Instrumen penelitian diperlukan dalam penelitian kuantitatif untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Oleh karena itu jumlah instrument penelitian tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Jika variabel yang diteliti lima maka instrumen yang digunakan juga lima. Karena instrument penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, sehingga setiap instrument harus memiliki skala pengukuran. Berikut akan di bahas berbagai macam permasalahan instrument penelitian: A. Macam-macam Skala Pengukuran Menurut (Sugiyono, 2014) skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Contoh, untuk mengukur berat badan maka dibutuhkan alat ukuran timbangan, sedangkan untuk mengukur tinggi badan maka dibutuhkan alat ukur meteran. Timbangan dan meteran dalam hal ini disebut instrument, sedangkan kg dan meter merupakan skala pengukuran. Nilai variabel yang di ukur dengan instrumen dan menggunakan skala pengukuran maka nilai variabel dapat dinyatakan dalam bentuk angka, misalnya berat badan 65 kg, tinggi badan 170 meter. Macam-macam skala pengukuran dapat berupa: Skala Nominal. Adalah skala yang hanya mendasarkan pada pengelompokan atau pengkategorian peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan notasi angka hal itu sama sekali tidak menunjukan perbedaan kuantitatif melainkan hanya menunjukan perbedaan kualitatif. Banyak variabel dalam penelitian sosial menggunakan skala nominal seperti Agama, Jenis kelamin, Tempat lahir, asal sekolah dsb. Adapun 1 R i m a R a c h m a w a t i
ciri dari skala nominal adalah : (1) kategori data bersifat mutually exclusive (saling memisah), (2) Kategori data tidak mempunyai aturan yang logis (bisa sembarang). Skala Ordinal. Adalah pengukuran dimana skala yang dipergunakan disusun secara terurut dari yang rendah sampai yang tinggi menurut suatu ciri tertentu, namun antara urutan (ranking) yang satu dengan yang lainnya tidak mempunyai jarak yang sama, skala ordinal banyak dipergunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan terutama berkaitan dengan pengukuran kepentingan, persepsi, motivasi serta sikap, apabila mengukur sikap responden terhadap suatu Kebijakan pendidikan, responden dapat diurutkan dari mulai Sangat setuju (1), Setuju (2), Tidak berpendapat (3), Kurang Setuju (4), dan Tidak setuju (5), maka angkaangka tersebut hanya sekedar menunjukan urutan responden, bukan nilai untuk variabel tersebut. Adapun ciri dari skala ordinal adalah : (1) kategori data bersifat saling memisah, (2) kkategori data mempunyai aturan yang logis, (3) kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya. Skala Interval. Adalah skala pengukuran dimana jarak satu tingkat dengan tingkat lainnya sama, oleh karena itu skala interval dapat juga disebut skala unit yang sama (equal unit scale), contoh yang sangat dikenal adalah temperatur. Adapun ciri-ciri skala interval adalah : (1) kategori data bersifat saling memisah, (2) kategori data mempunyai aturan yang logis, (3) kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya, (4) perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori, (5) angka nol hanya menggambarkan suatu titik dalam skala (tidak punya nilai Nol absolut). Skala Rasio. Skala interval yang benar-benar memiliki nilai nol mutlak disebut skala rasio, dengan demikian skala rasio menunjukan jenis pengukuran yang sangat jelas dan akurat (precise). Jika kita memiliki skala rasio, kita dapat menyatakan tidak hanya jarak yang sama antara satu nilai dengan nilai lainnya dalam skala, tapi juga tentang jumlah proporsional karakteristik yang dimiliki dua obyek atau lebih, dan contoh untuk skala ini adalah uang. Adapun ciri-ciri dari 2 R i m a R a c h m a w a t i
skala rasio adalah : (1) kategori data bersifat saling memisah, (2) kategori data mempunyai aturan yang logis, (3) kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya, (4) perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori, (5) angka nol menggambarkan suatu titik dalam skala yang menunjukan ketiadaan karakteristik (punya nilai Nol absolut). Bagi seorang peneliti pemahaman secara tepat tentang skala pengukuran sangat penting karena dua alasan : Pertama, tiap skala pengukuran memberikan jumlah informamsi yang berbeda, skala rasio memberi informasi lebih banyak dibanding interval, interval lebih banyak dibanding ordinal, dan ordinal memberi informasi lebih banyak dibanding skala pengukuran nominal, oleh karena itu, jika memungkinkan peneliti sebaiknya menggunakan skala pengukuran yang dapat memberikan informasi paling maksimum yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Kedua, beberapa jenis prosedur analisa statistik tidak tepat untuk dipergunakan pada skala pengukuran yang berbeda, untuk itu kejelasan penentuan skala pengukuran akan menentukan jenis analisis statistik yang bagaimana yang akan dipergunakan. 3 R i m a R a c h m a w a t i
