BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sudut pandang ekonomi tradisional, pembangunan dapat diartikan sebagai upaya mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi, pembangunan yang berkelanjutan agar negara tersebut dapat memperbanyak output yang lebih cepat dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk (Todaro, 2011). Pertumbuhan ekonomi yang cepat yang tidak diimbangi dengan pemerataan, akan terjadi Ketimpangan wilayah (regional disparity), terlihat dengan adanya wilayah yang maju dengan wilayah yang terbelakang atau kurang maju. Hal ini dikarenakan tidak memperhatikan apakah pertumbuhan tersebut lebih besar atau lebih kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau perubahan struktur ekonomi. Tolak ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pembangunan antar penduduk, antar daerah dan antar sektor. Nurhuda dan Muluk (2013). Ketimpangan pembanguan memiliki dampak yang positif maupun dampak negatif. Dampak positif dari ketimpangan yaitu dapat mendorong wilayah lain yang kurang maju dan berkembang, untuk dapat bersaing dan meningkatkan pertumbuhannya guna meningkatkan kesejahteraan. Sedangkan untuk dampak negatif dari ketimpangan yang tinggi antara lain adalah inefisiensi ekonomi, melemahkan stabilitas sosial dan solidaritas, serta ketimpangan yang tinggi pada umumnya dipandang tidak adil atau tidak meratanya kesejahteraan masyarakat (Todaro, 2004). 1
2 Provinsi Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari PDRB Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Tengah yang sangat berbeda. Sejak diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah di Indonesia, khususnya di Provinsi Jawa Tengah berlomba-lomba untuk membangun daerahnya lebih baik, dengan harapan seluruh masyarakat di masing-masing daerah tersebut dapat memperoleh kesejahteraan dan kemakmuran. Berdasarkan data laju pertumbuhan PDRB, pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah secara komulatif mencapai 5,29 persen lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional 5,51 persen. Namun pertumbuhan ekonomi tiap tahunya di provinsi Jawa Tengah mengalami perbedaan, pada tahun 2011 sebesar 5,30 persen dan mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 5,34 persen pada tahun 2013 mengalami penurunan yakni sebesar 5,11 persen di tahun 2014 dan 2015 mengalami peningkatan sebesar 5,28 dan 5,44 persen. Tabel 1.1 memperlihatkan pertumbuhan ekonomi provinsi yang ada di Pulau Jawa berdasarkan dari presentase laju pertumbuhan PDRB atas harga konstan menurut Provinsi tahun 2011-2015.
3 Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Harga Konstan menurut provinsi di pulau jawa tahun 2011-2015 (persen) Pertumbuhan PDRB % PROVINSI 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata DKI Jakarta 6,73 6,53 6,07 5,91 5,88 6,22 Jawa tengah 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44 6,09 Jawa Barat 6,50 6,50 6,33 5,09 5,03 5,89 Jawa Tengah 5,30 5,34 5,11 5,28 5,44 5,29 Di Yogyakarta 5,21 5,37 5,47 5,16 4,94 5,23 Banten 7,03 6,83 6,67 5,47 5,37 6,27 Indonesia 6,17 6,03 5,56 5,02 4,79 5,51 Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah 2011-2015 Tingkat laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah didukung oleh sektor-sektor usaha yang berkembang di daerah. Tingkat dan laju pertumbuhan ekonomi tersebut tidak lepas dari perkembangan kinerja dan struktur perekonomian Jawa Tengah. ada sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan cukup besar dalam perekonomian Jawa Tengah dari tahun ke tahun dimiliki oleh sektor pertanian, industri, jasa dan perdagangan. Sektor pertanian dan industri cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sehingga kecenderungan ini akan berakibat pada semakin seriusnya persoalan rendahnya kesempatan kerja dan tingkat pengangguran.
