Hasan Asnawi, Armaini, Nurbaiti (Fakultas Pertanian Universitas Riau) Hp : , ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBERIAN NIGHSOIL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAK CHOY (Brassica chinensis L)

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

PENGARUH PUPUK HIJAU Calopogonium mucunoides DAN FOSFOR TERHADAP SIFAT AGRONOMIS DAN KOMPONEN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt)

PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS BERBAHAN DASAR DAUN PAITAN (Thitonia diversifolia)

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI YANG DIFERMENTASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rafa)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SELADA (Lactuca sativa) PADA TANAH INCEPTISOL DENGAN APLIKASI ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

PEMBERIAN LIMBAH CAIR BIOGAS PADA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) GIVING BIOSLURRY ON THE OF MUSTARD PLANT

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BABY KAILAN (Brassica alboglabra L.) DENGAN PEMBERIAN TRICHO-KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PUPUK VERMIKOMPOS PADA TANAH INCEPTISOL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL SAWI HIJAU (Brassica juncea L)

Arizal Muhammad Bagus 1, Armaini 2, Fetmi Silvina 2 Departement of Agroteknologi, Faculty of Agriculture, University of Riau

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L) PADA INCEPTISOL DENGAN APLIKASI KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR (POC)TERHADAP PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. lingkungan atau perlakuan. Berdasarkan hasil sidik ragam 5% (lampiran 3A)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

KERAGAAN PERTUMBUHAN JAGUNG DENGAN PEMBERIAN PUPUK HIJAU DISERTAI PEMUPUKAN N DAN P

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

APLIKASI PUPUK N,P,K DAN MINERAL ZEOLIT PADA MEDIUM TUMBUH TANAMAN ROSELLA (Hibisccus sabdariffa, L) By Oki Riandi, Armaini and Edison Anom

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANSELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

APLIKASI PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) YANG DITANAM DIANTARA KELAPA SAWIT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Limbah Cair Tahu pada Tinggi Tanaman

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

RESPON TANAMAN JAGUNG MANIS AKIBAT PEMBERIAN TIENS GOLDEN HARVEST. Oleh : Seprita Lidar dan Surtinah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

PEMBERIAN PUPUK ORGANIK SUPER NATURAL NUTRITION (SNN) PADA TANAMAN SELADA ( Lactuca sativa,l ) DI TANAH ULTISOL

PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS PUPUK KANDANG DAN DOSIS UREA PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capssicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

Vol 3 No 1. Januari - Maret 2014 ISSN :

PENGARUH KOMPOS PAITAN (Tithonia diversifolia) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (Brassica oleraceae)

OPTIMALISASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN PAKCOY (Brassicca rapa L) MELALUI APLIKASI BEBERAPA DOSIS PUPUK BOKASHI

PERTUMBUHAN DAN HASIL KAILAN (brassica alboglabra) PADA BERBAGAI DOSIS KOMPOS SOLID ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA MACAM BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.) di POLYBAG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil percobaan menujukkan bahwa pemberian sludge limbah tapioka dan pupuk

UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS BOKASHI MELALUI PEMBERIAN CANGKANG TELUR, ABU DAPUR, DAN URINE SAPI SERTA PENERAPANNYA DALAM BUDIDAYA SAWI SECARA ORGANIK

PEMBERIAN POC MARTOB DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI LADANG (Nasturtium montanum Wall.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH PADA APLIKASI DOSIS PUPUK ORGANIK PADAT DAN CAIR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PEMBERIAN KOMPOS BATANG PISANG DAN PUPUK NPK PADA PEMBIBITAN TANAMAN JATI

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

APLIKASI HIJAUAN DAN KOMPOS Mucuna bracteata PADA TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L.)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) PADA BERBAGAI DOSIS PUPUK UREA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pupuk merupakan suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur hara bagi tanaman. Bahan tersebut dapat berasal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK KOTORAN KAMBING TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae. L)

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ALANG-ALANG (Imperata cylindrica) DAN PUPUK UREA, TSP, KCL PADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus L.

