TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Ekologi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kupu-kupu

TINJAUAN PUSTAKA Biologi Kupu-Kupu

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik tinggi baik untuk koleksi maupun objek penelitian adalah serangga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kristensen et al. (2007) superfamili Papilionoidea terdiri dari lima

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Meidita Aulia Danus, 2015

TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat lima famili kupu-kupu subordo Rhopalocera di Indonesia, yaitu

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2016 PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI MACAM PAKAN ALAMI TERHAD APPERTUMBUHAN D AN PERKEMBANGAN FASE LARVA

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman hayati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

TINJAUAN PUSTAKA. A. Karakteristik dan Klasifikasi Kupu-Kupu Klasifikasi kupu-kupu menurut Scobel (1995) adalah sebagai berikut :

KERAGAMAN KUPU-KUPU DI TAMAN WISATA ALAM BANING SINTANG. Hilda Aqua Kusuma Wardhani 1 Abdul Muis 2 1. Staf Pengajar FKIP Universitas Kapuas Sintang 2

BAB II KEANEKARAGAMAN DAN KELIMPAHAN KUPU-KUPU

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

BIODIVERSITAS KUPU-KUPU SUPERFAMILI PAPILIONOIDEA (LEPIDOPTERA) DI TAMAN NASIONAL BANTIMURUNG-BULUSARAUNG, KABUPATEN MAROS, SULAWESI SELATAN

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

I. PENDAHULUAN. mudah dikenali oleh setiap orang. Seperti serangga lainnya, kupu-kupu juga mengalami

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

Menurut Borroret al (1992) serangga berperan sebagai detrivor ketika serangga memakan bahan organik yang membusuk dan penghancur sisa tumbuhan.

TINJAUAN PUSTAKA A. Parasitoid Brachymeria sp.

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. bawah, biasanya pada pelepah daun ke Satu tumpukan telur terdiri dari

COCOPET SEBAGAI PREDATOR DAN POLINATOR PADA TANAMAN KELAPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Herlin Nur Fitri, 2015

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi (Oryza sativa L.) tergolong ke dalam Famili Poaceae, Sub- family

KEANEKARGAMAN KUPU-KUPU DIURNAL (SUB ORDO: RHOPALOCERA) DI KOMPLEK GUNUNG BROMO KPH SURAKARTA KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2013

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jenis-jenis Kupu-kupi Di Perkebuan Sawit dan Karet Di Wilayah Ragusa Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Ciri Morfologi Parasitoid B. lasus

TINJAUAN PUSTAKA. kerusakan daun kelapa sawit. Namun demikian, penggunaan insektisida kimia

BAB II PEMAHAMAN TERHADAP TAMAN KUPU-KUPU

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tetratichus brontispae, PARASITOID HAMA Brontispa longissima

I. PENDAHULUAN. Lampung memiliki keanekaragaman kupu-kupu yang cukup tinggi. Keanekaragaman kupu-kupu ini merupakan potensi sumber daya alam hayati

TINJAUAN PUSTAKA. family : Tephritidae, genus : Bactrocera, spesies : Bactrocera sp.

PENDAHULUAN Latar belakang

Lepidoptera SUHARA JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.LatarBelakangMasalah

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

HAMA Cricula trifenestrata PADA JAMBU METE DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengorok Daun Manggis

TINJAUAN PUSTAKA. Parasitoid

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo saccharipaghus Bojer (Lepidoptera: Pyralidae) mengkilap. Telur berwarna putih dan akan berubah menjadi hitam sebelum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

2015 PENGARUH PEMBERIAN PAKAN ALAMI DAN PAKAN SINTETIS TERHADAP LAMANYA SIKLUS HIDUP

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

KERAGAMAN LEPIDOPTERA PADA DUKUH DAN KEBUN KARET DI DESA MANDIANGIN KABUPATEN BANJAR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

BAB II KUPU-KUPU DAN TANAMAN INANG. pada sayapnya. Lepidoptera sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kupu-kupu yang

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi dan siklus hiduptrichogramma spp. (Hymenoptera : Famili Trichogrammatidae merupakan parasitoid telur yang

untuk meneliti tingkat predasi cecopet terhadap larva dan imago Semoga penelitian ini nantinya dapat bermanfaat bagi pihak pihak yang

