1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Ragam fenomena pembunuhan yang terjadi disekitar membuat resah. Terlebih kasus-kasus yang melibatkan pembunuhan tanpa sebab atau dikarenakan kehilangan akal sehat atau yang bisa disebut dengan gangguan kejiwaan. Gangguan jiwa adalah suatu ketidak beresan kesehatan dengan manifestasi-manifestasi psikologis atau perilaku terkait dengan penderitaan yang nyata dan kinerja yang buruk, dan disebabkan oleh gangguan biologis, sosial, psikologis, genetik, fisis, atau kimiawi. Namun sangat disayangkan jika masyarakat hanya melihat sebelah mata tanpa melihat sebab dan cara kita menyikapi para pengidap penyakit kejiwaan ini. Perubahan pola berfikir dan gejala kerusakan sel dophamim adalah penyebab manusia susah membedakan halusinasi dan kenyatan. Meski bukan penyebab utama kematian, gangguan jiwa merupakan penyebab utama disabilitas (ketidakmampuan, cacat) pada kelompok usia paling produktif yakni antara 15-44 tahun.dimana dampak sosialnya sangat serius berupa penolakan, pengucilan dan diskriminasi. Begitu pula dampak ekonomi yang ditimbulkan berupa hilangnya hari produktif untuk mencari nafkah bagi penderita maupun keluarga yang harus merawat serta tingginya biaya perawatan yang harus ditanggung keluarga maupun masyarakat. Oleh karena itu, memerlukan penanganan sedini mungkin agar gejala-gejala yang ditimbulkan tidak berkembang menjadi gangguan jiwa yang kronis. Menurut wawancara dengan dr. Suprihartini, Sp.KJ dari RSJD Amino Gondohutomo Semarang penderita gangguan jiwa, baik skizofrenia maupun psikosis sebenarnya masih dapat ditolong. Syaratnya
2 pengobatannya baik dan tidak terlambat. Kalau syarat itu dipenuhi 25% penderita skizofrenia bisa disembuhkan. Memang bukan berarti sembuh total, karena kepekaan untuk terganggu lagi pada penderita skizofrenia lebih besar daripada orang normal. Akan tetapi, gangguan psikosis yang disebabkan oleh kelainan anatomi otak sembuh total karena sebagian besar bersifat sementara. Gejala-gejala awal orang yang menderita psikosis sangat banyak wujudnya tidak menyangkut kondisi fisik, bisa berupa perasaan curiga, depresi, cemas, suasana perasaan yang mudah berubah, tegang, cepat tersinggung, atau marah tanpa alasan yang jelas. Bisa juga gangguan kognitif seperti timbul pikiran aneh, merasa mengambang, sulit konsentrasi atau menurunnya daya ingat. Gangguan pola tidur, perubahan nafsu makan, keluhan badan yang tidak jelas dasarnya, kehilangan tenaga atau dorongan kehendak antara lain gejala-gejala yang perlu diwaspadai. Bila gejala itu sudah diidentifikasi, salah satu titik penting untuk memulai pengobatan adalah keberanian keluarga untuk menerima kenyataan. Mereka juga harus menyadari bahwa gangguan jiwa itu memerlukan pengobatan sehingga tidak perlu dihubungkan kepercayaan yang macam-macam. Terapi bagi penderita gangguan jiwa bukan hanya pemberian obat dan rehabilitasi medik, namun diperlukan peran keluarga dan masyarakat dibutuhkan guna resosialisasi dan pencegahan kekambuhan. Penulis menyadari pentingnya memahami, mengenal, dan mendalami sebuah tema dibutuhkan observasi kepada fenomena yang terjadi. Untuk itu, penulis meyakini untuk membuat suatu karya yang memberikan informasi lebih dalam mengenai penyakit kejiwaan terutama dari segi cerita dan nilai moral yang terkandung didalamnya.untuk merealisasikan hal tersebut, penulis membuat sebuah karya berupa film pendekyang berjudul MONOLOGUE, dimanafilm ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT". Film anthology (omnibus) merupakan format yang tepat untuk menceritakan beberapa cerita ini karena film anthology adalah kumpulan
3 dari film pendek yang diikat dalam satu tema dan memiliki banyak sekali unsur-unsur cerita yang banyak disukai oleh masyarakat. Dan kumpulan film pendek masing-masing memiliki lima tahapan yakni, pemaparan, penggawatan, konflik, anti-klimak, penyelesaian yang tepat untuk menyampaikan pesan dan informasi dalam cerita ini. Objek dalam film pendek kali ini menampilkan tigacontoh dari cerita masyarakat yang mengidap penyakit gangguan kejiwaan. Dengan demikian, judul dari proposal yang mewakili karya penulis adalah "Penyutradaraan Dalam Film Omnibus LUKA TRIPLE THREAT ". Dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT" yang kedepannya diharapkan mampu memberikan pandangan dan sisi lain masyarakat mengenai gangguan kejiwaan seseorang. 1.2 PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana memperlihatkan alur cerita dengan tema gangguan kejiwaan yang tertuang dalam film pendek dengan judul MONOLOGUE, dalam anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT". 2. Bagaimana cara menjadi sutradara dalam memproduksi film pendek dengan judul MONOLOGUE, dalam film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT". 1.3 TUJUAN PEMBUATAN PROYEK AKHIR 1. Memperlihatkan alur cerita dengan tema gangguan kejiwaan yang tertuang dalam film pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT".
