Judul :Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Keputusan Hedging Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Nama : Ni Nengah Novi Ariani NIM : 1306205034 Abstrak Hedging atau lindung nilai merupakan suatu tindakan yang dapat dilakukan perusahaan untuk meminimalkan risiko kurs yang dihadapi oleh perusahaan. Motivasi perusahaan melakukan hedging salah satunya adalah untuk menghindari financial distress cost. Penelitian ini bertujuan untuk menguji financial distress hypothesis pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014. Metode penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling sehingga didapatkan 30 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria dan 120 firm-year observation. Data didapat dari website resmi Bursa Efek Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi logistik. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio sebagai proksi dari leverage memiliki pengaruh positif signifikan secara statistik terhadap keputusan hedging. Return on Asset sebagai proksi dari profitabilitas memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap keputusan hedging. Likuiditas yang diproksikan dengan current ratio menunjukkan pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penggunaan hedging.perusahaan pertambangan yang menghadapi risiko ketidakpastian valuta asing sebaiknya menggunakan hedging untuk melindungi nilai perusahaan. Kata kunci : hedging, risiko, leverage, profitabilitas, likuiditas v
DAFTAR ISI JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv v vi viii ix x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah Penelitian... 9 1.3 Tujuan Penelitian... 9 1.4 Kegunaan Penelitian... 10 1.5 Sistematika Penulisan... 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori... 12 2.1.1 Manajemen risiko... 12 2.1.2 Eksposur valuta asing... 13 2.1.3 Financial distress... 15 2.1.4 Lindung nilai atau hedging... 16 2.1.5 Instrumen derivatif untuk melakukan hedging... 18 2.1.6 Leverage... 21 2.1.7 Profitabilitas... 22 2.1.8 Likuiditas... 24 2.2 Hipotesis Penelitian... 25 2.2.1 Pengaruh leverage terhadap keputusan hedging... 25 2.2.2 Pengaruh profitabilitas terhadap keputusan hedging... 26 2.2.3 Pengaruh likuiditas terhadap keputusan hedging... 27 BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian... 28 1.2 Lokasi atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian... 29 1.3 Objek Penelitian... 29 1.4 Identifikasi Variabel... 29 1.5 Definisi Operasional Variabel... 29 1.6 Jenis dan Sumber Data... 31 1.6.1 Jenis data... 31 1.6.2 Sumber data... 31 vi
1.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel... 31 1.7.1 Populasi... 31 1.7.2 Sampel... 32 1.8 Metode Pengumpulan Data... 33 1.9 Teknik Analisis Data... 34 1.9.1 Statistik deskriptif... 34 1.9.2 Analisis regresi logistik... 34 BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Pertambangan Indonesia... 39 4.2 Hasil Penelitian dan Pengujian Hipotesis... 40 4.2.1 Pengujian deskriptif... 40 4.2.2 Uji kelayakan model... 42 4.2.3 Penilaian keseluruhan model... 43 4.2.4 Uji koefisien determinasi... 44 4.2.5 Uji multikolinearitas... 45 4.2.6 Matriks klasifikasi... 46 4.2.7 Model regresi logistik yang terbentuk... 47 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian... 49 4.3.1 Pengaruh leverage terhadap keputusan hedging... 49 4.3.2 Pengaruh profitabilitas terhadap keputusan hedging... 51 4.3.3 Pengaruh likuiditas terhadap keputusan hedging... 52 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan... 54 5.2 Saran... 55 DAFTAR RUJUKAN... 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN... 61 vii
DAFTAR TABEL No. Tabel Halaman 3.1 Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian... 34 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel Independen... 41 4.2 Hasil Uji Frekuensi Variabel Dependen... 42 4.3 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow... 42 4.4 Iteration History a,b,c Block Number = 0... 43 4.5 Iteration History a,b,c,d Block Number = 1... 44 4.6 Model Summary... 45 4.7 Correlation Matrix... 45 4.8 Classification Table a... 46 4.9 Variables in the Equation... 47 viii
DAFTAR GAMBAR No. Gambar Halaman 1.1 Grafik Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Tahun 2011-2014... 2 3.1 Desain Penelitian... 28 ix
DAFTAR LAMPIRAN No. Lampiran Halaman 1 Daftar Perusahaan Sampel... 61 2 Data Perusahaan Sampel... 62 3 Hasil Pengujian Statistik Deskriptif... 66 4 Hasil Uji Regresi Logistik... 67 x
