BAB I PENDAHULUAN. pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II MUSIK TIUP PADA UPACARA ADAT KEMATIAN PADA MASYARAKAT BATAK TOBA DI KOTA MEDAN

BAB II KONDISI GEOGRAFIS MASYARAKAT KARO DI DESA SURBAKTI. penggunaan musik tiup dan faktor- faktor yang melatar-belakangi penerimaan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dikenal dengan berbagai suku, agama, dan ras serta budayanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. universal artinya dapat di temukan pada setiap kebudayaan. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah bagian dari budaya dan merupakan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebudayaan adalah salah satu yang dimiliki oleh setiap negara dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan hal yang tidak asing bagi kita. Setiap orang pasti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, yang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia didalam era globalisasi sangat pesat perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. Etnik Pesisir merupakan salah satu etnik yang mendiami daerah pesisir

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional dan bahasa daerah. Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. rias, tata busana, pentas, setting, lighting, dan property. Elemen-elemen tari dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ciri khas yang menjadi identitas bagi mereka. Cimpa, terites, tasak telu

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB 1 PENDAHULUAN. Soepandi Mengatakan bahwa: Alat musik tiup yang ada di Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

DAFTAR INFORMAN. Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual) Pekerjaan : Wiraswasta dan pemusik tradisional Karo (penggual)

BAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan merupakan salah satu etnis di provinsi Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. Keyboard adalah instrumen dengan susunan kunci yang ditata secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang dikenal dunia kaya akan suku dan

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya, dalam penelitian apa pun sangat diperlukan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO

PROSES PEMBELAJARAN MUSIK BAGI KELOMPOK BAND JUST 4_U DI SMA BOPKRI 1 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Karo merupakan etnis yang berada di Sumatera Utara dan mendiami

BAHAN USBN AKORD. = 2 1 ½ m = 1 ½ 2 dim = 1 ½ - 1 ½ M 7 = 2 1 ½ - 2 m 7 = 1 ½ 2-1 ½ 7 = 2 1 ½ - 1 ½ Sus 4 = = 2 ½ - 1 Sus 2 = = 1 2 ½

BAB I PENDAHULUAN. keunikan masyarakat Indonesia itu sangat berkaitan erat dengan keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. Panaek Gondang merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh

BAB l PENDAHULUAN. pencapaian inovasi tersebut manusia kerap menggunakan kreativitas untuk menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan musik di Indonesia mulai menunjukan kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

Cymbals Tomtom. Snare Bass drum. Hihat. Gbr Bagian-bagian dari seperangkat drum. Gbr 2.10: Seorang pemusik memainkan seperangkat drum

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam kehidupan manusia. Pada masa-masa sekarang musik ini telah

EKSPLORASI MELODI PATAM PATAM KARO PADA GITAR ELEKTRIK. Tugas Akhir S1 Seni Musik. Oleh: Jacky Raju Sembiring NIM

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. program studi. Mata kuliah instrumen pilihan wajib ini menawarkan beberapa pilihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Utara. Secara geografis, wilayah Karo terletak di antara 02 o o 19 LU dan 97 o 55

DESKRIPSI PENYAJIAN KITAB ENDE-ENDEN DALAM LITURGI KEBAKTIAN GEREJA BATAK KARO PROTESTAN JALAN JAMIN

BAB I PENDAHULUAN. diterima dan dirasakan oleh pencipta atau pengamat seni.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Ekspresi ini akan mengikuti perkembangan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai ragam suku bangsa yang memiliki jenis kebudayaan yang beragam pula.

