STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN ACARA RESMI DAN UPACARA BENDERA Nomor: SOP /TU 02 01/UM

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA PATEN Nomor: SOP /PL 02 01/UM

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGELOLAAN COORDINATED RESEARCH PROJECT (CRP) IAEA Nomor: SOP /KS 01 02/HHK

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang No

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI Nomor: SOP /KP 03 01/SMO

Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan. Geofisika Nomor 17 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN UJI KONSEKUENSI INFORMASI PUBLIK Nomor: SOP /HM 04/HHK

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA Nomor: SOP /KP 00 02/SMO

WALIKOTA PROBOLINGGO

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3432); 3. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

BSN^ BADAN STANDARDISASI NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 8TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

DAFTAR INFORMASI DAN DOKUMENTASI PUBLIK BIRO HUMAS DAN PROTOKOL SETDA PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 15 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN NOMOR: SOP /PL 00 01/UM

BERITA NEGARA. LAN. Keprotokolan. Peraturan.Pencabutan. LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Standar Pelayanan Pengkoordinasian Penyusunan Acara dan Pelaksanaan Keprotokolan Menteri Sekretaris Negara

Arsip Nasional Republik Indonesia

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERSIAPAN DAN PELAPORAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA PADA SISTEM INFORMASI PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA (SIPPENG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 45 Tahun : 2016

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Arsip Nasional Republik Indonesia

SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR USULAN REVISI ANGGARAN Nomor: SOP /KU 00/REN

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

Arsip Nasional Republik Indonesia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lemabaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

2016, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Kelautan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 294, Tambahan Lembaran Nega

Oleh: Nurhesti Esa Dwirini

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN TENTANG KEPROTOKOLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEDIRI PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI KEDIRI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 14 TAHUN 1994

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PROFESOR RISET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 53 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

2 Tahun 2009 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan (Lembaran Ne

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAKAIAN DINAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU

BERITA NEGARA. No.745, 2016 BKPM. Tunjangan Kinerja. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN SAL;SSA

PERATURANMENTERI PERHUBUNGANREPUBLIKINDONESIA NOMOR PM. 27 TAHUN 2012 TENTANG KEPROTOKOLAN DI LINGKUNGANKEMENTERIANPERHUBUNGAN


2018, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Penyelenggara Pemil

Arsip Nasional Republik Indonesia

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 100 TAHUN 2016 TENTANG

BAGIAN TATA USAHA DAN PROTOKOL, BIRO KEUANGAN DAN UMUM KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 33 TAHUN 2017

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PROTOKOL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Arsip Nasional Republik Indonesia

2 Asasi Manusia tentang Pedoman Keprotokolan di Lingkungan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 te

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

Arsip Nasional Republik Indonesia

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR KEP.40/BPSDMKP/2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA YOGYDAERAH

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2002 TENTANG

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

Transkripsi:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYELENGGARAAN ACARA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2016

Halaman : 2 dari 14 DAFTAR DISTRIBUSI DISTRIBUSI NOMOR SALINAN Copy 1 Copy 2 JABATAN Kepala Biro/Pusat/Ketua STTN/Inspektur Kepala Unit Jaminan Mutu

Halaman : 3 dari 14 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... 1 DAFTAR DISTRIBUSI... 2 DAFTAR ISI... 3 1. TUJUAN... 4 2. RUANG LINGKUP... 4 3. TANGGUNG JAWAB... 4 4. DEFINISI... 4 5. REFERENSI... 5 6. SOP Penyelenggaraan Acara Resmi dan Upacara Bendera... 6 6.1. SOP Penyelenggaraan Acara Resmi... 8 6.2. SOP Upacara Bendera... 10 7. LAMPIRAN... 12 Lampiran 1 : Ketentuan Dress Code... 13 Lampiran 2 : Ketentuan Pelaksanaan Acara Resmi Dan Upacara Bendera... 14

