BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara dua benua (benua Asia dan benua Australia) dan dua samudera (samudra Pasifik dan samudera Hindia) serta wilayahnya dilewati oleh garis khatulistiwa. Berdasarkan data dari Departemen Dalam Negeri Republik Indonesia tahun 2004, jumlah pulau di Indonesia adalah 17.504 pulau. 7.870 diantaranya telah mempunyai nama, sedangkan 9.634 sisanya belum memiliki nama. 1 Karena keadaan geografis Indonesia tersebut, Indonesia memiliki keadaan alam yang sangat kaya. Indonesia memiliki kawasan terumbu karang terkaya di dunia dengan persentase lebih dari 18% terumbu karang dunia. Bahkan terumbu karang yang terletak di Taman Nasional Bunaken tujuh kali lebih bervariasi dibandingkan dengan terumbu karang yang terletak di Kepulauan Hawaii. 2 Letak geografis Indonesia yang terletak di lingkaran api pasifik (ring of fire) menyebabkan Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi dan 130 diantaranya termasuk gunung berapi aktif. Selain terumbu karang dan gunung berapi, Indonesia juga memiliki 50 taman nasional dan 6 diantaranya termasuk dalam Situs Warisan Dunia (UNESCO). 3 Selain keadaan alam yang dimiliki Indonesia karena kondisi geografisnya, keanekaragaman flora dan fauna yang dimiliki Indonesia juga dapat dijadikan sumber 1 Tanpa Nama, Daftar Pulau di Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/daftar_pulau_di_indonesia, diakses pada tanggal 21 September 2014 pada pukul 14.01 WIB 2 Tanpa Nama, Pariwisata di Indonesia. http://id.wikipedia.org/wiki/pariwisata_di_indonesia, diakses pada tanggal 21 September 2014 pada pukul 14.41 WIB 3 Tanpa Nama, Taman Nasional di Indonesia, http://www.dephut.go.id/informasi/tn%20indo- ENGLISH/tn_index.htm, diakses pada tanggal 21 September 2014 pada pukul 14.50 WIB
daya dan modal untuk pembangunan pariwisata di Indonesia. Pembangunan pariwisata di Indonesia sendiri ditujukan untuk peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat sebagaimana terkandung dalam Pancasila dan Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4 Pariwisata memiliki peranan penting terhadap pembangunan perekonomian nasional sehingga suksesnya sektor pariwisata akan menopang kebutuhan ekonomi nasional dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja lewat kegiatan pariwisata. Dalam diskusi dengan wartawan pariwisata dan ekonomi kreatif di Gedung Sapta Pesona Jakarta tanggal 27 April 2012, Sekretaris Jendral Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wardiyatmo mengatakan bahwa pariwisata mempunyai peranan cukup besar dalam mengatasi persoalan ekonomi makro seperti inflasi, pengangguran, serta neraca pembayaran termasuk neraca perjalanan. 5 Wardiyatmo juga memberikan gambaran dampak ekonomi pariwisata pada tahun 2010 terhadap produksi barang dan jasa secara nasional yang mencapai 4,73%, konstribusi terhadap PDB sebesar 4,06%, sedangkan terhadap tenaga kerja secara nasional sebesar 6,87%. Pada tahun 2010 sektor pariwisata menciptakan lapangan kerja bagi 7,43 juta orang di Indonesia. 6 Peran pariwisata semakin penting dalam turut serta menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat dunia seperti isu kemiskinan, pengangguran, hingga lingkungan hidup termasuk krisis energi. Pentingnya peran pariwisata terlihat dalam pertemuan G20 Leaders Meeting di Los Cabos Meksiko pada tanggal 18-19 Juni 2012. 4 Lihat Pendahuluan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan 5 Tanpa Nama, Nesparnas Alat Ukur Peran Pariwisata pada Ekonomi Nasional, http://www.budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=16&id=1501 diakses pada tanggal 21 September 2014 pada pukul 16.04 WIB 6 ibid
