PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB III LANDASAN TEORI

Management Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

Manajemen Persediaan. Perencanaan Kebutuhan Barang (MRP) EOQ. Christian Kuswibowo, M.Sc. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

ANALISIS ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UKM GRIYA TAS BOGOR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

Manajemen Persediaan. Persediaan Pengaman. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

ANALISIS PERHITUNGAN ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) DAN PENGARUHNYA TERHADAP PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

ANAISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN PENDEKATAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA UD BASTON FOOD KUDUS

OPTIMASI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. BROMINDO MEKAR MITRA

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU UNTUK EFISIENSI BIAYA PRODUKSI PADA SWALAYAN LANGGENG DI TULUNGAGUNG

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. : Manajemen Operasional Agribisnis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

Analisis Manajemen Persediaan Bahan Baku pada Perusahaan Base Camp Clothing dengan Menggunakan Metode Economic Order Quantity ( EOQ)

Akuntansi Biaya. Bahan Baku: Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke:

BAB II LANDASAN TEORI

OLEH: WIWIN PURWATININGSIH

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

Proudly present. Manajemen Persediaan. Budi W. Mahardhika Dosen Pengampu MK.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Pengendalian Bahan Baku Pada UMKM Kampoeng Cookies and Rotte Di Pekanbaru Riau

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. a. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Persediaan

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ PADA UD. ADI MABEL

Asmaul Khusna*), Kukuh Sulastyoko **) Kata Kunci :Pengendalian Kualitas, Pengendalian Mutu, Persediaan Pengaman, Peramalan, Forcasting, EOQ.

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini pokok bahasan yang diteliti adalah persediaan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITI (EOQ) PADA PERUSAHAAN ROTI BONANSA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

Manajemen Keuangan. Pengelolaan Persediaan. Basharat Ahmad, SE, MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU KAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA WAROENG JEANS CABANG P. ANTASARI SAMARINDA

MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Asti Widayanti S.Si M.T

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dengan suatu sistem. Menurut Jogiyanto (1991:1), Sistem adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

Manajemen Persediaan. Penentuan jumlah persediaan : stochactic model. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

JURNAL ANALISIS PENENTU RE-ORDER POINT (ROP) KEDELAI UNTUK KELANCARAN PROSES PRODUKSI TEMPE PADA RAJA TEMPE DI NGANJUK TAHUN 2015

Yehezkiel Alianto Topowijono Devi Farah Azizah Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Brawijaya

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Tauco di Perusahaan Kecap Manalagi Kota Denpasar Provinsi Bali

NASKAH SKRIPSI. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

ANALISIS EFISIENSI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN SETENGAH JADI DENGAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITIY

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ (ECONOMIC ORDER QUANTITY) PADA PRIMED KONVEKSI DI SAMARINDA.

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Management Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB 2 LANDASAN TEORI

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENENTUAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU KEDELAI YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE STOCKHASTIC PADA PT. LOMBOK GANDARIA

Manajemen Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM MENGELOLA PERSEDIAAN PERUSAHAAN. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Akuntansi

MANAJEMEN PERSEDIAAN. a. Pengertian Persediaan. 2) Persediaan Barang Dalam Proses. 2) Persediaan Barang Jadi

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Dalam perkembangan ekonomi dewasa saat ini dunia usaha tumbuh dengan

MANAJEMEN PERSEDIAAN. ERLINA, SE. Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

BAB 6 MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Subjek yang akan

ANALISIS PERSEDIAAN BAHAN BAKU DUMPTRUCK DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA PT. ASRICO PUTRA PERDANA BEKASI

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

Manajemen Persediaan. Manajemen Pembelian. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB II ECONOMIC ORDER QUANTITY

OLEH : YUSNA QURROTA A YUNI NPM :

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

Transkripsi:

PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DALAM MENGEFISIENKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA UMKM KUE NIKMAT RASA ABSTRAK Persediaan bahan baku yang cukup dapat memperlancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjadi efektifitas dalam kegiatan pemasaran. Tujuan dari pengendalian itu sendiri yaitu untuk menekan biaya-biaya operasional seminimal mungkin sehingga akan mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Dengan inilah perusahaan dapat mengefisienkan biaya persediaan, dimana antara persediaan dan barang yang dihasilkan sesuai dengan permintaan konsumen, agar tidak terjadi kelebihan dan kekurangan bahan baku dalam proses produksi. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui metode yang digunakan perusahaan agar biaya persediaan lebih optimal dan untuk mengetahui pengendalian bahan baku yang dilakukan perusahaan untuk menghindari kelebihan dan kekurangan bahan baku tersebut yaitu persediaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode diskriptif yang diperoleh dari alat analisis data yaitu Economic Order Quantity (EOQ), Frekuensi Pembelian, Perseediaan Pengaman (Safety Stock), Pemesanan Kembali (Reorder Point), Total Biaya Persediaan (TIC). Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara. Hasil Penelitian didapatkan persediaan optimal semua bahan baku menggunakan metode EOQ sebesar 8021kg dengan frekuensi pembelian sebanyak 6 kali, safety stock sebesar 85kg dan ROP sebesar 167.3kg dan TIC Rp 2.032.350,00. Kata Kunci : Economic Order Quantity (EOQ), Frekuensi Pembelian, Safety Stock (SS), Reorder Point (ROP), Total Inventory Cost (TIC).

PENDAHULUAN Persediaan bahan baku yang cukup dapat mempelancar proses produksi serta barang jadi yang dihasilkan harus dapat menjamin efektifitas kegiatan pemasaran, yaitu memberikan kepuasan kepada pelanggan, karena apabila barang tidak tersedia maka perusahaan kehilangan kesempatan merebut pasar dan perusahaan tidak dapat mensuplay barang pada tingkat optimal. Dengan adanya investasi dalam persediaan mengakibatkan adanya nilai uang yang terkait dalam bentuk persediaan, sehingga bagi perusahaan adanya biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan, misalnya sewa gudang, biaya pemesanan, biaya penyimpanan, dan biaya pengaman. Penanaman persediaan yang terlalu besar dibandingkan dengan kebutuhan akan memperbesar penyusutan, besar kemungkinan karena rusak, kualitas menurun, usang, sehingga memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan. Dan penanaman persediaan yang terlalu kecil akan menekan keuntungan juga, karena perusahaan tidak dapat bekerja dengan tingkat produktifitas yang optimal, sehingga akan mempertinggi biaya pengelolaan persediaan. Agar kegiatan produksi dapat memperoleh hasil yang sesuai dengan yang diinginkan dalam jumlah hal yang diproduksi oleh perusahaan dalam satu periode, maka diperlukan adanya pelaksanaan produksi yang disertai dengan pengendaliaan produksi. Pengendalian ini bertujuan agar barang jadi atau hasil proses produksi dapat sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen baik dalam kualitas maupun kuantitas waktu penyerahaan. Sedangkan dari perusahaan

itu sendiri juga diperlukan penyesuaian dalam efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki perusahaan untuk mencapai keseimbangan antara hasil produksi dengan faktor-faktor produksi yang tersedia. Ketidaktepatan dalam pengadaan faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan akan menimbulkan adanya pemborosan yang mengakibatkan kerugian finansial. Untuk menjamin kelancaran dan kesinambungan produksi, maka baik perusahaan dagang maupun manufaktur perlu mengadakan persediaan karena persediaan merupakan unsur modal kerja yang sangat penting dan yang secara kesinambungan akan berputar dalam siklus perputaran modal kerja perusahaan. Agar perusahaan dapat tetap menjamin kelangsungan operasi perusahaannya serta dapat mencapai tujuan untuk memaksimalisasikan nilai perusahaan, maka perlu diadakan suatu tindakan yang terarah dalam mengendalikan persediaan yang ada dalam perusahaan, dalam mencapai hasil usaha yang layak yang berkaitan dengan Harga Pokok Produksi, maka diperlukan pengendalian persediaan sehingga dapat menekan biaya produksi yang akan timbul atau terjadi. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian adalah untuk menekan biaya-biaya operasional seminimal mungkin sehingga akan mengoptimalisasikan kinerja perusahaan. Untuk melaksanakan pengendalian persediaan yang dapat diandalkan dan dipercaya tersebut maka harus diperhatikan berbagai faktor yang terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dari pihak manajemen dalam mengambil keputusan yang tepat.

