PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
3

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PAIR CHECKS UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI METODE MIND MAPPING

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

SKRIPSI. Oleh SITI CHOLIFAH K

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEGIATAN JUAL BELI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAK (VISUAL, AUDITORY, KINESTHETIC)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIETY (SETS)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI

PENGGUNAAN MEDIA NERACA BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI PERKALIAN DAN PEMBAGIAN

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA-LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL DRILLING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

Uni Harnika 1), Chumdari 2), Hasan Mahfud 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Selamet Riyadi 449 Surakarta 1)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MELALUI REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, DAN INTELEKTUAL (SAVI) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT SIFAT CAHAYA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFE) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MODEL KOOPERATIF METODE TALKING STICK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP UANG PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI QAR (QUESTION ANSWER RELATIONSHIPS)

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PECAHAN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERUBAHAN LINGKUNGAN FISIK DAN PENGARUHNYA TERHADAP DARATAN MELALUI METODE GUIDED NOTE TAKING (GNT) BERBASIS MULTIMEDIA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PROSES PEMBENTUKAN TANAH M ELALUI MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL LEARNING CYCLE (PEMBELAJARAN BERSIKLUS) PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MASALAH SOSIAL MELALUI STRATEGI LEARNING CELL

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY, AND SOCIATY (SETS)

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERHITUNG BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN HIPOTESIS MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE

SKRIPSI. Oleh: EVY NURYANI K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE GUIDED NOTE TAKING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISTEM PEMERINTAHAN TINGKAT PUSAT MELALUI MODEL ACCELERATED LEARNING

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERISTIWA ALAM

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENGGUNAAN MODEL REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PECAHAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA DENGAN MODEL INKUIRI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN HASIL PERCOBAAN TENTANG GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP ENERGI PANAS DAN BUNYI MENGGUNAKAN MODUL BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PERKALIAN DENGAN METODE KUMON PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

Transkripsi:

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR Rizka Fitri Nugraheni 1), Hasan Mahfud 2), M Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jalan Slamet Riyadi No 449 Surakarta e-mail: 1) rizkafn369@gmail.com 2) hasan@fkip.uns.ac.id 3) ismail@fkip.uns.ac.id Abstract: The purpose of this research is to improve the comprehension concept of central goverment institutions by using Scramble model at fourth grade students of Soropadan State Primary School in the academic year of 2016/2017. The type of this research is a Classroom Action Research (CAR) conducted of 2 cycles. Each cycle conducted of 2 meetings and 4 steps. The steps are planning, implementation, observation, and reflection. Subject of this research were teacher and fourth grade students of Soropadan State Primary School in the academic year 2016/2017 which conducted of 34 students consist of 15 male stundents and 19 female students. The technique in collecting data were test, interview, observation, and documentations. Data validity technique was tested by content validity. The data analysis used interactive analysis model, which consists of data collection, data reduction, data display, and conclusions. The average score before action (pre-cycle) is 58,3 with only 7 students or 20,59% of 34 students who reached minimum completeness criteria ( 70). In cycle I the average score increase become 71, students who reached minimum completeness criteria were 21 or 61,76% students. In cycle II the average score increase become 79,29 and students who reached minimum completeness criteria were 31 students or 91,18%. Based on the result of the analysis, a conclusion was drawn that using Scramble model can improve the comprehension concept of central goverment institutions at fourth grade students of Soropadan State Primary School in the academic year of 2016/2017. Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pusat menggunakan model Scramble pada peserta didik kelas IV SD N Soropadan tahun ajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan empat tahapan. Tahapan-tahapan tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV SD N Soropadan tahun ajaran 2016/2017 sejumlah 34 peserta didik yang terdiri dari 15 laki-laki dan 19 perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik uji validitas data menggunakan validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis data interaktif yang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Nilai rata-rata sebelum tindakan (prasiklus) adalah 58,3, dengan hanya 7 siswa atau 20,59% dari 34 siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM 70). Pada siklus I nilai rata-rata meningkat menjadi 71, siswa yang mencapai KKM sebanyak 21 atau 61,76% siswa. Pada siklus II nilai rata-rata meningkat menjadi 79,29 dan siswa yang mencapai KKM sebanyak 31 siswa atau 91,18%. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Scramble dapat meningkatkan pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat pada peserta didik kelas IV SD N Soropadan tahun ajaran 2016/2017. Kata Kunci: Pemahaman Konsep, Lembaga Pemerintahan Pusat, Model Scramble. 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS Pendidikan Kewarganegaraan merupakan kajian ilmu kenegaraan yang didalamnya memuat unsur partisipasi rakyat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, rakyat akan memiliki pengetahuan dan mampu menerapkannya sebagai bentuk pertanggungjawaban menjadi warga negara yang baik. Berkaitan dengan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah dasar, Wuryandani & Fathurrohman (2012: 9) mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat tumbuh menjadi warga negara yang baik (good citizen). Senada dengan Branson (Winarno, 2013: 19) yang mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dan sejalan dengan tiga kompetensi warga negara, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara, membina tanggung jawab warga negara, dan mendorong partisipasi warga negara. Selain itu juga ada tiga komponen pendidikan kewarganegaraan yang baik, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan karakter kewarganegara- 2), 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

an. Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah dasar, diharapkan dapat menanamkan sikap cinta tanah air yang berkarakter kewarganegaraan serta membina tanggung jawabnya sebagai warga negara yang cerdas. Salah satu konsep dasar Pendidikan Kewarganegaraan yang dipelajari di sekolah dasar adalah konsep lembaga pemerintahan pusat sesuai Standar Kompetensi nomor 3 dan Kompetensi Dasar nomor 3.1 yang terdapat pada silabus KTSP kelas IV semester II. Standar kompetensi nomor 3 yaitu mengenal sistem pemerintahan tingkat pusat. Standar kompetensi ini terbagi dalam 2 (dua) kompetensi dasar yaitu: 3.1 mengenal lembaga-lembaga negara dalam susunan pemerintahan tingkat pusat, seperti MPR, DPR, Presiden, MA, MK, BPK, dan lain-lain dan 3.2 menyebutkan organisasi pemerintahan tingkat pusat, seperti presiden, wakil presiden, dan para menteri. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 26 November 2016 dan observasi pada tanggal 28 November 2016 dengan guru kelas IV SD N Soropadan, diperoleh informasi antara lain. (1) peserta didik sulit memahami materi dan banyak hafalan (2) materi disajikan secara luas dengan alokasi waktu hanya dua jam pelajaran atau 2 x 35 menit saja tiap minggunya (3) partisipasi siswa selama pembelajaran kurang (4) pembelajaran yang dilaksanakan masih berpusat pada guru dan pemanfaatan media yang masih sederhana. Berdasarkan hasil pretest yang dilaksanakan pada tanggal 11 Maret 2017 diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 20,59% atau hanya 7 dari 34 peserta didik yang tuntas, sedangkan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 27 atau 79,41%. Hasil tersebut menunjukkan sebagian besar peserta didik mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70. Permasalahan tersebut harus segera diperbaiki dengan cara mengunakan model pembelajaran yang bersifat inovatif sehingga dapat membangkitkan antusias peserta didik serta meningkatkan kemampuan guru. Hasil diskusi yang telah dilakukan dengan guru menetapkan salah satu alternatif tindakan untuk meningkatkan pusat yakni dengan penggunaan model Scramble. Scramble merupakan model yang dapat digunakan dalam pembelajaran yang mengajak siswa menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan. Kunci menyelesaikan permasalahan Scramble adalah kecepatan dan ketelitian menyusun jawaban yang susunan kata atau kalimatnya masih acak (Shoimin, 2016: 166). Senada dengan Taylor (Huda 2014: 303) yang menyatakan bahwa Scramble dapat meningkatkan konsentrasi dan kecepatan berpikir peserta didik yang mengharuskan menggabungkan otak kanan dan otak kiri. Scramble dalam pembelajaran berupa lembar kerja siswa dengan sistematika berikut (1) guru menyajikan materi sesuai topik (2) guru membagikan lembar kerja berupa soal yang telah disediakan jawaban di samping soal; (3) jawaban dalam lembar kerja masih berupa susunan huruf maupun kata yang acak; (4) ketika peserta didik mengerjakan soal, guru memberi durasi waktu tertentu; (5) apabila waktu habis maka pekerjaan dihentikan dan dikoreksi bersama; (6) apresiasi. Berdasarkan pernyataan di atas, model Scramble dapat dipilih untuk diterapkan pada pembelajaran dalam upaya menyelesaikan masalah yang ditemui di SD N Soropadan. Melalui penggunaan model tersebut diharapkan kesulitan peserta didik dalam memahami materi dapat diatasi. Selain itu, partisipasi siswa dan proses pembelajaran juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, nilai siswa dan kinerja guru. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD N Soropadan yang beralamat di Jalan Srikoyo No 08 Karangasem, Laweyan, Surakarta. Penelitian ini berlangsung selama delapan bulan dari November 2016 sampai Juni 2017. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas IV yang berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Data dalam penelitian ini yaitu: 1) nilai evaluasi pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat; 2) hasil wawancara guru dan siswa kelas IV tentang penggunaan model Scramble dalam pembelajaran pemahaman