BAB I PENDAHULUAN. namun alat musik elektrikpun berkembang dengan sangat pesat. Salah satu contoh

BAB I PENDAHULUAN. Simalungun adalah salah satu suku batak yang ada di Sumatera Utara. Sama seperti suku

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, dirigen atau konduktor adalah

BAB I PENDAHULUAN. di zaman modern, mereka tetap melanjukan tradisi leluhurnya, seperti yang dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan yang berbeda-beda,

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai dalam upacara ritual maupun pertunjukan kesenian yaitu gendang lima

BAB III ANALISIS KARYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV PENUTUP. yang berada di provinsi Sumatera Utara. Gendang singindungi (double sided

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia dikenal dengan keberagaman tradisinya, dari

BAB I PENDAHULUAN. perasaanya. Sebagai masyarakat yang berinteraksi mereka mempunyai penilaian

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian Batak secara umum dibagi menjadi 2(dua) bagian yaitu Gondang

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan cara yang berbeda-beda, berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Saat

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan nada-nada pentatonik contohnya tangga nada mayor Do=C, maka

Kerangka Materi, Narasi, dan Hasil Produk

11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah Karo adalah salah satu Kabupaten yang ada di Propinsi Sumatera

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nanda Ahya Halim, 2015

RESPON ANAK USIA 3-5 TAHUN TERHADAP INSTRUMEN MUSIK PADA IBADAH ANAK SEKOLAH MINGGU DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

PEMBELAJARAN ANSAMBEL TIUP DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) MUSIK TIUP KABANJAHE, SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan cara mengumpulkan, menyusun dan menginterpretasikan data.

BAB I PENDAHULUAN. mayoritas adalah Suku Batak Toba. Masyarakat di daerah ini datang dari daerahdaerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seni merupakan salah satu bentuk unsur kebudayaan manusia, baik

BAB II. SEJARAH PERSADAAN KARO MERGANA ras ANAK BERUNA DI CINTA DAMAI KECAMATAN MEDAN HELVETIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku

BAB I PENDAHULUAN. akan memunculkan sebuah budaya dan musik baru. Walaupun biasanya terkadang

OLEH : YUDHA FAHLEVI AMRI ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, hal ini terlihat dimanifestasikan melalui

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain. 1. Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara umum pengertian musik tiup adalah alat musik yang bunyinya bersumber dari getaran udara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan cara meniupnya. Instrumen musik tiup terdiri atas banyak jenis materi dasar pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain sebagainya. Tulisan ini bermaksud untuk meneliti salah satu jenis materi dasar dari istrumen musik tiup tersebut yang dimaksudkan di dalam tulisan ini adalah alat musik yang dikenal dengan nama brass, yang artinya kuningan. Contohnya antara lain : terompet, saksofon, trombone, horn dan lain lain. Brass pada awalnya adalah instrumen yang berkembang dalam kebudayaan barat. Di dalam kebudayaan masyarakat Karo dikenal juga istilah musik tiup, yang pada awalnya konsep istilah tersebut tidak jauh berbeda dengan pengertian musik tiup secara umum di atas, begitu juga dengan materi dasar pembentuknya antara lain kuningan, logam, kayu, bambu dan lain sebagainya. Sampai saat ini penulis belum bisa memastikan kapan pastinya musik tiup mulai masuk ke dalam kebudayaan masyarakat Karo. Tetapi, dari beberapa hasil wawancara, diskusi, dan juga hasil pengamatan penulis mengenai perkembangan musik tiup ini sendiri, sampai saat ini ada di salah satu lembaga kerohanian di daerah Karo yaitu suatu lembaga gereja GBKP yang dimana di dalamnya terdapat beberapa grup musik tiup yang masih tetap eksis sampai saat ini. 11