LANDASAN TEORI Pengertian Manajemen Produksi Produksi dalam suatu perusahaan merupakan suatu kegiatan yang cukup penting bahkan didalam berbagai pembicaraan. Dikatakan bahwa produksi adalah dapurnya perusahaan tersebut. Apabila kegiatan produksi dalam suatu perusahaan tersebut akan ikut terhenti maka kegiatan dalam perusahaan tersebut akan ikut terhenti pula. Adapun pengertian manajemen itu sendiri menurut Sofjan Assauri (2004: 12) kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan orang lain. Sedangkan produksi menurut Sofjan Assauri (2004:11) adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil dari keluaran (output). Jadi Manajemen Produksi Menurut Sofjan Assauri (2004:12) adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber-sumber daya yang berupa Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alat dan Sumber Daya Dana serta bahan, secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility) sesuatu barang atau jasa. Secara singkat ruang lingkup manajemen produksi adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Produksi (PP) Production Planning 2. Pelaksanaan Produksi 3. Pengendalian Produksi (Production Control)

Pengertian Persediaan persediaan sehingga merupakan elemen utama terbesar dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu ada dalam keadaan berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan. Persediaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Dengan adanya persediaan produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu dikonsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Pengertian Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan bagian dari Manajemen Keuangan yang dalam kegiatannya bertugas untuk mengawasi aktiva perusahaan. Sebelum membuat keputusan tentang persediaan tentu bagian ini harus memahami konsep persediaan. Dalam Manajemen Persediaan terdapat 2 (dua) hal yang perlu diperhatikan yaitu menurut Fien Zulfikarijah (2005:9) yaitu: 1. Keputusan persediaan yang bersifat umum merupakan keputusan yang menjadi tugas utama dalam penentuan persediaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif. 2. Keputusan kualitatif adalah keputusan yang berkaitan dengan teknis pemesanan yang mengarah pada analisis data secara deskriptif.

Biaya Biaya Yang Berkaitan Dengan Persediaan Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya biaya-biaya variabel dan untuk menentukan kebijakan persediaan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana perusahaan dapat meminimalkan biaya-biaya. Biaya-biaya persediaan yang harus dipertimbangkan menurut Freddy Rangkuty (2004:16) adalah sebagai berikut: 1. Biaya Penyimpanan (holding cost/carring costs) yaitu terdiri dari biayabiaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan, biaya penyimpanan per-periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. 2. Biaya pemesanan atau pembelian (Ordering Costs atau Procurement Costs). Pada umumnya biaya perpesanan (diluar biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi apabila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per-periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. F N Rumus dari biaya pemesanan atau Ordering Costs menurut Lukas Setia Atmaja (2002:405) adalah : Biaya PemesananPertahun = biaya pesan x frekuensi pesanan = Ox S Q Dimana f adalah biaya tetap atau Fixed costs untuk satu pemesanan, N adalah frekuensi pemesanan dalam 1 tahun, adapun N adalah S/Q, S adalah unit yang dibutuhkan dalam setahun.

