BUPATI MANDAILING NATAL

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI MANDAILING NATAL GAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 45 TAHUN 2011

BUPATI MANDAILING NATAL GAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 39 TAHUN 2011

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 42 TAHUN 2011

BUPATI MANDAILING NATAL GAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 18 TAHUN 2011

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 44 TAHUN 2011

KEPUTUSAN REKTOR UNIVESITAS GUNADARMA Nomor : 06.1/SK/REK/UG/2016

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MANDAILING NATAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN AGAMA. Institut Agama Islam. IAIN. Organisasi. Ambon.

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:

BUPATI MANDAILING NATAL [[ PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 40 TAHUN 2011

BUPATI MANDAILING NATAL ANGAN PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 35 TAHUN 2011

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA

BUPATI MANDAILING NATAL

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Organisasi dan Tata Kerja. IAIN. Syekh Nurjati.

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

BUPATI MANDAILING NATAL

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PADJADJARAN

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS SILIWANGI

2011, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76 Tambahan Lembaran Neg

BUPATI MANDAILING NATAL

INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MATARAM

, No Tinggi tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Trunodjoyo Madura; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sis

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

2 2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Negara

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT ILMU PEMERINTAHAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1999 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1, 2007 DEPARTEMEN AGAMA. Sekolah Tinggi. STAIN. Organisasi. Sorong

BUPATI MANDAILING NATAL

2 2015, No.1392 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

2 Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lemba

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MANDAILING NATAL

: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENDIDIKAN TINGGI.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS JAMBI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Repub

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI IMAM BONJOL PADANG

2017, No Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 4.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Institut Agama Islam Negeri. Walisongo. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Organisasi. Tata Kerja. Universitas Samudra. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2013, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemba

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

2012, No Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 76, Tambahan Lembaran Ne

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Polimdo. Orta. Pencabutan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Memperhatikan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi (Lembaran Nega

SALINAN Draft hasil pembahasan 14 Juni 2016

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 26 TAHUN

BUPATI MANDAILING NATAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG INSPEKTORAT KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 113 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN SRAGEN

Transkripsi:

- 1 - P BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LAYANAN UMUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINA (BLU-STAIM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANDAILING NATAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mandailing Natal, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Madina (BLU-STAIM); Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Toba Samosir dan Kabupaten Daerah Tingkat II Mandailing Natal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 188, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2437); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negera Nomor 4741); 7. Peraturan Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 8 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 8); 8. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Mandailing Natal Nomor 3);

- 2 - MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LAYANAN UMUM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MADINA (BLU-STAIM). BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Mandailing Natal. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal. 3. Bupati adalah Bupati Mandailing Natal. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mandailing Natal selanjutnya disebut DPRD Kabupaten Mandailing Natal adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Mandailing Natal. 5. Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Madina yang selanjutnya disebut BLU-STAIM adalah perguruan tinggi yang terdiri atas sejumlah jurusan dan/atau program studi yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dan/atau profesi tersusun atas dasar keseluruhan dan kesetaraan ilmu agama Islam dan berada di bawah Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal yang memberikan pelayanan pendidikan tinggi kepada masyarakat dan tidak mengutamakan keuntungan di dalam kegiatannya menganut prinsip efisiensi dan produktifitas. 6. Ketua BLU-STAIM yang selanjutnya disebut Ketua adalah Ketua BLU-STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 7. Senat adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi pada BLU-STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 8. Dewan Penyantun adalah tokoh-tokoh masyarakat (pemerintahan, pendidikan, industri, dan/atau budayawan) yang turut mengasuh dan membantu memecahkan permasalahan pembangunan BLU-STAIM, Anggota dewan penyantun diangkat oleh Ketua BLU-STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 9. Bagian Tata Usaha adalah Bagian Tata Usaha pada BLU-STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 10. Pusat adalah Pusat pada BLU-STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 11. Sub Bagian adalah Sub Bagian pada BLU-STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 12. Jurusan adalah Jurusan pada BLU-STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 13. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Jabatan Fungsional pada BLU- STAIM Kabupaten Mandailing Natal. 14. Pendidikan tinggi adalah kegiatan dalam rangka upaya menghasilkan manusia terdidik dan berkualitas. 15. Penelitian adalah kegiatan dalam rangka upaya menghasilkan pengetahuan empirik, teori, konsep, metodologi, model atau informasi baru yang memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam dan ilmu lain yang terkait. 16. Pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam dalam rangka sumbangan untuk mewujudkan kemajuan masyarakat. 17. Peraturan Bupati adalah Peraturan Bupati Mandailing Natal.

