang diperoleh dari studi dokumen dan wawancara. 1. Teknik Pengolahan Data a. Collecting Dilakukan pengumpulan data mengenai jumlah pasien rawat inap 98 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 97-104

diabetes mellitus yang menggunakan jamkesmas untuk memperoleh data tentang tarif riil maupun tarif paket. b. Editing Setelah data dikumpulkan kemudian data tersebut dikoreksi sesuai dengan tujuan penelitian. c. Entering Memasukkan data kedalam program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 16.0 for windows dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Kemudian dilakukan uji statistik Paired T-Test atau Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas pasien Diabetes Mellitus d. Tabulasi (Tabulating) Mengelompokan data yang telah diperoleh kemudian disusun dalam bentuk tabel berdasarkan variabel yang ditelti guna memudahkan analisis data variabel tarif riil dan tarif paket Jamkesmas (INA- CBG s) 2. Analisis Data a. Analisis Deskriptif merupakan analisis yang digunakan untuk mendiskripsikan atau memaparkan gejala hasil penelitian. Analisis ini bertujuan mengetahui jumlah, persentase dan narasi pada tarif riil dan tarif paket jamkesmas (INA- CBG s) b. Analisis Bivariat c. Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu data. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, apabila nilai p > 0,05 maka data berdistribusi normal. d. Uji Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas pasien Diabetes Mellitus dimana keduanya berpasangan adalah menggunakan uji Paired T-Test apabila data berdistribusi normal atau uji Wilcoxon apabila data tidak berdistribusi normal. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Distribusi Perbedaan Tarif Riil Dengan Tarif Paket Jamkesmas Pasien Diabetes Mellitus Triwulan IV Tahun 2011 Pasien Rawat Inap...(Musarovah, Dkk) 99

Tabel 1. Distribusi Perbedaan Tarif Riil Dengan Tarif Paket Jamkesmas Pasien Diabetes Mellitus Triwulan IV Tahun 2011 No Deskri psi statistic 1 Minim um 2 Maksi mum Jam kes mas 286. 094. 33 17.3 50.8 89.2 0 3 Mean 4.81 4 Std deviasi 5 Sampel (N) 7.70 1.78 2.87 3.08 5.54 Sistem Tarif Riil 25.0 00.0 0 18.1 58.3 87.0 0 5.48 6.80 4.78 4.99 9.70 3.09 80 80 Selisish 261.094. 33 807.497. 80 669.103. 00 2.126.61 7.55 Sumber data: hasil pengolahan data tahun 2011 Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 80 data pada tarif riil dan tarif paket INA- CBG s, terdapat selisih perbedaan rata- rata (mean) tarif riil dengan mean tarif paket Jamkesmas sebanyak Rp. 669.103.00. Selain itu juga terdapat selisih perbedaan pada minimum tarif riil dengan tarif paket INA- CBG s sebanyak Rp. 261.094,33 dan selisih maksimum tarif riil dengan tarif paket Jamkesmas adalah Rp. 807.497.80. Untuk mengetahui data berdistribusi normal maka dilakukan uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan didapatkan hasil bahwa nilai p = 0,00. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tarif berdistribusi tidak normal (p < 0,05). Tabel 2. Hasil Uji Wilcoxon Z Tarif_Riil tarif_ Jamkesmas -.2.689 a Asymp. Sig.(2-tailed).007 Sumber data: hasil pengolahan data tahun 2011 Berdasarkan hasil uji komparatif dengan menggunakan Wilcoxon didapatkan nilai p = 0,007 maka Ho ditolak. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara tarif riil dengan tarif paket jamkesmas pasien Diabetes Mellitus Triwulan IV tahun 2011 di RSUD Dr. Moewardi. Berdasarkan wawancara peneliti dengan petugas RSUD Dr.Moewardi, faktor penyebab perbedaan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas adalah: 1. Tarif Obat Perbedaan tarif obat tersebut karena ada perbedaan cara penghitungan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas. Tarif riil dihitung per rincian jenis pelayanan, jenis pelayanan tersebut meliputi pelayanan medik, kebidanan, asuhan 100 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 97-104