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS UREA PADA BEBERAPA VARIETAS SORGUM ( Sorghum bicolor L.) TERHADAP HASIL DAN MUTU BENIH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH URINE SAPI TERFERMENTASI DENGAN DOSIS DAN INTERVAL PEMBERIAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAWI (Brassica juncea L.) DENGAN PEMBERIAN MINERAL ZEOLIT DAN NITROGEN SKRIPSI

PERTUMBUHAN BEBERAPA KLON BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA TANAH GAMBUT DAN PODSOLIK MERAH KUNING

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) YANG DIBERI TEPUNG DARAH SAPI

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SORGUM (Sorghum bicolor L.) DENGAN PEMBERIAN BEBERAPA KOMBINASI KOMPOS DAN PUPUK P

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

PEMBERIAN BERBAGAI DOSIS ABU BOILER PADA PEMBIBITAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DI PEMBIBITAN UTAMA (Main Nursery)

PEMBERIAN LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT (LCPKS) DAN NPK TABLET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN

PENGARUH KECEPATAN DEKOMPOSISI PUPUK ORGANIK CAIR LIMBAH TAHU TERHADAP SERAPAN N DAN S TANAMAN JAGUNG PADA ALFISOL

BAB I PENDAHU LUAN 1.1. Latar Belakang

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR KULIT PISANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) MASAYU NPM.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN BIO URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill).

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

Transkripsi:

EXTRACT APPLICATION AS LIQUID FERTILIZER COMPLEMENTARY FOR GROWTH AND PRODUCTION Mustard Green (Brassica juncea.l) Hasan Asnawi, Armaini, Nurbaiti (Fakultas Pertanian Universitas Riau) Hp : 08127642218, Email : Hasanasnawi@gmail.com ABSTRACT The research aims to determine the best dose of the extract for growth and production Mustard Green ( Brassica juncea.l). The experiments conductedin the Agriculture Faculty, University of Riau from October to December 2011. Research used a completely randomized design with 5 treatments and 4 replications, namely T0: With out giving extract, T1: 1500 ml/plot, T2: 2000 ml/plot, T3: 2500 ml/plot and T4: 3000ml/plot. Parameters observed that plant height, leaf area, number of leaves, plant fresh weight, plant weight consumed per sample and root volume. The results showed extract dose 3000ml/plot is best for the growth and production of mustard green (Brassica junceae.l). Keywords: Plant Mustard Green, Liquid Fertilizer Complementary, Tithonia diversifolia PENDAHULUAN Produk pertanian sayuran organik yang dikomsumsi dalam bentuk segar banyak diminati masyarakat. Hal ini didukung oleh kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup sehat, lingkungan yang sehat dan mengurangi pencemaran limbah serta gencarnya kampanye nasional pertanian organik. Tanaman sawi hijau (Brassica juncea L) salah satu jenis sayuran yang populer dan banyak dikonsumsi, karena sawi kaya akan sumber vitamin serta mineral yang dibutuhkan oleh tubuh. Menurut Rubatzky dkk, (1998), sawi sebagai bahan makanan bisa dikomsumsi dalam berbagai macam bentuk bahan olahan makanan, selain itu sawi juga berguna untuk pengobatan berbagai macam penyakit, diantaranya sakit kepala, penyakit rabun ayam, pembersih darah, memeperbaiki dan memperlancar pencernaan makanan, deman, radang tenggorokan, anti kanker, dan memperbaiki fungsi ginjal. Setiap tahun permintaan sayur-sayuran, khususnya tanaman sawi terus meningkat, menurut Badan Pusat Statistik (2010) produksi sawi nasional tahun 2009 sebanyak 99,80 Ku/Ha dari luas panen 56,414.00 Ha, sedangkan pada tahun 2010 produksi sawi sebanyak 99.84 Ku/Ha dengan luas panen 59,266.00 Ha. Produksi sawi tahun 2009 sebanyak 2,338.00 ton dengan luas panen 405.00 Ha, sedangkan pada tahun 2010 sebanyak 2,922.00 ton dengan luas panen 405.00 Ha. Daerah penghasil sawi di

