ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3012

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN I.1

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2673

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2642

PENENTUAN OPTIMASI SISTEM PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2521

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance Subsistem Kritis Engine T700 dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2884

Kata Kunci: Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Kata Kunci : Availability, Cost of Unreliability, Key Performance Indicator, Maintainability, Reliability, Reliability Block Diagram

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2924

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2551

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

OPTIMALISASI UMUR BTS, JUMLAH MAINTENANCE SITE CREW DAN PENENTUAN BIAYA MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST

T U G A S A K H I R. Diajukan guna melengkapi sebagai syarat. Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) DISUSUN OLEH : : Puguh Mursito adi

PERFORMANCE ASSESSMENT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Kata Kunci Manajemen Perawatan, Biaya Maintenance, Markov Chain, Life Cycle Cost

USULAN KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN CETAK GOSS UNIVERSAL DENGAN METODE RELIABILITY AVAILABILITY MAINTAINABILITY (RAM) ANALYSIS DAN

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2685

Usulan Kebijakan Preventive Maintenance dan Pengelolaan Spare Part Mesin Weaving dengan Metode RCM dan RCS

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS UNIT MESIN STITCHING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN DAN MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan mesin paling kritis dalam industri pengolahan minyak sawit. Pabrik

ANALISIS PREVENTIVE MAINTENANCE DAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI PADA MESIN DIE CASTING

ANALISIS INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS MESIN TRIMMING UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERAWATAN

4.1.7 Data Biaya Data Harga Jual Produk Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Penjadualan Perawatan

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 2 Maret 2018

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 Page 4793

SKRIPSI USULAN PERENCANAAN PERAWATAN PADA MESIN CURING MENGGUNAKAN METODE RCM II (RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II)

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Tahun Jumlah

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEANDALAN KOMPONEN KRITIS LIFT NPX UNTUK MENENTUKAN JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN YANG OPTIMUM

Jurnal Telematika, vol. 10 no. 2, Institut Teknologi Harapan Bangsa, Bandung ISSN:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2491

PERANCANGAN KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN MITSUBISHI 1F DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM II) (Studi Kasus : PT XYZ)

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2591

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE MESIN B.FLUTE PADA PT AMW

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI INTERVAL INSPEKSI DAN ESTIMASI REMAINING LIFE

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2583

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN: USULAN PENENTUAN KEBUTUHAN SPARE PARTS MESIN COMPRESSOR BERDASARKAN RELIABILITY PT.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan data stagnasi mesin yang dicatat oleh perusahaan. Penelitian

PERANCANGAN PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. ARTHA PRIMA SUKSES MAKMUR

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Identifikasi Bahaya dan Penentuan Kegiatan Perawatan Pada Tower Crane 50T Menggunakan Metode RCM II (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Kapal)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA IMPLEMENTASI METODE PREVENTIVE MAINTENANCE UNTUK MESIN MILLING PADA PT TIRTA INTIMIZU NUSANTARA. Wahyudi Susanto

PERBAIKAN ALAT BANTU PROSES PENGEPRESAN PADA WORKSTATION PENGEPAKAN PTPN VIII KEBUN CIATER DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK MECHANICAL DESIGN

PENENTUAN WAKTU PERAWATAN UNTUK PENCEGAHANPADA KOMPONEN KRITIS CYCLONE FEED PUMP BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWN TIME

OPTIMASI JADWAL PERAWATAN PENCEGAHAN PADA MESIN TENUN UNIT SATU DI PT KSM, YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS MESIN CNC DI PT. RAJA PRESISI SUKSES MAKMUR DENGAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE)

USULAN INTERVAL PERAWATAN KOMPONEN KRITIS PADA MESIN PENCETAK BOTOL (MOULD GEAR) BERDASARKAN KRITERIA MINIMASI DOWNTIME

PERANCANGAN USULAN PERAWATAN MESIN TEH HITAM ORTHODOKS MENGGUNAKAN METODE RELIABLE CENTRED MAINTENANCE

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI

Penjadwalan Predictive Maintenance dan Biaya Perawatan Mesin Pellet di PT Charoen Pokphand Indonesia - Sepanjang

Analisis Pemeliharaan Mesin Raw Mill Pabrik Indarung IV PT Semen Padang

Usulan Selang Waktu Perawatan dan Jumlah Komponen Cadangan Optimal dengan Biaya Minimum Menggunakan Metode Smith dan Dekker (Studi Kasus di PT.