keperawatan, penunjang medik, farmasi, gigi dan mulut dan pelayanan kesehatan lainya. Hal ini sudah ditentukan dalam peraturan daerah No 1 tahun 2009 pasal 13. Sedang tarif paket jamkesmas dihitung berdasarkan akumulasi/ penggabungan kode diagnosis (ICD-X) dan kode tindakan (ICD-9-CM) yang standar tarifnya telah ditetapkan oleh pemerintah pusat (Centre for Casemix Kepmenkes RI). Pada tarif paket jamkesmas untuk pelayanan obat diwajibkan menggunakan obat generik. Hal ini sesuai dengan Keputusan Mentri Kesehatan Nomor 1455/Menkes/SK/X/2010 tentang formularium program jaminan kesehatan masyarakat dan peraturan Keputusan Mentri Kesehatan No. HK.02.02/Menkes/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. 2. Tarif Lama Perawatan. Lama Perawatan juga mempengaruhi perbedaan tarif riil dengan tarif paket jamkesmas Hal tersebut dikarenakan lama perawatan pada tarif riil dihitung per hari, sehingga semakin lama pasien dirawat semakin besar pula biaya perawatannya. Sedangkan pada INA-CBG s lama dirawat sudah ditentukan standarnya (1 bulan), sehingga tarifnya tetap sama dengan kode diagnosis dan kode prosedur pada INA CBG s, karena klaimnya berdasarkan 1 (satu) kode INA- CBg s. Menurut Sudra (2009) dari aspek medis semakin panjang lama dirawat maka dapat menunjang kualitas kerja medis kurang baik karena pasien harus dirawat lebih lama. Sebaliknya bila lama dirawat semakin pendek dapat diambil pengertian bahwa kualitas kinerja medis baik. Namun disisi lain, pendeknya lama dirawat dipengaruhi oleh cara keluar pasien yang menurut pusat pembiayaan dan jaminan kesehatan (2010) terbagi kedalam 5 kategori yaitu sembuh, rujuk, meninggal, pulang paksa dll. Pada aspek ekonomis, semakin semakin panjang lama dirawat berarti semakin tinggi biaya yang nantinya harus dibayar oleh pasien atau pihak keluarga. Hal tersebut hanya berlaku pada tarif riil saja, sedangkan pada tarif paket panjang/ pendek lama dirawat tidak berpengaruh terhadap besarnya biaya. 3. Ketepatan Pengkodean Diagnosis Ketepatan pengkodean diagnosis dan prosedur akan mempengaruhi ketepatan tarif pada software INA-CBG s, ketepatan pengodean Pasien Rawat Inap...(Musarovah, Dkk) 101

diagnosis sendiri dipengaruhi oleh ketepatan dan kelengkapan penulisan diagnosis oleh dokter pada dokumen rekam medis, sebagai langkah pengendalian/ pengawasan terhadap ketepatan pengodean. Pengkodean yang tidak tepat akan memicu terjadinya upcoding (Menaikkan kode pada derajat keparahan yang lebih tinggi) yang semakin memperbesar selisih antara tarif riil dengan tarif paket Jamkesmas. Pada pasien jamkesmas diabetes mellitus yang dinyatakan rawat inap klaimnya menggunakan 1 (satu) kode INA CBG s, sedang pasien yang datang dua atau lebih ke instalasi rawat jalan dengan dua atau lebih diagnosis diklaimkan menggunakan satu kode INA CBG s, sehingga tarif pelayanan seimbang dengan INA CBG s. Contoh pengkodean INA CBG s: E- 4-10- II : Penyakit kencing Manis dan gangguan nutrisi (sedang) N- 4-10- III : Penyakit ginjal dan saluran urin (Berat) 4. Kelas Perawatan Pada tarif riil pelayanan rawat inap berdasarkan kelas perawatan dihitung sesuai dengan standar fasilitas masing- masing kelas perawatannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di RSUD Dr.Moewardi. Sedang pelayanan rawat inap pada tarif paket jamkesmas diberikan diruang rawat inap kelas III (tiga). Apabila karena sesuatu hal misalnya tidak tersedianya tempat tidur, pasien dirawat dikelas yang lebih tinggi dari kelas III, tetapi pelayanannya tetap diklaimkan menurut biaya kelas III. Hal ini sesuai dengan peraturan Mentri kesehatan RI no 903/MENKES/PER/V/2011 pada bab IV tentang tatalaksana pelayanan kesehatan yang berlaku di RSUD Dr.Moewardi. 5. Jasa Medis Pada pasien rawat inap, besar tarif jasa medis/ jasa pelayanan pada tarif riil sesuai dengan jasa pelayanan yang diberikan termasuk visite dokter, pelayanan tersebut terdiri dari pelayanan sederhana, pelayanan sedang, pelayanan besar, pelayanan canggih, dan pelayanan khusus dengan besar tarif yang berbedabeda. Sedang besar tarif jasa medis pada tarif paket ditetapkan oleh Direktur rumah sakit setinggi- tingginya 44 % sesuai dengan pelayanan yang dilakukan. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan observasi, diagnosis, pengobatan, tindakan medis, perawatan, konsultasi, visite, dan/ 102 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 97-104

