BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

CHAPTER I PREFACE CHAPTER II BASE OF THEORY

BAB II DASAR THERMOELECTRIC GENERATOR

TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN COOL BOX BERBASIS HYBRID TERMOELEKTRIK

BAB II LANDASAN TEORI

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

BAB II Dasar Teori BAB II DASAR TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISA

Tabel 4.1 Perbandingan desain

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Gambar 2.1 Sebuah modul termoelektrik yang dialiri arus DC. ( (2016). www. ferotec.com/technology/thermoelectric)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Termometri dan Kalorimetri

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

9/17/ KALOR 1

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SIMULASI DISPENSER HOT AND COOL UNIT

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingkat kehidupan dan perkembangan teknologi, kebutuhan

KALOR DAN KALOR REAKSI

RANCANG BANGUN ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN ENERGI PANAS DARI KONDENSOR MESIN PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Pendingin Termoelektrik (TEC)

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian awal analisis kalor buang kondensor pendingin ruangan sebagai sumber energi listrik alternatif

BAB III DESAIN DAN MANUFAKTUR

PENGEMBANGAN PERANGKAT KONVERSI ENERGI PANAS MENJADI ENERGI LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

RANCANG BANGUN DAN KAJIAN SISTEM PEMBUANGAN PANAS DARI RUANG PENDINGIN SISTEM TERMOELEKTRIK UNTUK PENDINGINAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae)

PAPER FISIKA DASAR MODUL 8 KALORIMETER

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

Pemanfaatan Energi Panas Sebagai Pembangkit Listrik Alternatif Berskala Kecil Dengan Menggunakan Termoelektrik

BAB II LANDASAN TEORI

kimia KTSP & K-13 TERMOKIMIA I K e l a s A. HUKUM KEKEKALAN ENERGI TUJUAN PEMBELAJARAN

PENGUJIAN KINERJA COUPLE THERMOELEKTRIK SEBAGAI PENDINGIN PROSESOR

FISIKA TERMAL Bagian I

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan Air Conditioning dan untuk penyimpanan bahan makanan dan. minuman menggunakan Domistic Refrigerant ( lemari es ).

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

Energetika dalam sistem kimia

ENERGI DAN DAYA LISTRIK

HUKUM JOULE. Waktu yang diperlukan untuk menaikan temperatur Tabel 1. Data Hasil Pengamatan

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Teori Dasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

BAB II DASAR TEORI. Elektroforesis adalah pergerakan molekul-molekul kecil yang dibawa oleh

BAB II DASAR TEORI Sejarah Singkat Termoelektrik. mempunyai peranan penting dalam aplikasi praktik.

PEMANFAATAN PANAS GAS BUANG MESIN DIESEL SEBAGAI ENERGI LISTRIK

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

BAB III. METODE PENELITIAN

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) DENGAN SUMBER KALOR ELECTRIC HEATER 60 VOLT MENGGUNAKAN AIR PENDINGIN PADA TEMPERATUR LINGKUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PEMANAS AIR TERKONTROL BERBASIS TERMOELEKTRIK

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

ANALISIS PEMANFAATAN DUA ELEMEN PELTIER PADA PENGONTROLAN TEMPERATUR AIR

Heat and the Second Law of Thermodynamics

SOAL BABAK PEREMPAT FINAL OLIMPIADE FISIKA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

KARAKTERISTIK PENGERINGAN COKLAT DENGAN MESIN PENGERING ENERGI SURYA METODE PENGERINGAN THIN LAYER

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SUHU, TEKANAN, & KELEMBABAN UDARA

Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.1

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

UJI UNJUK KERJA PENDINGIN RUANGAN BERBASIS THERMOELECTRIC COOLING

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

KALORIMETRI A. Pendahuluan

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatiahn Soal 9.2

BAB II PENERAPAN HUKUM THERMODINAMIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk dan teknologi yang pesat, menjadikan kebutuhan energi listrik semakin besar. Namun, energi listrik yang diproduksi masih belum memenuhi kebutuhan listrik masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukanlah pembangunan pembangkit-pembangkit listrik dengan berbagai sumber energi yang tersedia. Energi matahari merupakan sumber energi yang paling banyak tersedia di bumi. Energi matahari yang berupa energi panas dapat dikonversikan menjadi energi listrik, namun penggunaannya hanya dapat dilakukan pada saat siang hari. Oleh karena itu, perlu adanya media penyimpanan energi panas dari matahari, seperti penggunaan fluida. Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut mengalami perubahan temperatur. Kalor berbeda dengan temperatur, karena temperatur adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Kalor meruakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya karena perbedaan temperatur. Ketika dua benda yang memiliki perbedaan temperatur bersentuhan, maka kalor akan mengalir (berpindah) dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah (hukum ke-nol termodinamika) [1]. 1

Operasi konverter termoelektrik tergantung pada efek Seebeck, efek Peltier dan efek Thomson. Efek Seebeck ditemukan pada tahun 1822 oleh ahli ilmu alam Jerman, Thomas J. Seebeck. Menurut Seebeck, sebuah tegangan timbul dalam sirkuit dari dua material yang tidak sama jika kedua simpangan ini dijaga pada temperatur yang berbeda [2]. Efek peltier ditemukan pada tahun 1844 oleh ahli ilmu alam Perancis, J.C.A. Peltier. Efek peltier menyebutkan bahwa jika suatu arus searah dialirkan pada suatu rangkaian yang terdiri dari material yang berbeda, salah satu simpangan logam yang tidak sama tersebut akan dipanaskan dan lainnya akan didinginkan. Ini adalah kebalikan dari efek Seebeck dan juga dapat-balik, yaitu jika aliran arus berlawanan, material yang tadinya dipanaskan akan didinginkan dan yang tadinya didinginkan akan terbalik dipanaskan [2]. Efek Thomson ditemukan pada tahun 1854 oleh ahli ilmu alam Inggris, William Thomson (Lord Kelvin). Efek ini menyatakan bahwa terdapat penyerapan atau pelepasan panas bolak-balik dalam konduktor homogen yang terkena perbedaan panas dan perbedaan listrik secara simultan [2]. Energi yang berasal dari matahari perlu disimpan karena ketersediaan energi matahari tergantung pada waktu, kondisi cuaca, dan garis lintang, sementara permintaan listrik bervariasi dan tidak tergantung waktu [3]. Energi panas dapat disimpan sebagai energi panas atau listrik. Penyimpanan energi panas merupakan teknologi yang penting untuk efisiensi energi. Oleh karena itu, penyimpanan energi panas dianggap sebagai metode ekonomis [4]. 2

Dalam penelitian oleh Dany Wahyudi Nazar, Rancang Bangun Sistem Konversi Energi Termal Air Menjadi Listrik Menggunakan Termoelektrik, diperoleh potensi energi panas air untuk volume 1 liter dan perbedaan temperatur 65 o C sebesar 271.700 Joule, dengan potensi energi listrik sebesar 75,472 Watthour [5]. Dalam penelitian oleh Ilham Fajri, Studi Karakteristik Konversi Energi Panas Minyak Goreng Menjadi Energi Listrik Menggunakan Termoelektrik, diperoleh potensi energi panas minyak goreng untuk volume 1 liter dan perbedaan temperatur 120,5 o C sebesar 132.164,4 Joule, dengan potensi energi listrik sebesar 74,176 Watthour [6]. Rancang bangun yang digunakan pada penelitian tersebut memiliki kekurangan dari segi insulasi panas. Insulasi panas yang digunakan berupa styrofoam dengan nilai konduktivitas panas sebesar 0,033 W/m. o C. Hal ini akan mengakibatkan perpindahan panas dari wadah logam ke styrofoam menjadi lebih besar. Sedangkan, jika digunakan udara tertutup dengan nilai konduktivitas panas sebesar 0,0234 W/m. o C, dengan penambahan aluminium foil dan styrofoam sebagai penutup udara, diharapkan mampu memberikan insulasi panas yang lebih baik [7], dan meningkatkan efisiensi konversi energi. Penggunaan air sebagai media penyimpanan energi panas tergolong sangat baik. Air memiliki massa jenis sebesar 1,0 g/cm 3 atau 1.000 g/l. Air memiliki karakteristik termokimia seperti, kalor jenisnya 4.180 J/kg. o C, titik didih 100 o C pada tekanan 1 atm. Jika temperatur ruangan 27 o C, potensi tiap liter air mampu menyimpan kalor sebesar 305.432 Joule (84,84 Watthour, asumsi T=73 o C). 3