Nelson Manurung 1* 1 Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan *

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian perawatan Jenis-Jenis Perawatan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)...

Universitas Bina Nusantara

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

I. BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS KERUSAKAN LINER PADA MUD PUMP IDECO T-800 TYPE TRIPLEX PUMP BERDASARKAN RELIABILITY, AVAILABILITY, DAN METODE FAULT TREE ANALYSIS DI PT.

Analisis Keandalan Mechanical Press Shearing Machine di Perusahaan Manufaktur Industri Otomotif

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS MESIN DAN KOMPONEN KRITIS SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN STRATEGI PEMELIHARAAN DI PABRIK KELAPA SAWIT KEBUN RAMBUTAN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA 3

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA MESIN INSULATION MOULDING DI CV BINA TEKNIK SKRIPSI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISIS TINGKAT KENDALAN DAN PENENTUAN INTERVAL WAKTU PERAWATAN MESIN POMPA DISTRIBUSI PADA PDAM TIRTA MUARE ULAKAN SAMBAS

Aplikasi Perhitungan Jumlah Pesanan Produksi dan Frekuensi Produksi per Tahun dengan Metode Economic Production Quantity

2 3

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

KEBIJAKAN PERSEDIAAN SUKU CADANG DI PT ABC MENGGUNAKAN METODE RCS (RELIABILITY CENTERED SPARES)

INTERVAL PENGGANTIAN PENCEGAHAN SUKU CADANG BAGIAN DIESEL PADA LOKOMOTIF KERETA API PARAHYANGAN * (STUDI KASUS DI PT. KERETA API INDONESIA)

PENJADWALAN PEMETIKAN PUCUK TEH UNTUK MEMAKSIMALKAN PRODUKSI DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII, CIATER.

ANALISA PERAWATAN DAN USULAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA MESIN CONSTANT SPEED MIXER DI PT KEBAYORAN WARNA PRIMA

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-312

PENJADWALAN PERAWATAN PREVENTIVE PADA MESIN SLOTTING DI CV. CAHAYA ABADI TEKNIK *

ROI ADENAN H / FTI / TI

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

PERENCANAAN PERSEDIAAN KNIFE TC 63 mm BERDASARKAN ANALISIS RELIABILITAS (Studi Kasus di PT. FILTRONA INDONESIA)

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

ANALISIS KINERJA PABRIK TEH HITAM PAHIT MADU

Transkripsi:

