LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 13 MOMEN INERSIA Pendahuluan

C. Momen Inersia dan Tenaga Kinetik Rotasi

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

PAPER FISIKA DASAR MODUL 7 MOMEN INERSIA

BAHAN AJAR FISIKA KELAS XI IPA SEMESTER GENAP MATERI : DINAMIKA ROTASI

a. Hubungan Gerak Melingkar dan Gerak Lurus Kedudukan benda ditentukan berdasarkan sudut θ dan jari jari r lintasannya Gambar 1

MAKALAH MOMEN INERSIA

MAKALAH MOMEN INERSIA

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

FIsika DINAMIKA ROTASI

BAB 1 Keseimban gan dan Dinamika Rotasi

Contoh Soal dan Pembahasan Dinamika Rotasi, Materi Fisika kelas 2 SMA. Pembahasan. a) percepatan gerak turunnya benda m.

dengan g adalah percepatan gravitasi bumi, yang nilainya pada permukaan bumi sekitar 9, 8 m/s².

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

PENGARUH PERBEDAAN PANJANG POROS SUATU BENDA TERHADAP KECEPATAN SUDUT PUTAR

FISIKA XI SMA 3

bermassa M = 300 kg disisi kanan papan sejauh mungkin tanpa papan terguling.. Jarak beban di letakkan di kanan penumpu adalah a m c m e.

Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. 1. Vektor

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule.

5. Tentukanlah besar dan arah momen gaya yang bekerja pada batang AC dan batang AB berikut ini, jika poros putar terletak di titik A, B, C dan O

BAB DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

Dinamika Rotasi 1. Dua bola bermassa m 1 = 2 kg dan m 2 = 3 kg dihubungkan dengan batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Mengukur Kebenaran Konsep Momen Inersia dengan Penggelindingan Silinder pada Bidang Miring

Dari gamabar diatas dapat dinyatakan hubungan sebagai berikut.

Bab VI Dinamika Rotasi

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

A. Pendahuluan. Dalam cabang ilmu fisika kita mengenal MEKANIKA. Mekanika ini dibagi dalam 3 cabang ilmu yaitu :

Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya yaitu sebagai berikut:

SILABUS ROTASI BENDA TEGAR UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

Latihan I IMPULS MOMENTUM DAN ROTASI

SP FISDAS I. acuan ) , skalar, arah ( ) searah dengan

GURUMUDA.COM. KONSEP, RUMUS DAN KUNCI JAWABAN ---> ALEXANDER SAN LOHAT 1

FISIKA UNTUK UNIVERSITAS JILID I ROSYID ADRIANTO

SOAL DINAMIKA ROTASI

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR MOMEN INERSIA. Tanggal percobaan: Selasa, 15 November Tanggal pengumpulan: Minggu, 20 November 2016

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

SOAL SOAL FISIKA DINAMIKA ROTASI

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

Pelatihan Ulangan Semester Gasal

PRAKTIKUM FISIKA DASAR I

GERAK BENDA TEGAR. Kinematika Rotasi

Antiremed Kelas 10 Fisika

GuruMuda.Com. Konsep, Rumus dan Kunci Jawaban ---> Alexander San Lohat 1

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN

RENCANA PEMBELAJARAN GERAK ROTASI UNTUK SMU KELAS 2 SEMESTER 2. Disusun Oleh SAEFUL KARIM

Nama: Gilang Ramadhan NPM : Tugas: Fisika Dasar DINAMIKA

SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2015 TINGKAT PROVINSI

JURNAL PRAKTIKUM GERAK LURUS BERATURAN DAN GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN ANGGI YUNIAR PUTRI KELOMPOK IF2B

Smart Solution TAHUN PELAJARAN 2012/201 /2013. Pak Anang. Disusun Per Indikator Kisi-Kisi UN Disusun Oleh :

Pembahasan UAS I = 2/3 m.r 2 + m.r 2 = 5/3 m.r 2 = 5/3 x 0,1 x (0,05) 2

MATERI PELATIHAN GURU FISIKA SMA/MA

PUSAT MASSA DAN TITIK BERAT

Hukum Newton dan Penerapannya 1

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap 1 Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

MENERAPKAN HUKUM GERAK DAN GAYA

3.6.1 Menganalisis momentum sudut pada benda berotasi Merumuskan hukum kekekalan momentum sudut.

Antiremed Kelas 10 Fisika

Pilihlah jawaban yang paling benar!

