ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN BERCERITA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 11 MUARO JAMBI TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Laporan Pengamatan Siswa Kelas VIII A SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Pebrina Pakpahan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 8 KOTA JAMBI DALAM MENULIS TEKS PIDATO SKRIPSI OLEH : HAYATUL BESTI A1B109029

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Paragraf Deskripsi siswa Kelas X SMA Negeri 2. Tanah Sepenggal Kabupate Bungo Tahun Ajaran 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berbicara, menurut Arsjad dan Mukti (1988: 36) dapat berlangsung. tertentu dan menggunakan metode tertentu pula.

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN GURU DAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA INDAH PUISI KELAS VII A SMP NEGERI 47 MUARO JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik (siswa), materi, sumber belajar, media pembelajaran, metode dan lain

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN SISWA KELAS VIII 1 SMP NEGERI 10 KOTA JAMBI ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 23 KOTA JAMBI TAHUN AJARAN 2016/2017 Yundi Fitrah dan Lia Khairia FKIP Universitas Jambi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama sekolah : SD NEGERI CIPETE 1. Hari/Tanggal : Sabtu, 17 Mei 2014

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII B SMP MUHAMMADIYAH I KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DALAM BERMAIN PERAN ARTIKEL. Oleh: SAWITRI KARTINDARI A1B108036

KETERAMPILAN BERCERITA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 SUTERA DENGAN BERBANTUAN ALAT PERAGA ARTIKEL ILMIAH PUSPITA MAYA SARI NPM

KEMAHIRAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN SISWA KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 KARIMUN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia karena pada

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

I. PENDAHULUAN. Kurikulum nasional untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berorientasi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA DENGAN METODE DRILLPADA PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP NEGERI 1KALIBAWANG TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh: Suharyadi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, ABSTRAK. Kata kunci: media audio, model stratta, menyimak berita

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bercerita dan media buku harian. Pada bagian penelitian yang relevan berisi

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

ARTIKEL ILMIAH. Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 16 Kota Jambi Tahun Pelajaran 2013/2014. Oleh: Lirma Susanti Nababan

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

Neneng Kuswati NPM Program Studi PBS Indonesia Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Siliwangi Bandung 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara merupakan hal yang lazim dilakukan oleh masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Marfuah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 22 KOTA JAMBI TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE BERMAIN PERAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengamatan peneliti dan hasil wawancara dengan guru mata

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS V

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE COPY THE MASTER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SRUWENG TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

III. PROSEDUR PENELITIAN. dalam kelas yang dilaksanakan oleh guru dan siswa untuk melakukan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA KELAS X SEMESTER II SMA N 9 PURWOREJO

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SUGESTIF MELALUI MEDIA FILM KARTUN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 43 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA WIDYA KUTOARJO

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yaitu: keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI DENGAN GAMBAR KARTUN PADA SISWA KELAS VII MTS MAARIF REMBANG KABUPATEN PASURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam proses pembelajaran ditentukan oleh bagaimana seorang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Metode Bercerita Bebas Non Tek dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VI di SDN 153 Pekanbaru

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB I PENDAHULUAN. belajar bahasa pada hakikatnya sama dengan belajar berkomunikasi. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca dan menulis. Menulis merupakan kegiatan yang produktif

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat UNIPMA

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

PENGARUH MEDIA AUDIO DIDUKUNG MEDIA BAGAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI UNSUR CERITA SISWA KELAS V SDN CAMPUREJO 2 KOTA KEDIRI

III. METODE PENELITIAN. adalah metode yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : V (lima)/ II (dua) : 1 (satu) / siklus I

KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLE NON EXAMPLE SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

MODEL PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRAMATISASI PADA SISWA KELAS X SMA YPI SUKAWENING GARUT TAHUN AJARAN 2011/2012 MALAKAH

I. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

KETERAMPILAN BERMAIN PERAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL ARTIKEL ILMIAH

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

KEMAMPUAN MENYIMAK WAWANCARA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SEKAMPUNG. Oleh

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUALA TUNGKAL TAHUN AJARAN 2013/2014 BERCERITA DENGAN ALAT PERAGA SKRIPSI OLEH SONIA PRYANKA NIM. A1B109055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI FKIP Universitas Jambi Page 1

Kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 BErcerita dengan Alat Peraga Oleh: SONIA PRYANKA (Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Jambi) ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 Bercerita dengan Alat Peraga. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga. Manfaat penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan di bidang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya di bidang bercerita dengan menggunakan alat peraga. Data penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kuala Tungkal pada bulan Maret 2014. Data ini diperoleh dengan mengamati penampilan bercerita dengan alat peraga yang dimainkan oleh siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungakal sebanyak 35 siswa dengan memperhatikan lima aspek yakni: urutan yang baik, volume suara, pelafalan, intonasi, dan gestur. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kemampuan Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga tergolong sangat mampu dengan rata-rata 83,43. Pada aspek urutan cerita tergolong kategori mampu dengan rata-rata 80. Aspek volume suara tergolong kategori mampu dengan rata-rata 77,1. Aspek pelafalan tergolong kategori mampu dengan ratarata 83,2. Aspek intonasi tergolong kategori mampu dengan rata-rata 83,55 dan aspek gestur tergolong kategori mampu dengan rata-rata 81,75. Dari hasil penelitian ini disarankan agar guru mempertahankan prestasi siswa daalam bercerita dengan alat peraga dan guru harus melatih agar anak lebih kreatif lagi membuat alat peraga. Selain itu hendaknya guru semakin keratif dan bervariasi lagi dalam mengajar guna meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Aspek keterampilan berbahasa yang lain yaitu, membaca, menyimak dan menulis. FKIP Universitas Jambi Page 2

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 2008: 16). Menurut Greene dan Petty dalam Tarigan (2008: 3-4) berbicara sebagai suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Keterampilan berbicara terbagi menjadi beberapa aspek. Nurgiyantoro (2001: 287) membagi keterampilan berbicara menjadi lima bentuk, anatara lain: (1) berbicara berdasarkan gambar, (2) wawncara, (3) bercerita, (4) pidato, (5) diskusi. Keterampilan berbicara tersebut dipelajari di lingkungan formal dan nonformal. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP khususnya standar kompetensi berbicara ada beberapa kompetensi dasar, yang salah satu diantaranya adalah bercerita dengan alat peraga. Dalam kompetensi ini siswa diharapkan mampu bercerita dengan alat peraga. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga 1.4 Manfaat Penelitian Seperti penelitian lainnya, penelitian ini juga memiliki manfaat. Manfaat dalam penelitian ini ada dua, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1.4.1 Manfaat Teoretis Secara teoretis hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah khazanah pengetahuan di bidang pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, khususnya di bidang bercerita dengan menggunakan alat peraga di SMP Negeri 2 Kuala Tungkal dan sebagai sumbangan pemikiran bagi dunia pendidikan. 1.4.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis ini bermanfaat bagi guru, siswa, dan sekolah, peneliti selanjutnya 1. Bagi guru dan calon guru penelitian ini dapat dijadikan referensi dan tambahan pengetahuan tentang media pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan berbicara, khusunya bercerita 2. Bagi siswa hasil penelitian ini dapat digunakan untuk membantu pembelajaran siswa, untuk meningkatkan kemampuan bercerita dan meningkatkan keberanian siswa untuk bercerita serta kesempatan untuk berbicara menjadi merata FKIP Universitas Jambi Page 3

3. Bagi pihak sekolah penelitian ini diharapkan dapat lebih mengembangkan inovasi dalam pembelajaran khususnya pembelajaran bahasa Indonesia. 4. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan kegiatan-kegiatan penelitian selanjutnya yang sesuai atau relevan dengan topik penelitian ini. II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Pembelajaran bahasa Indonesia diajarkan pada peserta didik mulai dari bangku sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Meskipun materi pembelajaran yang diajarkan berbeda-beda namun aspek pembelajaran bahasa Indonesia tetaplah sama. Aspek pembelajaran bahasa Indonesia di SMP terdiri atas kemampuan berbahasa yang meliputi: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini saling berhubungan dalam pengajarannya di sekolah guna mencapai keberhasilan peserta didik dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. 2.2 Pembelajaran Bercerita dengan Alat Peraga di SMP Bercerita dengan alat peraga merupakan materi pembelajaran yang perlu diajarkan kepada siswa. Pembelajaran berbicara dengan materi bercerita dengan alat peraga di SMP diajarkan pada kelas VII. Untuk pembelajaran bercerita dengan alat peraga ini diberikan waktu selama 4 jam pelajaran dua kali pertemuan (4 X 40 menit). Bercerita dengan alat peraga adalah salah satu keterampilan yang perlu dikembangkan oleh siswa agar siswa lebih terampil dalam berbicara, menuangkan ide-ide kreatif, dan berani tampil di depan umum. 2.3 Kemampuan Kemampuan artinya kesanggupan, kecakapan, kekuatan (Alwi, dkk 2005:707). Kemampuan bercerita dengan alat peraga dalam pembelajran bercerita merupakan suatu tindakan yang tidak hanya melibatkan naskah cerita saja, tetapi juga perlu memperhatikan urutan cerita, suara, lafal, intonasi dan gerak sehingga seseorang itu dapat dikatakan dapat bercerita dengan baik. 2.3.1 Bercerita Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain (Bachrtiar S Bachir 2005:10). 2.3.2 Tujuan Bercerita Pada dasarnya tujuan utama bercerita adalah untuk berkomunikasi atau bertukar informasi dengan orang lain. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seseorang yang berecerita harus memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 277), yang mengemukakan bahwa tujuan bercerita adalah untuk mengemukakan sesuatu kepada orang lain. FKIP Universitas Jambi Page 4