Gereja GBKP tersebut juga merupakan hasil dari perkembangan yang terjadi disebabkan masuknya agama Kristen ke tanah Karo yang dibawakan oleh misionaris berkebangsaan Belanda yang bernama Pdt.H.C.Kruyt sekitar tahun 1890, dimana pusat penginjilan pertamanya berada di Desa Buluh Awar yang selanjutnya berpindah ke kota Kabanjahe. Dari hasil wawancara penulis dengan bapak Pt.Iswanta Sembiring (pimpinan Nazareth Musik Tiup), Sekitar pada tahun 1965 para misionaris berkebangsaan Jerman juga datang ke Tanah Karo dalam rangka menyebarkan injil, seiring dengan masuknya injil tersebut para misionaris juga membawa alat-alat musik brass sebagai pengiring ibadah pada kebaktian minggu sehingga proses ibadah menjadi lebih menarik. Para misionaris yang sekaligus menjadi pemain musik tiup tersebut pada awalnya menggunakan alat terompet, trombone, horn, tuba untuk mengiringi kebaktian minggu. Seiring berjalannya waktu mereka mengajari masyarakat setempat untuk mengiringi kebaktian minggu. Dan khususnya di Desa surbakti terbentuklah sebuah grup musik tiup yang bernama NAZARETH MUSIK. Pada perkembangan selanjutnya, grup inilah yang menggantikan fungsi para misionaris tersebu t untuk memainkan musik tiup dalam mengiringi kebaktian minggu. Grup ini pun mengalami perkembangan dalam perjalanannya. Grup yang pada awalnya hanya mengiringi kebaktian minggu, sudah berkembang menjadi grup komersil yang dapat disewa untuk mengiringi acara-acara kebaktian lainnya diluar kebaktian minggu di gereja. Selanjutnya sampai sekarang ini, grup musik tiup ini sudah mengiringi upacara-upacara adat seperti upacara kematian dan juga acara pemberkatan pernikahan khususnya dalam lembaga gereja yaitu GBKP. 12

Perkembangan Nazareth Musik ini juga terjadi dalam instrumentasinya. Grup yang pada awalnya hanya terdiri dari instrumen terompet, trombone, horn, dan tuba berkembang dengan penambahan beberapa alat musik seperti gitar bass, drum, dan keyboard. Perkembangan instrumen tersebut secara otomatis mempengaruhi pola musikal musik tiup tersebut. Perubahan-perubahan pada Nazareth Musik inilah yang menyebabkan mereka tetap eksis, Nazareth Musik Tiup juga tetap mampu bertahan dan sering dipanggil untuk mengisi upacara-upacara perkawinan dan kematian, melihat hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan menuliskan tentang Nazareth Musik Tiup dan bagaimana perkembangannya pada masyarakat Karo ke dalam skripsi yang berjudul: DINAMIKA NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO. 1.2. Pokok Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya terdapat beberapa permasalahan, namun untuk menghindari kesimpang siuran dan tumpang tindih terhadap permasalahan permasalahan yang akan dibahas di dalam penelitian, maka penulis menentukan beberapa pokok permasalahan, yaitu : 1. Bagaimanakah sejarah dan perkembangan Nazareth Musik Tiup. 2. Sejauh mana peran Grup Nazareth Musik Tiup dalam upacara adat Karo. 3. Bagaimana perkembangan komposisi yang digunakan Nazareth Musik Tiup. 13

1.3 Tujuan dan Manfaat 1.3.1 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana perkembangan ensambel musik tiup sejak masuknya di Kebudayaan Karo melalui perkembangan grup grup musik tiup yang ada di tanah Karo, Dan faktor faktor yang mempengaruhi dinamika Nazareth Musik Tiup dalam masyarakat Karo. 1.3.2 Manfaat Penulis melihat penelitian ini sangat bermanfaat baik bagi penulis sendiri dan bagi kita semua. Adapun manfaat bagi penulis adalah sebagai bentuk pengaplikasian ilmu yang diperoleh selama menjalani studi di jurusan Etnomusikologi. Sedangkan manfaatnya bagi kita semua adalah sebagai sarana untuk memperluas pengetahuan kita mengenai dinamika grup musik tiup Nazareth di dalam masyarakat Karo. Secara khusus, penelitian ini juga bermanfaat bagi para pemain musik tiup yang tergabung dalam grup grup musik tiup dan juga pemilik atau pemimpin grup musik tiup dimana saja berada khususnya yang berada di tanah Karo. Karena dalam tulisan ini akan dijelaskan tentang bagaimana sesungguhnya keberadaan grup musik tiup di tanah Karo dan faktor faktor apa yang mempengaruhi bertahannya sebuah grup musik tiup dan juga bagaimana perubahan, pergerakan perkembangan dari musik tiup khususnya Nazareth Musik Sehingga melalui tulisan ini mereka dapat melihat bagaimana keberadaan grup mereka didalam masyarakat Karo. 14