4 Efek dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat kesejahteraan masyarakat yang telah di capai oleh masyarakat, karena mengganggur tentunya akan mengurangi pendapaptan mereka (Sukirno, 2004). Data pengangguran di provinsi jawa tengah pada tahun 2011 sebesar 7,07 persen, sedangkan pada tahun 2012 angka pengangguran di provinsi jawa tengah mengalami penurunan sebesar 5,61 persen, pada tahun 2013 angka pengangguran mengalami peningkatan yang cukup tinggi dari tahu sebelumnya yakni 6,01 persen, untuk tahun 2014 angka pengangguran mengalami penurunan sebesar 5,08 persen, di tahun 2015 angka pengangguran mengalami penurunan yang cukup siknifikan sebesar 4,99 persen. Tabel 1.2 Pengangguran Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 TAHUN PERSEN 2011 7.07 2012 5.61 2013 6.01 2014 5.68 2015 4.99 Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah 2011-2015 Tabel di atas menunjukan bahwa angka pengangguran di provinsi jawa tengah masih tidak stabil, dan apabila hal ini terus berlanjut akan berdampak negatif terhadap kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat mengurangi daya beli masyarakat dan juga mengurangi kualitas pembanguan manusia.
5 Harus ada upaya dalam penaggulangan pengangguran dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan meningkatkan kualitas pendidikan dan keterampilan agar masyarakat mendapatkan hidup yang layak. Berikut ini adalah data dari badan pusat statistik provinsi jawa tengah tahun 2011-2015 yang menunjukan pemetaan IPM di provinsi jawa tengah terhadap laju perkembangan IPM dari tahun 2011-2015. Tabel 1.3 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 TAHUN PERSEN 2011 66.64 2012 67.21 2013 68.02 2014 68.78 2015 69.49 Sumber : BPS Provinsi Jawa tengah 2011-2015 Tabel 1.3 di atas menunjukan bahwa indeks pembanguan manusia di provinsi jawa tengah secara umum mengalami peningkatan pada tahun 2011-2015 karena kualitas pembangunan manusia yang membaik dan potensi sumber daya manusia meningkat, walaupun tidak di dukung dengan penyerapan tenaga kerja yang optimal. Laju pertumbuhan IPM di provinsi jawa tengah sendiri terbilang tinggi dan perlu adanya peningkatan pembangunan manusia melalui beberapa program seperti kesehatan, pendidikan, angka harapan hidup.
6 Untuk bisa mencapai hal tersebut indeks pembangunan manusia (IPM) perlu memperhatikan faktor-faktor pendukung lainnya seperti kesempatan kerja,peningkatan pendapatan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar dapat meningkatkan kualitas pembangunan manusia itu sendiri. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat sebuah judul penelitian Analisis Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran Dan Indeks Pembangunan Manusia Terhadap Ketimpangan Pembangunan Di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-2015 untuk mengetahui tingkat ketimpangan pembangunan antar kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah tahun 2011-2015? 2. Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan indeks pembangunan manusia terhadap ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah? C. Batasan Masalah Dalam pelaksanaan penelitian ini agar tidak menyimpang dari tujuan yang ditetapkan, maka perlu diberikan pembatasan masalah yang jelas yaitu wilayah penelitian di kabupaten/ kota di provinsi jawa tengah dan faktor fakor yang dimaksud adalah variabel pertumbuhan ekonomi,pengangguran,ipm dan ketimpangan pembangunan tahun 2011-2015.
7 D. Tujuan Penelitian Tujuan dari penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk megetahui ketimpangan pembangunan antar kabupaten/kota di provinsi jawa tengah tahun 2011-2015. 2. Untuk menganalisis apakah pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan indeks pembangunan manusia berpengaruh terhadap ketimpangan pembangunan antar Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa tengah. E. Kegunaan Penelitian Adapun penelitian ini di harapkan mampu memberi kontibusi terhadap 1. Ilmu Pengetahuan Secara umum diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah khasanah ilmu ekonomi khususnya ekonomi pembangunan. Manfaat khusus bagi ilmu pengetahuan yakni dapat melengkapi kajian ketimpangan wilayah dengan mengungkap secara empiris faktor-faktor yang mempengaruhi, serta sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitan yang akan dilakukan selanjutnya. 2. Pemerintah Sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah provinsi jawa tengah dalam mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan yang tepat tentang ketimpangan pembangunan yang terjadi di provinsi jawa tengah.