- 3 - (1) BLU-STAIM dipimpin oleh Ketua. BAB II TUGAS DAN FUNGSI Bagian Pertama Ketua Pasal 2 (2) Ketua mempunyai tugas membantu Bupati dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan pada BLU-STAIM dengan menyelenggarakan perumusan kebijakan dan memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, membina tenaga pendidik, mahasiswa, tenaga administrasi serta pelaksanaan pengawasan dan penilaian prestasi. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Ketua menyeleggarakan fungsi : a. koordinasi perumusan kebijakan teknis di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat; b. pembinaan tenaga pendidik, mahasiswa, tenaga administrasi, dan hubungan dengan lingkungannya; c. pelaksanaan kebijakan teknis yang secara fungsional menjadi tanggung jawab, sesuai dengan kebijakan umum pemerintah, kebijakan Bupati Mandailing Natal, dan kebijakan teknis Direktur Jenderal; d. pengelolaan administrasi dan manajemen; e. pembinaan dan pelaksanaan kerja sama dengan Perguruan Tinggi, instansi pemerintah, swasta, dan masyarakat untuk memecahkan permasalahan yang menyangkut bidang tanggung jawabnya; f. pelaksanaan pengawasan dan penilaian penyelenggaraan BLU-STAIM; g. penilaian prestasi, proses penyelenggaraan kegiatan, dan penyusunan laporan. Pasal 4 (1) Dalam melaksanakan tugas Ketua dibantu oleh 3 (tiga) orang Pembantu Ketua yang bertanggung jawab kepada Ketua. (2) Pembantu Ketua terdiri dari : a. Pembantu Ketua I Bidang Akademik; b. Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Umum; dan c. Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan. (3) Pembantu Ketua I Bidang Akademik mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang meliputi : a. koordinasi perencanaan di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat; b. pembinaan tenaga dosen, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. c. menyusun laporan program pendidikan dalam berbagai peningkatan dan bidang serta usaha pengembangan daya penalaran mahasiswa; d. penyiapan rencana kerjasama pendidikan dan pengajaran, penelitian, pengabdian kepada masyarakat dengan lembaga lain di dalam dan di luar negeri; e. pemecahan masalah yang timbul di bidang pengabdian kepada masyarakat; f. pelaksanaan penilaian prestasi, proses penyelenggaraan kegiatan, dan penyusunan laporan tahunan. (4) Pembantu Ketua II Bidang Administrasi Umum mempunyai tugas membantu Ketua dalam memimpin dan mengkoordinasikan pelaksanaan dan kegiatan di bidang perencanaan dan pengolahan keuangan dan inventarisasi kekayaan, kepegawaian, kerumahtanggaan, umum dan pengelolaan data serta penyusunan laporan.