Halaman : 4 dari 14 1. TUJUAN Standar Operasional Prosedur (SOP) ini dibuat untuk mengatur penyelenggaraan acara resmi dan upacara bendera agar dapat terlaksana dengan rapih, lancar, tertib, dan khidmat. 2. RUANG LINGKUP SOP ini meliputi kegiatan acara resmi dan upacara bendera yang diselenggarakan di BATAN dan tidak termasuk kegiatan yang bersifat kenegaraan. 3. TANGGUNG JAWAB 3.1. Kepala Biro Umum bertanggung jawab dalam hal pengoordinasian acara resmi dan upacara bendera. 3.2. Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama bertanggung jawab dalam hal kebenaran bahan sambutan dan hasil liputan acara resmi atau upacara bendera. 3.3. Kepala Unit Kerja bertanggung jawab dalam hal penyiapan kelengkapan, dan perlengkapan, serta kelancaran pelaksanaan acara resmi atau upacara bendera. 3.4. Kepala Bagian Tata Usaha dan Protokol bertanggung jawab dalam hal koordinasi pelaksanaan keprotokolan acara resmi atau upacara bendera. 3.5. Kepala Bagian Hubungan Masyarakat bertanggung jawab dalam hal penyiapan bahan sambutan dan peliputan acara resmi atau upacara bendera. 4. DEFINISI Dalam SOP ini yang dimaksud dengan: 4.1. Acara resmi yaitu acara yang diatur dan dilaksanakan oleh BATAN dalam melaksanakan tugas dan fungsi tertentu yang dihadiri oleh Pejabat Negara dan/atau Pejabat Pemerintah serta undangan lainnya. 4.2. Protokol adalah serangkaian aturan keupacaraan dalam segala kegiatan resmi yang diatur secara tertulis maupun dipraktekkan, yang meliputi bentuk-bentuk penghormatan terhadap negara, dan jabatan menteri/lembaga. 4.3. Protokoler adalah keseluruhan yang mengatur tata letak, tata tempat, dan tata penghormatan pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam kedinasan/kantor maupun

Halaman : 5 dari 14 masyarakat, dengan memperhatikan kerapihan, kelancaran, ketertiban, dan kesopanan. 4.4. Petugas protokol meliputi penerima tamu, pembawa acara, pembaca naskah, pembawa naskah, pembaca induksi keselamatan, dan petugas pengamanan. 4.5. Pejabat upacara adalah terdiri dari pembina upacara dan pemimpin upacara. 4.6. Petugas upacara antara lain adalah pembawa naskah upacara (pancasila, pembacaan pembukaan teks Undang-Undang 1945, pembaca do a, sambutan pembina upacara), pemimpin lagu, kelompok pengibar/penurun bendera, kelompok pembawa lagu, dan cadangan tiap perangkat. 4.7. Perlengkapan upacara antara lain adalah bendera Merah Putih ukuran perbandingan 2:3 (ukuran terbesar 2X3 meter dan ukuran terkecil 1X1,5 meter), tiang bendera (minimal 5 meter dan maksimal 17 meter), tali bendera, instrumen pengiring, sound system, piagam penghargaan, podium, papan nama. 4.8. Perlengkapan keprotokolan antara lain alat pembukaan acara (gong/palu), bendera negara/lembaga, papan nama, alat tulis dan meja penandatanganan. 5. REFERENSI 5.1. Undang-Undang 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan. 5.2. Peraturan Pemerintah 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat. 5.3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 35 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Administrasi Pemerintahan. 5.4. Peraturan Kepala BATAN 12 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan dan Pengendalian Standar Operasional Prosedur. 5.5. Peraturan Kepala BATAN 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Tenaga Nuklir Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala BATAN 16 Tahun 2014. 5.6. Peraturan Kepala BATAN 6 Tahun 2015 tentang Pedoman Kearsipan dan Kode Klasifikasi.