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3012 PERANCANGAN MAINTENANCE PADA MESIN ROTORVANE DENGAN MENGGUNAKAN METODE LIFE CYCLE COST (LCC) DAN COST OF UNRELIABILITY (COUR) DI PERKEBUNAN NUSANTARA VIII CIATER MAINTENANCE DESIGN ON ROTORVANE MACHINE USING LIFE CYCLE COST (LCC) AND COST OF UNRELIABILITY (COUR) METHOD IN PERKEBUNAN NUSANTARA VIII CIATER Achmad Rizaldi Utomo 1, Nurdinintya Athari S, S.Si., M.T. 2, Fransiskus Tatas Dwi Atmaji, S.T., M.Eng. 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom 1 tommyrizaldi@student.telkomuniversity.ac.id, 2 nurdinintya@telkomuniversity.ac.id, 3 Franstatas@telkomuniversity.ac.id Abstrak PT Perkebunan Nusantara VIII Ciater merupakan salah satu perusahaan industri produksi teh di Indonesia yang terletak di daerah Ciater, Subang, Jawa Barat. Aktivitas produksi pada perusahaan berlangsung selama 24 jam, artinya mesin pada perusahaan tersebut selalu bekerja. PTPN berdiri sejak tahun 1957 hingga sekarang dan mesin-mesin yang digunakan sudah tergolong tua. Mesin Rotorvane merupakan mesin yang tergolong tua dengan kondisi 45% dan diperlukan kebijakan maintenance yang sesuai untuk mesin tersebut. Untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan perusahaan pada mesin Rotorvane maka digunakan metode Life Cycle (LCC), dengan menggunakan metode LCC dapat diketahui maintenance crew optimal dan retirement age pada mesin tersebut. Untuk mengetahui total biaya yang dikeluarkan dibutuhkan pengolahan biaya sustaining cost dan acquisition cost. Metode lain yang digunakan yaitu metode of unreliability (COUR) untuk mengidentifikasi biaya kerugian yang dikeluarkan oleh perusahaan atas kerusakan komponen kritis pada mesin Rotorvane. Berdasarkan metode LCC, total LCC pada mesin Rotorvane adalah sebesar Rp 452,811,014,- dan memiliki jumlah maintenance crew optimal sebanyak M = 1, yaitu terdapat tiga engineer dalam satu tim, serta memiliki retirement age selama delapan tahun. Berdasarkan metode COUR, kerugian perusahaan dalam proses maintenance yaitu sebesar Rp 589,395,123,-. Kata Kunci Mesin Rotorvane, Life Cycle, Sustaining cost, Acquisition cost, Maintenance Set Crew, Retirement age, of unreliability. Abstract PT Perkebunan Nusantara VIII Ciater is one of the tea production industry companies in Indonesia that located in Ciater, Subang, West Java. Production activities in the company lasted for 24 hours, it mean the machine at the company is always working. PTPN was established since 1957 until now and the machines that they used are old. Rotorvane machine is a machine that is classified as old with 45% condition and required appropriate maintenance policy. To know the cost of the company on the Rotorvane machine then used Life Cycle (LCC) method, by using LCC method can be known optimal maintenance crew and retirement age on the machine. To know the total Life Cycle required processing cost of sustaining cost and acquition cost. Another method used in this research is of unreliability (COUR) method to identify the losses cost of the company for damage to critical components on the Rotorvane machine. Based on the LCC method, the total LCC on the Rotorvane machine is Rp 452,811,014,- and has th optimal number of maintenance crew of M = 1 where on the team has three engineers and the Rotorvane machine has retirement age for eight years. Based on the COUR method, the company losses in maintenance process is Rp 589,395,123,-. Keywords Rotorvane Machine, Life Cycle, Sustaining cost, Acquisition cost, Maintenance Set Crew, Retirement age, of unreliability. 1. Pendahuluan Dewasa ini teknologi merupakan hal yang sangat penting. Teknologi merupakan salah satu hal yang perkembangannya sangat pesat di dunia terutama di bidang manufaktur. Penerapan teknologi otomasi digunakan dalam dunia industri agar dapat meningkatkan akurasi, presisi, dan produktivitas dari suatu proses industri, yang ditandai dengan meningkatkan jumlah dan kualitas output yang dihasilkan. Oleh karena itu penerapan teknologi otomasi menjadi hal yang penting dalam suatu perusahaan terutama perusahaan yang memproduksi produknya