2.3.3 Manfaat Bercerita Tadkiroatun Musfiroh (2005: 95) menyatakan bahwa manfaat bercerita, adalah sebagai berikut: a. Membantu pembentukan pribadi dan moral anak b. Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi c. Memacu kemampuan verbal anak d. Merangsang minat menulis anak e. Membuka cakrawala pengetahuan anak 2.3.4 Jenis-jenis Cerita Berdasarkan ciri-cirinya, cerita dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut: a. Cerita Lama Jenis-jenis cerita lama menurut berikut: Desy (Taningsih, 2006: 7) adalah sebagai 1) Dongeng Macam-macam dongeng adalah sebagai berikut: a. Mite b. Legenda c. Fable d. Sage 2) Cerita Berbingkai 3) Cerita Panji 4) Tambo b. Cerita Baru 2.4 Alat Peraga 2.4.1 Pengertian Alat Peraga Alat peraga merupakan alat yang digunakan untuk membntu proses belajar mengajar yang berperan sebagai pendukung kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Menurut Nasution (1985: 100) alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektif. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran (Suhardi, 1978: 11). 2.4.2 Fungsi Alat Peraga Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar siswa menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi obyek/alat peraga maka siswa mempunyai pengalamanpengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu konsep (Estiningsih dalam Handono : 2007). 2.4.3 Jenis-jenis Alat Peraga FKIP Universitas Jambi Page 5

Pada garis besarnya, hanya ada dua jenis alat bantu pendidikan (alat peraga) yaitu: 1. Alat Bantu Lihat (Visual Aids) 2. Alat bantu dengar (Audio Aids) Di samping pembagian tersebut, alat peraga juga dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan pembuatan dan pengguanaannya yaitu: 1. Alat peraga yang complicated (rumit) yang memerlukan listrik dan proyektor seperti, film, slide dan sebagainya 2. Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat sendiri dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh disekitar tempat tinggal seperti, bamboo, karton, kaleng bekas, kertas, Koran dan sebagainya. 2.5 Kemampuan Bercerita dengan Alat Peraga Bercerita dengan alat peraga sama halnya dengan bermain drama. Jika bermain drama dalam bermain drama, yang menjadi pemeran adalah pemeran itu sendiri, namun dalam bercerita dengan alat peraga yang menjadi pemeran adalah alat peraganya. Untuk menilai kemampuan siswa bercerita dengan alat peraga dilakukan penelitian. Kegiatan penelitian meliputi dua hal, yaitu penilaian proses dan penilaian hasil/unjuk kerja. Penilaian berupa unjuk kerja siswa dengan menggunakan aspek urutan cerita, volume suara, pelafalan, intonasi, dan gestur. Landasan pemilihan aspek yang akan dinilai ini berdasarkan KD 6.2 yaitu bercerita dengan alat peraga dengan urutan yang baik, volume suara, lafal, intonasi dan gestur. 2.5.1 Urutan Cerita Untuk dapat menyampaikan cerita dengan baik, pencerita harus menceritakan ceritanya secara berurutan. Hal ini dilakukan agar pendengar dapat memahami dengan baik cerita yang disampaikan. 2.5.2 Volume Suara Suara merupakan modal utama dalam bercerita. Suara harus disesuaikan dengan pendengar yang ada. Jika pendengarnya banyak dan ruangannya besar, maka pencerita harus mengeraskan suaranya sehingga apa yang diceritakan atau yang disampaikan bisa terdengar oleh pendengar. 2.5.3 Pelafalan Pelafalan adalah cara seseorang mengucapkan bunyi bahasa. Agar pendengar dapat lebih mudah memahami isi cerita, dalam bercerita pencerita harus mengucapkan huruf, kata, dan kalimat dengan tepat. 2.5.4 Intonasi Intonasi adalah naik turunnya lagu kalimat yang berfungsi membentuk makna kalimat. Dengan intonasi yang tepat, pendengar dapat membedakan pengucapan kalimat untuk nada sedih, gembira, marah, dan sebagainya. 2.5.5 Gestur Bercerita dengan alat peraga, berarti bercerita sambil menggerakkan alat peraga. Dalam bermain drama, pemain biasanya dituntut untuk bisa menggerakkan badannya, sesuai dengan dialog yang diucapkan. Namun, untuk bercerita dengan alat peraga ini, pencerita harus mampu menggerakkan alat peraga yang digunakan sesuai dengan naskah cerita. Misalnya, tokoh dalam cerita dalam keadaan senang dan gembira, pencerita harus bisa menggerakan alat peraganya seperti sedang joget kegirangan. III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian FKIP Universitas Jambi Page 6