Gambar. Empat jenis Skala Pengukuran SKALA CONTOH Nominal Jenis Kelamin (Karakteristik : hanya data Kelompok dan Label, melaporkan frekuensi atau prosentase) Ordinal Interval Rasio Ke-4 Ke-3 Ke-2 Ke-1 10 20 30 0 Rp. 10 Rp.20 Rp.30 Rp.40 Peringkat dalam suatu Lomba (Karakteristik : data urutan, menggunakan angka hanya untuk menunjukan peringkat) Temperatur (Karakteristik : Menganganggap bahwa perbedaan antar skor benar-benar me-nunjukan perbedaan yang sama dalam variabel yang diukur) Uang (Karakteristik : mencakup seluruh karakteristik di atas ditambah nilai nol mutlak/yang sebenarnya) Sumber: internet 4 R i m a R a c h m a w a t i
Dalam mengukur sikap ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan yaitu skala Likert, Skala Guttman, Rating Scale, Semantic Deferential. a) Skala Likert Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2014). Dalam skala likert, variabel yang diukur diinterpretasikan menjadi indikator, dan selanjutnya indikator akan dijadikan dasar untuk menyusun pertanyaan/ pernyataan. Jawaban dalam skala likert memiliki gradasi dari positif ke negatif misalnya berupa pernyataan: a. Sangat setuju / Selalu/ Sangat positif diberi skor 5 b. Setuju/ sering / positif diberi skor 4 c. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral diberi skor 3 d. Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negarif diberi skor 2 e. Sangat tidak setuju/ tidak pernah diberi skor 1 Selanjutnya data yang telah terkumpul dari instrument/ kuesioner akan dilakukan rekapituasi. Misalnya: dari responden 100 orang hasil rekapitulasi jawaban yang terkumpul: 27 orang menjawab Sangat Setuju 35 orang menjawab Setuju 15 orang menjawab ragu-ragu 13 orang menjawab tidak setuju 10 orang menjawab sangat tidak setuju Maka dapat disimpulkan bahwa dari jumlah responden yang ada 62 orang (27+35) atau 62% menjawab sangat setuju dan setuju, dan kesimpulannya adalah mayoritas responden menjawab positif terhadap variabel yang diteliti. 5 R i m a R a c h m a w a t i
Selain dengan cara di atas juga dapat digunakan data skoring dari masingmasing jawaban, dengan cara berikut: Jumlah skor untuk 27 orang yang menjawab sangat setuju = 27 x 5 = 135 Jumlah skor untuk 35 orang yang menjawab setuju = 35 x 5 = 140 Jumlah skor untuk 15 orang yang menjawab ragu-ragu = 15 x 3 = 45 Jumlah skor untuk 13 orang yang menjawab tidak setuju = 13 x 2 = 26 Jumlah skor untuk 10 orang yang menjawab sangat tidak setuju = 10 x 1 = 10 Jumlah skor yang diperoleh 356 Jumlah skor idel (andaikan semua responden menjawab sangat setuju) 500 Maka tingkat pernyataan jawaban seluruh responden adalah (356 500) x 100% = 71,2% dari yang diharapkan. Garis secara kontinum dapat digambarkan daerah rata-rata pernyataan responden sebagai berikut: b) Skala Guttman Jika pada skala Likert interval dari kata sangat setuju sampai sangat tidak setuju maka pada skala Guttman hanya ada dua interval yaitu setuju tidak setuju, benar salah, ya-tidak, pernah tidak pernah, atau positif negatif. Skala pengukuran dengan skala Guttman menyatakan ketegasan terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Selanjutnya, dalam memberikan skor untuk jawaban positif diberikan nilai 1 sedangkan nilai negatif diberikan nilai 0. Tentunya pemberian skor ini disesuaikan dengan pernyataan dalam instrument yang dibuat. Contoh pernyataan dalam skala Guttman: Apakah penghasilan saudara di atas upah minimum regional: a. Ya b. Tidak Bagaimana jika peraturan tentang merokok dihilangkan: a. Setuju b. Tidak setuju 6 R i m a R a c h m a w a t i
c) Rating Scale Rating scale memiliki data mentah berupa angka dan kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Responden akan menjawab salah satu jawaban dari kuantitatif yang disediakan. Contoh: Seberapa jelas informasi yang diberikan dalam iklan. 4. informasi dirasakan sangat jelas 3. informasi dirasakan jelas 2. informasi dirasakan tidak jelas 1. informasi dirasakan sangat tidak jelas Berdasarkan pilihan jawaban yang tersedia dapat dipilih sesuai yang dirasakan responden. Responden dapat memilih nomor 4 jika informasi yang dirasakan sangat jelas. d) Semantic Deferential Skala semantic deferential digunakan untuk mengukur sikap yang berbentuk dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positif terletak disebelah kiri atau sangat negatif: terletak disebelah kanan atau sebaliknya. Data yang dihasilkan berbentuk data interval, biasanya digunakan untuk mengukur sikap/ karakteristik seseorang. Menurut Saudara bagaimana fasilitas tempat rekreasi Tangkuban Perahu Bersih 5 4 3 2 1 Kotor Terang 5 4 3 2 1 Gelap Sejuk 5 4 3 2 1 Gerah Responden memberikan jawaban sesuai persepsi responden kepada yang dinilai. Responden yang memberikan nilai 5 berarti responden tersebut memberikan penilaian positif terhadap permasalahan yang ditanyakan yaitu fasilitas tempat rekreasi Tangkuban Perahu dan sebaliknya responden yang 7 R i m a R a c h m a w a t i