Selain itu, secara umum penelitian juga bermanfaat sebagai bahan dokumentasi yang menggambarkan tentang perkembangan ensambel musik tiup di dalam masyarakat Karo dan juga dapat menjadi dasar pertimbangan bagi peneliti peneliti selanjutnya yang juga akan mengadakan penelitian tentang ensambel musik tiup. 1.4 Konsep dan Teori 1.4.1 Konsep Konsep adalah pengertian abstrak terhadap sebuah istilah. Konsep dapat membatasi dan mengarahkan perhatian seorang penulis pada topik yang telah ditentukan. Konsep suatu istilah dapat dikutip dari sumber sumber seperti buku, skripsi, paper, majalah dan artikel selain itu juga dapat di kutip berdasarkan pendapat seseorang atau berdasarkan pemahaman peneliti sendiri. Konsep juga dapat diperoleh dari kamus yang diterjemahkan langsung dari bahasa asing seperti bahasa Inggris. Dalam tulisan ini juga terdapat istilah istilah yang perlu dijelaskan atau diuraikan secara jelas dan sederhana, agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam mengartikan kata kata yang digunakan dalam tulisan ini. Judul skripsi ini adalah : DINAMIKA GRUP NAZARETH MUSIK TIUP DI DESA SURBAKTI KECAMATAN SIMPANG IV KABUPATEN KARO. Agar penulis dan pembaca memiliki pemahaman yang sama terhadap kata kata yang terkandung di dalam judul tulisan ini, maka perlu diuraikan konsep dari kata kata tersebut, yaitu sebagai berikut: Dinamika adalah studi tentang gerak beserta hal hal yang menyebabkan terjadinya gerak tersebut (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer:2002), Didalam 15

kamus besar bahasa indonesia 2008 juga terdapat pengertian dinamika yaitu suatu pergerakan yang mengakibatkan suatu perubahan, jika dikaitkan ke dalam ruang lingkup sosial maka dinamika artinya pergerakan atau perkembangan yang dilakukan oleh suatu masyarakat tertentu yang menimbulkan suatu perubahan bagi masyarakat itu sendiri. Dinamika yang dimaksudkan dalam penelitian saya ini adalah bagaimana perkembangan, perubahan Nazareth Musik Tiup pada masyarakat Karo dan faktor-faktor penyebabnya. Grup atau yang dimaksudkan dalam tulisan ini adalah Organisasi berarti kumpulan beberapa orang yang mempunyai tugas masing masing dengan tujuan yang sama dan disusun secara berstruktur (Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.2002). george R.Terry, seorang ahli manajemen, mengatakan bahwa organisasi adalah pembinaan hubungan yang didalamnya terdapat tindakan mengusahakan hubungan yang efektif antara orang-orang, sehingga dapat bekerjasama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan diri dalam melaksanakan tugas tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan dan sasaran tertentu (2001;119). Dalam hal ini organisasi ensambel musik tiup yang dimaksud adalah grup musik yang ada di tanah Karo. Penulis menyatakan grup musik sebagai organisasi karena unsur unsur yang membentuk sebuah organisasi juga terdapat dalam grup musik yaitu : 1. Manusia yang bekerjasama, ada pemimpin dan yang di pimpin 2. Tempat kedudukan, yang juga dimilki oleh grup musik tiup yaitu ditengah kehidupan adat masyarakat Karo sebagai masyarakat pendukungnya 3. Tujuan yang ingin dicapai, yang dalam hal ini tujuan grup musik tiup adalah bermain musik bersama untuk mencari nafkah 16