TINJAUAN PUSTAKA. Berbentuk oval sampai bulat, pada permukaan atasnya agak datar. Jumlah telur

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus hidup S. litura berkisar antara hari (lama stadium telur 2 4

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pengendalian serangga hama. Silvikultur Fisik mekanik Hayati : (predator, parasitoid, patogen) Genetik Kimiawi Perundangan PHT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo sacchariphagus Bojer (Lepidoptera: Crambidae) diletakkan secara berkelompok dalam 2-3 baris (Gambar 1). Bentuk telur jorong

1. Individu. 2. Populasi. 3. Komunitas. 4. Ekosistem. 5. Bioesfer

BAB I PENDAHULUAN. Aturan karantina di negara-negara tujuan ekspor komoditi buah-buahan

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

TINJAUAN PUSTAKA. Serangga Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera : Scolytidae). Penggerek buah kopi (PBKo, Hypothenemus hampei) merupakan serangga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Identifikasi Serangga Pada Perkebunan Apel Semiorganik dan Anorganik Desa Poncokusumo Kabupaten Malang.

TINJAUAN PUSTAKA. berkelompok (Gambar 1). Kebanyakan telur ditemukan di bawah permukaan daun,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

BAB I PENDAHULUAN. hayati memiliki potensi menjadi sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kelompok Papilionidae lebih banyak aktif di siang hari untuk menghindari predator, seperti burung yang aktif pada pagi hari (Homziak & Homziak 2006).

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hymenoptera. Ordo Hymenoptera memiliki ciri-ciri empat sayap yang tipis

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SIMULASI METAMORFOSIS KUPU-KUPU MENGGUNAKAN 3Ds MAX7. Indra Dwi Aris Wibowo

SATU. Taman Nasional Bantimurung- Bulusaraung

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Lampiran 1. Modul Keanekaragaman Kupu-kupu di Taman. Kyai Langgeng Magelang

BAB I PENDAHULUAN. golongan hewan yang dominan di muka bumi sekarang ini. Dalam jumlah,

BAB I PENDAHULUAN. pencernaan dan dapat mencegah kanker. Salah satu jenis sayuran daun yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggapan ini terbentuk berdasarkan observasi para ahli akan keanekaragamannya

TINJAUAN PUSTAKA. Siklus Hidup dan Morfologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterangan tentang kupu-kupu. Data diperoleh dari keterangan penelitian yang telah

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Chilo sacchariphagus Boj. (Lepioptera: Crambidae) Bentuk telur jorong dan sangat pipih, diletakkan dalam 2-3 baris tersusun

VI. PEMBAHASAN 6. 1 Komposisi dan Kelimpahan Serangga Pengunjung Komposisi dan Kelimpahan Ordo Serangga Pengunjung

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

Transkripsi:

20 TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biodiversitas Biodiversitas atau keanekaragaman hayati merupakan suatu istilah yang mencakup pada kelimpahan spesies, komposisi genetik, komunitas, dan ekosistem. Biodiversitas spesies mencakup tumbuhan, hewan, cendawan, bakteri, dan mikroorganisme yang lain. Diversitas ekosistem atau diversitas biogeografi berkaitan dengan variasi dalam wilayah biogeografi, bentang alam (landscape) dan habitat (Yamamoto et al. 2007). Diversitas ini tidak hanya berlaku untuk spesies, tapi juga dalam hubungan antara spesies dengan lingkungannya (biotipe) dalam suatu ekosistem. Dalam setiap ekosistem, organisme saling berinteraksi tidak hanya dengan sesama organisme, tetapi juga dengan faktor abiotik yang berada didalamnya (Prugh et al. 2008). Diversitas spesies dan diversitas ekosistem tidak hanya ditentukan oleh jumlah spesies (species richness), tetapi juga ditentukan oleh kelimpahan relatif individu (relative abundance) yang mengacu pada kemerataan individu suatu spesies dalam suatu ekosistem. Hubungan yang positif diantara diversitas spesies tanaman, konsumen, tanaman inang, dan herbivora merupakan salah satu contoh bentuk interaksi. Kelimpahan sumber makanan juga merupakan faktor penting dalam interaksi diantara herbivora (Yamamoto et al. 2007). Ekologi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea Superfamili Papilionoidea merupakan salah satu superfamili dalam ordo Lepidoptera. Triplehorn dan Johnson (2005) menyatakan ordo Lepidoptera mencakup ngengat (moth) dan kupu-kupu (butterfly). Kupu-kupu dibedakan dengan ngengat berdasarkan waktu aktifnya dan ciri morfologinya. Umumnya, kupu-kupu aktif di siang hari (diurnal), sedangkan ngengat aktif di malam hari (nocturnal). Kupu-kupu beristirahat atau hinggap dengan cara menegakkan sayapnya, sehingga tampak permukaan bawah dari sayap. Ngengat hinggap dengan sayap terlipat horizontal di atas tubuh. Kupu-kupu biasanya memiliki warna yang indah dan cerah, sedangkan ngengat cenderung gelap (coklat dan abuabu). Antena kupu-kupu berbentuk benang (filiform) dan membesar di ujungnya,