Halaman : 6 dari 14 5.7. Peraturan Kepala BATAN 7 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas. 6. SOP Diagram alir SOP Penyelenggaraan Acara Resmi dan Upacara Bendera dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Halaman : 7 dari 14 Dasar Hukum: 1. Undang-Undang 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan 2. Peraturan Pemerintah 62 Tahun 1990 tentang Ketentuan Keprotokolan Mengenai Tata Tempat Kualifikasi Pelaksana: Memahami Keprotokolan Memahami Kehumasan Keterkaitan: Peringatan: Penyelenggaraan suatu acara/upacara secara protokoler harus atas dasar kerapihan, kelancaran, ketertiban dan kesopanan. Peralatan dan Perlengkapan: Kelengkapan dan Perlengkapan keprotokolan Kelengkapan dan Perlengkapan upacara Pencatatan dan Pendataan: 1. Undangan 2. Daftar hadir/buku Tamu 3. Susunan Acara 4. Jadwal Upacara Bendera 5. Jadwal Acara Pejabat BATAN

Halaman : 8 dari 14 6.1. RESMI Pelaksana Mutu Baku NO PROSES Ka. Unit Kerja Ka. BU Ka. BHHK Kabag. TU dan Protokol Kabag. Humas Kelengkapan Waktu Output Keterangan 6.1.1. Menginformasikan adanya acara yang akan diselenggarakan di BATAN Jadwal 1 hari Nota Dinas Pemberitahuan paling lambat 5 hari sebelum pelaksanaan 6.1.2. Menjadwalkan acara Pejabat BATAN Berkoordinasi untuk penyelenggaraan acara 6.1.3. Menyiapkan tempat dan keperluan penyelenggaraan acara 6.1.4. Menyiapkan petugas protokol Melaporkan kesiapannya Nota Dinas 1 hari Hasil koordinasi Jadwal acara Ka. BATAN Hasil koordinasi 1 hari Tempat dan waktu penyelenggaraan Substansi acara Susunan acara Akomodasi Hasil koordinasi 1 hari Daftar petugas protokol Lingkup peliputan yang melibatkan reporter internal dan/atau eksternal BATAN 6.1.5. Menyiapkan petugas humas untuk pendokumentasian dan peliputan Menyiapkan bahan sambutan pimpinan Melaporkan kesiapannya Hasil koordinasi 1 hari Daftar petugas peliputan

Halaman : 9 dari 14 Pelaksana Mutu Baku NO PROSES Ka. Unit Kerja Ka. BU Ka. BHHK Kabag. TU dan Protokol Kabag. Humas Kelengkapan Waktu Output Keterangan 6.1.6. Menginformasikan petugas peliputan Memastikan kesiapan bahan/dokumen yang diperlukan Daftar petugas peliputan 1 hari Daftar petugas peliputan Bahan/dokumen yang diperlukan Bahan/dokumen yang diperlukan antara lain naskah MoU/Perjanjian Kerja Sama, Profil Lembaga, Plakat, dll 6.1.7. Menginformasikan Petugas Protokol Memastikan perlengkapan keprotokolan Memastikan daftar nama dan jabatan VIP yang akan disebut dalam sambutan Menentukan pakaian yang Daftar petugas protokol 1 hari Daftar petugas protokol Perlengkapan keprotokolan Daftar nama dan jabatan VIP Kesiapan naskah antara lain: SK Penetapan Pejabat dari BSDMO Naskah Pelantikan Berita Acara Pelantikan SK Penetapan Pejabat yang dibacakan Naskah Sambutan digunakan (dress code) 6.1.8. Menyelenggarakan acara Daftar petugas peliputan Bahan/dokumen yang diperlukan Daftar petugas protokol Perlengkapan keprotokolan - Dokumentasi acara

Halaman : 10 dari 14 6.2. SOP UPACARA BENDERA Pelaksana Mutu Baku NO PROSES Ka. BU Sestama Ka. Unit Kerja Penyelen ggara Pejabat dan Petugas Upacara Ka. BHHK Kelengkapan Waktu Output Keterangan 6.2.1. Menyusun : Jadwal Upacara Bendera (n tahun) Pejabat Upacara Petugas Upacara Jadwal upacara bendera dari pemerintah pusat 1 hari Jadwal Upacara Bendera (n tahun) Pejabat Upacara Petugas Upacara 6.2.2. Menyetujui susunan jadwal, pejabat, dan petugas upacara bendera tidak Ya Jadwal Upacara Bendera (n tahun) Pejabat Upacara Petugas Upacara 1 hari Nota Dinas 6.2.3. Mendistribusikan Nota Dinas Sekretaris Utama tentang jadwal Upacara susunan pejabat dan petugas upacara kepada seluruh Unit Kerja, pejabat dan petugas upacara bendera Nota Dinas 1 hari Nota Dinas

