UPAYA PEMBERDAYAAN PERILAKU PRODUKTIF SANTRI DENGAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DI PONDOK PESANTREN NURUL JADID DESA KARANGANYAR KECAMATAN PAITON PROBOLINGGO 1) Anis Yusrotun Nadhiroh, 2) Siti Romelah 1,2) Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid Email : 1) anis@sttnj.ac.id Abstrak Tujuan yang ingin dicapai dalam program kegiatan ini adalah untuk memberikan bekal keterampilan dan pengalaman tentang pengelolaan usaha dan menumbuhkan jiwa entrepreneur kepada santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid, supaya ketika sudah terjun ke masyarakat selain memiliki kemampuan dalam belajar ilmu agama juga memiliki kemampuan berwirausaha. Target khusus yang ingin di capai dari kegiatan ini adalah mahasiswa yang berada di 3 Perguruan Tinggi Pondok Pesantren Nurul Jadid yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid, Institut Agama Islam Nurul Jadid, Sekolah Tinggi Kesehatan Nurul Jadid, dengan memberikan pelatihan pembuatan tas dan lampion bagi santri khususnya mahasiswa yang berada di dalam pesantren. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program kegiatan adalah diskusi, pelatihan, serta pendampingan. Hasil kegiatan menunjukkan santri memahami konsep kewirausahaan, memiliki keterampilan baru ( membuat tas dan lampion), dan termotivasi untuk memberdayakan santri untuk kegiatan yang produktif. Kata kunci : pemberdayaan, kewirausahaan Abstract The purpose of this program is to provide skills and experience about business management and foster the spirit of entrepreneur to the students in Nurul Jadid Islamic boarding school, so that when it has been plunged into the community in addition to having the ability to learn the science of religion also has the ability to entrepreneurship. Special targets to be achieved from this activity are students who are in 3 Universities Nurul Jadid Islamic boarding school namely : Nurul Jadid High School of Technology, Nurul Jadid Institute of Islamic religion, Nurul Jadid High School of Health, by providing training on making bags and lanterns for student in particular students who are in the Islamic boarding school. The methods used in the implementation of activity programs are discussion, training, and mentoring. The results of the activity show the students understand the concept of entrepreneurship, have new skills (making bags and lanterns), and are motivated to empower student for productive activities. Keywords: empowerment, entrepreneur PENDAHULUAN Kata entrepreneur atau wirausaha dalam bahasa Indonesia merupakan gabungan dari wira (gagah, berani, perkasa) dan usaha (bisnis) sehingga istilah entrepreneur dapat diartikan sebagai orang yang berani atau perkasa dalam usaha/bisnis. (Arman Hakim Nasution, 2007) 351
Pondok Pesantren Nurul Jadid berada di desa Karanganyar Kecamatan paiton Kabupaten Probolinggo memilki beberapa lembaga formal dan non formal, untuk lembaga formal terdiri dari PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) hingga Perguruan Tinggi yang terdiri dari 3 perguruan yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dan Institut Agama Islam Nurul Jadid. Sedangkan lembaga non formal terdiri dari Lembaga Bahasa Asing, Lembaga Kajian Kitab Kuning, lembaga Ilmu Al-Quran serta Madrasah diniyah Nurul Jadid. Sebagai lembaga formal dan non formal perlu menyiapkan diri para santri menjadi lulusan terbaik dan dapat bekerja dngan optimal. Salah satu kegiatan yang diberikan santri sebelum lulus atau keluar dari Pondok Pesantren yaitu dengan pendidikan kewirausahaan diharapkan mampu meningkatkan inisiatif dan kreatif bagi santri. Adapun permasalahan mitra yang dapat di identifikasi adalah : 1) Banyaknya waktu luang yang tidak mengandung nilai produktif (ngobrol, berdiam diri tanpa aktifitas). 