- 4 - (5) Pembantu Ketua III Bidang Kemahasiswaan mempunyai tugas membantu Ketua dalam melaksanakan kegiatan bidang pembinaan minat penalaran, serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa yang meliputi : a. koodinasi pembinaan mahasiswa dalam mengembangkan minat, sikap, dan organisasi serta kegiatan mahasiswa (akademik, seni budaya, dan olahraga); b. pembinaan usaha pengembangan daya penalaran mahasiswa yang di programkan oleh Pembantu Ketua Bidang Akademik; c. pembinaan usaha kesejahteraan mahasiswa serta usaha bimbingan dan penyuluhan bagi mahasiswa; d. pembinaan kerja sama dengan semua pihak di bidang kemahasiswaan, pengabdian kepada masyarakat dan usaha penunjangnya; e. pembinaan iklim kampus dalam membina kesatuan dan persatuan bangsa berdasarkan Islam, Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; f. penyiapan rencana pembinaan dan pelayanan di bidang kemahasiswaan dan alumni; g. pemecahan masalah di bidang kemahasiswaan; h. pelaksanaan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan dan penyusunan laporan. Bagian Kedua Bagian Tata Usaha Pasal 5 (1) Bagian Tata Usaha adalah satuan pelaksanaan administrasi di bidang umum, akademik dan kemahasiswaan, kepegawaian dan keuangan, serta perencanaan, data dan informasi. (2) Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku, dan bertanggung jawab kepada pimpinan Ketua. Pasal 6 Bagian Tata Usaha mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan administrasi umum, akademik dan kemahasiswaan, kepegawaian dan keuangan, serta perencanaan data dan informasi. Pasal 7 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana dan program kerja, serta pengelolaan di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan, kerumahtanggaan, akademik kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi; b. pelaksanaan tata usaha dan hubungan masyarakat, administrasi pendidikan dan pengajaran, administrasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, registrasi dan herregistrasi mahasiswa, administrasi pembinaan kelembagaan dan kegiatan mahasiswa dan alumni, pengelolaan kesejahteraan mahasiswa, pengelolaan data dan informasi, pengendalian; c. penyelenggaraan administrasi dan kegiatan, penilaian prestasi dan penyusunan laporan. Bagian Tata Usaha terdiri atas: Pasal 8 a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; c. Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan; dan d. Sub Bagian Perencanaan Data dan Informasi. Pasal 9 (1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyusunan konsep rencana dan program kerja perlengkapan, kerumah tanggan dan tata usaha, melaksanakan pengelolaan perlengkapan, melaksanakan pengelolaan kerumah tanggaan, mengadakan kegiatan publikasi dan hubungan masyarakat, melaksanakan pengelolaan ketatausahaan, melaksanakan administrasi kepegawaian, melaksanakan administrasi pengembangan pegawai dan melaksanakan penilian prestasi dan proses penyelenggaran kegiatan serta penyusunan laporan.

- 5 - (2) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyusunan program kerja, menyusun konsep rencana dibidang keuangan, kesejahteraan pegawai, dan melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. (3) Sub Bagian Akademik dan Kemahasiswaan mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan program kerja, menyusun rencana konsep dan kemahasiswaan, melakukan registrasi dan herregistrasi mahasiswa, melakukan administrasi pendidikan dan pengajaran, melakasanakan administrari penilitian dan pengabdian kepada masyarakat, melaksanakan administrasi pembenianaan kelembagaan mahasiswa dan alumni, melaksanakan administrasi kegiatan kemahasiswaan, melaksanakan pengelolaan kesejahteraan mahasiswa, dan melaksanakan penelitaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. (4) Sub Bagian Perencanaan, Data dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana dan priogram kerja, mengolah, menyimpan, menyajikan data dan informasi, dan melaksanakan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan Bagian Ketiga Pusat Paragraf 1 Pusat Penelitian Pasal 10 (1) Pusat Penelitian merupakan unsur pelaksanaan di lingkungan BLU-STAIM yang menyelenggarakan kegiatan penelitian/pengkajian kepada masyarakat. (2) Pusat Penelitian dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang Sekretaris, yang bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (3) Sekretaris Pusat Penelitian diangkat dan diberhentikan oleh Ketua. Pasal 11 Pusat Penelitian mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau dan mengevaluasi kegiatan penelitian dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. Pasal 12 (1) Pusat Penelitian menyelenggarakan dan mengkoordinasikan penelitian yang dilakukan oleh perorangan dan/atau kelompok. (2) Arah penelitian ditujukan kepada kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bernafaskan Islam serta untuk membantu memecahkan persoalan yang ada di masyarakat. (3) Arah penelitian ditujukan kepada penerapan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi kemaslahatan masyarakat. (4) Hasil penelitian didokumentasikan dan dipublikasikan. Paragraf 2 Pusat Pengabdian Masyarakat Pasal 13 (1) Pusat Pengabdian Masyarakat merupakan unsur pelaksanaan di lingkungan BLU- STAIM yang menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. (2) Pusat Pengabdian Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh seorang Sekretaris, yang bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (3) Sekretaris Pusat Pengabdian Masyarakat diangkat dan diberhentikan oleh Ketua.