Riau yaitu Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Kepulauan Riau dan Kota Pekanbaru. Usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman sawi dapat dilakukan melalui intensifikasi, salah satu diantaranya adalah pemupukan. Ketergantungan petani akan pupuk anorganik yang selalu digunakan berlebihan mengakibatkan akumulasi bahan kimia yang kurang baik untuk kesehatan dan juga mengakibatkan tanah menjadi keras. Permasalahan dapat diatasi dengan mengunakan pupuk alternatif yang lebih ramah lingkunganyaitu penggunaan pupuk organik.salah satu diantaranya adalah tumbuhan Titonia diversifolia. selain kandungan haranya yang tinggi dan kemampuannya meningkatkan serapan P juga dapat meninggkatkan ph tanah, meningkatkan Ca, Mg dan menurunkan AL-dd tanah (Anonim, 2007b).Penggunaan pupuk dari ekstrak ini sangat menguntungkan, karena selain sebagai pembenah tanah, ekstrak ini mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman, sehingga potensi sebagai sumber hara dan mampu mengendalikan serangan penyakit dan hama. Disamping itu harganya murah, bahannya juga mudah diperoleh dan cara pembuatannya sangat mudah sehingga bisa diaplikasikan oleh petani. MenurutWiwik Hartatik (2007) dalam Deni Kick (2009), daun Tithoniadiversifoliakering mengandung N 3,5-4,0%, P 0,35-0,38%, K 3,5-4,1%, Ca 0,59%, dan Mg 0,27%. Tanaman jagung yang dipupuk Tithoniadiversifolia setara 60 kg N/ha menghasilkan jagung pipilan kering 4 t/ ha, sedangkan bila dipupuk urea 60 kg N/ha hasilnya hanya 3,7 t/ha. Pupuk hijau dari Tithoniadiversifoliajuga dapat mensubstitusi pupuk KCl. Dan Tithoniadiversifoliadapat menghasilkan bahan kering 1,75-2,0 kg/m 2 /tahun. Kadar N total pangkasan Tithoniadiversifoliaberkisar antara 2,9-3,9% atau rata-rata 3,16% sehingga dapat menghasilkan N 65 g/m 2 /tahun. Pada umumnya ekstrak Tithoniadiversifolia diberikan ke tanah dalam bentuk bahan segar, bokhasi dan kompos yang biasanya ditujukan sebagai bahan pembenah tanah atau sumber hara N dan K. Ketiga bentuk bahan tersebut diaplikasikan pada tanaman yang mempunyai umur agak panjang karena unsur hara tidak langsung tersedia bagi tanaman. Sedangkan untuk tanaman sayuran seperti sawi lebih efektif jika aplikasinya dalam bentuk ekstrak atau pupuk organik cair (Syaiful dan Arzal, 2006).Fungsi ini semakin komplek dengan adanya Efektif Mikroorganisme (EM 4) yang terkandung dalam fermentasi ekstrak tersebut, dimana selain sebagian dekomposer bahan organik, EM 4 juga mampu mencegah adanya serangan hama dan penyakit (Parnata, 2004). BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di UPT Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau Jalan Bina Widya km 12,5 Simpang Baru Panam Kec. Tampan Kota Pekanbaru dengan ketinggian tempat 10 Meter dari permukaan laut (mdpl). Penelitian ini berlangsung selama tiga bulan terhitung dari bulan Oktober sampai dengan bulan Desember 2011.

Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan, sehingga diperoleh 20 plot percobaan. Setiap plot terdiri dari 25 tanaman, dan sampel yang dipilih secara acak sebanyak 5 tanaman. Perlakuan yang diberikan adalah dosis ekstrak Tithoniadiversifolia ( T ) yang terdiri dari 5 level yaitu :T 0 : Tanpa pemberian ekstrak Tithonia, T 1 : Ekstrak Tithonia 1500 ml/ plot, T 2 : Ekstrak Tithonia 2000 ml/ plot,t 3 : Ekstrak Tithonia 2500 ml/ plot, T 4 : Ekstrak Tithonia 3000 ml/ plot.data yang diperoleh dianalisis secara statistik mengunakan Analisis of Varience (ANOVA) dengan model linier, Hasil analisis sidik ragam dilanjutkan dengan uji Duncan s New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf 5%. Pengamatan Parameter yang diamati antara lain Tinggi Tanaman (cm), Luas Daun (cm), Jumlah Daun (Helai), Berat segar Tanaman (Gram), Berat Tanaman Dikomsumsi (gram),volume Akar (ml). HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman (cm) Hasil sidik ragam (Lampiran 4a) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Tithonia diversifolia pada sawi hijau berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman. Hasil uji lanjut diuji dengan DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Rata-rata tinggi tanaman sawi hijau (cm) dengan pemberian ekstrak Tithonia diversifolia Dosis ektrak Tithonia T4 (3000 ml/plot ) Tinggi Tanaman (cm) 32.55 a 30.63 ab 30.44 ab 26.49 bc 23.43 c DNMRT pada taraf 5%. Tabel 1 menunjukkan bahwa peningkatan dosis ekstrak yang diberikan dapat meningkatkan tinggi tanaman. Tingggi tanaman tertinggi terdapat pada perlakuan pemberian ekstrak 3000 ml/plot,. dimana perlakuan ini berbeda tidak nyata dengan pemberian perlakuan 2000 ml/ plot dan perlakuan 2500 ml/ plot, namun berbeda nyata dengan perlakuan 1500ml/ plot dan tanpa pemberian ektrak. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi dosis ektrak yang diberikan maka semakin banyak pula ketersediaan dan serapan unsur hara bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan tinggi tanaman. Pada pemberian perlakuan 2000 ml/plot ketersedian dan serapan hara pada tanaman sawi sudah mampu meningkatkan tinggi tanaman sesuai dengan deskripsi yaitu 30 cm, sedangkan pada dosis 1500 ml/plot ketersedian dan serapan hara rendah sehingga tinggi tanaman menjadi lebih rendah demikian juga pada perlakuan tanpa pemberian ekstrak unsur hara hanya berasal dari media tanam tanpa adanya tambahan unsur hara dari luar.