21 sedangkan hampir semua ngengat memiliki antena seperti bulu burung atau seperti sisir. Tubuh kupu-kupu mempunyai bagian-bagian yang sama dengan serangga yang lain. Kupu-kupu memiliki dinding tubuh yang disebut integumen, yang berfungsi sebagai kerangka luar (eksoskeleton). Tubuh kupu-kupu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat dua antena yang panjang yang di bagian ujungnya membesar. Antena ini berfungsi sebagai organ peraba dan perasa. Pada bagian kepala juga terdapat mata majemuk sepasang, dan probosis yang berfungsi sebagai penghisap cairan. Pada bagian thoraks terdapat dua pasang sayap yang menempel pada segmen kedua dan ketiga. Kupu-kupu memiliki karakteristik yang khusus pada sayap, yaitu sisik. Sisik ini mengandung pigmen melanin yang memberikan warna hitam dan coklat. Warna biru, hijau, merah, dan warna lainnya pada sayap, biasanya tidak dibentuk oleh pigmen tetapi dari struktur sisik pada sayap. Warna struktur ini merupakan hasil dari pantulan cahaya pada sisik yang saling bertumpukan oleh kristal fototonik alami (Vukusic et al. 2000; Ro et al. 2006). Bentuk, ukuran, warna, dan venasi sayap merupakan bagian paling penting dalam identifikasi kupu-kupu. Pada umumnya kupu-kupu dapat ditemukan di hampir setiap habitat. Perbedaan habitat dapat menyebabkan perbedaan spesies kupu-kupu yang hidup di dalamnya. Kupu-kupu mudah diperoleh di kebun, sepanjang jalan kecil, tempat terbuka, aliran-aliran sungai, hutan, atau pegunungan. Komponen penting bagi kehidupan kupu-kupu adalah tersedianya tanaman inang sebagai sumber makanan. Jika tidak tersedia sumber makanan atau sumber makan sedikit, maka terjadi perpindahan kupu-kupu ke daerah yang baru yang mempunyai sumber daya lebih banyak (Departemen Kehutanan 2008b). Makanan kupu-kupu dewasa pada umumnya adalah nektar. Beberapa spesies kupu-kupu menghisap polen, getah pohon, akar buah, kotoran hewan, daging busuk, dan mineral dalam tanah yang basah. Karena aktif mengunjungi bunga, kupu-kupu memiliki peran penting sebagai polinator bagi banyak spesies tanaman. Pada umumnya, kupu-kupu tidak membawa banyak polen, namun kupukupu mampu membawa polen ke tempat yang lebih jauh (Herrera 1987). Kupu-