basah basah basah basah basah ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3013 secara massal, salah satunya yaitu di sektor pertanian dimana sektor pertanian ini sangat diunggulkan di Indonesia. Sektor pertanian juga merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari pemerintah Indonesia dikarenakan perannya yang sangat penting dalam rangka pembangunan ekonomi jangka panjang maupun dalam rangka pemulihan ekonomi bangsa, kontribusi sektor pertanian dapat dilihat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar yaitu sekitar 15,34% pada tahun 2011 dimana sektor pertanian berada di urutan kedua setelah sektor industri pengolahan [1]. Salah satu sub sektor pertanian yang berpotensi dalam rangka menumbuhkan pembangunan ekonomi nasional adalah sektor perkebunan teh. PT Perkebunan Nusantara VIII merupakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengolah daun teh menjadi bubuk teh yang di eksport ke luar negeri dan juga dijual ke masyarakat Indonesia sendiri. PTPN sendiri sudah ada sejak tahun 1957 yang berarti hingga saat ini sudah berumur 59 tahun, mesin-mesin yang ada juga berumur lebih dari 20 tahun. Jadi PT Perkebunan Nusantara VIII ini sudah beroprasi selama 59 tahun, Gambar 1 merupakan data produksi PT Perkebunan Nusantara VIII Ciater dari tahun 2011 sampai 2015 PRODUKSI TEH KEBUN CIATER 12,084,028 12,317,680 14,000,000 11,317,680 12,000,000 9,645,206 10,000,000 6,994,655 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,614,607 2,148,446 1,847,217 1,745,075 2,000,000 1,847,217 0 2011 2012 2013 2014 2015 Gambar 1 Data Produksi Teh Kebn Ciater Mesin yang digunakan dalam proses pembuatan teh yang terdapat pada PT Perkebunan Nusantara ada banyak, diantaranya mesin withering trough (pelayuan), Open Top Roller (penggilingan), Press Cap Roller (penggilingan), Rotorvane (Penggilingan), dan masih banyak lagi mesin yang lainnya. Tabel 1 merupakan jumlah mesin yang ada di PTPN VIII Ciater. Tabel 1 Data Jumlah Mesin Di PTPN VIII Ciater terdapat 5 ruang mesin, yaitu ruang layuan, ruang giling, ruang pengeringan, ruang sortasi, dan ruang pengepakan. Peneliti memilih penelitian pada ruang giling yang prosesnya menggiling daun teh sesuai yang diinginkan perusahaan. Berikut data waktu kerusakan secara total pada ruang giling tahun 2012-2015, yaitu : 400 300 200 100 0 TOTAL WAKTU KERUSAKAN (JAM/TAHUN) 339.32 265.32 293 Gambar 2 Total Waktu Kerusakan 341.32 2012 2013 2014 2015

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3014 Berdasarkan grafik diatas, downtime pada mesin giling periode 2012-2013 sempat turun tetapi setelah itu dari 2013 hingga 2015 mengalami kenaikan yang berpengaruh pada total produksi PTPN di tahun tersebut, penurunan produksi dapat dilihat pada Gambar I.2. terdapat beberapa mesin di ruang giling PTPN, daftar mesin dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Daftar Mesin Ruang Giling Dapat dilihat pada tabel diatas mesin-mesin yang berada di ruang giling, tahun pembuatan dan juga kondisi aset tersebut sampai sekarang. Pada tabel diatas diketahui bahwa mesin dengan kondisi yang paling rendah merupakan mesin Humydifier, namun mesin tersebut merupakan mesin kecil yang digunakan untuk memberikan uap air. Mesin dengan kondisi terendah selanjutnya merupakan mesin Rotorvane, sehingga peneliti memilih mesin Rotorvane tersebut sebagai objek penelitian. Di dalam Maintenance Management terdapat beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut diatas yang membutuhkan pendekatan biaya, yaitu dengan menggunakan metode Life Cycle. Model LCC merupakan suatu pendekatan total biaya dari keseluruhan proses hidup suatu mesin yang dikeluarkan dari awal hingga akhir yang mempertimbangkan berbagai variabel karena metode ini akan dilakukan perhitungan terhadap maintenance cost, operating cost, shortage cost, population cost, dan purchasing cost [2]. Dalam pendekatan biaya ada metode lain yang dapat digunakan untuk menentukan biaya yaitu metode of Unreliability (COUR). COUR merupakan biaya keseluruhan situasi yang dihasilkan dari semua yang disebabkan terkait kehandalan. Biaya ini meliputi biaya perbaikan peralatan setelah kegagalan dan nilai production loss. Ulasan biaya ini dikenal sebagai biaya langsung dan juga biaya tidak langsung [3]. 2. Dasar Teori 2.1 Life Cycle Life Cycle merupakan penjumlahan perkiraan biaya dari awal hingga penyelesaian, baik peralatan maupun proyek seperti yang ditentukan oleh studi analisis dan perkiraan pengeluaran total yang dialami selama hidup. Tujuan dari analisis LCC adalah untuk memilih pendekatan biaya yang paling efektif dari serangkaian alternatif sehingga cost term ownership (kepemilikan) yang paling pendek tercapai [4]. 1. Annual Operating Annual Operating merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama mesin beroperasi. Operating dilakukan selama mesin beroperasi terdiri dari Operating labor cost dan energy cost. OC = EC + (LC x TK )