4. Pekerjaan yang akan dikerjakan yaitu bermain musik 5. Teknologi, dalam hal ini grup musik tiup juga menggunakan teknologi khususnya dalam penggunaan alat musik dan soundsystem Grup yang dimaksudkan didalam tulisan ini dikhususkan kepada grup musik tiup Nazareth, grup musik tiup yang masih bertahan dan tetap exsis sampai saat ini yang dipimpin oleh bapak Pt.Iswanta Sembiring. Grup musik tiup ini telah banyak mengalami dinamika baik dari segi instrumen, konsep, dan fungsinya bagi sebagian kalangan masyarakat Karo pada khususnya dan yang akan dibahas lebih terperinci di bab selanjutnya. Musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsurnya adalah melodi, irama, dan harmonisasi dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan, sifat dan warna bunyi namun penyajian sering masih berpadu dengan unsur unsur lain seperti: bahasa, gerak, ataupun warna (M. Soekanto:1992). Musik tiup adalah alat musik yang sumber getar penghasil bunyinya adalah uadara atau aerofon dan cara memainkannya adalah dengan meniupnya. Instrumen musik tiup terdiri dari atas banyak materi dasar pembentuknya antara lainmateri dasar pembentuknya, antara lain kuningan, logam, kayu, tanduk, bambu, dan lain sebagainya. Salah satu materi dasar alat musik yang dimaksud adalah alat musik yang dikenal dengan nama brass, yang artinya tembaga atau kuningan. Contohnya antara lain adalah : terompet, saksofon, trombone, horn dan lain lain. Sedikit berbeda dengan pengertian yang telah dimaksudkan diatas musik tiup yang dimaksud dalam tulisan ini adalah ensambel musik yang bukan hanya terdiri dari alat musik tiup seperti yang telah disebutkan diatas, tetapi juga alat 17

musik lain seperti keyboard, gitar listrik, drum, saxophone, trombone, horn, tuba dan lain lain. Atau bisa dikatakan musik tiup yang telah mengalami perubahan atau dinamika baik secara intrument dan juga fungsinya Tetapi tetap saja memakai nama musik tiup Masyarakat Karo, berdasarkan etnosains mereka, membagi wilayah budayanya kedalam dua kategori yaitu Karo gugung atau orang-orang Karo yang berada di wilayah pegunungan, terutama di kawasan Kabupaten Karo, Langkat, dan Deli Serdang, dan Karo jahe, Yaitu mereka yang berada di kawasan pesisir terutama di wilayah Kabupaten Deli Serdang dan Langkat. Masyarakat Karo Gugung dianggap lebih murni menerapkan kebudayaan Karo, sedangkan KaroJahe lebih banyak mengalami akulturasi dengan kebudayaan sekitarnya terutama dengan etnik Melayu. Satu hal yang paling penting dalam masyarakat Karo adalah adanya sistem klen eksogamus, Yang mendasarkan hubungan perkawinan kepada kelompok klen luarnya. Seperti halnya suku-suku lain, Masyarakat Karo mempunyai sistem kemasyarakatan. Pada masyarakat Karo sistem kemasyarakatan dikenal dengan nama merga silima, tutur siwaluh, dan rakut sitelu. Masyarakat Karo mempunyai sistem merga (klan). Merga tersebut disebut untuk laki-laki, sedangkan untuk perempuan disebut beru. Merga atau beru ini disandang di belakang nama seseorang. Merga dalam masyarakat Karo terdiri dari lima kelompok, yang disebut dengan merga silima, yang berarti marga yang lima. Kelima merga tersebut adalah Karo-Karo, Tarigan, Ginting, Sembiring, dan Peranginangin. 18

Terkait dengan penjelasan masyarakat Karo di atas, di dalam tulisan ini masyarakat Karo yang dimaksudkan adalah sebagian besar mereka yang beragama nasrani khususnya masyarakat di dalam ruang lingkup lembaga Gereja Batak Karo Protestan (GBKP). 1.4.2 Teori Koentjaraningrat (1973:10) mengatakan teori adalah alat yang terpenting dari suatu pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan. Teori adalah landasan dasar keilmuan untuk menganalisis berbagai fenomena. Teori adalah rujukan utama dalam memecahkan masalah penelitian di dalam ilmu pengetahuan. Sebagai pedoman dalam menyelesaikan tulisan ini penulis menggunakan beberapa teori yg berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan yang akan dibahas dalam tulisan ini Menurut Achsan Peremas (3003:17), organisasi adalah sekelompok orang yang sepakat bekerjasama untuk tujuan bersama. Berbicara tentang organisasi maka tidak akan lepas dengan manajemen karena manajemen akan membantu sebuah organisasi untuk dapat mencapai tujuan mereka secara efisien dan efektif. (Achsan Permas, 2003:19). Melalui penelitian ini akan dilihat bagaimana grup musik tiup membuat perencanaan kemudian mengaturnya dalam sebuah pengorganisasian dan mengarahkan setiap anggota untuk mengerjakanb bagian masing masing secara maksimal dan terkendali dengan memperhatikan situasi dan Manajemen adalah cara memanfaatkan input untuk menghasilkan karya seni melalui suatu proses 19