memberikan nilai 1 berarti responden tersebut memberikan penilaian negatif terhadap fasilitas tempat rekreasi Tangkuban Perahu. B. Instrumen Penelitian Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2014). Dalam ilmu alam, instrument penelitian telah banyak tersedia dan telah teruji pula validitas dan reliabilitasnya. Misalnya untuk mengukur berat badan maka timbangan sebagai instrumentnya, dan untuk mengukur suhu badan thermometer sebagai instrumentnya, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam ilmu social, instrument penelitian sulit ditemui dan diciptakan karena beberapa kendala. Pertama, gejala/fenomena ilmu social sangat cepat berubah dan sulit dicari kesamaannya serta bila digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat. Banyaknya instrument penelitian ditentukan oleh banyaknya variable penelitian yang diteliti, misalnya pengaruh struktur organisasi terhadap kualitas informasi akuntansi melalui kualitas sistem informasi akuntansi. Dalam penelitian tersebut ada tiga variabel yaitu struktur organisasi, kualitas informasi akuntansi dan kualitas sistem informasi akuntansi. Maka diperlukan tiga instrument penelitian: o Instrument untuk mengukur struktur organisasi o Instrument untuk mengukur kualitas informasi, dan o Instrument untuk mengukur kualitas sistem informasi akuntansi. 8 R i m a R a c h m a w a t i
C. Cara Menyusun Instrumen Cara menyususn instrument dasarnya adalah teori yang digunakan untuk mengukur variabel yang sedang diteliti. Dari teori yang kita gunakan, selanjutnya menyusun dimensi atau parameter untuk mengukur variabel penelitian. Dari dimensi, selanjutnya membuat indikator dari masing-masing dimensi. Variabel dimensi indikator disusun karena ingin meminimalisir tingkat abstraknya suatu pernyataan. Misalnya varibel : struktur organisasi, struktur organisasi sangat abstrak dan perlu dijelaskan dengan dimensi, misalnya departementalisasi, spesialisasi, rantai nilai, formalisasi. Penentuan dimensi-dimensi tersebut tentunya harus berdasarkan teori yang ada. Setelah dimensi ditentukan selanjutnya menentukan indikator, untuk mendapatkan pernyataan yang lebih jelas atau tidak abstrak lagi. Misalnya, untuk mengukur departementalisasi indikatornya adalah membagi tugas menjadi beberapa bagian sesuai dengan spesialisasinya. Dan terakhir adalah membuat item-item pernyataan/ pertanyaan. Contoh lainnya, variabel penelitiannya tingkat kecantikan seseorang. dimensinya adalah kulit, badan, dan rambut. Indikatornya kulit adalah kulit putih, wangi, bersih. Indikator badan adalah berat badan ideal, tinggi badan ideal. Indikator rambut adalah bersih, rapih, bercahaya. 9 R i m a R a c h m a w a t i
D. Contoh Berikut contoh variabel, dimensi dan indikator. Variabel Dimensi Indikator Struktur Organisasi. Robbins & Coulter (2014: 359), Spesialisasi pekerjaan. (Robbins & Coulter, 2014:359) Rantai Komando (Robbins & Coulter, 2014:360). Pendelegasian wewenang (Robbins & Coulter, 2014: 367) Formalisasi. 2014: 367) Tingkat spesialisasi bidang pekerjaan. 2014:359) Mengelompokkan orangorang dalam bidang pekerjaan yang sama 2014:359) Kejelasan memberikan printah kepada bawahan. 2014:360). Adanya garis wewenang. 2014:360). Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh manajer. 2014:360). Partisipasi dalam pengambilan keputusan. Derajat kewenangan 2014: 367) Memilliki aturan/ ketentuan. 2014: 367) Aturan/ ketentuan dibakukan. 2014: 367) 10 R i m a R a c h m a w a t i
SOAL KUIS Berdasarkan proposal yang telah di buat dalam tugas (pada pertemuan sebelumnya), buatlah varibel, Dimensi, dan indicator. Dibuat dalam bentuk table operasionalisasi variabel seperti contoh di modul. SOAL FORUM Variabel : Kualitas informasi akuntansi Cari Dimensi dan idikator untuk mengukur kualitas informasi akuntansi, dengan format berikut (jawaban singkat dan benar): Variabel Dimensi Indikator Alasan 11 R i m a R a c h m a w a t i