- 6 - Pasal 14 Pusat Pengabdian Masyarakat mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan, memantau dan mengevaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. Pasal 15 (1) Pusat Pengabdian Masyarakat menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh perorangan dan/atau kelompok. (2) Arah pengabdian masyarakat ditujukan kepada kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bernafaskan Islam serta untuk membantu memecahkan persoalan yang ada di masyarakat. (3) Arah pengabdian masyarakat ditujukan kepada penerapan hasil pengabdian masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bagi kemaslahatan masyarakat. (4) Hasil pengabdian masyarakat didokumentasikan dan dipublikasikan. Paragraf 3 Pusat Pengembangan Bahasa Pasal 16 (1) Pusat Pengembangan Bahasa merupakan unsur penunjang akademik di lingkungan BLU-STAIM untuk menyelenggarakan pengembangan bahasa. (2) Pusat Pengembangan Bahasa melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja dalam pengembangan pengajaran bahasa dan pengembangan sumber belajar di lingkungan BLU-STAIM, pengajaran bahasa bagi para mahasiswa sebagai mata kuliah prasyarat di BLU-STAIM, pengajaran bahasa bagi para dosen dalam mempersiapkan untuk menempuh studi pasca sarjana, pemberian pelayanan bantuan yang berkaitan dengan kemampuan bahasa, baik bagi kalangan dalam maupun luar BLU-STAIM, pengembangan dan pelayanan kebutuhan sumber belajar yang memadai dalam lingkungan BLU-STAIM, pengelolaan administrasi dan ketatausahaan, dan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. (3) Pusat Pengembangan Bahasa dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh Sekretaris yang bertanggung jawab kepada ketua Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (4) Sekretaris Pusat Pengembangan Bahasa diangkat dan diberhentikan oleh Ketua. Paragraf 4 Pusat Laboratorium dan Studio Pasal 17 (1) Pusat Laboratorium dan Studio merupakan perangkat penunjang pelaksanaan pendidikan pada jurusan dalam pendidikan akademik dan/atau profesional. (2) Pusat laboratorium dan Studio melaksanakan penyusunan konsep dan rencana serta program laboratorium, pelaksanaan pengujian dan eksperimen disiplin ilmu tertentu sesuai dengan spesifikasi laboratorium yang bersangkutan, pengupayaan temuantemuan baru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam, dan pelaksanaan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. (3) Pusat Laboratorium dan Studio dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh teknisi yang bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (4) Teknisi Pusat Laboratorium dan Studio diangkat dan diberhentikan oleh Pembantu Ketua I Bidang Akademik. Pasal 18 Struktur organisasi Pusat Laboratorium dan Studio ditetapkan dengan Keputusan Ketua.

- 7 - Paragraf 5 Pusat Komputer Pasal 19 (1) Pusat Komputer adalah unsur penunjang akademik di bidang komputerisasi. (2) Pusat Komputer melaksanakan penyusunan rencana dan program kerja dalam pengembangan, pengajaran komputer dan pengembangan sumber belajar di lingkungan BLU-STAIM. (3) Pusat Komputer dipimpin oleh seorang Kepala dan dibantu oleh teknisi yang bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (4) Teknisi pusat komputer diangkat dan diberhentikan oleh Pembantu Ketua I Bidang Akademik. Pasal 20 Struktur organisasi Pusat Komputer ditetapkan dengan Keputusan Ketua. Paragraf 6 Pusat Perpustakaan Pasal 21 (1) Pusat Perpustakaan adalah unsur penunjang akademik di bidang kepustakaan. (2) Pusat Perpustakaan melaksanakan penyusunan konsep rencana dan program kerja di bidang perpustakaan, pengembangan kepustakaan, pemberian pelayanan bahan kepustakaan, pemeliharaan bahan pustaka, pelayanan referensi, katalogisasi, pengelolaan tata usaha dan administrasi perpustakaan, penyusunan bibliografi, indeks, dan sejenisnya, pengendalian kepustakaan, kerjasama antar perpustakaan perguruan tinggi dan/atau bagian lain di dalam dan diluar negeri, penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan serta penyusunan laporan. (3) Pusat Perpustakaan dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat diantara pustakawan, dan bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (4) Pembinaan dan pengembangan perpustakaan dilakukan oleh Pembantu Ketua I Bidang Akademik. Pasal 22 (1) Pustakawan mempunyai tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (2) Pustakawan terdiri dari sejumlah pustakawan dalam jabatan fungsional. (3) Jumlah pustakawan ditetapkan menurut kebutuhan dan beban kerja. (4) Jenis dan jenjang pustakawan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bagian Keempat Jurusan Pasal 23 (1) Jurusan merupakan pelaksana akademik pada BLU-STAIM yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sebagian atau satu cabang ilmu pengetahuan dan seni yang bernafaskan Islam. (2) Jurusan dipimpin oleh seorang Ketua dan bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (3) Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Jurusan dibantu oleh seorang Sekretaris Jurusan. (4) Apabila Ketua Jurusan atau Sekretaris Jurusan berhalangan, Ketua menunjuk pejabat sementara.