Pertemuan tersebut menghasilkan Leaders Declaration yang secara eksplisit memasukkan pariwisata sebagai salah satu sektor yang memiliki kontribusi penting terhadap penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan penghidupan layak. 7 Di Indonesia sendiri, peran pariwisata sangat terlihat. Hal ini dibuktikan dengan adanya daftar ranking devisa pariwisata terhadap komoditas ekspor lainnya pada tahun 2006-2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Di dalam daftar tersebut, pada tahun 2010 sektor pariwisata berada di urutan keempat di bawah minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit dan karet olahan dengan menyumbangkan devisa kepada negara sebesar 7.603,45 juta dolar. 8 Pentingnya peran pariwisata di Indonesia tentunya harus diimbangi dengan kebijakan-kebijakan dari Pemerintah Indonesia. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan sektor pariwisata antara lain pengaturan yang mampu mewujudkan keterpaduan dalam kegiatan penyelenggaraan kepariwisataan serta memelihara kelestarian dan mendorong upaya peningkatan mutu lingkungan hidup serta obyek dan daya tarik wisata, 9 Pemerintah telah mengeluarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan yang kemudian diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mengatur ketentuan-ketentuan mengenai kepariwisataan, antara lain prinsip penyelenggaraan kepariwisataan, pembangunan kepariwisataan, usaha kepariwisataan, hak, kewajiban dan 7 Tanpa Nama, Peran Pariwisata Makin Penting Atasi Isu Dunia, http://www.budpar.go.id/budpar/asp/detil.asp?c=16&id=1771 diakses pada tanggal 21 September 2014 pada pukul 16.50 WIB 8 Tanpa Nama, Ranking Devisa Pariwisata Terhadap Komoditas Ekspor Lainnya, http://www.budpar.go.id/budpar/asp/ringkasan.asp?c=117 diakses pada tanggal 21 September 2014 pada pukul 17.05 9 Lihat Pendahuluan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
larangan bagi wisatawan dan pengusaha pariwisata dan lain-lain sebagainya untuk mencapai tujuan Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, mengatasi pengangguran, melestarikan alam dan lingkungan, dan lain-lain sebagainya. Di dalam pasal 20 huruf f Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan diatur bahwa setiap wisatawan berhak untuk memperoleh perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa setiap wisatawan, sebagai seorang manusia dalam menjalankan kehidupannya termasuk di dalamnya melakukan wisata, selalu dihadapkan kepada kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa ini dapat menyebabkan kerugian baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun bagi orang yang mempunyai kepentingan terhadap dirinya. Adanya keadaan yang tidak pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi inilah yang kemudian menimbulkan rasa cemas dan rasa tidak tentram terhadap diri seseorang yang kemudian disebut dengan resiko. Untuk memperkecil resiko tersebut maka setiap wisatawan memperoleh hak untuk diberikan perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi. Asuransi tersebut diberikan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah dan atau pemerintah daerah yang mengelola obyek wisata. Banyaknya Potensi Pariwisata di Indonesia pada umumnya, dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya banyak menarik wisatawan Domestik maupun Mancanegara, salah satu unsur yang dicari oleh para Wisatawan baik Domestik maupun Internasional adalah unsur keindahan Geografis, dimana dari unsur keindahan Geografis tersebut banyak menghasilkan obyek obyek wisata yang tidak hanya dapat dinikmati keindahannya, tapi juga dapat digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan yang tergolong berisiko tinggi.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan banyak terdapat Obyek wisata yang berisiko tinggi, seperti Goa Pindul, Air Terjun Sri Gethuk, Goa Bribin, Pantai Sundak, Pantai Baron, Pantai Sadranan, Pantai Drini, Pantai Ngobaran dan masih banyak tempat wisata yang berisiko tinggi lainnya di Kabupaten Gunung Kidul, di Kabupaten Sleman juga ada Lava Tour lereng merapi, Kaliadem dan banyak obyek wisata yang terjadi akibat Erupsi Gunung Merapi tahun 2011 silam, di Kabupaten Bantul ada Pantai Samas, Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Parangendog dan lain lain. Banyak diantara obyek-obyek wisata yang ada di Indonesia, di Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya yang sudah di kelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi, Kabupaten, dikelola oleh Korporasi Baik Perorangan maupun Berbadan Hukum, namun ada yang masih dikelola oleh masyarakat setempat. Tapi penelti akan lebih memfokuskan penelitian ini kepada Obyek Wisata yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunung Kidul. Semenjak disahkannya UU No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Otonomi Daerah). Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal ini Dinas Pariwisata Provinsi, tidak lagi mempunyai kewenangan untuk mengatur mengenai teknis Usaha Pariwisata, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/Kota lah yang mempunyai kewenangan Penuh untuk melaksanakannya, dengan dasar Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 5 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan, maka Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata memiliki wewenang penuh atas pengaturan-pengaturan kepariwisataan. Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa YogyAkarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta
(Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. 10, dan dengan letak geografis : 110 O 21' sampai 110 O 50' bujur timur 7 O 46' sampai 8 O 09' lintang selatan,batas Wilayah Kabupaten Gunungkidul Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman (Propinsi DIY). Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo (Propinsi Jawa Tengah). Sebelah Timur :Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah). Sebelah Selatan : Samudera Hindia Berdasarkan Topografi Wilayah, Kabupaten Gunungkidul dibedakan menjadi 3 (tga) wilayah, yaitu 11 : 1. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m - 700 m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan bataun induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Ponjong bagian utara. 2. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikelpartikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m - 120 m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara. 10 Tanpa nama, http://www.gunungkidulkab.go.id/home.php?mode=content&id=78 diakses pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 20;41 11 Tanpa nama, http://www.gunungkidulkab.go.id/home.php diakses pada tanggal 28 Oktober 2014 pukul 21;02
3. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi Kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan. Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kecamatan Purwosari sampai Kecamatan Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan.potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan, pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Gunungkidul mempunyai topografi wilayah yang sangat bervariatif, oleh karena itu Potensi Wisatanya pun sangat beragam, mulai dari Gunung Api Purba Nglanggeran, Gua Pindul, Air Terjun Sri Gethuk sampai Barisan Pantai Karst yang memanjang.
Apabila obyek-obyek wisata tersebut dikelola oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Gunungkidul, maka setiap wisatawan yang berkunjung ke obyek-obyek wisata ini akan diberikan perlindungan asuransi oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selaku pengelola obyek wisata. Dengan membayar restribusi obyek wisata, maka setiap wisatawan berhak untuk memperoleh perlindungan asuransi. Hal ini disebabkan karena ketika wisatawan membayar restribusi masuk obyek wisata, di dalamnya sudah termasuk pembayaran premi asuransi wisata Dalam memberikan perlindungan asuransi terhadap wisatawan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta bekerja sama dengan PT. Jasa Raharja Putera D.I.Y. dalam bentuk perjanjian penutupan asuransi kecelakaan bagi wisatawan. Pada intinya, perjanjian ini mengatur bahwa Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunung Kidul selaku pengelola obyek wisata mengalihkan resiko tanggung jawab keuangan terhadap wisatawan yang berkunjung ke daerah obyek wisatanya kepada PT. Jasa Raharja Putera D.I.Y. dengan membayarkan sejumlah premi yang didapatkan dari restribusi masuk obyek wisata. Dengan uraian-uraian tersebut di atas, maka Peneliti mempunyai keinginan yang kuat untuk melakukan penelitian mengenai PELAKSANAAN ASURANSI PENGUNJUNG PADA OBYEK PARIWISATA YANG DIKELOLA OLEH DINAS KEBUDAYAAN DAN KEPARIWISATAAN KABUPATEN GUNUNG KIDUL.