atau pelayanan medis lainnya. Hal ini sesuai dengan peraturan Mentri kesehatan RI no 903/MENKES/PER/V/2011 tentang pengelolaan dana. 6. Keberadaan Clinical Pathway Berdasarkan wawancara petugas, RSUD Dr. Moewardi sudah memiliki Clinical Pathway, akan tetapi dalam pelaksanaannya sosialisasinya kurang cukup baik kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap Clinical Pathway. Hal ini dapat mempengaruhi pemberian pelayanan kesehatan pada pasien dengan kasus yang sama dapat berbeda- beda pada tiap dokter yang menanganinya, misalnya pada acuan lama pasien dirawat, pemberian obat- obatan, pemberian tindakan medis maupun pemeriksaan penunjang. Sehingga mengakibatkan pemberian pelayanan kepada pasien menjadi kurang terkendali/ berlebihan, yang mengakibatkan terjadinya selisih perbedaan antara tarif riil dengan tarif paket jamkesmas. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Mentri Kesehatan RI No 903/Menkes/Per/V/2011, prinsip dasar pelayanan jamkesmas adalah kendali mutu dan kendali biaya. SIMPULAN DAN SARAN Terdapat perbedaan yang signifikan antara tarif riil dengan tarif paket INA- CBG s pada pembayaran klaim jamkesmas rawat inap pasien Diabetes Mellitus di RSUD Dr. Moewardi (p = 0,007). Terdapat perbedaan rata- rata tarif riil dengan ratarata tarif paket INA- CBG s sebesar Rp. Rp. 669.103.00. Faktor penyebab perbedaan tarif riil dengan tarif paket di RSUD Dr.Moewardi adalah pada tarif obat, lama perawatan, ketepatan pengodean, Kelas perawatan, jasa medis, dan keberadaan clinical pathway sebagai acuan pemberian pelayanan kepada pasien. Sosialisasi clinical pathway di RSUD Dr.Moewardi kurang cukup baik kepada petugas yang bertanggung jawab terhadap clinical pathway. Disarankan ada konsistensi tarif riil dan tarif paket jamkesmas khususnya pasien diabetes mellitus, sebagai langkah pengendalian/ pengawasan terhadap ketepatan pengodean, sebaiknya petugas medis dalam penulisan pada dokumen rekam medis jelas lengkap dan dapat terbaca, sebaiknya tenaga medis lebih memperhatikan Clinical Pathway sebagai acuan perawatan kepada pasien, agar pelayanan yang efektif dan efisien dapat tercapai. Pasien Rawat Inap...(Musarovah, Dkk) 103

KEPUSTAKAAN Arief TQ, M. 2003. Pengantar Metodologi Penelitian untuk Ilmu Kesehatan. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Hal 8 54 Brunner & Suddart, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol 3, Edisi 8, Penerbit RGC, Jakarta. Depkes, RI. 2010. Pedoman Pelaksanaan Asuransi Kesehatan Jamkesmas 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Hal: Firmanda. www.scribd.com, Diunduh 13 Juni 2012 Sudra, R I. 2010. Statistik Rumah Sakit. Graha Ilmu : Yogyakarta. Hal: 45-46 Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta : Bandung Trisnantoro, L. 2004. Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi Dalam Manajemen Rumah Sakit.yogyakarta: Gadjah mada University press. Hal 146 150 www.medicastore.com, 2004, Informasi tentang penyakit : Diabetes Melitus. Diunduh tanggal 10Juni 2012. KemenKes, RI 2010. Surat Edaran Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Kementrian Kesehatan RI Nomor IR.03.01/I/570710. www.ppjk.depkes.go.id. Diunduh tanggal 27 Mei 2012 MenKes, RI. 2011. Permenkes Nomor 903/MENKES/PER/V/2011. Pedoman pelaksanaan program jaminan kesehatan masyaraka. Hal: 16-19 Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal 92-145 Perda Prop Jateng No 1, 2009. Retribusi Pelayanan Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. Hal: 12-16 Saputra, L. 2009. Kapita selekta Kedokteran Klinik. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta. Hal: 490 104 Jurnal Kesehatan, ISSN.1979-9551, VOL. V. NO.2, OKTOBER 2011, Hal 97-104