2) Keterampilan dan skill yang belum diberdayakan. 3) Timbulnya kejenuhan dalam pembelajaran formal atau non formal. 4) Keinginan pengurus Pondok Mahasiswa dalam memberdayakan potensi santri dan masyrakat menjadi lebih baik. Dari permasalahan di atas faktor pengurus pondok mahasiswa memiliki kepedulian untuk memberdayakan santri dan masyarakat sekitar pondok pesantren nurul jadid mampu bersikap dan berperilaku produktif, serta menghindari perbuatan yang mumbadzir (ngobrol, berdiam diri tanpa aktifitas). Secara umum produktifitas adalah perbandingan atau rasio antara output dan dan input. Penggunaan rasio harus memperhatikan bebrapa aspek yaitu : aspek karyawan dari kualitas dan jumlah, aspek kepemimpinan dari pengarahan dan pembinaaan, dan aspek sasaran kerja yang harus dicapai dari pengelolaan teknologi, karena faktor manusi merupakan faktor produktifias yang terpenting, mka dalam pengelolaannya pun harus berbeda dari faktor produksi yang lain, karena manusia mempunyai pribadi yang beranekaragam yang harus dihormati dan dihargai harkat dan martabatnya. Adapun target luaran kegiatan IbM ini 1) Santri dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid 2) Memahami konsep tentang kewirausahaan 3) Peseta pelatihan memiliki nilai-nilai kewirausahaan dan motivasi untuk berprilaku produktif 4) Peserta pelatihan memiliki kemampuan mengembangkan jiwa kewirausahaan 5) 352
Peseta pelatihan terampil membuat lampion dan tas rajut. 6) Peserta terampil mengelola usaha 7) Peseta pelatihan memiliki pemahaman untuk memasarkan produk lampion dan tas rajut. Sedangkan target khusus yang ingin di capai dari kegiatan ini adalah mahasiswa yang berada di 3 Perguruan Tinggi Pondok Pesantren Nurul Jadid yaitu Sekolah Tinggi Teknologi Nurul Jadid, Institut Agama Islam Nurul Jadid, Sekolah Tinggi Kesehatan Nurul Jadid, dengan memberikan pelatihan pembuatan tas dan lampion bagi santri khususnya mahasiswa yang berada di dalam pesantren dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren Nurul Jadid. entrepreneurship rendah dan potensi tidak nampak atau tidak pernah digali pada peserta, perlu ada pendekatan dengan diskusi dan tanya jawab untuk menumbuhkan motivasi diri dalam menciptakan kemandirian. 3. Pelatihan Keterampilan : adanya permaslahan mitra tentang rendahnya daya cipta, kreatifitas dan inovasi rendah dalam bidang produksi/ jasa, kurangnya menguasai pemasaran. Adapun prosedur yang dilakukan meliputi : menyiapkan bahan pelatihan lampion dan tas rajut, menciptakan produk berbasi santri, menumbuhkan kreatifias dan inovasi. METODE PENELITIAN Metode yang ditawarkan dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi mitra yaitu : 1. Ceramah : Adanya waktu luang yang tidak dipergunakan untuk aktifitas produktif dan kurang pahamnya manajmen usaha, maka perlu dikenalkan dan dipahamkan tentang pendidikan nilai-nilai kewirausahaan dan pendidikan manajemen usaha. 2. Diskusi dan tanya jawab : teridentifikasi adanya spirit HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pendidikan dan pelatihan dalam pembuatan lampion dan tas rajut di Pondok Pesantren Nurul Jadid pada santri dan masyarakat selama bulan Juni sampai bulan Agustus 2017, yang dilakukan melalui ceramah, tanya jawab, diskusi dan pelatihan membuat lampion dan tas rajut, maka dapat dijelaskan hasilnya sebagai berikut: 353