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat ditandai dengan adanya arus perdagangan baik modal maupun barang antar negara. Transaksi perdagangan internasional berbeda dengan transaksi perdagangan dalam negeri karena pada transaksi perdagangan internasional melibatkan beberapa negara (Griffin dan Pustay, 2005:125). Perusahaan yang melakukan transaksi internasional akan menghadapi masalah yang lebih rumit, karena penggunaan mata uang yang berbeda di setiap Negara. Perdagangan internasional mendorong semakin meningkatnya persaingan serta gejolak harga pasar yang membuat ketidakpastian atau risiko usaha semakin meningkat dalam mempertahankan usahanya (Putro dan Chabachib, 2012). Risiko merupakan sesuatu yang mutlak ada, sehingga risiko tidak bisa dihilangkan. Perusahaan seringkali secara sengaja mengambil risiko tertentu karena melihat potensi keuntungan dibalik risiko tersebut (Hanafi, 2009:9). Risiko penting untuk dikelola agar perusahaan mampu bertahan maupun meminimalkan risiko yang dihadapi. Risiko dapat diidentifikasi dengan mengukur terlebih dahulu eksposur yang dihadapi oleh perusahaan. Eksposur yang dapat dihadapi oleh perusahaan dapat berupa eksposur valuta asing, eksposur transaksi, eksposur ekonomi dan eksposur 1
akuntansi (Hanafi, 2009:8). Eksposur merupakan tingkat dimana aliran kas (cash flow) perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs. Risiko terbesar yang dihadapi oleh perusahaan multinasional datang dari eksposur valuta asing (Paranita, 2011). Jika perusahaan gagal dalam mengelola risiko yang dihadapinya, maka konsekuensi yang dialami akan cukup signifikan. Gambar 1.1 Grafik Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Tahun 2010 2014 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 2010 2011 2012 2013 2014 Sumber: www.bi.go.id (Data Diolah) Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Menteri BUMN, Rini Soemarno, menyarankan beberapa perusahaan untuk melakukan hedging, salah satunya adalah perusahaan pertambangan, PT Aneka Tambang (Persero). Hal ini karena perusahaan tersebut sering memperoleh pinjaman atau transaksi dalam bentuk valuta asing (Hardiyan, 2015). Saran yang diberikan menteri BUMN tersebut juga dikarenakan Indonesian Rupiah (IDR) sering berfluktuasi terhadap Dolar Amerika Serikat (USD). Gambar 1.1 menunjukkan IDR mengalami depresiasi terhadap USD pada triwulan III tahun 2011 hingga tahun 2014. Fluktuasi nilai tukar ini terjadi karena Indonesia menerapkan sistem kurs mengambang bebas (free floating rate) sehingga IDR akan selalu mengalami fluktuasi 2
akibat dari faktor internal maupun eksternal serta kebijakan ekonomi makro pemerintah. Jika sistem nilai tukar yang dianut adalah kurs tetap (fixed exchange rate) maka tidak akan terjadi fluktuasi nilai tukar, karena nilai kurs telah ditetapkan oleh pemerintah. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang sangat berperan dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Dahlius (2014) menyatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang. Association of Indonesian Environmental Observes (2016) menyatakan bahwa Indonesia merupakan eksportir batubara kedua terbesar di dunia setelah Australia, produsen timah kedua terbesar di dunia, produsen tembaga kedua terbesar di dunia dengan produksi sebesar 10.4% dari produksi dunia, dan produsen nikel keempat terbesar di dunia, serta peringkat kedua negara pengekspor Liquid Natural Gas (LNG). Kondisi tersebut membawa Indonesia menjadi negara yang disegani dengan hasil tambang yang tinggi di dunia. Perusahaan pertambangan merupakan salah satu sektor perusahaan yang sering melakukan transaksi internasional, sehingga sangat rentan terhadap eksposur valuta asing. Perusahaan pertambangan yang aktif melakukan ekspor akan mendapatkan keuntungan ketika mata uang lokal terdepresiasi, depresiasi tersebut akan meningkatkan pendapatan perusahaan dalam bentuk mata uang lokal. Sebaliknya, ketika mata uang lokal terapresiasi maka perusahaan akan mengalami kerugian karena pendapatannya berkurang ketika dikonversikan ke dalam mata uang lokal. Perusahaan pertambangan yang cenderung 3
melakukan impor maupun utang dalam bentuk valuta asing akan mengalami kerugian, karena harus mengeluarkan mata uang lokal lebih banyak. Fluktuasi kurs ini tentu akan memunculkan risiko untuk perusahaan. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meminimalisir risiko adalah hedging dengan instrumen derivatif. Menurut Guniarti (2014) hedging merupakan suatu tindakan melindungi perusahaan untuk menghindari atau mengurangi risiko kerugian atas valuta asing sebagai akibat dari terjadinya transaksi bisnis. Derivatif adalah kontrak perjanjian di antara dua pihak untuk membeli atau menjual sejumlah barang (baik itu aktiva finansial maupun komoditas) pada waktu yang telah ditentukan di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati saat ini (Utomo, 2000). Instrumen keuangan derivatif antara lain futures contracts, forward contract, options contracts dan swaps contracts (Madura, 2009:154). Motivasi kebijakan hedging didasarkan pada dua paradigma, yaitu memaksimalkan nilai pemegang saham (shareholders value maximization) dan memaksimalkan kepuasan manajer (manager utility maximization) (Tufano, 1996). Umumnya kebijakan hedging perusahaan cenderung lebih dimotivasi oleh keinginan untuk memaksimumkan kekayaan pemegang sahamnya (shareholders value maximization), dengan mengurangi biaya-biaya yang berkaitan dengan financial distress cost. Financial distress cost meliputi biaya legalitas, biaya administrasi kebangkrutan, moral hazard, biaya pengawasan dan biaya kontrak, yang dapat mengurangi nilai pasar perusahaan. Keputusan hedging dapat mengurangi risiko 4
financial distress karena menjamin bahwa nilai valuta asing yang digunakan untuk membayar (outflow) atau sejumlah mata uang asing yang akan diterima (inflow) di masa mendatang tidak terpengaruh oleh perubahan dalam fluktuasi kurs valuta asing (Fitriasari, 2011) Penelitian ini berfokus pada financial distress hypothesis, di mana financial distress merupakan tahap awal perusahaan menuju kebangkrutan. Financial distress juga dapat didefinisikan suatu kondisi keuangan perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas yang sangat parah sehingga perusahaan tidak mampu menjalankan operasi dengan baik (Irfan dan Tri, 2014) Financial distress adalah kesulitan keuangan atau likuiditas yang mungkin sebagai awal kebangkrutan (Haryetti, 2010). Financial distress menjadi alasan dalam melakukan aktivitas hedging yang dilakukan perusahaan. Perlindungan terhadap risiko dengan melakukan hedging dapat mengurangi risiko terjadinya kesulitan keuangan (financial distress) yang berujung pada kebangkrutan pada perusahaan (Zhu, 2010). Kesulitan keuangan perusahaan dapat dideteksi dengan menggunakan analisis rasio keuangan. Secara umum rasiorasio seperti profitabilitas, likuiditas, leverage dan cakupan arus kas berlaku sebagai indikator yang paling signifikan dalam memprediksi kesulitan keuangan maupun kebangkrutan yang harus diantisipasi dengan hedging (Altman,2008:239). Keputusan hedging dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal perusahaan. Faktor eksternal perusahaan ada dua, yakni BI rate dan nilai tukar (Megawati, dkk. 2016). Beberapa peneliti terdahulu sudah meneliti faktor-faktor 5
internal yang mempengaruhi keputusan hedging perusahaan salah satunya adalah leverage. Leverage merupakan rasio utang atau lebih dikenal dengan rasio solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun panjang, atau mengukur sejauh mana perusahaan didanai dengan utang (Wiagustini, 2013:85). Leverage yang tinggi akan meningkatkan pengembalian saat kondisi bisnis yang menguntungkan, dan sebaliknya. Hedging sangat berguna untuk perusahaan yang memiliki rasio leverage tinggi karena mampu menstabilkan cashflow dan mampu mengurangi biaya-biaya seperti financial distress cost, underinvestment problem dan biaya-biaya lain yang berkaitan dengan cash flow (Wang dan Lida, 2011) Leverage dinyatakan berpengaruh negatif tidak siginifikan terhadap keputusan hedging (Baimwera dan Muriuki, 2014), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Widyagoca dan Vivi (2016) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan hedging. Penelitian yang dilakukan beberapa peneliti menunjukkan hal yang berbeda. Penelitian yang dilakukan oleh Megawati, dkk. (2016) dan Martha (2016) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap keputusan hedging dengan alasan sebagian besar perusahaan masih banyak yang menggunakan ekuitas dibandingkan dengan utang. Peneliti lain seperti Shaari et al. (2013), Ahmad dan Balkis (2011), Takao et al. (2009), Afza dan Atia. (2011), Paranita (2011), dan Guniarti (2014) menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan antara leverage ratio terhadap kebijakan hedging perusahaan. 6
