BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur dan lainnya, tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia saat ini dihuni oleh hampir 255,5 juta jiwa penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian global terutama di Indonesia, ikut memacu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pajak merupakan bagian dari sumber penerimaan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spirituil. Untuk dapat. mendapatkan dukungan dari masyarakat (Waluyo dan Ilyas, 2000: 1)

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin besar untuk masa yang akan datang karena tujuan utama dari penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya.untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut pemerintah

BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB I PENDAHULUAN. besar pula dalam menjalankan fungsi kenegaraannya.sebagai Negara yang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang mengalami berbagai permasalahan di berbagai sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dianggap mampu mencerminkan kerjasama nasional. Dalam hal pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah Self Assessment System yang berarti wajib pajak diberi kepercayaan

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Tanpa pajak akan sangat mustahil sekali negara ini dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian bangsa. Suparmono dan Damayanti (2010) mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan dana untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. dan bangsa yang adil, sejahtera, aman, dan tertib. Dalam rangka mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang ikut mendorong pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang dibayar oleh masyarakat sebagai iuran yang pemungutannya dapat

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan. Pengeluaran utama negara adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan atas Barang Mewah (PPN & PPnBM), Pajak Lain, dan Surat

BAB I PENDAHULUAN. yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik. untuk mensejahterakan rakyat Indonesia secara adil dan makmur.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

:Prosedur Pembuatan dan Pelaporan Pajak Pertambahan Nilai dengan Aplikasi e-spt PPN 1111 DM :Faiga Meiriskha NIM : ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. yang diperjualbelikan, telah dikenai biaya pajak selain dari pada harga pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang berpotensi besar yaitu pajak yang menyumbang rata-rata lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. tangga dimana mengenal sumber penerimaan dan pos pos pengeluaran.

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah tentunya berusaha untuk dapat meningkatkan dan meratakan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang,

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran umum Negara adalah untuk kegiatan pembangunan. dan makmur. Di Indonesia sendiri pembangunan masih tergolong rendah atau

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

: Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan PPN

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyatnya. Guna

BAB I PENDAHULUAN. langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak akan bisa berjalan dengan baik. Pembangunan infrastruktur, biaya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan negara dapat berjalan dengan lancar dan baik. Dalam struktur keuangan

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pajak dapat dinikmati oleh semua rakyat Indonesia. terutang dengan menyampaikan Surat Pemberitahuan. Sebagaia timbal balik

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah krisis ekonomi merupakan topik hangat yang sudah sering diperbincangkan sejak dahulu. Terjadinya krisis sangat mempengaruhi perekonomian negara kita karena dapat menyebabkan penurunan penerimaan negara. Peneliti dari Insitute for Development for Economic and Finance (INDEF), Sugiono menyatakan bahwa Indonesia saat ini memiliki potensi yang besar mengulangi krisis seperti pada 1998 dan 2008. Pemerintah Indonesia berupaya meningkatkan penerimaan negara dengan mengoptimalkan sumber-sumber biaya alternatif yang salah satunya diperoleh dari sektor pajak. Ditelaah dari struktur penerimaan negara yang ada di APBN, hanya penerimaan dari pajak yang memungkinkan layak untuk dibangun dan dikembangkan sebagai suatu penerimaan negara yang berkesinambungan. Di Indonesia, penerimaan pajak merupakan pendukung yang cukup besar. Sejauh yang terlihat selama ini, sektor pajak menyumbang sekitar 70% dari seluruh penerimaan negara. Pajak itu sendiri merupakan iuran rakyat kepada negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapatkan jasa timbal (kontrapretasi) yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk pengeluaran umum untuk membayar pengeluaran umum. (Rochmat Soemitro, 2014) Pajak memiliki peran yang sangat vital dalam sebuah negara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan. Tanpa pajak kehidupan negara tidak akan bisa berjalan dengan baik. Hampir dalam setiap proyek pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah selalu didengungkan bahwa proyek yang dibangun, dibiayai dari dana pajak yang telah dikumpulkan masyarakat. Pembangunan sarana umum seperti jalan-jalan, jembatan, sekolah, rumah sakit/puskesmas, kantor polisi dibiayai dengan menggunakan uang yang berasal dari pajak. 1