konsep konsep lembaga pemerintahan pusat; dan 3) hasil observasi guru serta siswa kelas IV tentang penggunaan model Scramble dalam pembelajaran pemahaman konsep lembaga perintahan pusat. Sumber data dalam penelitian ini yaitu guru dan siswa kelas IV SD N Soropadan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, tes dan dokumentasi. Uji validitas data yang digunakan adalah validitas isi. Teknik analisis data yang digunakan terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila sebanyak 85% atau 29 dari 34 peserta didik tuntas KKM yang sudah ditetapkan yaitu 70. HASIL Berdasarkan hasil tes, observasi dan wawancara dengan guru dan siswa kelas IV SD N Soropadan, pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat masih rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1 berikut. Tabel 1. Nilai Pretest Pemahaman Konsep Interval (fi) (xi) Persentase (%) 30-38 2 34 5,88 39-47 5 43 14,71 48-56 8 52 23,53 57-65 12 61 35,29 66-74 0 70 0 75-83 7 79 20,59 Jumlah 34 339 100 Nilai Rata-rata kelas = 58,3 Ketuntasan Klasikal = 20,59% Ketidaktuntasan Klasikal = 79,41% Nilai Tertinggi = 80 Nilai Terendah = 30 Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas IV SD N Soropadan belum mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70. Dari 34 siswa hanya 7 atau 20,59% siswa yang nilainya mencapai KKM dan 27 atau 79,41% siswa belum mencapai KKM. Pada pratindakan nilai tertinggi 80, nilai terendah 30 dengan rata-rata kelas yang diperoleh adalah 58,3. Pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat kelas IV SD N Soropadan yang masih rendah disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan berpusat pada guru dan kurang melibatkan partisipasi siswa. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran dan cakupan materi yang cukup luas dengan alokasi waktu yang kurang sehingga membuat peserta didik kesulitan dalam memahami konsep lembaga pemerintahan pusat. Untuk memperbaiki dan meningkatkan pemahaman konsep siswa terhadap lembaga pemerintahan pusat, maka dilaksanakan siklus I dengan menggunakan model Scramble. Melalui model Scramble pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat siswa kelas IV SD N Soropadan diharapkan dapat meningkat. Hasil tindakan pada siklus I dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Nilai Pemahaman Konsep Siklus I Interval (fi) (xi) Persentase (%) 56 61 5 59 14,71 52 67 8 65 23,53 68 73 8 71 23,53 74 79 8 77 23,53 80 85 3 83 8,82 86 91 2 89 5,88 Jumlah 34 444 100 Nilai Rata-rata kelas = 71 Ketuntasan Klasikal = 61,76% Ketidaktuntasan Klasikal = 38,24% Nilai Tertinggi = 87 Nilai Terendah = 57 Data pada Tabel 2 menunjukkan adanya peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap lembaga pemerintahan pusat kelas IV SD N Soropadan. Dari 34 siswa 21 atau 81,76% mencapai KKM dan 13 atau 38,24% siswa belum mencapai KKM. Pada siklus I nilai tertinggi 87, nilai terendah 57 dan ratarata kelas yang diperoleh adalah 71. Peningkatan pada siklus I belum mencapai target ketuntasan yaitu 85%. Indikator kinerja/target yang belum tercapai disebabkan karena adanya kekurangan dalam proses pembelajaran yakni pada penerapan jenis model Scramble serta kinerja guru dan aktivitas peserta didik. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Adapun hasil tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Nilai Pemahaman Konsep Siklus II Interval (fi) (xi) fi.xi Persentase (%) 59 65 2 62 124 5,88 66 72 13 69 897 38,24 73 79 4 76 304 11,76 80 86 6 83 498 17,65 87 93 7 90 630 20,59 94 100 2 97 194 5,88 Jumlah 34 477 2647 100 Nilai Rata-rata Kelas = 79,29 Ketuntasan Klasikal = 91,18% Ketidaktuntasan Klasikal = 8,82% Nilai Tertinggi = 97 Nilai Terendah = 62 Data pada Tabel 3 menunjukkan peningkatan pemahaman konsep siswa terhadap lembaga pemerintahan pusat sudah mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Dari 34 siswa, 31 atau 91,18% siswa telah mencapai KKM dengan 3 atau 8,82% siswa yang belum mencapai KKM. Pada siklus II nilai tertinggi 97, nilai terendah 62 dengan rata-rata kelas yang diperoleh adalah 79,29. Hasil tersebut telah melebihi target indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu persentase ketuntasan 85%. Dengan ketercapaian tersebut, maka peneliti mencukupkan penelitian tindakan kelas ini pada siklus II. PEMBAHASAN Berdasarkan data yang disajikan dalam deskripsi pratindakan, pelaksanaan tindakan pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan Scramble dapat meningkatkan pusat pada peserta didik kelas IV SD N Soropadan tahun ajaran 2016/2017. Penggunaan model Scramble dalam penelitian ini dapat membuat peserta didik lebih antusias dan tertib dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga tidak sungkan untuk berpartisipasi pada diskusi kelas baik dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan guru. Model Scramble mempermudah peserta didik dalam memahami konsep lembaga pemerintahan pusat. Pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat pada peserta didik kelas IV SD N Soropadan meningkat terbukti dari hasil observasi dan analisis data kinerja guru serta aktivitas peserta didik dalam penggunaan model Scramble. Peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa terjadi karena adanya perbaikan yang dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Peningkatan kinerja guru dan aktivitas peserta didik tersebut mempengaruhi nilai pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat pada peserta didik kelas IV SD N Soropadan. Peningkatan pusat dapat dilihat dari nilai ratarata pada pratindakan sebesar 58,3, siklus I sebesar 71, dan siklus II sebesar 79,29. Tingkat ketuntasan belajar peserta didik pada pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat pada pratindakan sebanyak 7 peserta didik (20,59%), siklus I sebanyak 21 peserta didik (61,76%), dan pada siklus II sebanyak 31 peserta didik (91,18%). Berdasarkan hal-hal yang diperoleh selama tindakan saat pembelajaran terdapat kecocokan dengan teori yang diungkapkan oleh Huda (2014: 303) bahwa Scramble memiliki kelebihan antara lain: (1) melatih peserta didik untuk berpikir cepat dan tepat; (2) mendorong peserta didik untuk belajar mengerjakan soal dengan jawaban yang acak; dan (3) melatih kedisiplinan peserta didik. Model Scramble terbukti dapat meningkatkan pusat pada siswa kelas IV. Siswa dapat menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan baik. Hal ini didukung oleh teori Shoimin (2014: 166) yang mengatakan bahwa melalui model Scramble siswa dapat menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada. Siswa terbantu dengan adanya model Scramble, dan nilai yang diperoleh khususnya dalam materi lembaga pemerintahan pusat juga meningkat dari pratindakan hingga akhir siklus II. Meskipun indikator kinerja sudah tercapai dengan baik, namun masih terdapat tiga peserta didik yang belum dapat mencapai KKM ( 70). Ketiga peserta didik tersebut memiliki masalah dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan, mereka cenderung pendiam dan kurang teliti dalam mengerjakan soal maupun mempelajari materi. Tindakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan guru memberikan bimbingan dan perhatian khusus ketika proses pembel-