Daun Tithonia kering mengandung N 3,5-4,0%, P 0,35-0,38%, K 3,5-4,1%, Ca 0,59%, dan Mg 0,27%. Wiwik Hartatik (2007) dalam Deni Kick (2009). Kandungan unsur N, P, K, Ca, Mg pada ekstrak Tithonia mempunyai fungsi dalam pertumbuhan tanaman. Marsono dan Sigit (2001) menyatakan bahwa peranan utama N ialah mempercepat pertumbuhan secara keseluruhan terutama batang dan daun. Selanjutnya Lakitan (2001) menambahkan bahwa N dan Mg unsur penyusun klorofil, apabila N dan Mg meningkat maka klorofil juga meningkat sehingga fotosintesis dan fotosintat yang dihasilkan serta dialokasikan ke pertumbuhan batang juga meningkat. Unsur P berperan dalam reaksi-reaksi fase gelap fotosintesis, respirasi dan berbagai proses metabolisme lainnya, meningkatnya serapan P tanaman sawi maka pembentukan ATP juga meningkat. ATP dibutuhkan sebangai energi dalam pembelahan sel sehingga akan meningkatkan jumlah sel yang dapat meningkatkan tinggi tanaman. Unsur K berperan sebagai aktifator dari berbagai enzim yang esensial dalam reaksi fotosintesis dan respirasi serta enzim yg terlibat dalam sintesis protein dan pati. Peningkatan serapan K akan memacu proses metabolisme di dalam tanaman diantaranya proses fotosintesis, maka karbohidrat yang dihasilkan juga meningkat. Karbohidrat yang tinggi merupakan subtrat respirasi yang akan menghasilkan energi yang banyak dan digunakan dalam proses metabolisme tanaman. Luas Daun (cm 2 ) Hasil sidik ragam (Lampiran 4b) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak Tithonia diversifolia pada sawi hijau berpengaruh nyata terhadap luas daun tanaman. Hasil uji lanjut diuji dengan DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Rata-rata luas daun tanaman sawi hijau (cm) dengan pemberian ekstrak Dosis ektrak Tithonia Luas Daun (cm 2 ) T4 (3000 ml/plot) 109.29 a 79.50 b 73.44 b 59.30 bc 44.86 c DNMRTpada taraf 5%. Tabel 2 menunjukkan bahwa dengan peningkatan pemberian dosis ekstrak dapat meningkatkan luas daun. Pemberian ekstrak Tithonia diversifolia 3000 ml/plotmunjukkan luas daun tertinggi dan berbeda nyata dengan perlakuasn lainnya. Hal ini disebabkan bahwa dengan peningkatan dosis perlakuan dapat meningkatkan jumlah ketersediaan unsur hara seperti N, P, K, Mg dan juga unsur mikro lainya bagi tanaman sehingga dapat meningkatkan luas daun. Menurut Syaiful dan Arzal (2006) merupakan sumber hara yang potensial, dimana dapat digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanaman terutama dalam menambah unsur hara N, P, K, Ca, Mg dan unsur mikro lainnya.selanjutnya Jumin (2002), menyatakan fungsi nitrogen diantaranya adalah meningkatkan pertumbuhan vegetatif terutama luas daun. Sarief (1985), menyatakan bahwa P berfungsi untuk perkembangan jaringan meristem. Selanjutnya Heddy (1987) menyatakan bahwa jaringan meristem terdiri dari jaringan pipih dan jaringan pita. Meristem pipih akan menghasilkan deret sel yang berfungsi memperpanjang jaringan