3. Biaya penyiapan (Manufacturing) atau set up costs. Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan untuk memproduksi komponen tertentu. 4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (Shortage Costs) adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Efisiensi Biaya Pengertian efisiensi menurut Susantun (2000:149) merupakan antara perbandingan output dan input, berkaitan dengan tercapainya output maksimum dengan sejumlah input. Jika rasio ouput besar maka efisiensi dikatakan semakin tinggi. Dapat dikatakan bahwa efisiensi adalah penggunaan input terbaik dalam memproduksi output. Untuk menentukan efisiensi total biaya persediaan menurut T. Hani Handoko (2000:364) yaitu: Efisiensi biaya = TICr TICo Keterangan: TICr = Total Biaya Persediaan Riil (perusahaan) TICo = Total Biaya Persediaan menurut EOQ Sedangakan untuk menentukan efisiensi pemesanan bahan baku menurut T. Hani Handoko (2000:364) yaitu Qo x Qr

Efisiensi jumlah pemesanan Keterangan: Qo = jumlah pemesanan berdasarkan EOQ Qr = jumlah pemesanan berdasarkan Perusahaan Pengertian Economic Order Quantity (EOQ) Pengertian EOQ (Economic Order Quantity) menurut Bambang Riyanto (2001:78) adalah jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal. Economic Order Quantity (EOQ) juga dapat dirumuskan menurut Lukas Setia Atmaja (2002:407) adalah : EOQ = 2 x R x S P Atas dasar model EOQ (Economic Order Quantity) diatas maka untuk menghitung biaya persediaan yang paling optimal digunakan model Total Incremental Cost (TIC) yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Biaya Persediaan = Total Biaya Penyimpanan + Total Biaya Pemesanaan Safety Stock (Persediaan Pengaman) pengertian menurut Sofjan Assauri (2004:186) sama halnya dengan pengertian Freddy Rangkuty yaitu persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (Stock Out). Besarnya safety stock seusai yang diungkapkan Slamet (2007:161) ditentukan dengan rumus: Safety stock = (pemakaianmaksimum-pemakaian rata-rata)x Lead time

Re Order Point (ROP) Pengertian Re Order Point (ROP) menurut Freddy Rangkuty (2004:83) adalah strategi operasi persediaan merupakan titik pemesanan yang harus dilakukan suatu perusahaan sehubungan dengan adanya Lead Time dan Safety Stock. Formulasi reorder point didalam Slamet (2007:72), adalah sebagai berikut: Keterangan ; Reorder Point = (LD x AU) + SS LD = Lead time atau waktu tunggu AU = Average unit atau pemakaian rata-rata selama waktu tunggu SS = Safety stock atau persediaan pengaman Total Inventory Cost (TIC) Dalam perhitungan biaya total persediaan, bertujuan untuk membuktikan bahwa dengan terdapatnya jumlah pembelian bahan baku yang optimal, yang dihitung dengan metode EOQ, akan dicapai biaya total persediaan bahan baku yang minimal. Total Inventory Cost (TIC) sesuai yang diutarakan Buffa (1991:270) dapat diformulasikan sebagai berikut: TIC = 2. D. S. h Keterangan : D = jumlah kebutuhan barang dalam unit S = biaya pemesanan setiap kali pesan h = biaya penyimpanan Biaya Pemesanan

Biaya pemesanan (ordering cost) adalah biaya yang dikaitkan dengan usaha untuk mendapatkan bahan baku atau barang dari luar. Tabel 4.1 Rincian Biaya Pemesanan UMKM Kue Nikmat Rasa No Bahan Baku Kuantitas Harga perkilo Jumlah 1 Tepung terigu 75kg Rp 8.000 Rp 600.000 2 Gula 50kg Rp 18.000 Rp 900.000 3 Telur 20kg Rp 22.000 Rp 440.000 Jumlah Rp 1.940.000 Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan (carrying cost atau holding cost) adalah biaya yang memiliki komponen utama yaitu biaya modal, biaya simpan, dan biaya resiko. Tabel 4.1 Rincian Biaya Penyimpanan UMKM Kue Nikmat Rasa No. Jenis Biaya Jumlah Biaya 1 Biaya Listrik, Air, dan Telvon Rp 800.000 2 Biaya Gaji Pegawai Rp 4.500.000 3 Biaya Cadangan Rusak Rp 200.000 Jumlah Keseluruhan Rp 5.500.000