ajaran berlangsung serta memberikan motivasi supaya peserta didik tersebut selalu bersemangat dalam belajar SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada peserta didik kelas IV SD N Soropadan tahun ajaran 2016/2017 dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan khususnya materi lembaga pemerintahan pusat yang dimulai dari prasiklus, siklus I, hingga siklus II dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Scramble dapat meningkatkan pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat. Hasil peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya jumlah peserta didik yang dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu 70. Pada uji prasiklus, diperoleh hasil peserta didik yang mendapat nilai di atas KKM sejumlah tujuh peserta didik dengan persentase ketuntasan 20,59%, rata-rata kelas pada pratindakan yaitu 58,3. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I, jumlah peserta didik yang memenuhi KKM meningkat menjadi 21 peserta didik dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 61,76%, dengan rata-rata kelas pada siklus I yaitu 71. Pada pelaksanaan siklus II, jumlah peserta didik yang memenuhi KKM meningkat menjadi 31 peserta didik dengan persentase klasikal sebesar 91,18%. Hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan nilai pemahaman konsep lembaga pemerintahan pusat dengan menggunakan model Scramble secara klasikal dari prasiklus hingga siklus II dan telah mencapai target ketuntasan belajar yang ditetapkan. DAFTAR PUSTAKA Huda, M. (2014). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Shoimin, A. (2016). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Winarno. (2014). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Wuryandani, W. & Fathurrohman. (2012). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ombak.