22 kupu menghisap nektar dan air dengan probosisnya. Energi dari gula yang terdapat dalam nektar, sodium, dan mineral lainnya, merupakan hal yang penting untuk kepentingan reproduksinya. Beberapa kupu-kupu memerlukan sodium lebih banyak dibandingkan nektar. Kupu-kupu mendapatkan sodium dalam garam dan terkadang mendapatkan dari keringat manusia (Freerk et al. 2005). Di alam keragaman spesies kupu-kupu dapat menurun yang disebabkan oleh adanya musuh alami. Seluruh tahap perkembangan kupu-kupu rentan diserang oleh musuh alami, seperti pemangsa (predator), parasitoid dan manusia. Larva dan kupu-kupu dewasa dimangsa oleh burung (Brower & Calvert 1985; Fink & Brower 1981; Devries 2003), dan tikus (Brower et al. 1985; Wiklund et al. 2008). Burung merupakan salah satu predator utama kupu-kupu di alam yang mengenali pola warna sayap kupu-kupu sebagai penanda mangsanya (Langham 2006; Olofsson et al. 2010). Telur kupu-kupu dimangsa oleh serangga lainnya, seperti kumbang lembing (lady beetle) (Koch et al. 2005; Koch et al. 2006), semut (Matthew & Daniels 2011), dan lalat (Gripenberg et al. 2011). Parasitoid menyerang kupu-kupu pada tahap telur, larva dan pupa (Lugojia et al. 2001; Koch et al. 2005; Anton et al. 2007). Pada umumnya, parasitoid lebih banyak ditemukan pada telur dan larva instar 1 kupu-kupu (Nouhuys & Via 1999; Castelo et al. 2009). Lalat Lespesia archippivora (famili Tachinidae) merupakan salah satu parasitoid pada larva kupu-kupu (Oberhauser et al. 2007). Larva parasitoid hidup dalam tubuh inang dan jumlah parasitoid sekitar 10% dari total jumlah serangga di dunia yang telah teridentifikasi (Eggleton & Belshaw 1992). Beberapa tabuhan parasitoid menggunakan sinyal feromon yang dikeluarkan oleh kupu-kupu jantan saat kawin (mating) untuk mendeteksi keberadaan inang (Fatourus et al. 2003; Huigens et al. 2009; Huigens et al. 2011). Parasitoid Ichneumon eumerus (Hymenoptera: Ichneumonidae) menyerang pupa Maculinea rebeli (subfamili Lycaenidae) (Hochberg et al. 1998). Parasitoid Neotypus melanocephalus (Hymenoptera: Ichneumonidae) menyerang larva Maculinea nausithous (subfamili Lycaenidae) (Anton et al. 2007) dan Maculinea teleius (subfamili Lycaenidae) (Tartally 2005). Kupu-kupu mengembangkan mekanisme pertahanan diri agar tidak di mangsa oleh pemangsa yang berukuran besar, misalnya burung dan tikus.

23 Mekanisme pertahanan diri tersebut, meliputi kamuflase dan perlindungan kimiawi yang didapatkan dari makanannya (Nishida 2002). Taksonomi Kupu-kupu Superfamili Papilionoidea Kristensen (2007) membagi ordo Lepidoptera menjadi 47 superfamili dan 124 famili. Superfamili Papilionoidea merupakan salah satu superfamili dari ordo Lepidoptera. Kupu-kupu termasuk dalam subordo Glossata yang terbagi dalam dua superfamili, yaitu Hesperioidea dan Papilionoidea. Hesperioidea hanya terbagi dalam satu famili, yaitu famili Hesperiidae, sedangkan superfamili Papilionoidea terbagi dalam 5 famili, yaitu Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae, Riodinidae, dan Lycaenidae (Vane-Wright & de Jong 2003; Ayberk & Akkuzu (2007). Superfamili Papilionoidea merupakan kelompok yang paling banyak diteliti. Namun, pengetahuan biologi superfamili ini masih belum lengkap (Gutirrez et al. 2004). Deskripsi lima famili yang termasuk superfamili Papilionoidea adalah sebagai berikut (Vane-Wright & de Jong 2003): Famili Papilionidae. Kupu-kupu famili ini memiliki ukuran tubuh yang besar dengan panjang sayap lebih dari 50 mm, berwarna cerah, pada sayap belakang terdapat ekor. Saat ini, sedikitnya terdapat 550 spesies kupu-kupu yang tersebar di seluruh dunia, kecuali Antartika. Keragaman tertinggi kupu-kupu ini terdapat di Asia Timur dan Asia Tenggara, karena daerah ini masih cukup baik (Reed & Sperling 2006). Famili Pieridae. Kupu-kupu famili ini memiliki ukuran tubuh kecil atau sedang, panjang sayap lebih dari 22 mm, umumnya berwarna kuning atau putih pada bagian atas. Famili Pieridae merupakan salah satu kelompok famili terbesar setelah famili Hesperiidae (superfamili Hesperioidea) yang memiliki sekitar 3.500 spesies (Vane-Wright & de Jong 2003). Famili Pieridae mempunyai 83 genus dan sebagian besar ditemukan dari daerah tropis Afrika dan Asia (Braby 2005). Pigmen yang menyebabkan warna terang dan menjadi karakteristik untuk famili ini berasal dari hasil metabolisme dalam tubuh (Braby & Pierce 2006).