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3015 2. Annual Maintenance Maintenance cost merupakan biaya yang dikeluarkan sebagai ongkos perawatan atas unit itu sendiri secara terus-menerus setiap periodenya selama unit tersebut beroperasi. Dalam perhitungannya, maintenance cost dipengaruhi oleh banyaknya jumlah maintenance crew yang disediakan dan besarnya biaya perbaikan per unit 3. Shortage MC = (Cr + Cl) + (Ce + Cc) Shortage cost dihitung untuk mengetahui besarnya ongkos yang harus dikeluarkan karena kurangnya perangkat sebagai akibat kekurangan jumlah channel (maintenance crew) untuk memperbaiki perangkat yang rusak. 4. Sustaining SC = Cs [E(S)] Sustaining cost merupakan biaya yang harus dikeluarkan atas kepemilikan suatu perangkat selama periode tertentu. Sustaining cost merupakan penjumlahan dari annual operating cost, annual maintenance cost, dan annual shortage cost [5]. 5. Book Value B = P-n(P-F/L) Perhitungan book value dilakukan untuk mengetahui besarnya nilai peralatan di akhir tahun. Book value ini dipengaruhi oleh salvage value dan retirement age dari peralatan tersebut, yang dirumuskan sebagai berikut : 6. Purchasing Purchasing cost merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk pembelian seluruh perangkat yang diperlukan dalam suatu sistem. Untuk setiap retirement age yang berbeda maka akan mempunyai annual purchasing cost yang berbeda juga. Dalam perhitungan purchasing cost diperlukan mengetahui besarnya suku bunga untuk kredit. 7. Population Population cost merupakan biaya yang dikeluarkan setiap periode atas kepemilikan suatu alat. Population cost didapatkan dari annual equivalent cost per unit dikali jumlah populasi unit perangkatnya. 8. Acquisition Acquisition cost merupakan biaya yang dikeluarkan pada awal pembelian mesin/sistem. Acquisition cost merupakan penjumlahan antara biaya yang harus dikeluarkan seluruh perangkat selama hidupnya atau selisih antara biaya pembelian dengan nilai sisa dari perangkat tersebut 2.2 of Unreliability of unreliability berarti seluruh biaya yang merupakan hasil dari seluruh situasi yang berhubungan dengan masalah kegagalan realibilitas, termasuk juga semua biaya yang berhubungan dengan program keandalan yang buruk dan pekerjaan perawatan yang buruk [3]. Untuk menemukan cost of unreliability, maka sebaiknya memulai dengan gambaran besar dan membantu program peningkatan biaya langsung, yaitu dengan mengidentifikasi sumber masalah biaya, level masalah, dan masalah apa saja yang muncul [6]. COUR DC IC Perhitungan COUR dapat dilihat diatas yaitu Direct ditambah dengan Indirect. Direct adalah seluruh biaya yang mempunyai hubungan sebab dan akibat langsung dengan kejadin keandalan. Indirect adalah biaya-biaya yang tidak mempunyai hubungan sebab-akibat langsung dengan kejadian keandalan, tetapi merupakan hasil dari keandalan yang buruk. 3. Metode Penelitian Pada bagian ini akan dijelaskan langkah pengerjaan dalam penelitian untuk menganalisa kebijakan perawatan. 3.1 Metode Konseptual Model konseptual adalah sebuah kerangka pemikiran dari sebuah penelitian yang dapat membantu peneliti dalam memecahkan masalah karena di dalam model konseptual terdapat variabel dan metode yang diyakini dapat digunakan untuk memcahkan maslah dalam penelitian. Model konseptual dapat dilihat pada Gambar 3.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3016 ROTORVANE Maintenance Labor Time To Repair Time To Repair Lost Production MTTR MTTF Equipment Energy Repair Jumlah Kekurangan Channel Labor Operating Jumlah Tenaga Kerja Labor Repair Equipment Consumable Shortage /unit Umur Mesin Harga Mesin Failure Rate Time Lost COUR Money Lost Operating Maintenan ce Shortage Purchasing Population Sustaining Acquisition Retirement Age Optimal LCC Maintenance Crew Optimal Perancangan Maintenance Gambar 3 Metode Konseptual Berdasarkan metode konseptual pada Gambar III.1, penelitian ini dimulai dengan melakukan pengambilan data pada mesin Rotorvane, data yang diambil yaitu data Time to repair (TTR) dan Time To Failure (TTF). Selanjutnya menentukan pendistribusian yang mewakili dari data-data tersebut sehingga dapat dihitung Mean Time to repair (MTTR) dan Mean Time To Failure (MTTF). Perhitungan LCC didapatkan dari dua perhitungan yaitu perhitungan sustaining cost dan pehitungan acquisition cost. Sustaining cost terdiri dari operating cost, maintenance cost, dan shortage cost. Perhitungan operating cost didapatkan dari energy cost, labour operating cost, dan jumlah tenaga kerja. Perhitungan maintenance cost didapatkan dari repair cost, labour repair cost, equipment cost, dan consumable cost. Perhitungan shortage cost didapatkan dari jumlah kekurangan channel yang ditentukan dengan teori antrian dan shortage cost/unit dari mesin rotorvane. Kemudian menghitung acquisition cost yang didapatkan dari purchasing cost dan population cost dari umur mesin dan harga mesin. Data MTTF digunakan sebagai input dari failure rate yang akan digunakan untuk menghitung of unreliability. Input dari COUR adalah time lost, failure rate dan money cost. Data money lost didapatkan dari maintenance labour cost, lost production cost, dan equipment cost. Hasil dari COUR ini adalah machine unreliability cost atau biaya yang ditanggung perusahaan karena ketidakhandalan mesin. 4. Pembahasan 4.1 Penentuan Distribusi Yang Mewakili TTF dan TTR Penentuan distribusi yang mewakili diambil dari data Time to Failure dan Time to Repair mesin Rotorvane. Penentuan dilakukan dengan uji Anderson-Darling dengan bantuan software Minitab 17. Perbandingan distribusi yang akan dilakukan adalah pada 3 distribusi yaitu distribusi Normal, Eksponensial, dan Weibull. Tabel 3 akan menjelaskan dstribusi yang mewakili dari data TTF dan TTR. Tabel 3 Distribusi yang mewakili Mesin TTF TTR Rotorvane Weibull Weibull