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sesuai dengan rumusan masalah, yang akan dideskripsikan adalah kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2013 bercerita dengan alat peraga. 3.2 Subjek Penelitian Siwa yang menjadi subjek penelitian adalah sisw kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun Ajaran 2013/2014. Jumlah siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah 35 siswa. Peneliti memilih kelas VII A sebagai subjek penelitian karena VII A merupakan kelas unggul dengan nilai rata-rata pelajaran tertinggi. Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui kemampun bercerita dengan alat perga di kelas VII A. 3.3 Data dan Sumber Data Data dalam penelitian ini adalah nilai skor dari kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga. Penelitian dilakukan dari segi kesesuaian alat peraga, volume suara, pelafalan, intonasi dan gerak yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian. Pengumpulan data dilakukan oleh dua penilaian yaitu guru bidang studi bahasa dan sastra Indonesia kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal (P2) dan peniliti (P2). Sumber data berasal dari seluruh siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal Tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 35 siswa. 3.4 Instrumen Penelitian Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini berupa tes kemampuan bercerita dengan alat peraga. Pada tes tersebut siswa didibebaskan untuk mencari cerita sendiri dan menentukkan alat peraga yang sesuai untuk cerita yang akan mereka tampilkan. Hal ini dilakukan agar siswa lebih kreatif dan cerita yang ditampilkan tidak monoton. 3.5 Pengumpulan Data Untuk mencari dan mengumpulkan data dalam penelitian ini dilakukan pengamatan atau observasi dan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga yang dinilai dari kesesuaian alat peraga, volume suara, pelafalan, intonasi dan gerak. Langkah-langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data antara lain: 1. Siswa akan tampil secara individu 2. Siswa diberikan kebebasan untuk mencari naskah cerita sendiri 3. Setiap siswa harus mempersiapkan alat peraga yang sesuai dengan isi cerita 4. Siswa diharapkan mampu menguasai beberapa alat peraga 5. Siswa diberikan waktu selama satu minggu untuk berlatih 6. Siswa secara individu ditugaskan untuk bercerita dengan alat peraga di depan kelas yang berdurasi 5 sampai 7 menit Tabel 3.1 Format Kriteria Penilaian Aspek Deskriptor Skor Urutan Cerita 1. apabila cerita yang disampaikan berurutan sesuai dengan naskah cerita 2. apabila ada salah satu bagian cerita yang tertinggal dan tidak diceritakan 3. apabila cerita yang disampaikan kurang berurutan 4. apabila urutan cerita yang disampaikan 20 15 10 5 FKIP Universitas Jambi Page 7

Volume Suara Pelafalan Intonasi Gerak 3.6 Analisis Data tidak sesuai dengan naskah cerita 1. apabila volume suara sudah terdengar oleh seluruh pendengar secara jelas dan lantang sesuai dengan tuntutan cerita 2. apabila volume suara sudah terdengar oleh seluruh pendengar sesuai tuntutan cerita 3. apabila volume suara kurang terdengar oleh pendengar 4. apabila volume suara tidak terdengar oleh pendengar 1. apabila pengucapan huruf, kata dan kalimat sangat tepat 2. apabila pengucapan huruf, kata, dan kalimat tepat 3. apabila pengucapan, huruf, kata, dan kalimat kurang tepat 4. apabila pengucapan huruf, kata, dan kalimat tidak tepat 1. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada suara, sangat tepat sesuai tuntutan naskah 2. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada suara, tepat sesuai tuntutan naskah 3. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada suara, kurang tepat dengan tuntutan naskah 4. apabila pengaturan tinggi rendahnya nada suara, tidak tepat dengan tuntutan naskah 1. apabila keselarasaan antara gerak dengan naskah cerita sangat sesuai 2. apabila keselarasaan antara gerak dengan naskah cerita cukup sesuai 3. apabila keselarasaan antara gerak dengan naskah cerita kurang sesuai 4. apabila keselarasaan antara gerak dengan naskah cerita tidak sesuai 20 15 10 5 20 15 10 5 20 15 10 5 20 15 10 5 Analisis data dilakukan dengan menghitung presentase dari penilaian kemampuan bercerita dengan alat peraga yang dinilai dari urutan cerita, volume suara, pelafalan, intonasi dan gerak-gerik. Untuk mendapatkan data tersebut dilakukan beberapa hal sebagai berikut: Uuntuk mengukur kemampuan siswa digunakan pedoman penilaian. Ada pun rumus penilaian berpedoman dengan rumus Djiwandono (1996:102) sebagai berikut. Jmlh = P1+P2 2 Keterangan: Jmlh = Jumlah nilai rata-rata FKIP Universitas Jambi Page 8