Tujuan. Pengolahan Data MOMEN INERSIA

GERAK ROTASI. Hoga saragih. hogasaragih.wordpress.com

2.2 kinematika Translasi

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

BAB IV HASIL PENELITIAN

Antiremed Kelas 11 FISIKA

4 I :0 1 a :4 9 1 isik F I S A T O R A IK M A IN D

BAB 3 DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

Antiremed Kelas 11 FISIKA

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Fisika

DEPARTMEN IKA ITB Jurusan Fisika-Unej BENDA TEGAR. MS Bab 6-1

Treefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:

BENDA TEGAR FISIKA DASAR (TEKNIK SISPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta

Jawaban Soal OSK FISIKA 2014

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang SOAL UJIAN SELEKSI CALON PESERTA OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2016 TINGKAT KABUPATEN / KOTA FISIKA.

Olimpiade Sains Nasional F i s i k a

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB IX MEKANIKA BENDA TEGAR

Aplikasi Matematika Dalam Dunia Teknik Sipil

SOAL TRY OUT FISIKA 2

Fisika Umum (MA101) Kinematika Rotasi. Dinamika Rotasi

DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

MAKALAH MOMEN GAYA. Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisika Mekanik. Disusun Oleh: 1.Heri Kiswanto 2.M Abdul Aziz

Pengertian Momen Gaya (torsi)- momen gaya.

RENCANA PEMBELAJARAN 3. POKOK BAHASAN: DINAMIKA PARTIKEL

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

v adalah kecepatan bola A: v = ωr. Dengan menggunakan I = 2 5 mr2, dan menyelesaikan persamaanpersamaan di atas, kita akan peroleh: ω =

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

Statika. Pusat Massa Dan Titik Berat

KESEIMBANGAN BENDA TEGAR

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Wardaya College. Soal Terpisah. Latihan Soal Olimpiade FISIKA SMA. Spring Camp Persiapan OSN Part I. Departemen Fisika - Wardaya College

Integral lipat dua BAB V INTEGRAL LIPAT 5.1. DEFINISI INTEGRAL LIPAT DUA. gambar 5.1 Luasan di bawah permukaan

PUNTIRAN. A. pengertian

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

MEKANIKA TEKNIK. Sitti Nur Faridah

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 5 MOMEN INERSIA Nama : Lukman Santoso NPM : 240110090123 Tanggal / Jam Asisten : 17 November 2009/ 15.00-16.00 WIB : Dini Kurniati TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2009

BAB II Tinjauan Pustaka 1. Momen Inersia Momen inersia (satuan SI kg m 2 ) adalah ukuran ketahanan objek terhadap perubahan laju rotasinya. Besaran ini adalah analog rotasi daripada massa. Dengan kata lain, besaran ini adalah kelembaman sebuah benda tegar yang berputar terhadap rotasinya. Momen inersia berperan dalam dinamika rotasi seperti massa dalam dinamika dasar, dan menentukan hubungan antara momentum sudut dan kecepatan sudut, momen gaya dan percepatan sudut, dan beberapa besaran lain. Meskipun pembahasan skalar terhadap momen inersia, pembahasan menggunakan pendekatan tensor memungkinkan analisis sistem yang lebih rumit seperti gerakan giroskopik. Torsi sangat berpengaruh terhadap gerakan benda yang berotasi. semakin besar torsi, semakin besar pengaruhnya terhadap gerakan benda yang berotasi. dalam hal ini, semakin besar torsi, semakin besar perubahan kecepatan sudut yang dialami benda. Perubahan kecepatan sudut = percepatan sudut. Jadi kita bisa mengatakan bahwa torsi sebanding alias berbanding lurus dengan percepatan sudut benda. Perlu diketahui bahwa benda yang berotasi juga memiliki massa. Dalam gerak lurus, massa berpengaruh terhadap gerakan benda. Massa bisa diartikan sebagai kemampuan suatu benda untuk mempertahankan kecepatan geraknya. Apabila benda sudah bergerak lurus dengan kecepatan tertentu, benda sulit dihentikan jika massa benda itu besar. Sebuah truk gandeng yang sedang bergerak lebih sulit dihentikan dibandingkan dengan sebuah taxi. Sebaliknya jika benda sedang diam (kecepatan = 0), benda tersebut juga sulit digerakan jika massanya besar. Misalnya jika kita menendang bola tenis meja dan bola sepak dengan gaya yang sama, maka tentu saja bola sepak akan bergerak lebih lambat.