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3017 4.2 Penentuan Parameter KeandalanTTF dan TTR Penentuan Parameter Keandalan TTF dan TTR pada mesin Rotorvane dilakukan dengan bantuan software Supersmith Weibull. Dapat dilihat pada Tabel 4 penentuan parameter keandalan TTF dan TTR. Tabel 4 Parameter Keandalan TTF dan TTR MTTF/MTTR η β Rumus (hours) TTF 423,35 0,705 η. Г(1+1/ β) 532,2882 TTR 2,363 1,848 η. Г(1+1/ β) 2,0989 4.3 Perhitungan Life Cycle (LCC) Perhitungan LCC didasarkan atas 2 komponen biaya yaitu sustaining cost dan acquisition cost. Sustaining cost didapatkan dari perhitungan operating cost, maintenance cost, dan shortage cost. Sedangkan acquisition cost didapatkan dari perhitungan purchasing cost dan population cost. Perhitungan LCC sendiri juga dapat menentukan retiment age dan maintenance crew optimal dari mesin yang diteliti. Perhitungan LCC dimulai dari awal mesin ada hingga saat ini yang totalnya ada 26 tahun. Sesuai dengan perhitungan yang didapatkan maka total LCC dari mesin Rotorvane adalah Rp 452,811,014,- dengan retirement age sebesar 8 tahun dan maintenance crew optimal adalah M = 1 yang artinya terdapat 3 orang engineer didalamnya. Grafik sustaining cost, acquisition cost, dan total life cycle cost dapat dilihat pada gambar 4 sampai dengan gambar 6. Rp1,800,000,000 Rp1,600,000,000 Rp1,400,000,000 Rp1,200,000,000 Rp1,000,000,000 Rp800,000,000 Rp600,000,000 Rp400,000,000 Rp200,000,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 M = 1 M = 2 Gambar 4 Sustaining Rp1,400,000,000 Rp1,200,000,000 Rp1,000,000,000 Rp800,000,000 Rp600,000,000 Rp400,000,000 Rp200,000,000 Rp- Rp- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 Gambar 5 Acquisition