Halaman : 11 dari 14 Pelaksana Mutu Baku NO PROSES Ka. BU Sestama Ka. Unit Kerja Penyelen ggara Pejabat dan Petugas Upacara Ka. BHHK Kelengkapan Waktu Output Keterangan 6.2.4. Melakukan koordinasi dengan Unit Kerja terkait, pejabat dan petugas Nota dinas 1 hari Hasil koordinasi Dalam hal pejabat dan petugas upacara yang ditugaskan berhalangan, Ka. Unit Kerja menunjuk petugas upacara pengganti 6.2.5. Memberitahukan tentang pelaksanaan gladi resik Hasil koordinasi 1 hari Nota dinas 6.2.6. Melakukan gladi resik Nota dinas 1 hari Kelengkapan dan perlengkapan Dilaksanakan paling lambat 1 hari sebelum pelaksanaan upacara 6.2.7. Memastikan kesiapan kelengkapan dan perlengkapan Melakukan koordinasi dengan BHHK untuk peliputan Kelengkapan dan perlengkapan 1 hari Check list kelengkapan dan perlengkapan Nota dinas 6.2.8. Menyiapkan petugas peliputan Nota dinas 1 hari Nama petugas peliputan 6.2.9. Menyelenggarakan upacara bendera Kelengkapan dan perlengkapan 1 hari Kelengkapan dan perlengkapan

Halaman : 12 dari 14 7. LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 : Ketentuan Dress Code : Ketentuan Pelaksanaan Acara Resmi Dan Upacara Bendera

Halaman : 13 dari 14 Lampiran 1 KETENTUAN DRESS CODE 1. Upacara bendera: - Seragam Korpri - Bawahan warna biru - Peci hitam untuk pegawai laki-laki 2. Pelantikan: - Pakaian Sipil Lengkap/Kebaya, jas dan/atau batik lengan panjang dan peci hitam untuk pejabat yang dilantik - Batik lengan panjang untuk undangan - Batik lengan panjang dan peci hitam untuk pembina dan saksi 3. Penandatanganan Kerja Sama: - Pakaian Sipil Lengkap - Batik lengan panjang 4. Seminar/Lokakarya/Workshop/Orasi: - Pakaian Sipil Lengkap/Kebaya (untuk orasi) - Batik lengan panjang 5. Audiensi: - Pakaian Sipil Lengkap - Pakaian Sipil Resmi - Batik lengan panjang

Halaman : 14 dari 14 Lampiran 2 KETENTUAN PELAKSANAAN ACARA 1. Penyelenggaraan Upacara Bendera a. Pembina upacara eselon I (Pejabat Tinggi Utama/Madya) maka pemimpin upacara eselon II (Pejabat Tinggi Pratama). b. Pelaksana harian eselon II menempati barisan eselon II. c. Pembaca naskah upacara pejabat eselon III (Administrator) atau eselon IV (Pengawas). d. Petugas upacara bendera memperingati HUT RI: Pembaca naskah upacara pejabat eselon I atau eselon II; Pemimpin upacara pejabat eselon I; Pemimpin barisan pejabat eselon II. e. Upacara yang diselenggarakan di daerah mengikuti kebijakan Pemerintah Daerah setempat. 2. Pelantikan Pejabat a. Dalam hal pejabat yang dilantik adalah pejabat eselon I maka pembina upacara adalah Kepala BATAN dan saksi pejabat eselon I dari LPNK Kementerian Ristekdikti. b. Dalam hal pejabat yang dilantik adalah pejabat eselon II maka pembina upacara adalah Kepala BATAN dan saksi pejabat eselon I. c. Dalam hal pejabat yang dilantik adalah pejabat eselon III/IV maka pembina upacara adalah pejabat eselon I dan saksi pejabat eselon I/II. d. Petugas Rohaniwan disesuaikan dengan wilayah setempat. e. Dalam hal pejabat yang dilantik adalah pejabat eselon I/II maka pejabat yang dilantik dan undangan didampingi oleh istri/suami.