Dalam gerak rotasi, massa benda tegar dikenal dengan julukan Momen Inersia alias MI.( Momen Inersia dalam Gerak Rotasi mirip dengan massa dalam gerak lurus). Kalau massa dalam gerak lurus menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan linear (kecepatan linear = kecepatan gerak benda pada lintasan lurus), maka Momen Inersia dalam gerak rotasi menyatakan ukuran kemampuan benda untuk mempertahankan kecepatan sudut (kecepatan sudut = kecepatan gerak benda ketika melakukan gerak rotasi. Disebut sudut karena dalam gerak rotasi, benda bergerak mengitari sudut). Makin besar Momen inersia suatu benda, semakin sulit membuat benda itu berputar alias berotasi. sebaliknya, benda yang berputar juga sulit dihentikan jika momen inersianya besar. Definisi sederhana momen inersia (terhadap sumbu rotasi tertentu) dari sembarang objek, baik massa titik atau struktur tiga dimensi, diberikan oleh rumus: Di mana m adalah massa dan r adalah jarak tegak lurus terhadap sumbu rotasi. 2.Momen Inersia Partikel Sebelum kita membahas momen inersia benda tegar, terlebih dahulu kita pelajari Momen inersia partikel. Jangan membayangkan partikel sebagai sebuah benda yang berukuran sangat kecil. Sebenarnya tidak ada batas ukuran yang ditetapkan untuk kata partikel. Jadi penggunaan istilah partikel hanya untuk mempermudah pembahasan mengenai gerakan, di mana posisi suatu benda digambarkan seperti posisi suatu titik. Konsep partikel ini yang kita gunakan dalam membahas gerak benda pada Topik Kinematika (Gerak Lurus, Gerak Parabola, Gerak Melingkar) dan Dinamika (Hukum Newton). Jadi benda-benda dianggap seperti partikel.

Konsep partikel itu berbeda dengan konsep benda tegar. Dalam gerak lurus dan gerak parabola, misalnya, kita menganggap benda sebagai partikel, karena ketika bergerak, setiap bagian benda itu memiliki kecepatan (maksudnya kecepatan linear) yang sama. Ketika sebuah mobil bergerak, misalnya, bagian depan dan bagian belakang mobil mempunyai kecepatan yang sama. Jadi kita bisa mengganggap mobil seperti partikel alias titik. Ketika sebuah benda melakukan gerak rotasi, kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda. Bagian benda yang ada di dekat sumbu rotasi bergerak lebih pelan (kecepatan linearnya kecil), sedangkan bagian benda yang ada di tepi bergerak lebih cepat (kecepatan linear lebih besar). Jadi, kita tidak bisa menganggap benda sebagai partikel karena kecepatan linear setiap bagian benda berbeda-beda ketika ia berotasi. Kecepatan sudut semua bagian benda itu sama. Mengenai hal ini sudah dijelaskan dalam Kinematika Rotasi. Jadi pada kesempatan ini, terlebih dahulu kita tinjau Momen Inersia sebuah partikel yang melakukan gerak rotasi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu kita memahami konsep momen inersia. Setelah membahas Momen Inersia Partikel, kita akan berkenalan dengan momen inersia benda tegar. Benda tegar adalah benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang beraneka ragam. Jadi untuk membantu kita memahami momen Inersia benda-benda yang memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda-beda itu, terlebih dahulu kita pahami Momen Inersia partikel. Bagaimanapun, setiap benda itu bisa dianggap terdiri dari partikel-partikel.. Misalnya sebuah partikel bermassa m diberikan gaya F sehingga ia melakukan gerak rotasi terhadap sumbu O. Partikel itu berjarak r dari sumbu rotasi. mula-mula partikel itu diam (kecepatan = 0). Setelah diberikan gaya F, partikel itu bergerak dengan kecepatan linear tertentu. Mula-mula partikel diam, lalu bergerak (mengalami perubahan kecepatan linear) setelah diberikan gaya. Dalam hal ini benda mengalami percepatan tangensial. Percepatan tagensial = percepatan linear partikel ketika berotasi.

Kita bisa menyatakan hubungan antara gaya (F), massa (m) dan percepatan tangensial (a t ), dengan persamaan Hukum II Newton : Karena partikel itu melakukan gerak rotasi, maka ia pasti mempunyai percepatan sudut. Hubungan antara percepatan tangensial dengan percepatan sudut dinyatakan dengan persamaan : Sekarang kita masukan a tangensial ke dalam persamaan di atas : Kita kalikan ruas kiri dan ruas kanan dengan r : mr 2 adalah momen inersia partikel bermassa m, yang berotasi sejauh r dari sumbu rotasi. persamaan ini juga menyatakan hubungan antara torsi, momen inersia dan percepatan sudut partikel yang melakukan gerak rotasi. Istilah kerennya, ini adalah persamaan Hukum II Newton untuk partikel yang berotasi. Jadi Momen Inersia partikel merupakan hasil kali antara massa partikel itu (m) dengan kuadrat jarak tegak lurus dari sumbu rotasi ke partikel (r 2 ). Untuk mudahnya, bandingkan dengan gambar di atas.