Tabel 1. Tingkat Kehadiran dan Keaktifan Peserta Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Jumlah Peserta 13 Juni 2017 Ceramah konsep kewirausahaan 23 Juni 2017 Ceramah motivasi Usaha Keterampilan 12 Agustus 2017 Pelatihan Lampion dan Tas Rajut 20 Agustus 2017 Pemberian penilaian Peserta pelatihan produk paling bagus Hadir Keaktifan (Presentasi) 100 100% 100% 85 85% 85% 100 100% 100% 100 100% 100% 1. Kehadiran Santri dalm pemahaman konsep tentang kewirausahaan. Pada kegiatan awal ini melalui pemberian ceramah dan pelatihan oleh Tim pelaksana dengan tanya jawab oleh peserta. Dengan rincian tabel kegiatan sebagaia berikut : Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kehadiran peserta dalam program ini di dukung dengan baik oleh peserta pelatihan, dimana rata-rata kehadiran 100 orang atau 100%. Hasil data lapangan menunjukkan bahwa peserta pelatihan dapat hadir tepat waktu sesuai waktu yang telah ditentukan. 2. Peserta pelatihan memiliki kemampuan dalam mengembangkan daya cipta dan keterampilan yang bermanfaat bagi santri dimasa depan. Dengan pelatihan membuat Lampion dan Tas Rajut dapat memberikan kontribusi terhadap bertambahnya pemahaman dan pengalaman dalam menghasilkan produk yang dibutuhkan masyarakat terutama mahasiswa yang berstatus santri di Pondok Pesantren Nurul Jadid dimana setelah mereka diwisuda belum tentu langsung mendapatkan pekerjaan, dengan demikian produk yang dilatihkan bisa bermanfaat untuk membantu membuka usaha baru. Melalui pelatihan ini peserta memiliki skill membuat lampion dan tas rajut. 354
3. Peserta pelatihan memiliki keterampilan untuk mengelola usaha Melalui pelatihan ini juga dikenalkan tentang bagaimana mengelola usaha mandiri, supaya jiwa kewirausahaan santri dapat ditumbuhkan untuk menciptakan ekonomi yang kreatif yang berada di lingkungan Pondok Pesantren serta memilik pemahaman untuk memasarkan produk yang telah dilatihkan berupa lampu lampion dan tas rajut pada santri dan masyarakat sekitar. Dari kegiatan yang dilakukan maka peserta dapat: a. Membuat Lampu Lampion dan tas rajut : peserta dapat menghias lampu lampion dari bahan balon dan benang, menghias lampu lampion dengan kain fanel, dalam pembuatan tas rajut bahan yang digunakan dari tali kur dengan menggunakan beberapa warna tali kur, resleting, kain sebagai bahan dalam tas rajut, seperti berikut. b. Peserta memperoleh skill berupa jasa dalam medesain dan menghias lampion dan tas, yang siap dikenalkan dan dipasrkan pada masyarakat sekitar melalui pelatihan dan praktik. Gambar 2. Menghias lampion dan tas. c. Membuat perencanaan bisnis sederhana. Gambar 3. Membuat perencanaan bisnis sederhana Gambar 1. Hasil Kerajinan Lampion KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan Adapun beberapa kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain: 355
1. Kegiatan pelatihan ini melalui pelatihan pembuatan lampu lampion dari bahan balon dan benang serta pelatihan pembutan tas rajut dari tali kur dilakukan dengan 2 tahap pelatihan yang terdiri dari pelatihan cara memproduksi lampion dan tas, pelatihan cara pemasaran. 2. Mitra mampu memproduksi dan memasarkan hasil produksi. 3. Kegiatan ini mampu menumbuhkan pengetahuan dan kreativitas mitra dalam membuat lampion dan tas rajut. b. Saran Beberapa saran setelah melaksanakan kegiatan pengabdian ini antara lain : 1. Perlu adanya kegiatan pendampingan yang dilakukan secara rutin untuk membantu mitra mengembangkan kegiatan berwirausaha dalam memproduksi lampion dan tas rajut. 2. Pemerintah hendakanya juga memberikan perhatian terkait dengan bantuan baik permodalan atau penyuluhan lebih lanjut agar masyarakat semakin tertarik untuk berwirausaha. Ciputra, 2008, Entrepreneurship Mengubah Masa Depan Bangsa, Jakarta PT Elex Media Komputindo. REFERENSI Arman Hakim Nasution, 2007, membangun spirit Teknopreneurship, yogyakarta, ANDI. 356