- 8 - Pasal 24 (1) Jurusan mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pengajaran pada program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu bagian atau lebih program studi dari bagian atau rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni yang bernafaskan Islam. (2) Untuk menyelenggarakan tugas tersebut jurusan mempunyai fungsi penyusunan rencana dan program kerja jurusan, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran, pelaksanaan administrasi, pelaksanaan penilaian prestasi dan proses penyelenggaraan kegiatan, dan penyusunan laporan. Pasal 25 (1) Jurusan terdiri atas : a. Jurusan Pendidikan Agama Islam; dan b. Jurusan Muamalat. (2) Susunan Organisasi Jurusan terdiri atas : a. Jurusan; b. Program Studi; c. Diploma dan Akta; dan d. Dosen. Bagian Kelima Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 26 (1) Pada BLU-SATAIM dapat ditetapkan jabatan fungsional berdasarkan keahlian dan spesialisasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku. (2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang diatur dan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan. (3) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk. (4) Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. (5) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur berdasarkan peraturan perundangundangan. (6) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dan fungsi BLU-STAIM sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Keenam Pengembangan Mutu Akademik Pasal 27 (1) Dalam pengembangan mutu akademik dapat dibentuk Unit Pengembangan Mutu Akademik yang merupakan unit pelaksana dan unsur penunjang teknis di bidang peningkatan mutu akademik mahasiswa. (2) Unit Pengembangan Mutu Akademik dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Pembantu Ketua I Bidang Akademik. (3) Kepala Unit Pengembangan Mutu Akademik diangkat dan diberhentikan oleh Ketua.

- 9 - Pasal 28 Unit Pengembangan Mutu Akademik mempunyai tugas mengembangkan kurikulum BLU- STAIM, mendesain proses belajar mengajar, meningkatkan kemampuan mengajar dosen, melakukan kajian tentang metode mengajar yang baru dan inovatif, dan kegiatan-kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya meningkatkan mutu akademik serta melakukan evaluasi kegiatan dan menyusun laporan kegiatan. Pasal 29 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, Unit Peningkatan Mutu Akademik menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan konsep pengembangan kurikulum, perencanaan pengembangan; b. peningkatan mutu akademik; c. perancangan proses belajar mengajar; d. penyusunan kegiatan program peningkatan kemampuan mengajar para dosen dan pengkajian metode mengajar yang inovatif; e. perumusan kebijakan peningkatan mutu akademik; f. penyusunan laporan dan evaluasi kegiatan. Pasal 30 Struktur organisasi Unit Peningkatan Mutu Akademik ditetapkan dengan Keputusan Ketua. Bagian Ketujuh Senat Pasal 31 (1) Senat merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi pada BLU-STAIM. (2) Senat mempunyai tugas ; a. merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan BLU-STAIM; b. merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta kepribadian civitas academica; c. merumuskan norma dan tolok ukur penyelenggaraan BLU-STAIM; d. merumuskan peraturan pelaksanaan kebebasan akademik, kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan pada BLU-STAIM; e. menegakkan norma yang berlaku bagi civitas academica; f. mengukuhkan pemberian gelar Doktor dan Doktor Kehormatan di lingkungan BLU- STAIM yang memenuhi persyaratan; g. merumuskan pengembangan keilmuan dan kurikulum di BLU-STAIM. (3) Senat terdiri atas Guru Besar, Ketua, Pembantu Ketua, Ketua Jurusan, Wakil Dosen dan unsur lain yang ditetapkan senat. (4) Jumlah anggota senat yang tidak menduduki jabatan (hanya sebagai dosen) sama dengan jumlah anggota senat yang menduduki jabatan struktural dan non struktural. (5) Jumlah wakil dosen sekurang-kurangnya 1 (satu) orang dari setiap jurusan. (6) Unsur Wakil Dosen pada keanggotaan senat tidak boleh diduduki oleh mereka yang mempunyai jabatan struktural atau non struktural. (7) Pemilihan Wakil Dosen dilakukan dengan pemilihan langsung oleh seluruh dosen tetap pada jurusan yang bersangkutan. (8) Senat diketuai oleh Ketua, didampingi oleh seorang Sekretaris yang dipilih di antara anggota senat. (9) Dalam melaksanakan tugasnya, Senat dapat membentuk komisi yang anggotanya terdiri atas anggota senat dan bila dianggap perlu ditambah dengan anggota lain yang ditetapkan oleh senat. (10) Pengambilan keputusan dalam rapat senat dilakukan melalui musyawarah dan mufakat atau melalui pemungutan suara. (11) Senat bersidang sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.