Faktor berikutnya yang mempengaruhi keputusan hedging perusahaan adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham & Houston, 2006:107). Analisis profitabilitas menjadi sangat penting untuk investor jangka panjang (Sartono, 2010:122). Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi mengindikasikan perusahaan cenderung tidak terlibat dalam lindung nilai karena memiliki potensi kesulitan keuangan yang rendah Shaari et al. (2013). Pernyataan tersebut didukung oleh Mnasri et al. (2013), serta Clark dan Mefteh (2010) menunjukkan adanya pengaruh yang negatif dan signifikan antara profitabilitas dengan kebijakan hedging perusahaan dengan alasan semakin tingginya profitabilitas maka perusahaan akan terhindar dari risiko financial distress cost. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Jiwandhana dan Triaryati (2016), serta Megawati, dkk. (2016) menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap keputusan hedging perusahaan dengan alasan semakin tinggi profitabilitas perusahaan kecenderungan untuk melakukan ekspansi bisnis akan lebih cepat sehingga memerlukan instrumen lindung nilai (hedging) untuk meminimalkan risiko akan kondisi pasar internasional yang dinamis. Likuiditas adalah faktor berikutnya yang memengaruhi kebijakan hedging perusahaan. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban financial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar (Sartono, 2010:116). Perusahaan akan selalu likuid, bila dana lancar yang tersedia memiliki nilai lebih besar daripada utang. 7
Semakin tinggi likuiditas maka semakin rendah penggunaan instrumen derivatif pada perusahaan karena risiko financial distress cost yang muncul cenderung rendah dan perusahaan memiliki dana cadangan yang cukup untuk menghadapi risiko (Paranita, 2011). Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afza dan Atia (2011), Chaudry (2014), Ameer (2010), Megawati, dkk. (2016) serta Dewi dan Purnawati (2016) yang menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap penggunaan instrumen derivatif hedging. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Paranita (2011) dan Guniarti (2014) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap keputusan hedging, Putro dan Chabachib (2012) serta Widyagoca dan Vivi (2016) mendapatkan hasil bahwa likuiditas memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kebijakan hedging perusahaan. Megawati, dkk. (2016) menguji determinasi keputusan hedging pada perusahaan manufaktur dengan menggunakan analisis regresi logistik. Penelitian tersebut menggunakan 114 sampel perusahaan dengan empat variabel, yakni leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas dan likuiditas. Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan di beberapa negara menunjukkan hasil yang berbeda-beda (research gap) terkait dengan karakteristik dari masingmasing negara. Selain itu terbatasnya penelitian mengenai hedging dengan instrumen derivatif di Indonesia menjadi dasar untuk melakukan penelitian kembali mengenai kebijakan hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2014. 8
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1) Apakah leverage berpengaruh signifikan terhadap keputusan hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014? 2) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014? 3) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap keputusan hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh leverage terhadap keputusan hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap keputusan hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. 9
3) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap keputusan hedging pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan maka penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Kegunaan Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi empiris terhadap manajemen keuangan mengenai pengaruh leverage, profitabilitas, dan likuiditas pada kebijakan hedging 2) Kegunaan Praktis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pada perusahaan untuk mengambil langkah yang strategis dalam pengambilan keputusan hedging. 1.5 Sistematika Penulisan Pada bagian ini akan diuraikan isi dari skripsi ini yang penyajiannya disusun bab per bab untuk memudahkan penulisan dan pembahasan yang masing-masing adalah sebagai berikut BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab yang berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika dalam penulisan skripsi. 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS Merupakan bab yang menguraikan tentang teori-teori yang relevan mengenai keterkaitan kebijakan hedging. Bab ini juga membahas tentang penelitian sebelumnya yang menjadi salah satu acuan dalam perumusan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Merupakan bab yang menjelaskaan mengenai lokasi penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Merupakan bab yang meliputi analisis data yang diuraikan dalam pengumpulan dan tabulasi data, deskripsi hasil penelitian dari pengujian dan pengujian hipotesis serta pembahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan bab yang berisi simpulan dan saran yang dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pembaca maupun bagi peneliti selanjutnya. 11