sehingga daun menjadi panjang dan tumbuh lebar. Selanjutnya Sarief (1985), menyatakan bahwa K sebagai aktivator enzim pada tanaman diantaranya dapat meningkatkan laju fotosintesis sehingga fotosintat yang dihasilkan dialokasikan diantaranya untuk pertumbuhan dan tanaman. Jumlah Daun (helai) Hasil sidik ragam (Lampiran 4c) menunjukkan bahwa pemberian ekstrak pada sawi hijau berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman. Hasil uji lanjut diuji dengan DNMRT pada taraf 5% dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rata-rata jumlah daun tanaman sawi hijau (cm) dengan pemberian ekstrak Dosis ektrak Tithonia T4 (3000 ml/plot) Jumlah Daun (helai) 19.65 a 18.90 a 18.10 a 18.05 a 15.95 a DNMRTpada taraf 5%. Tabel 3 menunjukkan bahwa pemberian berbagai dosis ekstrak Tithonia diversifolia memberikan perbedaan tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman sawi hijau. Peningkatan pemberian dosis ektrak pada tanamanan sawi cendrung menambah jumlah daun. Banyaknya jumlah daun tidak terlepas dari pertambahan tinggi tanaman.tanaman sawi hijaumemiliki batang yang beruas, semakin banyak ruasnya maka kemungkinan batang juga semakin tinggi sehingga jumlah daun semakin banyak.hidajat (1994), menyatakan bahwa pembentukan daun berkaitan dengan tinggi tanaman.batang merupakan tempat melekatnya daun-daun, dimana tempat melengketnya daun disebut buku.semakin tinggi batang maka buku dan ruas daun semakin banyak sehingga jumlah daun meningkat. Berat Segar Tanaman (gram) Hasil sidik ragam (Lampiran 4d) menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak pada sawi hijau berpengaruhnyata terhadap berat segar tanaman sawi hijau. Hasil uji lanjut diuji dengann DNMRT pada tarap 5% dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Rata-rata berat segar tanaman sawi hijau (gram) dengan pemberian ekstrak Dosis ektrak Tithonia T4 (3000 ml/plot) Berat Segar Tanaman (g) 117.33 a 103.25 ab 79.50 bc 62.08 c 55.25 c DNMRT pada taraf 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa peningkatan pemberian dosis ekstrak Tithonia diversifolia yang diberikan 3000 ml/plot menunjukkan berat segar sawi hijau tinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan ekstrak 2500 ml/plotnamun berbeda nyata dengan perlakuan ekstrak 2000 ml/plot, 1500 ml/plot dan tampa pemberian ekstrak. Hal ini disebabkan peningkatan pemberian ekstrak dapat meningkatkan ketersediaan unsur hara diantaran N, P, K, Mg dan unsur mikro yang berasal dari proses dekomposisi bahan organik yang dapat meningkatkan proses metabolisme tanaman sehingga berat segar tanaman juga meningkat, peningkatan berat segar tanaman tersebut disebabkan juga karena tinngi tanaman, luas daun dan jumlah daun pada perlakuan ekstrak 3000 ml/plot tersebut juga meningkatkan parameter tertinggi. MenurutLakitan (2001) proses fisiologi yang berlangsung pada tumbuhan banyak berkaitan dengan air dan bahan-bahan (senyawa atau ion) yang terlarut dalam air. Berat yang Dikonsumsi (gram) Hasil sidik ragam (Lampiran 4e) menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak pada sawi hijau berpengaruhnyata terhadap berat konsumsi sawi hijau. Hasil uji lanjut diuji dengann DNMRT pada tarap 5% dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata berat sawi hijau (gram) layak dikonsumsi dengan pemberian ekstrak Dosis ekstrak tithonia T4 (3000 ml/plot) Berat yang Dikonsumsi (g) 90.32 a 75.74 ab 62.41 b 42.33 c 35.41 c DNMRT pada taraf 5%. Tabel 5 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak 3000 ml/plot juga merupakan perlakuan terbaik terhadap berat yangdikonsumsi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan ekstrak Tithoniadiversifolia 2500 ml/plot namun berbeda nyata dengan perlakuan ekstrak Tithoniadiversifolia 2000 ml/plot, 1500 ml/plot dan tanpa pemberian ekstraktithoniadiversifolia. Perlakuan ekstrak dengan dosis 3000 ml/plot yang diberikan pada tanaman sawi hijau meningkat kan berat segar yang dikomsumsi, berat segar yang dikomsumsi. Tanaman sawi hijau pada perlakuan ekstrak 3000 ml/plot daunnya lebih luas dan jumlah daunnya lebih banyak sehingga berat tanaman yang dapat dikomsumsi juga lebih banyak. Menurut Lakitan (2001) fotosintat yang dihasilkan diangkut ke organ atau jaringan tanaman lain agar dapat dimamfaatkan oleh organ atau jaringan tersebut untuk pertumbuhan atau ditimbun sebagai cadangan. Tingginya hasil pada pemberian dosis ekstrak menjadi 3000 ml/plotdisebabkan karena jumlah daun lebih banyak dimana peningkatan pemberian dosis ekstrak dapat meningkatkan ketersedian unsur N, P, K, Mg dan unsur mikro lainnya.