Perhitungan Biaya Pesan dan Biaya Simpan Biaya pemesanan untuk sekali pesan (S) = total biaya pesan frekuensi pemesanan = 1.940.000 30 = Rp 64.700,- Biaya penyimpanan persatuan bahan baku (H) = total biaya simpan total kebutuhan bahan baku = 5.500.000 52..200 = Rp 105,- /kg Kebijakan Pemerintah UMKM Kue Nikmat Rasa melakukan pemesanan dalam setahun sebanyak 30 kali, Perusahaan ini mengambil tepung terigu yang dibutuhkan sebagai bahan baku primer dalam pembuatan kue. Perusahaan ini tidak memproduksi kue sendiri. 1) Pembelian bahan baku (Q) dapat diperhitungkan berdasarkan kebijakan perusahaan yang melakukan pemesanan setiap bulan sekali, maka dapat diketahui sebagai berikut : = total kebutuhan bahan baku frekuensi pemesanan = 52.200 30 = 1.740kg

Jadi besarnya jumlah pembelian bahan baku pada UMKM Kue Nikmat Rasa ini dalam sekali pemesaanan adalah sebesar 1.740kg 2) Total Biaya Persediaan Agar dapat menghitung biaya persediaan yang diperlukan oleh perusahaan maka diketahui: - Total kebutuhan bahan baku(d) = 52.200kg - Pembelian rata-rata bahan baku (Q) = 1.740kg - Biaya pemesanan sekali pesan (S) = Rp 64.700,- - Biaya simpan per meter (H) = Rp 105,-/ meter Total Biaya Persediaan (TIC) sebagai berikut : = [ D Q S]+[Q H] 2 = [ 52.200 1.740 64.700]+[1.740 105] 2 = Rp 1.941.000+Rp 91.350 = Rp 2.032.350,- Jadi total biaya persediaan yang harus ditanggung oleh UMKM Kue Nikmat Rasa adalah Rp 2.032.350,- Metode EOQ Hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam menggunakan metode EOQ ini adalah sebagai berikut: 1) Pembelian bahan baku yang ekonomi Pembelian bahan baku yang ekonomis ini didasarkan pada: - Total kebutuhan bahan baku (D) = 52200kg - Biaya pemesanan sekali pesan (S) = Rp 64.700,-

- Biaya simpan per meter (H) = Rp 105,-/ meter Maka setelah diketahui hal seperti yang tercantum diatas, besarnya pembelian bahan baku yang ekonomis menggunakan metode EOQ adalah sebagai berikut : EOQ = 2.D.S H = 2x52.200.Rp 64.700 = 8021 kg 105 Jadi jumlah pembelian bahan baku yang ekonomis dengan menggunakan metode EOQ adalah sebesar 8021 kg 2) Frekuensi Pemesanan Bahan Baku Dengan menggunakan metode EOQ dapat dihitung jumlah frekuensi pemesanan dalam satu tahun atau sering disebut frekuensi pembelian dapat dihitung sebagai berikut : F = D EOQ = 52.200 8021 = 6,5 kali jadi 6 kali Jadi frekuensi pemesanan bahan baku menurut metode EOQ adalah 6 kali dalam setahun 3) Total Biaya Persediaan Agar dapat menghitung biaya persediaan maka terlebih dahulu diketahui: - Total kebutuhan bahan baku (D) = 52200 kg - Biaya pemesanan sekali pesan (S) = Rp 64.700,-

- Biaya simpan per kg (H) = Rp 105,-/ kg - Pembelian bahan baku yang ekonomis (EOQ) = 8021 kg TIC = [ D EOQ S]+[EOQ 2 H] TIC = [ 52200 8021 64.700]+[8021 2 105] TIC = Rp 421.062+ Rp 421.102 TIC = Rp 842.164,- Jadi Total Persediaan bahan baku UMKM Kue Nikmat Rasa bila menggunakan metode EOQ sebesar Rp 842.164,- Penentuan Persediaan Pengaman (safety stock) Persediaan pengaman ini sering jita dengan dengan istilah safety stock, didalam suata perusaahaan yang besar safety stock ini sangat diperlukan guna menunjang kelancaran proses produksi yang berlangsung. Safety Stock = (pemakaian maksimum-pemakaian rata-rata)x lead time = (145-60)x 1 = 85 kg Jadi persediaan pengaman yang harus disediakan UMKM adalah sebesar 85kg