Jika temperatur didih air ditingkatkan dengan cara menambahkan zat terlarut di dalamnya, maka akan diperoleh beda temperatur yang semakin besar juga. Sehingga, potensi energi yang terkandung di dalamnya juga semakin besar [8]. Peningkatan titik didih air dapat dilakukan dengan melarutkan urea kedalamnya. Pemilihan urea sebagai zat terlarut dikarenakan kemampuan dari urea yang dapat meningkatakan titik didih lebih besar daripada zat yang mudah ditemukan lainnya dalam massa sama. Kemampuan urea tersebut, diperoleh dari nilai massa molekul relatir (Mr) urea lebih kecil, menjadikan kemolalan larutan akan meningkat [8], sehingga kenaikan titik didih larutan menjadi lebih tinggi. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan Studi Karakteristik Konversi Energi Panas Menjadi Energi Listrik Menggunakan Termoelektrik Dengan Larutan Urea Sebagai Media Penyimpan Energi Panas untuk mengamati karakteristik konversi energi panas menjadi energi listrik menggunakan media larutan urea untuk volume tertentu, dan sejauh mana efektifitas dalam pembangkitan listrik. 1.2 Rumusan Masalah berikut : Adapun dalam penelitian ini akan dikaji beberapa permasalahan sebagai 1. Bagaimana kemampuan larutan urea menyimpan energi panas dan seberapa besar energi panas dapat dikonversikan menjadi energi listrik menggunakan termoelektrik? 2. Bagaimana karakteristik konversi energi panas larutan urea menjadi energi listrik? 4

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Mendapatkan karakteristik konversi energi panas larutan urea menjadi energi listrik menggunakan termoelektrik, dengan parameter keluaran tegangan, keluaran arus, dan efisiensi konversi energi sebagai fungsi dari waktu pada konsentrasi tertentu. 2. Mendapatkan data energi listrik yang dapat diperoleh dari energi panas larutan urea pada konsentrasi tertentu. 1.4 Batasan Masalah Batasan masalah yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Pengujian menggunakan 6 modul generator termoelektrik tipe TEG SP1848-27145 yang dihubungkan secara seri. 2. Sisi dingin termoelektrik dipasang heatsink dan kipas DC 12V 0,12A dengan sumber listrik dari luar peralatan. 3. Tidak memperhitungkan efisiensi kemampuan kipas DC sebagai pendingin. 4. Wadah yang digunakan untuk menampung fluida berbahan dasar aluminium. 5. Wadah diletakkan di dalam tempat terisolasi udara yang dilapisi dengan aluminium foil dan styrofoam. 6. Fluida yang digunakan dalam penelitian ini adalah larutan urea dengan tiga macam konsentrasi, masing-masing untuk massa 1 kg. 5

7. Panas larutan pada pengujian diperoleh dari proses pemanasan, bukan dengan sinar matahari. 8. Sebagai pembanding dalam penelitian karakteristik konversi energi panas air. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini ialah mendapatkan data karakteristik konversi energi panas larutan urea menjadi energi listrik menggunakan termoelektrik. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman terhadap tugas akhir ini, penulis menyusun laporan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : 1.6.1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. 1.6.2 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori dasar yang mendukung penelitian tugas akhir. 1.6.3 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang langkah-langkah dalam penelitian yang dilakukan. 1.6.4 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil dan pembahasan dari hasil penelitian tugas akhir. 1.6.5 BAB V PENUTUP Bab ini berisi tentang simpulan dan saran dari penelitian. 6