dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, terus melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan dari pembangunan, namun pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri, oleh sebab itu

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. nasionalnya memiliki satu tujuan yaitu memajukan kesejahteraan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tujuan pembangunan ekonomi secara makro adalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. antar daerah dan struktur perekonomian yang seimbang (Sukirno, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi pada hakekatnya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan 1. Kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang baik. Perencanaan berfungsi sebagai alat koordinasi antar lembaga pemerintahan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dikatakan baik apabila terjadi peningkatan pada laju pertumbuhan di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi didefinisikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melakukan upaya yang berfokus pada peran serta rakyat dengan

PENGARUH PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB), PENGANGGURAN DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN

I.PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang lebih ditekankan pada pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu yang dapat menjadi acuan dalam mengukur keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. (disparity) terjadi pada aspek pendapatan, spasial dan sektoral. Golongan kaya

BAB I PENDAHULUAN. perbedaaan kondisi demografi yang terdapat pada daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan sangat penting dilakukan untuk menyelesaikan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan penggunaan waktu (Boediono, 1999). pada intinya PDB merupakan nilai moneter dari seluruh produksi barang jadi

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduknya. Pembangunan dalam perspektif luas dapat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan oleh sejumlah negara miskin dan negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. (Adrimas,1993). Tujuannya untuk mencapai ekonomi yang cukup tinggi, menjaga

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah bertujuan dalam peningkatan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. selalu mengalami kenaikan dalam jumlah maupun kualitas barang dan jasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 1997). Salah satu indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkannya diperlukan syarat-syarat yang harus terpenuhi, laju pertumbuhan penduduknya. (Todaro, 2011)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah daerah itu sendiri maupun pemerintah pusat. Setiap Negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap, mental dan kelembagaan, ketimpangan, dan mengatasi kemiskinan (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang secara terus menerus tumbuh akan menimbulkan

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari pembangunan ekonomi adalah terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Seiring perkembangan zaman tentu kebutuhan manusia bertambah, oleh

BAB I PENDAHULUAN. Problema kemiskinan terus menjadi masalah besar sepanjang sejarah sebuah

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita, atau yang biasa disebut pertumbuhan ekonomi. Indikator

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah suatu negara yang mempunyai latar belakang perbedaan antar

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kependudukan dan pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari usaha-usaha pembangunan, selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

BAB I PENDAHULUAN. yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk sesuatu masyarakat

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

I. PENDAHULUAN. kondisi masyarakat yang lebih baik, yang ditunjukkan oleh kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Hubungan keduanya dijelaskan dalam Hukum Okun yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi daerah tidak lepas dari pembangunan. yang dimiliki oleh daerahnya. Pembangunan nasional dilakukan untuk

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEMPATAN KERJA DI SUMATERA BARAT ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengangguran merupakan masalah ketenagakerjaan yang sering dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses yang terintgrasi dan komprehensif

BAB I PENDAHULUAN. World Bank dalam Whisnu, 2004), salah satu sebab terjadinya kemiskinan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. masyarakat, dan institusi-institusi nasional, di samping tetap mengejar akselerasi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah masalah pengangguran (Sukirno,1985). Menurut Nanga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas seluruh sistem sosial seperti politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu bangsa. Industrialisasi dapat diartikan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara. dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi mengukur prestasi dari

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

I. PENDAHULUAN. pada hakekatnya pembangunan daerah merupakan bagian integral dari. serta kesejahteraan penduduk. Kesenjangan laju pertumbuhan ekonomi

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi banyak dilakukan di beberapa daerah dalam

BAB I PENDAHULUAN. utama dari usaha-usaha pembangunan ekonomi selain menciptakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses multidimensional

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

I. PENDAHULUAN. mendorong dan meningkatkan stabilitas, pemerataan, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. dampak diberlakukannya kebijakan otonomi daerah. Sistem otonomi daerah

I. PENDAHULUAN. Tolok ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah adalah pertumbuhan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejahtera dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan, dan tingkat pengangguran (Todaro, 2000:93). Maka dari itu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi. 1. perkembangan ekonomi dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. Kesempatan kerja merupakan salah satu indikator pembangunan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudut pandang ekonomi tradisional, pembangunan dapat diartikan sebagai upaya mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi, pembangunan yang berkelanjutan agar negara tersebut dapat memperbanyak output yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). Pertumbuhan ekonomi yang cepat yang tidak diimbangi dengan pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat dengan adanya wilayah yang maju dengan wilayah yang terbelakang atau kurang maju. Hal ini dikarenakan tidak memperhatikan apakah pertumbuhan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau perubahan struktur ekonomi. Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pembangunan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Nurhuda dan Muluk (2013). Ketimpangan pembanguan memiliki dampak yang positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari ketimpangan yaitu dapat mendorong wilayah lain yang kurang maju dan berkembang, untuk dapat bersaing dan meningkatkan pertumbuhannya guna meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan untuk dampak negatif dari ketimpangan yang tinggi antara lain adalah inefisiensi ekonomi, melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas, serta ketimpangan yang tinggi pada umumnya dipandang tidak adil atau tidak meratanya kesejahteraan masyarakat (Todaro, 2004). 1

2 Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari PDRB Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Tengah yang sangat berbeda. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Tengah berlomba-lomba untuk membangun daerahnya lebih baik, dengan harapan seluruh masyarakat di masing-masing daerah tersebut dapat memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran. Berdasarkan data laju pertumbuhan PDRB, pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah secara komulatif mencapai 5,29 persen lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional 5,51 persen. Namun pertumbuhan ekonomi tiap tahunya di provinsi Jawa Tengah mengalami perbedaan, pada tahun 2011 sebesar 5,30 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 5,34 persen pada tahun 2013 mengalami penurunan yakni sebesar 5,11 persen di tahun 2014 dan 2015 mengalami peningkatan sebesar 5,28 dan 5,44 persen. Tabel 1.1 memperlihatkan pertumbuhan ekonomi provinsi yang ada di Pulau Jawa berdasarkan dari presentase laju pertumbuhan PDRB atas harga konstan menurut Provinsi tahun 2011-2015.