Titik Pemesanan kembali ( Re Order Point/ ROP) UMKM Kue Nikmat Rasa memiliki waktu tunggu dalam menunggu pemesanan bahan baku tepung terigu adalah selama 1 hari, atau bisa dikatakan lead team (L) 1 hari. Dan dengan rata-rata jumlah kerja karyawan selama 312 hari dalam setahun. Sebelum mengitung ROP maka terlebih dahulu dicari tingkat penggunaan bahan baku/ hari dengan cara sebagai berikut: d = D t = 52200 312 = 167.3kg Maka titik pemesanan kembali (ROP) adalah sebagai berikut : ROP = d x L = 167.3 x 1 = 167.3kg Jadi perusahaan harus melakukan pemesanan bahan baku pada tingkat jumlah sebesar 167.3kg.

PEMBAHASAN Dari data yang diperoleh pada UMKM Kue Nikmat Rasa menunjukan bahwa hubungan antara EOQ, Safety Stock, dan ROP adalah sebagai berikut: 1) Economic Order Quantity (EOQ) besarnya pembelian bahan baku yang ekonomis menggunakan metode EOQ adalah 8021 kg. 2) Persediaan Pengaman (safety stock) Besaranya persediaaan pengaman yang harus disediakan UMKM adalah sebesar 85 kg 3) Titik Pemesanan kembali ( Re Order Point/ ROP) Besarnya titik pemesanan kembali yang harus dilakukan yaitu pemesanan bahan baku pada tingkat jumlah sebesar 167.3 kg

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pembahasan, pada bab sebelumnya, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa metode yang paling efisien digunakan perusahaan adalah metode teknik EOQ. Metode ini mampu mengurangi frekuensi biaya pemesanan. Metode EOQ sangat cocok diterapkan dalam UMKM yang memiliki perbandingan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan yang sangat besar. DAFTAR PUSTAKA Assauri, Sofjan. 1999. Prosedur Penelitian dan Operasi. Jakarta ; BPFE UI. Buffa, Elwood S. 1991. Manajemen Produksi/Operasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Deitiana,Tita. 2012. Manajemen Opeasional Strategi dan Analisa Service dan Manufaktur. Jakarta: Mitra Wacana Media. Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin. 2007. Manajemen Produksi Modern. Jakarta:PT Bumi Aksara Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta: BPFE. Heizer, Jay dan Barry, Render. 2010. Operations Management: Manajemen Operasi. Buku 2. Edisi Kesembilan. Jakarta: Salemba Empat. Indriyani,Imaya.2015. Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Baku Dengan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT Enggal Subur Kertas.Skripsi.Semarang:Fakultas Ej=konomi Universitas Negeri Semarang. Indrajit, R.E dan R. D Pranoto. 2003: Manajemen Persediaan. Jakarta: Pt

Gramedia Widiasarana Indonesia. Nafarin, M. 2004. Penganggaran Perusahaan. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat. Nugra,Aditya. 2015. Analisis pengendalian Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ).Skripsi Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang. Rifqi, Latif Hanafi. 2012. Efisiensi Biaya Pengendalian Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) pada PT. Sari Warna Asli V Kudus. Skripsi. Semarang : Fakultas Ekonomi UNNES Slamet, Achmad. 2007. Penganggaran Perencanaan dan Pengendalian Usaha. Semarang: UNNES PRESS. Suharsimi, Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta. Sumayang, Lalu. 2003. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Salemba Empat. Zulfikarijah (2005). Manajemen Persediaan. Universitas Muhammadiyah. Malang.