BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru. Penyebaran penyakit TB bersumber dari orang ke orang melalui udara, ketika orang dengan TB paru batuk, bersin atau meludah sehingga mendorong kuman TB ke udara bebas. Seseorang dapat terinfeksi penyakit TB hanya dengan menghirup kuman TB masuk ke dalam paru-paru (CDC: Basic TB Facts, 2012). Badan Kesehatan Dunia (WHO) dalam Global Tuberculosis Report 2015 melaporkan terdapat 9,6 juta kasus TB baru di tahun 2014 yang terdiri dari 5,4 juta laki-laki, 3,2 juta perempuan dan 1 juta anak. Sejak tahun 1990, selama lebih dari 20 tahun WHO terus meningkatkan pengawasan dan metode pelaporan peningkatan penyakit TB secara global. Kemajuan dalam memperluas akses terhadap diagnosis dan pengobatan TB yang efektif menghasilkan sekitar 43 juta jiwa diselamatkan sejak tahun 2000 (WHO: Global Tuberculosis Report, 2015). Target TB global yang diatur dalam konteks Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs) adalah strategi Stop TB yang berakhir di tahun 2015 dan menuju era Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) menjadi strategi End TB. Namun TB tetap menjadi salah satu ancaman kesehatan terbesar didunia. Pada tahun 2014, terdapat 1,5 juta kematian terkait TB terdiri dari 890.000 laki-laki, 480.000 perempuan dan 140.000 anak-anak. Penelitian tentang TB pediatri menunjukkan adanya peningkatkan sebesar dua kali lipat dari perkiraan pada tahun-tahun sebelumnya
2 dalam jumlah kasus TB baru diantara anak-anak. Hal tersebut menunjukkan penyebaran penyakit TB pada anak terus meningkat (WHO: Global Tuberculosis Report, 2015). Anak yang terinfeksi akan berdampak berkembang menjadi kasus infeksi laten TB yang di masa depan dapat terjadi reinfeksi (infeksi kembali) atau reaktivasi jika tidak diobati sampai tuntas, sehingga meningkatkan kejadian kasus baru TB paru dewasa (CDC: TB in Children, 2013). Infeksi TB pada anak perlu dilakukan penanganan dan pengobatan segera dan cepat, karena selain paru-paru, otak juga dapat terinfeksi bakteri TB sehingga menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang anak (Tbfacts: TB & Children, 2015). Sumber penularan yang paling berbahaya adalah penderita TB dewasa dan orang dewasa yang mengidap TB paru. Karena kasus seperti ini sangat infeksius dan dapat dengan cepat menularkan penyakit TB melalui batuk, bersin, dan ketika sedang melakukan percakapan. Semakin sering dan lama kontak makin besar pula kemungkinan terjadinya penularan. Sumber penularan bagi bayi dan anak yang disebut dengan kontak erat adalah orangtuanya, orang serumah atau orang yang sering berkunjung dan sering berinteraksi langsung (Kemenkes RI, 2013). Untuk menangani permasalahan TB anak telah diterbitkan berbagai panduan pencegahan TB anak tingkat global. TB pada anak saat ini merupakan salah satu komponen penting dalam pengendalian TB, dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi, salah satunyaadalah anak mengingat TB merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak dan bayi di Negara endemis TB termasuk Negara Indonesia yang menduduki peringkat keempat dengan beban kasus TB tertinggi (Kemenkes RI, 2013).
3 Indonesia memiliki proporsi kasus TB Anak di antara semua kasus TB yang ternotifikasi dalam program TB berada dalam batas normal yaitu 8-11%, tetapi apabila dilihat pada tingkat provinsi sampai fasilitas pelayanan kesehatan menunjukan variasi proporsi yang cukup lebar yaitu 1,8-15,9%. Provinsi Bali pada tahun 2013, memiliki proporsi kasus TB anak diantara seluruh pasien TB di Provinsi Bali mencapai 6,1%. Kota Denpasar merupakan salah satu kota dengan proporsi kasus TB anak tertinggi di Provinsi Bali. Proporsi kasus TB anak di Kota Denpasar sebesar 6,3% diantara seluruh kasus TB di Kota Denpasar (Dinas Kesehatan Kota Denpasar, 2015). Berdasarkan pemaparan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB pada Anak di Kota Denpasar. Dalam penelitian ini, tidak hanya diteliti mengenai faktor lingkungan, tetapi juga faktor-faktor yang diduga mempengaruhi kejadian TB pada anak misalnya dari faktor host (penjamu). Nantinya, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat, terutama orang tua anak bahwa perlu perhatian khusus terhadap kesehatan anak dan lingkungan hidup tumbuh kembang anak yang berisiko sebagai sumber penularan penyakit TB. Selain itu dapat digunakan untuk melihat/ menduga kejadian awal dari TB pada anak dan membantu mempercepat penentuan diagnosis oleh dokter sehingga tidak ada keterlambatan penanganan ataupun kesalahan diagnosis karena sudah diperkuat dengan melihat ada atau tidaknya faktor-faktor yang mempengaruhi TB pada anak.
4 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut apakah faktor lingkungan dan faktor host (penjamu) dapat mempengaruhi terjadinya Tuberkulosis pada anak di Kota Denpasar? 1.3 Pertanyaan Peneliti Apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya TB pada anak di Kota Denpasar? 1.4 Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Tuberkulosis pada anak di Kota Denpasar. 1.4.2 Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan ibu terhadap kejadian b. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pengetahuan ibu tentang penyakit TB terhadap kejadian c. Untuk mengetahui pengaruh sikap ibu tentang penyakit TB terhadap kejadian d. Untuk mengetahui pengaruh perilaku ibu terhadap penyakit TB dengan kejadian e. Untuk mengetahui pengaruh status gizi anak terhadap kejadian
5 f. Untuk mengetahui pengaruh status imunisasi BCG anak terhadap kejadian g. Untuk mengetahui pengaruh riwayat kontak dengan orang yang terinfeksi TB paru dewasa terhadap kejadian h. Untuk mengetahui pengaruh paparan asap rokok dalam rumah terhadap kejadian Tuberkulosis pada anak i. Untuk mengetahui pengaruh luas ventilasi rumah terhadap kejadian j. Untuk mengetahui pengaruh pencahayaan alami dalam rumah terhadap kejadian k. Untuk mengetahui pengaruh kelembaban udara dalam rumah terhadap kejadian l. Untuk mengetahui pengaruh kepadatan penghuni rumah terhadap kejadian 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dan pengembangan teori dibidang kesehatan mengenai bahan bacaan dan sumber informasi untuk mahasiswa tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian 1.5.2 Manfaat Praktis Masyarakat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Tuberkulosis pada anak di Kota Denpasar serta dapat menjadi masukan ke program
6 TB di Dinas Kesehatan atau Puskesmas dalam upaya pencegahan kontak serumah TB pada anak dan menjadi pencegahan awal pada tahap skrining penyakit TB pada anak. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah epidemiologi penyakit menular yang meliputi faktor yang mempengaruhi kejadian Tuberkulosis pada anak di Kota Denpasar