Secara matematis, momen inersia partikel dirumuskan sebagai berikut : 3. Momen Inersia Benda Tegar Benda tegar adalah sistem benda yang terdiri atas sistem benda titik yang jumlahnya tak-hinggadan jika ada gaya yang bekerja, jarak antara titik-titik anggota sistem selalu tetap. Secara umum, Momen Inersia setiap benda tegar bisa dinyatakan sebagai berikut : Benda tegar bisa kita anggap tersusun dari banyak partikel yang tersebar di seluruh bagian benda itu. Setiap partikel-partikel itu punya massa dan tentu saja memiliki jarak r dari sumbu rotasi. jadi momen inersia dari setiap benda merupakan jumlah total momen inersia setiap partikel yang menyusun benda itu. Ini cuma persamaan umum saja. Bagaimanapun untuk menentukan Momen Inersia suatu benda tegar, kita perlu meninjau benda tegar itu ketika ia berotasi. Walaupun bentuk dan ukuran dua benda sama, tetapi jika kedua benda itu berotasi pada sumbu alias poros yang berbeda, maka Momen Inersia-nya juga berbeda. Sekarang coba kita lihat Momen Inersia beberapa benda tegar.

3. Momen Inersia Benda-Benda yang Bentuknya Beraturan Selain bergantung pada sumbu rotasi, Momen Inersia (I) setiap partikel juga bergantung pada massa (m) partikel itu dan kuadrat jarak (r 2 ) partikel dari sumbu rotasi. Total massa semua partikel yang menyusun benda = massa benda itu. Persoalannya, jarak setiap partikel yang menyusun benda tegar berbeda-beda jika diukur dari sumbu rotasi. Ada partikel yang berada di bagian tepi benda, ada partikel yang berada dekat sumbu rotasi, ada partikel yang sembunyi di pojok bawah, ada yang terjepit di tengah. amati gambar di bawah Ini contoh sebuah benda tegar. Benda-benda tegar bisa dianggap tersusun dari partikel-partikel. Pada gambar, partikel diwakili oleh titik berwarna hitam. Jarak setiap partikel ke sumbu rotasi berbeda-beda. Ini cuma ilustrasi saja. pada pusat) Lingkaran tipis dengan jari-jari R dan bermassa M (sumbu rotasi terletak Lingkaran tipis ini mirip seperti cincin tapi cincin lebih tebal. Jadi semua partikel yang menyusun lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. Momen inersia lingkaran tipis ini sama dengan jumlah total momen inersia semua partikel yang tersebar di seluruh bagian lingkaran tipis.

Momen Inersia lingkaran tipis yang berotasi seperti tampak pada gambar di atas, bisa diturunkan sebagai berikut : Perhatikan gambar di atas. Setiap partikel pada lingkaran tipis berada pada jarak r dari sumbu rotasi. dengan demikian : r 1 = r 2 = r 3 = r 4 = r 5 = r 6 = R I = MR 2 Ada cara lain untuk menurunkan momen inersia benda tegar, selain menggunakan kalkulus, yakni dengan bantuan teorema sumbu sejajar, teorema sumbu tegak lurus + sifat simetri benda. Di bawah ini contoh momen inersia dari beberapa benda tegar. a. Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L (sumbu rotasi terletak di tengah-tengah salah satu diameter) b. Cincin tipis berjari-jari R, bermassa M dan lebar L. (sumbu rotasi terletak pada salah satu garis singgung)

c. Silinder berongga, dengan jari-jari dalam R 2 dan jari-jari luar R 1 d. Silinder padat dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada sumbu silinder) e. Silinder padat dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada diameter pusat)

f. Bola pejal dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter) g. Kulit Bola dengan jari-jari R (sumbu rotasi terletak pada salah satu diameter) h. Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat )

i. Batang pejal yang panjangnya L (sumbu rotasi terletak pada salah satu ujung) j. Balok pejal yang panjangnya P dan lebarnya L (sumbu rotasi terletak pada pusat; tegak lurus permukaan)