2 Menurut data Direktorat Jenderal Pajak (DJP), jumlah Wajib Pajak terdaftar tahun 2016 mencapai 30,04 juta, yang terdiri dari 2,4 juta Wajib Pajak Badan dan 27,5 juta Wajib Pajak Orang Pribadi (OP). Wajib Pajak yang wajib melaporkan SPT sebanyak 18,1 juta, sedangkan yang sudah menyampaikan SPT baru mencapai 10,8 juta. Setoran pembayaran pajak dari Wajib Pajak Badan adalah tumpuan bagi penerimaan negara (porsinya hampir 80%), sangat jauh dibanding kontribusi Wajib Pajak OP yang secara kuantitas mengisi mayoritas struktur jenis Wajib Pajak terdaftar. Ketimpangan ini sekaligus mengungkap bahwa Indonesia masih menyimpan begitu banyak potensi pajak yang bisa digali karena kontribusi Wajib Pajak Badan yang dominan itu hanya bersumber dari 15.5% perusahaan yang sudah terdaftar memiliki NPWP. Disisi lain, target penerimaan pajak yang harus dicapai tahun 2016 adalah sebesar Rp 1.360,1 triliun. Gambar 1.1 Realisasi Pajak di Indonesia Periode 2004-2014 Sumber Data : www.pajak.go.id Dari data di atas dapat dilihat bahwa penerimaan pajak dari tahun ke tahun relatif selalu meningkat kecuali pada tahun 2009 penerimaan pajak menurun dari

3 tahun sebelumnya. Terlepas dari tercapainya target ataupun tidak, tentu masih terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam memenuhi penerimaan pajak, baik itu dalam kegiatan penagihan pajak maupun kesadaran Wajib Pajak itu sendiri. Dari tahun ke tahun pemerintah telah melakukan berbagai langkah dan kebijakan untuk mengoptimalkan penerimaan pajak. Kebijakan yang dilakukan antara lain melalui penyempurnaan perundang-undangan, penerbitan peraturanperaturan baru di bidang perpajakan, meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak maupun menggali sumber-sumber pajak lain. Tetapi dalam perjalanannya, kebijakan-kebijakan tersebut tidak sepenuhnya berhasil karena masih banyak tunggakan-tunggakan pajak yang belum dilunasi oleh Wajib Pajak. Kesadaran Wajib Pajak menjadi pacuan dalam pemenuhan penerimaan pajak. Dalam pemungutan pajak dituntut kesadaran Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban kenegaraan. Kurangnya atau tidak adanya kesadaran masyarakat sebagai Wajib Pajak untuk membayar pajak ke negara mengakibatkan timbulnya perlawanan terhadap pajak yang merupakan bagian dari kendala dalam pemungutan pajak. Pandangan dan tanggapan Wajib Pajak terhadap pajak masih negatif, sehingga sering dianggap merugikan Wajib Pajak. Banyak Wajib Pajak yang kurang memahami tentang peraturan perpajakan, khususnya tentang aturan mengenai kegiatan pelaporan pajak. Dari beberapa fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar Wajib Pajak masih enggan membayar pajak dengan benar, beberapa diantaranya akan selalu berusaha mengelak dari pembayaran pajak. Oleh karena itu, dalam sistem self assessment yang dianut Indonesia, keberadaan basis data perpajakan yang lengkap dan akurat sangat penting bagi Direktorat Jenderal Pajak. Sistem self assessment menuntut Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melapor kewajiban pajakya sendiri, sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaranpelanggaran yang dilakukan oleh Wajib Pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Salah satu pelanggaran yang mungkin terjadi adalah keengganan untuk membayar kewajiban pajak terutangnya, sehingga dapat menimbulkan tunggakan pajak yang semakin meningkat. Tunggakan pajak timbul ketika fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak. Berdasarkan sistem self assessment yang dianut oleh Indonesia, jika suatu

4 peristiwa, keadaan, atau perbuatan yang menyebabkan terjadinya tunggakan pajak seperti tidak membayar pajak, maka saat itu juga Wajib Pajak memiliki tunggakan pajak, tanpa harus menunggu fiskus menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Adanya penyimpangan tersebut, maka memungkinkan tunggakan pajak yang terus meningkat. Oleh karenanya harus dilakukan tindakan penagihan yang mempunyai kekuatan hukum memaksa. Penagihan pajak aktif yaitu memaksa Wajib Pajak untuk melaksanakan kewajiban perpajakannya. Pemerintah melakukan penagihan pajak aktif dengan harapan masyarakat melaksanakan kewajibannya sebagai Wajib Pajak dalam mendukung untuk mendukung keberhasilan penerimaan pajak. Surat Tagihan Pajak merupakan surat pertama yang dikeluarkan jika Wajib Pajak tidak atau kurang bayar pajak, harus membayar denda, belum menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) tetapi sudah memungut PPN, atau telah dikukuhkan, membayar dan melaporkan PPN tetapi tidak benar. (Ilyas dan Burton) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bekasi merupakan salah satu penyelenggara administrasi pemungutan pajak yang subjeknya dikenakan pada Wajib Pajak Badan tertentu dalam Wilayah kerja Jawa Barat. Tidak dipungkiri meskipun jumlah Wajib Pajaknya sudah ditentukan oleh Direktorat Jendral Pajak, namun dalam hal ini target penerimaan pajak masih tetap menjadi pacuan utama dalam melaksanakan pilot project. Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak KPP Madya Bekasi Periode 2011-2015 Tahun Target (dalam Rupiah) Realisasi (dalam Rupiah) Presentase 2011 9,321,237,542,218 9,659,561,510,687 103.63% 2012 12,019,484,223,516 11,090,044,508,652 92.27% 2013 13,858,388,280,283 12,700,479,605,949 91.64% 2014 14,286,918,000,000 13,384,738,235,737 93.69% 2015 17,748,553,363,999 15,795,156,880,541 88.99% Sumber : KPP Madya Bekasi