- 10 - Bagian Kedelapan Unsur Kelengkapan Pasal 32 Unsur Kelengkapan BLU-STAIM adalah organisasi non struktural yang berupa Ikatan Orangtua Mahasiswa. Pasal 33 (1) Ikatan Orangtua Mahasiswa adalah organisasi orang tua mahasiswa yang mengkoordinasikan serta mengembangkan partisipasi masyarakat dalam pembinaan dan pengembangan terutama dari aspek fisik dan kesejahteraan. (2) Pengurus Ikatan Orangtua Mahasiswa terdiri atas para orang tua mahasiswa yang memiliki kepedulian terhadap pengembangan BLU-STAIM. (3) Pengurus Ikatan Orangtua Mahasiswa ditunjuk oleh Ketua setelah mendapat persetujuan Senat. BAB III PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN TATA KERJA Pasal 34 (1) BLU-STAIM menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. (2) Setiap tahun BLU-STAIM menetapkan kalender akademik. (3) Penilaian terhadap kegiatan dan kemajuan dan kemampuan mahasiswa dilakukan secara berkala dalam bentuk ujian, pelaksanaan tugas dan pengamatan oleh dosen. (4) Setiap jenjang jabatan struktural memberikan laporan secara berjenjang baik rutin maupun berkala kepada ketua untuk diolah menjadi laporan kepada Bupati dan Menteri Agama RI melalui Kopertais Wilayah IX Sumatera Utara. (5) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan BLU-STAIM dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya wajib melakukan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasii secara baik maupun dengan instansi lain di luar BLU-STAIM sesuai dengan tugas masing-masing. (6) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan BLU-STAIM bertanggung jawab memimpin dan mengarahkan pelaksanaan tugas dan fungsi bawahannya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB IV KEUANGAN Pasal 35 (1) Segala biaya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas dan fungsi BLU-STAIM dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Mandailing Natal serta sumber dana lainnya yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) adalah sumbangan wajib yang dikenakan kepada mahasiswa untuk dipergunakan dalam rangka penyelenggaraan dan pembinaan pendidikan pada BLU-STAIM. (3) Penerimaan SPP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disetorkan ke rekening Kas Daerah yang telah ditetapkan pada setiap semester dalam Tahun Akademik berjalan. (4) Besaran Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) yang dikenakan kepada mahasiswa BLU-STAIM ditetapkan oleh Ketua setelah mendapat persetujuan Bupati.

- 11 - BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 36 (1) Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 42 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Badan Layanan Umum Sekolah Tinggi Agama Islam Madina dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Ketua. Pasal 37 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mandailing Natal. Diundangkan di Panyabungan pada tanggal18 April 2011 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN, ttd. GOZALI Ditetapkan di Panyabungan pada tanggal 18 April 2011 Pj. BUPATI MANDAILING NATAL, ttd. ASPAN SOFIAN BERITA DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN 2011 NOMOR 71 Salinan sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN ORGANISASI SETDAKAB MANDAILING NATAL, SAMUEL SIMANGUNSONG, SSTP PENATA Tk.I NIP. 19781202 199711 1 001