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3018 Rp3,000,000,000 Rp2,500,000,000 Rp2,000,000,000 Rp1,500,000,000 Rp1,000,000,000 Rp500,000,000 Chart Title Rp- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 M = 1 M = 2 Gambar 6 Total Life Cycle 4.4 Perhitungan of Unreliability (COUR) Perhitungan COUR digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan perusahaan karena ketidakhandalan suatu mesin. Terdapat beberapa komponen perhitugnan untuk dapat mengetahui total COUR, yaitu menentukan komponen kritis pada mesin, lalu menghitung failure rate, lalu menghitung time lost, dan terakhir menghitung money lost. Total COUR pada mesin Rotorvane adalah Rp 589,395,123,-. Perhitungan COUR dapat dilihat pada Tabel 5 sampai dengan Tabel 7. Tabel 5 Perhitugan Failure Rate AS OLI RORED EMAIL DRAT BEARING BEARING ROTOR ELEKTROMOTOR Study Interval (hrs) 26280 26280 26280 26280 26280 Number of Failures 12 15 15 8 7 MTTF 415.66 288.55 252.19 915.88 291.43 Failure Rate 0.00241 0.00347 0.00397 0.00109 0.00343 Tabel 6 Perhitungan Time Lost AS OLI RORED EMAIL DRAT BEARING BEARING ROTOR ELEKTROMOTOR Failure Rate 0.00241 0.00347 0.00397 0.00109 0.00343 Failure(s)/year 4 5 5 2.666666667 2.333333333 Corrective Time/Failure 3.25 1.26 1.05 1.77 1.48 Lost Time Hrs/Years 13.00 6.31 5.25 4.72 3.44 Tabel 7 Perhitungan Money Lost AS OLI RORED EMAIL DRAT BEARING ROTOR BEARING ELEKTROMOTOR Total Lost Time Hrs/Years 13.00 6.31 5.25 4.72 3.44 32.72 Gross Margin Lost Rp 228,800,000.00 Rp 110,977,680.00 Rp 92,400,000.00 Rp 83,110,954.67 Rp 60,597,695.48 Rp 575,886,330 Maintenance Rp 5,367,051.74 Rp 2,603,247.16 Rp 2,167,463.20 Rp 1,949,566.41 Rp 1,421,464.02 Rp 13,508,793 Total Rp 234,167,051.74 Rp 113,580,927.16 Rp 94,567,463.20 Rp 85,060,521.07 Rp 62,019,159.50 Rp 589,395,123 5. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian tugas akhir yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan menggunakan metode LCC, maka didapatkan total life cycle cost dari mesin Rotorvane pada PT Perkebunan Nusantara VIII Ciater yang paling rendah harganya adalah sebesar Rp 452,811,014,- 2. Berdasarkan data kerusakan dan biaya yang diperoleh, maka didapatkan retirement age yang optimal dari mesin Rotorvane melalui perhitungan LCC adalah delapan tahun. 3. Jumlah maintenance set crew yang optimal adalah satu maintenance set crew. Dalam satu tim tersebut terdiri dari tiga orang engineer.

ISSN : 2355-9365 e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 3019 4. Berdasarkan pada perhitungan biaya dengan of Unreliability, maka nilai yang harus ditanggung oleh perusahaan karena ketidakhandalan adalah sebesar Rp 589,395,123,-. Daftar Pustaka [1.] Badan Pusat Statistik. Produk Domestik Bruto. https://www.bps.go.id/subjek/view/id/11#subjekviewtab1. Published 2011. Accessed June 11, 2017. [2.] Barringer H, Weber D. Life Cycle Tutorial.; 1996. [3.] Fernando Vicente. Assesing the of Unreliability in Gas Plant to Have a Sustainable Operation. 2012. [4.] Dhillon BS. Life Cycle ing For Engineers.; 2009. doi:10.1201/9781439816899. [5.] Alhilman J, Saedudin RR, Atmaji FTD, Suryabrata AG. LCC application for estimating total maintenance crew and optimal age of BTS component. 2015 3rd Int Conf Inf Commun Technol ICoICT 2015. 2015;4(2):543-547. doi:10.1109/icoict.2015.7231483. [6.] Barringer & Associates. of Unreliability. Unreliability. 2010:1.