Volume Akar (ml) Hasil sidik ragam (Lampiran 4f) menunjukkan bahwa dengan pemberian ekstrak pada sawi hijau berpengaruh tidak nyata terhadap Volume Akar sawi hijau. Hasil uji lanjut diuji dengann DNMRT pada tarap 5% dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Rata-rata volume akar tanaman sawi hijau (gram) dengan pemberian ekstrak Dosis ekstrak tithonia T4 ((3000 ml/plot) T0 (tampa pemberian ekstrak Tithonia) Volume Akar (ml) 7.52 a 7.33 a 6.64 a 6.39 a 5.77 a DNMRT pada taraf 5%. Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberianekstrak membentuk perbedaan tidak nyata terhadap volume akar tanaman sawi hijau. Karena pemberian ekstrak melalui daun tidak terlalu mempengaruhi pertumbuhan akar.hal ini disebabkan karena unsur hara langsung di metabolisme didaun walau pun sebagian unsur hara tersebut dapat dipergunakan oleh akar untuk pertumbuhan namun tidak terlalu banyak yang langsung bisa di serap oleh akar. Akar akan tumbuh dan berkembang dengan baik apabila unsur hara diberikan melalui tanah dan tersedia dalam jumlah yang cukup, sehingga penyerapan hara untuk tanaman berjalan lancar yang nantinya akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara keseluruhan. Islami (1995), menjelaskan akar membutuhkan unsur hara yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya, pada keadaan yang baik akar akan membentuk percabangan yang banyak. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perkaluan ekstrak dapat meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, berat segar tanaman dan berat yang dikonsumsi.pemberian dosis Ekstrak Tithonia 3000 ml/plotmerupakan dosis terbaik untuk pertumbuhan dan produsi tanaman sawi karena pada dosis tersebut dapat meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, berat segar tanaman dan berat yang dikonsumsi. Saran Disarankan agar dalam melakukan penanaman sawi hijau mengunakan pupuk pelangkap cair yaituekstrak dengan dosis 2500-3000 ml/plot.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2007b. Cara Praktis Membuat Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta. Deni kick, 2009. Pupuk Hijau.http://deni pertanian. blogspot.com/ 2009/04/pupuk-hijau-Tithonia-diversifolia.htmldiakses tanggal 10 Oktober 2011. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Dearah Tingkat I Riau, 2011.Data Statistik Tanaman Pangan.Pekanbaru. Heddy S. 1987. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta. Hidajat, E. B. 1994. Morfologi Tumbuhan. Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorad Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Kerja. Islami T., W. H. Utomo. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang. Jumin H.B. 2002. Agronomi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Lakitan, B. 2001. Dasar Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Press. Jakarta.. Marsono dan Sigit, P. 2001. Pupuk Akar Jenis Aplikasi. Penebar Swadaya. Jakarta Parnata, A.S, 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka. Bandung Reijntjes C., Haverkort B., dan Water Bayer. 2002. Pertanian Masa Depan. Pengantar untuk pertanian berkelanjutan dengan input luar rendah. Diterjemahkan oleh Sukoco Y. (Editor: Van de Fliertt dan Hidayat B). Rubatzky, Vincent E dan Mas Yamagudhi. 1998. Sayuran Dunia : Prinsip, Produksi jilid I. Instituti Teknologi Bandung. Bandung. Sarief, E. S. 1985. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Syaiful dan Arzal.2006. Bunga Pahit Tithonia Dimanfaatkan Dan Penggunaannya IPO Aie Angek.Dinas Pertanian Kota Bukittinggi.