3 Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Harga Konstan menurut provinsi di pulau jawa tahun 2011-2015 (persen) Pertumbuhan PDRB % PROVINSI 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata DKI Jakarta 6,73 6,53 6,07 5,91 5,88 6,22 Jawa tengah 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44 6,09 Jawa Barat 6,50 6,50 6,33 5,09 5,03 5,89 Jawa Tengah 5,30 5,34 5,11 5,28 5,44 5,29 Di Yogyakarta 5,21 5,37 5,47 5,16 4,94 5,23 Banten 7,03 6,83 6,67 5,47 5,37 6,27 Indonesia 6,17 6,03 5,56 5,02 4,79 5,51 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2011-2015 Tingkat laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah didukung oleh sektor-sektor usaha yang berkembang di daerah. Tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi tersebut tidak lepas dari perkembangan kinerja dan struktur perekonomian Jawa Tengah. ada sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan cukup besar dalam perekonomian Jawa Tengah dari tahun ke tahun dimiliki oleh sektor pertanian, industri, jasa dan perdagangan. Sektor pertanian dan industri cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sehingga kecenderungan ini akan berakibat pada semakin seriusnya persoalan rendahnya kesempatan kerja dan tingkat pengangguran.

4 Efek dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat yang telah di capai oleh masyarakat, karena mengganggur tentunya akan mengurangi pendapaptan mereka (Sukirno, 2004). Data pengangguran di provinsi jawa tengah pada tahun 2011 sebesar 7,07 persen, sedangkan pada tahun 2012 angka pengangguran di provinsi jawa tengah mengalami penurunan sebesar 5,61 persen, pada tahun 2013 angka pengangguran mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahu sebelumnya yakni 6,01 persen, untuk tahun 2014 angka pengangguran mengalami penurunan sebesar 5,08 persen, di tahun 2015 angka pengangguran mengalami penurunan yang cukup siknifikan sebesar 4,99 persen. Tabel 1.2 Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 TAHUN PERSEN 2011 7.07 2012 5.61 2013 6.01 2014 5.68 2015 4.99 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2011-2015 Tabel di atas menunjukan bahwa angka pengangguran di provinsi jawa tengah masih tidak stabil, dan apabila hal ini terus berlanjut akan berdampak negatif terhadap kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat mengurangi daya beli masyarakat dan juga mengurangi kualitas pembanguan manusia.

5 Harus ada upaya dalam penaggulangan pengangguran dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan agar masyarakat mendapatkan hidup yang layak. Berikut ini adalah data dari badan pusat statistik provinsi jawa tengah tahun 2011-2015 yang menunjukan pemetaan IPM di provinsi jawa tengah terhadap laju perkembangan IPM dari tahun 2011-2015. Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 TAHUN PERSEN 2011 66.64 2012 67.21 2013 68.02 2014 68.78 2015 69.49 Sumber : BPS Provinsi Jawa tengah 2011-2015 Tabel 1.3 di atas menunjukan bahwa indeks pembanguan manusia di provinsi jawa tengah secara umum mengalami peningkatan pada tahun 2011-2015 karena kualitas pembangunan manusia yang membaik dan potensi sumber daya manusia meningkat, walaupun tidak di dukung dengan penyerapan tenaga kerja yang optimal. Laju pertumbuhan IPM di provinsi jawa tengah sendiri terbilang tinggi dan perlu adanya peningkatan pembangunan manusia melalui beberapa program seperti kesehatan, pendidikan, angka harapan hidup.

6 Untuk bisa mencapai hal tersebut indeks pembangunan manusia (IPM) perlu memperhatikan faktor-faktor pendukung lainnya seperti kesempatan kerja,peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar dapat meningkatkan kualitas pembangunan manusia itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat sebuah judul penelitian Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Ketimpangan Pembangunan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 untuk mengetahui tingkat ketimpangan pembangunan antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah tahun 2011-2015? 2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan indeks pembangunan manusia terhadap ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah? C. Batasan Masalah Dalam pelaksanaan penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, maka perlu diberikan pembatasan masalah yang jelas yaitu wilayah penelitian di kabupaten/ kota di provinsi jawa tengah dan faktor fakor yang dimaksud adalah variabel pertumbuhan ekonomi,pengangguran,ipm dan ketimpangan pembangunan tahun 2011-2015.

7 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk megetahui ketimpangan pembangunan antar kabupaten/kota di provinsi jawa tengah tahun 2011-2015. 2. Untuk menganalisis apakah pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan indeks pembangunan manusia berpengaruh terhadap ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah. E. Kegunaan Penelitian Adapun penelitian ini di harapkan mampu memberi kontibusi terhadap 1. Ilmu Pengetahuan Secara umum diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu ekonomi khususnya ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu pengetahuan yakni dapat melengkapi kajian ketimpangan wilayah dengan mengungkap secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi, serta sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitan yang akan dilakukan selanjutnya. 2. Pemerintah Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah provinsi jawa tengah dalam mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan yang tepat tentang ketimpangan pembangunan yang terjadi di provinsi jawa tengah.