24 Famili Lycaenidae. Kupu-kupu dalam famili ini memiliki ukuran tubuh kecil sampai sedang, panjang sayap lebih dari 20 mm, sayap lemah dan mudah rusak. Famili Lycaenidae merupakan kelompok famili terbesar kedua dengan sekitar 6000 spesies diseluruh dunia. Kupu-kupu ini dikenal dengan nama kupu-kupu gossamer-winged dan the blues hairstreaks (Fiedler 1996). Kupu-kupu dari famili ini telah teridentifikasi sekitar 40% dari seluruh spesies kupu-kupu yang telah diidentifikasi (Venkatesha 2005). Famili ini terbagi menjadi beberapa subfamili, diantaranya Polyommatinae dan Lycaeninae yang umumnya memiliki warna biru pada bagian atas dan pinggir sayap dan biasanya dibatasi oleh warna hitam. Subfamili lainnya dalam famili Lycaenidae adalah Theclinae, Miletinae, Lipteninae, Liphyrinae, Curetinae, dan Poritiinae. Beberapa peneliti masih memasukkan famili Riodinidae ke dalam famili Lycaenidae (Hall & Harvey 2002). Famili Riodinidae. Famili Riodinidae merupakan kupu-kupu yang paling unik di antara famili lainnya. Famili ini tersebar dalam wilayah biogeografi yang sempit, terutama di Neotropik Amerika. Di wilayah lain, famili ini mempunyai jumlah spesies yang terbatas. Jumlah spesies dalam famili ini diperkirakan sekitar 1.500 spesies (Vane-Wright 2003) dan 20% diantaranya masuk dalam jumlah kupukupu yang telah diidentifikasi (Hall 2002). Kupu-kupu ini memiliki ukuran tubuh kecil hingga menengah dengan ukuran sayap sekitar 12-60 mm. Kupu-kupu ini memiliki warna perak metalik atau keemasan pada permukaan bawah sayap yang bervariasi, sehingga kupu-kupu ini dikenal dengan metalmarks butterflies (Hall 2004). Famili Nymphalidae. Kupu-kupu famili ini merupakan kelompok yang paling dikenal, karena memiliki banyak variasi warna dan bentuk sayap. Famili Nymphalidae dibedakan dengan famili lainnya, dalam hal pasangan tungkai pertama mereduksi dan berbentuk seperti sikat dan terlipat pada tubuh dan pada waktu hinggap. Pada saat hinggap, kupu-kupu ini hanya menggunakan empat dari enam tungkai. Famili ini memiliki sekitar 7.200 spesies yang tersebar diseluruh

25 dunia, kecuali Antartika. Kupu-kupu ini berukuran sedang hingga besar dengan panjang sayap lebih dari 25 mm (Wahlberg et al. 2003). Peranan Kupu-kupu Kupu-kupu merupakan hewan yang menarik bagi manusia karena memiliki keindahan tubuhnya. Di alam, kehadiran kupu-kupu bermanfaat bagi manusia karena membantu proses penyerbukan tumbuhan. Selain itu, kupu-kupu yang indah dan unik juga menjadi incaran para kolektor untuk perdagangan. Oleh karena itu, kupu-kupu yang terdapat di Asia, terutama di Indonesia, telah menjadi komoditas internasional. Keanekaragaman kupu-kupu di alam juga memberikan informasi penting bagi para peneliti tentang kualitas lingkungan. Kupu-kupu ini dapat digunakan sebagai indikator perubahan lingkungan dan perubahan fungsi alam (Departemen Kehutanan, 2008b).