5 Tabel di atas merupakan data dari target dan realisasi penerimaan pajak di KPP Madya Bekasi dalam periode 2011 sampai dengan 2015. Dapat dilihat bahwa target yang ditetapkan setiap tahunnya selalu meningkat, namun perkembangan realisasi penerimaan yang diterima menunjukan fluktuasi naik turun selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2011 target penerimaan dapat terlampaui sebesar 3,63%, sedangkan tahun selanjutnya realisasi yang diterima tidak tercapai sebesar 7,83%. Penurunan kembali terjadi di tahun 2013 dari target yang ditetapkan sebesar Rp 13.858.388.280.283,- namun yang dicapai hanyalah Rp 12.700.479.605.949,- atau 91.64%. Tahun berikutnya perkembangan penerimaan meningkat sebesar 2% dari tahun 2013. Pada tahun 2015 realisasi penerimaan masih jauh lebih kecil dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu hanya mencapai 88,9%. Realisasi penerimaan yang cenderung menurun dari target yang diharapkan menyimpulkan bahwa adanya beberapa kendala yang belum terselesaikan maupun potensi kendala di periode berikutnya yang memungkinkan terjadinya kenaikan pada tunggakan pajak. Dari beberapa uraian yang telah dijabarkan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi di mana fokus penelitian akan terarah pada proses pencairan tunggakan pajak serta kendala-kendala apa saja yang menyebabkan penurunan tingkat realisasi penerimaan pajak yang diperoleh. Adapun judul skripsi tersebut yaitu tentang Tinjauan Pencairan Tunggakan Pajak atas Kendala dalam Pencapaian Target Penerimaan. 1.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana pelaksanaan/proses pencairan tunggakan pajak di KPP Madya Bekasi? 2. Apa saja kendala-kendala yang mempengaruhi terjadinya tunggakan pajak? 3. Apa solusi untuk mengatasi kendala-kendala pencairan tunggakan? 4. Hal-hal apa saja yang dapat mengurangi dampak dari tidak tercapainya target penerimaan pajak?

6 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keterlambatan pencairan tunggakan yang dapat menjadi kendala dalam pencapaian target penerimaan pajak serta mencari solusi agar masyarakat Indonesia menjadi lebih sadar atas kewajiban membayar pajak, hal ini guna meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : 1. Manfaat Teoritis Menambah konsep dan teori dalam Ilmu Perpajakan, khususnya mengenai pencairan tunggakan pajak. 2. Manfaat Praktis a) Bagi Peneliti Lain Penelitian ini dapat dijadikan perbandingan dari penelitian yang telah ada serta dapat menambah kepustakaan yang diperlukan sebagai bahan referensi penelitian yang serupa. b) Bagi Aparat Pajak Dapat dijadikan masukan dalam upaya pemecahan kendala pencairan tunggakan pajak, sehingga jumlah tunggakan pajak tidak cenderung meningkat dan tercapainya target penerimaan. 1.5 Batasan Masalah Sesuai dengan judul penelitian yang penulis ambil, maka penulis memfokuskan ruang lingkup dari identifikasi masalah di mana hanya mencakup studi kasus KPP Madya Bekasi yaitu mengenai tinjauan pencairan tunggakan pajak yang menjadi kendala target penerimaan. 1.6 Sistematika Penulisan Untuk memudahkan penyajian bagian-bagian dari keseluruhan tulisan atau laporan hasil penelitian secara jelas, maka laporan ini disusun berdasarkan pemilihan bab seperti yang diuraikan pada bagian berikut ini.

7 BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang penelitian, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian serta sistematika penulisan. BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang berbagai konsep yang berkaitan dengan dasar-dasar perpajakan, pemaparan kajian pustaka atau literatur yang berkaitan dengan penagihan pajak dan tunggakan pajak yang diperoleh dari berbagai sumber sebagai landasan dari penelitian ini, serta penelitian terdahulu dan kerangka pemikiran. BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang metodologi penelitian yang digunakan meliputi desain penelitian, tahap penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode analisis data. BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan secara singkat dari tempat yang menjadi objek penelitian, dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Madya Bekasi, serta hasil analisa data khususnya mengenai proses pencairan tunggakan pajak. BAB 5 : PENUTUP Bab ini menguraikan tentang simpulan atau hasil pembahasan analisa dan penelitian, dan saran-saran yang bermanfaat untuk penelitian selanjutnya.