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memperhatikan situasi dan kondisi lingkungankondisi lingkungan. Selain memiliki rencana dan pencapaian tujuan yang dilakukan melalui program program dan metode, maka termasuk didalamnya adalah tugas mencari dan mengalikasikan sumberdaya yang dimilki organisasi dan mempunyai pemimpin yang bertanggungjawab atas keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan ( A.M.Kadarman, 2001:2). Melalui penelitian ini akan dilihat bagaimana peran seorang pimpinan grup musik tiup memanfaatkan aset yang ada demi kemajuan grup dan menjalin hubungan dengan setiap anggota yang dipimpinnya. Penulis akan menggunakan teori Use dan Function yang dikemukakan oleh Alan P. Merriam untuk melihat fungsi yang terkandung dari penggunaan ensambel musik tiup oleh masyarakat Karo. Salah satu alasan ensambel musik tiup masih digunakan sampai saat ini pasti karena ensambel musik tiup memiliki fungsi bagi mayarakat Karo sebagai masyarakat pendukungnya. 1.5 Metode Penelitian Metode adalah cara kerja untuk mendapatkan objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan (Koentjaraningrat:1997). Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode peneltian deskriptif yang bersifat kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara rinci dan jelas tentang sesuatu hal yang menjadi fokus penelitian. Data diperoleh melalui pernyataan pernyataan atau tulisan tulisan individu masyarakat yang bersangkutan dan tingkah laku umtuk kemudian diobservasi. 20

Berkaitan dengan metode yang digunakan untuk memperoleh data, maka penulis membaginya kedalam beberapa tahap yaitu : 1.5.1 Menentukan Lokasi Penelitian Untuk kepentingan penelitian dalam pengumpulan datra dan informasi dan juga membatasi cakupan daerah yang akan diamati, penulis memilih lokasi penelitian di desa Surbakti, Kecamatan simpang Empat, Kabupaten Karo karena lokasi ini terdapat grup Nazareth Musik Tiup berdomisili dan masyarakat Karo sebagai masyarakat pendukungnya. 1.5.2 Studi Kepustakaan Sebelum melakukan penelitian ini, penulis telah terlebih dahulu mengadakan studi kepustakaan mengenai musik tiup. Penulis mencari dan membaca literatur literatur seperti : buku, majalah, artikel dan sebagainya yang relevan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas. Selain itu, penulis juga membaca beberapa skripsi sarjana yang membahas tentang musik tiup. Walaupun kemungkinan beberapa informasi yang diperoleh dari skripsi tersebut tidak lagi relevan dengan keadaan sekarang ini sesuai dengan perubahan yang terjadi. Oleh karena itu, penulis merasa penting untuk membahas tentang studi dan kritikal kepustakaan dalam satu bab khusus yaitu pada BAB II. 1.5.3 Penelitian Lapangan Untuk mendapatkan data dan informasi yang lebih akurat, penulis juga akan melakukan penelitian lapangan dan akan turun langsung ke lapangan atau 21

lokasi penelitian yang dimulai sejak proposal ini disahkan dan diijinkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Tetapi untuk tujuan dari skripsi ini penulis telah melakukan beberapa wawancara wawancara kepada beberapa informan, dosen dosen yang terkait dan juga beberapa alumni Etnomusikologi usu. 1.5.4 Kerja Laboratorium Semua data dan informasi yang telah diperoleh akan diolah dalam kerja laboratorium dengan melakukan penyaringan dan penyeleksian, pengaplikasian, menambah data yang kurang, memodifikasi serta mengembangkannya, selain itu proses kerja laboratorium lainya adalah menganalisis data dari analisi data inilah maka akan didapatkan suatu kesimpulan, Kemudian di cek ulang agar tidak terjadi kerancuan dan tumpang tindih sehingga mudah dipahami dan tercapai tujuan dari penelitian ini dengan baik dan sesuai fakta serta berguna bagi para pembaca. 22