BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh sekelompok manusia atas sekelompok manusia lain, dengan tujuan untuk membebaskan manusia yang lain itu dari kegelapan ketidaktahuan yang menyelimutinya. Namun demikian, terkadang bahwa tujuan mulia belum dapat mencapai tujuan sebagaimana harapan yang dibangunnya. Hal ini lebih banyak diakibatkan karena proses mendidik melalui proses belajar mengajar masih didominasi dengan pendekatan satu arah, dimana guru disebut-sebut sebagai pusat informasi, guru dianggap sebagai pusat kebenaran. Akibatnya siswa dikondisikan untuk harus mendengar dan patuh sepenuhnya apa kata guru. Akibat dari pola pembelajaran seperti ini, hasil motivasi belajar siswa menjadi rendah, karena siswa dikondisikan menjadi pasif dan hanya menjadi pendengar. Guru menjadi satu-satunya sumber informasi dan pengetahuan bagi siswa. Kenyataan tersebut juga terjadi pada proses pembelajaran pada mata pelajaran IPA di SDN Ledok 02 Salatiga. Pada pelaksanaan pembelajaran IPA di SD Negeri Ledok 02 kelas III penulis melihat proses pembelajarannya masih menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat teacher centered, yaitu sistem yang pembelajarannya yang masih berpusat kepada guru, dalam hal ini guru merupakan satu-satunya sumber belajar bagi siswa, dan dalam pelaksanaannya juga guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Hal ini membuat siswa tidak termovitasi seperti merasa mengantuk dan malas untuk mendengarkan, juga siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran IPA. Guru kurang menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan dapat menarik perhatian siswa, sehingga dalam mengikuti pembelajaran, siswa merasa malas, dan kurang memperhatikan dan pada akhirnya ketika diberikan tugas, siswa tidak memahami sehingga memperoleh nilai yang rendah atas pekerjaan tugasnya. 1
2 Rendahnya motivasi yang berimplikasi pada hasil belajar dapat dilihat ketika kondisi awal sebelum diberikan perlakuan, siswa diberikan evaluasi berbentuk tes untuk mengukur hasil belajarnya pada mata pelajaran IPA. Setelah dilakukan evaluasi dalam bentuk tes pada siswa kelas III SDN Ledok 02 Salatiga, ditemukan bahwa ketuntasan klasikal siswa kelas III pada mata pelajaran IPA hanya 56.82 dengan nilai rata-rata kelas hanya 69.25. Hasil belajar IPA selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1. 2 Hasil Belajar IPA Kelas III SDN Ledok 02 Salatiga No Ketuntasan Frekuensi Prosentase (%) 1 Tuntas 25 56.82 2 Tidak tuntas 19 43.18 Jumlah Siswa 44 100 Nilai Minimum 48 Nilai Maksimum 93 Rata-rata Kelas 69.25 Berdasarkan tabel 1, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum diadakan tindakan yaitu hanya 25 siswa yang tuntas belajarnya dan 19 lainnya tidak tuntas belajarnya. Terlihat pula ketimpangan perolehan nilai, dimana nilai tertinggi dicapai dengan nilai 93, sementara terendah dicapai hanya 44. Masalah tersebut lebih banyak disebabkan karena siswa jarang diberikan kesempatan untuk bertanya, guru yang terus-menerus mendominasi pembelajaran dengan memberikan ceramah kepada siswa, sehingga saat dilakukan diskusi dan siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapat, siswa menjadi tidak berani untuk menyampaikan pendapatnya sebab siswa telah terkondisi untuk menjadi pasif dan bukan aktif dalam pembelajaran IPA. Akibatnya, siswa tidak terlatih memahami isi pelajaran IPA dan menjadi mudah melupakan materi pelajaran tersebut. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas III SDN Negeri Ledok 02 Salatiga adalah 70. Melihat data ketuntasan minimal dan nilai ratarata siswa kelas III SDN Ledok 02 Salatiga, masih di bawah standar kelulusan.
3 Sehingga, dengan demikian, tugas guru untuk mewujudkan pencapaian tujuan pendidikan nasional yang diharapkan belum tercapai. Melihat kondisi demikian, penelitian ini dilakukan dalam maksud untuk melihat apakah dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda, dapat memiliki pengaruh khususnya dalam membangkitkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini, penulis menawarkan suatu metode pembelajaran yang berbeda dari metode pembelajaran yang umumnya diberikan guru kepada siswa pada mata pelajaran IPA. Melalui penelitian ini, penulis menawarkan metode cooperative learning tipe STAD. Model pembelajaran ini menekankan bagaimana siswa belajar secara tim, tetapi juga belajar secara mandiri sebagai individu. Sebagai tim, siswa dapat saling belajar dari sesama temannya, dan secara mandiri, siswa dapat secara aktif untuk belajar terstruktur, sehingga siswa tidak hanya bergantung dari satu sumber informasi saja yaitu guru. Artinya, melalui model pembelajaran ini penulis membangun dugaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas III SDN Ledok 02 Salatiga, pada mata pelajaran IPA 1.2. Identifikasi Masalah Mengacu pada latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah yang menyebabkan rendahnya motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas III Ledok 02 Salatiga. Rendahnya motivasi dan hasil belajar IPA kelas III SDN Ledok 02 Salatiga disebabkan guru kelas III SDN Ledok 02 Salatiga kurang kreatif, cenderung monoton dan selalu menerapkan metode belajar berceramah dalam membelajarkan siswa mata pelajaran IPA, siswa jarang diberikan kesempatan untuk berdiskusi, siswa jarang diberikan kesempatan untuk melakukan eksplorasi melalui percobaan. Selain itu, karena dikondisikan menjadi pendengar pasif dalam pembelajaran, siswa menjadi bosan, mengantuk dan menjadi malas dalam mengerjakan tugas-tugasnya, serta ketika diberikan kesempatan untuk berdiskusi, karena terlanjur terkondisi pasif, siswa tidak termotivasi untuk menjadi aktif dalam diskusi yang melibatkan siswa. Dengan fakta bahwa banyaknya nilai siswa di bawah standar KKM, peneliti berusaha memberikan alternatif tindakan atau solusi yaitu menawarkan model pembelajaran yang berbeda dari umumnya yang diberikan oleh guru. Model
4 pembelajaran yang ditawarkan adalah cooperative learning tipe STAD. Artinya, dengan menerapkan model pembelajaran ini dalam pembelajaran IPA, dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN Ledok 02 Salatiga semester II tahun pelajaran 2011/2012. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti dapat mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Apakah Melalui Metode Cooperative tipe STAD dapat Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Siswa kelas III SD Negeri Ledok 02? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran Cooperative Learning tipe STAD dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA siswa kelas III SDN Ledok 02. 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis Dapat memperkayah khazanah pengetahuan, secara khusus dalam ilmu pendidikan dalam hal menerapkan model dan metode pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. 2. Manfaat praktis a. Bagi Guru Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengajar khususnya dengan menggunakan metode Metode Cooperative tipe STAD sebagai metode pembelajaran yang melatih siswa untuk memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. b. Bagi Siswa Menambah keterampilan siswa dalam memecahkan masalah yang khususnya ditemui dalam proses pembelajaran.
5 c. Bagi Sekolah Mengangkat nama dan citra sekolah lebih baik dimata masyarakat dengan memiliki siswa dan guru yan terampil dan berkompeten.