4 2. Mengarahkan produksi film di lapangan (sutradara) dengan baik sehingga dapat menjadi panduan dalam pembuatanfilm pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT". 1.4 BATASAN MASALAH Pada pembuatan film pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT", penulis membatasi lingkup tema yang dipilih untuk memfokuskan arah film ini, yaitu sebagai berikut : 1. Gangguan kejiwaan dengan harapan audience bisa memberikan pandangan dan sisi lain mengenai gangguan kejiwaan seseorang. Sehingga mereka bisa turut menerima atau membantu dalam proses penyembuhan seseorang yang terkena gangguan kejiwaan. 2. Penulis menitik beratkan tanggung jawab selaku Sutradara dalam produksi film pendek ini sebagai kompetensi pilihan yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini sesuai, karena untuk menghasilkan sebuah karya film yang baik dibutuhkan pengarahan kedetailan dalam penggalian materi. 1.5 MANFAAT PENCIPTAAN Dari karya produksi film pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT" ini, dikemukakan terdapat beberapa manfaat yang dapat diambil, diantaranya sebagai berikut : 1.5.1 Manfaat Akademis
5 1. Menambah referensi bagi mahasiswa yang ingin mencari informasi tentang film pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT". 2. Mengimplementasikan hasil karya suatu format program sebagai salah satu keilmuan dalam dunia penyiaran, khususnya televisi atau media audio visual lainnya. 3. Menerapkan ilmu-ilmu sinematografi, perfilman, dan artistik televisi dalam sebuah format film. 4. Dapat menghasilkan lulusan ahli madya penyiaran yang kompeten dalam bidang sinematografi khususnya televisi atau media audio visual lainnya. 1.5.2 Manfaat Praktis 1. Menambah pengetahuan tentang media perfilman yang ada di Indonesia dengan format film yang berbeda dari film pendek lainnya yang berbentuk elektronik, serta untuk terus mengembangkan karya film yang telah ada menjadi karya film yang lebih maju dan lebih modern lagi. 2. Menghasilkan sebuah tayangan film pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT" mengangkat tema tentang gangguan kejiwaan. 3. Memberikan pengetahuan dan peningkatan kompetensi sebagai sutradara dalam sebuah karya yang berbentuk film pendek anthology. 1.5.3 Manfaat Sosial 1. Menambah pengetahuan bagi khalayak yang akan melakukan kunjungan di rumah binaan kejiwaan agar
6 mampu memilih karakter tayangan yang sesuai dengan kebutuhan baik informasi, hiburan, ataupun edukasi. 2. Mengungkap suatu tema sosial dengan topik tentang gangguan kejiwaan yang ada di masyarakat. 3. Memberikan informasi bagi masyarakat agar mengenal jenis gangguan kejiwaan yang merupakan bagian dari kekurangan seseorang. 1.5.4 Metode Pemilihan Data Dalam penulisan proposal ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut : 1) Interview Dalam metode interview ini penulis melakukan interview langsung dengan beberapa narasumber yang pernah melakukan melakukan kunjungan di rumah binaan kejiwaan. Kemudian penulis juga melakukan interview kepada orang-orang yang mengidap gangguan kejiwaan serta mereka yang turut serta merehabilitasi. 2) Study Pustaka Mendapatkan bahan-bahan dari membaca buku dari perpustakaan, maupun bangku perkuliahan, mencari informasi didunia maya serta referensi beberapa jurnal, data atau wacana. 3) Observasi Dalam metode obsevasi ini dilakukan interaksi secara langsung dengan mengunjungi salah satu rumah sakit jiwa yang ada di kota Semarang. 1.5.5 Pemilihan Narasumber
7 Memilih narasumber yang mendukung produksi film pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT" adalah dengan melakukan komunikasi terhadap pihak terkait seperti dokter, psikolog, dan pasien mengenai penyakit kejiwaan untuk memperoleh informasi agar lebih akurat. 1.5.6 Pemilihan Lokasi Dalam pembuatan film pendek dengan judul MONOLOGUE, dimana film ini menjadi salah satu judul film anthology yang berjudul LUKA "TRIPLE THREAT" berlokasi di daerah kota Semarang. Alasannya, selain jarak yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal, juga dapat menghemat biaya. Tiga sutradara harus benar-benar menentukan lokasi dengan warna film mereka, penulis sebagai produser segera memastikan bahwa lokasi yang dipilih sutradara dapat dipakai sehingga pada saat produksi tidak lama-lama untuk mengurus soal perijinan lokasi.