Keterangan: P1 = Penilai 1 P2 = Penilai 2 Setelah itu, mencari tingkat presentase kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga digunakan rumus Ali (1993:186) sebagai berikut: % = n x 100 N % = Presentase tingkat kemampuan siswa bercerita dengan alat peraga n = Jumlah nilai rata-rata N = Jumlah keseluruhan skor maksimal IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga dapat diketahui melalui penilaian dari aspek urutan cerita, volume suara, pelafalan, intonasi, dan gerak. 4.1.1 Hasil Analisis Aspek Urutan Cerita Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga khususnya aspek urutan cereita diperoleh indeks penilaian 80. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori sangat mampu. 4.1.2 Hasil Analisis Aspek Volume Suara Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga khususnya aspek volume suara diperoleh indeks penilaian 77,1. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu. 4.1.3 Hasil Analisis Aspek Pelafalan Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga khususnya aspek pelafalan diperoleh indeks penilaian 83,2. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu. 4.1.4 Hasil Analisis Aspek Intonasi Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga khususnya aspek intonasi diperoleh indeks penilaian 83,55. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu. FKIP Universitas Jambi Page 9

4.1.5 Hasil Analisis Aspek Gerak Dari hasil indeks penilaian kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 bercerita dengan alat peraga khususnya aspek gerak diperoleh indeks penilaian 81,75. Indeks penilaian tersebut berada pada interval 75-84 dengan kategori mampu. 4.2 Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, dapat dilihat bahwa kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 tergolong kategori mampu. Hal ini dapat terlihat dari perhitungan yang dilakukan dengan mempresentasekan 35 orang dalam penelitian, 17 orang (48,58%) tergolong kategori mampu sekali, 14 orang (40%) tergolong kategori mampu, 3 orang (8,57%) tergolong kategori cukup mampu, dan 1 orang (2,85%) tergolong kategori kurang mampu. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dan analisis hasil penelitian, maka dapat disimpulan bahwa kemampuan siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kuala Tungkal tahun ajaran 2013/2014 dalam bercerita dengan alat peraga dengan kategori mampu yaitu dengan indeks penilaian 83,43. 5.2 Saran 1. Mengingat hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam bercerita dengan alat peraga tergolong kategori sangat mampu, disarankan agar guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 2 Kuala Tungkal dapat mempertahankan prestasi siswa dalam bercerita dengan alat peraga dan melatih anak lebih kreatif lagi membuat alat peraga untuk bercerita. 2. Guna semakin meningkatkan kemampuan bercerita dengan alat peraga, guru bahasa Indonesia sebaiknya lebih keratif dan bervariasi lagi dalam mengajar. 3. Pihak sekolah atau guru dapat mengajak anak agar semakin termotivasi, tertarik, dan berminat untuk bercerita dengan alat peraga dengan cara mengadakan perlombaan bercerita dengan alat peraga antar kelas. DAFTAR RUJUKAN Arsjad, G.Maidar dan Mukti. 1987. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Bachir, S Bachtiar. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita, Teknik dan Prosedurnya. Jakarta: Depdiknas. Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. FKIP Universitas Jambi Page 10

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dan Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE Depdiknas. 2003. Kamus Besar Bahsa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. Depdiknas. 2006. Panduan Pengembangan Silabus Bahasa Indonesia Tingkat SMP/KBK. Jakarta. Handono. (2007). Alat Peraga [online] Tersedia: http//www.blogspot.com/2007/12[29 Mei 2010]. Hasan Alwi, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Mudini dan Salamat Purba. 2009. Pembelajaran Berbicara. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Musfiroh, Tadkiroatun. 2005. Bercerita untuk Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Mustakim, Nur. 2005. Metode Pengembangan Kemampuan Berbahasa. Jakarta: Depdiknas Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. PBS FKIP UNJA (Tim Penyusun). 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. FKIP Universitas Jambi. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa FKIP Universitas Jambi Page 11