BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di Green house

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian Pengaruh Penambahan Urease pada Inkubasi Zeolit dan Urea

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

BAB III MATERI DAN METODE. Memfiksasi Nitrogen Urea dan Potensinya sebagai Sumber Nitrogen Slow Release

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2016 di

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

3 METODOLOGI. 3.3 Metode Penelitian. 3.1 Waktu dan Tempat

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013, bertempat

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang kehilangan BK, ADF dan N-ADF secara in vitro

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ransum Komplit Bahan Pakan Jenis Ransum Komplit 1 (%) Ransum A (Energi Tinggi) 2 Ransum B (Energi Rendah) 3 Rumput Gaja

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan

III MATERI DAN METODE PENELITIAN. Jerami Jagung yang dipergunakan, sebanyak 80 kg yang berasal dari limbah

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji sorgum

PRODUKSI PROTEIN KASAR DAN FERMENTABILITAS SECARA IN VITRO JERAMI TANAMAN KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN MULSA ECENG GONDOK

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi

KECERNAAN DAN FERMENTABILITAS TANAMAN OROK-OROK SECARA IN VITRO SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DITANAM SECARA TUMPANGSARI DENGAN JAGUNG MANIS SKRIPSI

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Kondisi Lahan, Lingkungan, dan Penanaman Pohon Singkong Utuh Teknik Pemanenan Singkong

METODE. Materi. Alat. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III MATERI DAN METODE. pada Ransum Sapi FH dilakukan pada tanggal 4 Juli - 21 Agustus Penelitian

MATERI DAN METODE. Materi

FERMENTABILITAS SECARA IN VITRO AMPAS AREN YANG DIFERMENTASI DENGAN BAKTERI SELULOLITIK SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SKRIPSI. Oleh: Muhammad Taufiq Akbar

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

III. BAHAN DAN METODE. Analisis kimia dilakukan di Laboratorium Tanah, dan Laboratorium Teknologi Hasil

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Materi Prosedur Pembuatan MOL Tapai dan Tempe Pencampuran, Homogenisasi, dan Pemberian Aktivator

MATERI DAN METODE. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni September 2015 di Laboratorium

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

MATERI DAN METODE. Materi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro. Analisis sampel dilaksanakan

METODE. Materi. Rancangan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat Bahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada Desember 2016 April 2017 di

BAB III BAHAN DAN METODE. Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini terdiri dari: - neraca analitik - Ohauss. alat destruksi Kjeldahl 250ml -

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Rumput gajah diperoleh berasal dari kebun rumput di sekitar kandang sapi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL. Tujuan Praktikum Untuk pengambilan sampel yang akan digunakan untuk analisis.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III MATERI DAN METODE. sampai panen okra pada Januari 2017 Mei 2017 di lahan percobaan dan

MATERI DAN METODE. Materi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah dan di Laboratorium Limbah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. 4. Cacing tanah jenis Eisenia fetida berumur 1 bulan sebanyak 2 kg. a. 1 ml larutan sampel vermicompost

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE I II III BKK1 U1 U2 U3 BKH2 U1 U2 U3 BKK3 U1 U2 U3 BKH4 U1 U2 U3 BKK5 U1 U2 U3 BKH6 U1 U2 U3 BKHKK7 U1 U2 U3 BKHKK8 U1 U2 U3

3 METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan pada bulan November Februari 2014.

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai frekuensi penyajian ransum yang berbeda terhadap kualitas

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PENELITIAN

KADAR SERAT KASAR DAN KECERNAAN SECARA In Vitro JERAMI KEDELAI YANG DITANAM DENGAN PERLAKUAN PENYIRAMAN AIR LAUT DAN INOKULASI BAKTERI Rhizobium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan selama 2 bulan dari tanggal 5 Agustus

III. BAHAN DAN METODE. Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan pada bulan Maret hingga Juli

Transkripsi:

13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang kadar protein kasar dan fermentabilitas secara in vitro jerami tanaman kedelai yang ditanam dengan penyiraman air laut dan mulsa eceng gondok dilaksanakan pada bulan Agustus 2014 sampai dengan Februari 2015. Pelaksanaan penelitian ini meliputi penanaman kedelai di green house dan penelitian secara laboratoris dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan, Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Bahan yang digunakan pada tahap persiapan dan penanaman yaitu benih kedelai, air laut yang diambil dari Pantai Marina Semarang, tanah 11 kg per polybag, air, eceng gondok yang diambil dari banyumanik, pupuk (urea, TSP dan KCl). Alat yang digunakan adalah 4 ember ukuran 30 liter, 32 polybag ukuran 25 cm x 35 cm, plastik, EC (Electrical Conductivity) meter, cangkul, gunting, termohigro, selang, timbangan, pita ukur, timbangan analitis, pisau, pinset, gunting. Bahan yang digunakan pada tahap analisis yaitu jerami kedelai. Reagen dan alat yang digunakan yaitu akuades, asam sulfat pekat, selenium, H 3 BO 3 4%, NaOH 45%, HCl, larutan McDougall, cairan rumen dari RPH Penggaron, gas CO 2, H 2 SO 4 15%, NaOH 0,5N, indikator PP 1%, indikator campuran metil merah

14 dan bromkreso hijau, sodium karbonat (NaCO 3 ), H 2 SO 4 0,0055 N. Alat yang digunakan yaitu blander, oven, labu destruksi, labu erlenmeyer, kompor, beaker glass, gelas ukur, peralatan titrasi untuk menitrasi, pipet, stirrer, kertas label, penangas air, termometer air, tabung fermentor, termos, tabung suling khusus, cawan Conway, titrasi kecil, centrifus. 3.2. Metode Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 2 dengan 4 ulangan. Faktor pertama adalah level salinitas air laut L0 (tanpa air laut), L1 (air laut EC 1 mmhos/cm), L2 (air laut EC 1,5 mmhos/cm), L3 (air laut EC 2 mmhos/cm) dan faktor kedua adalah mulsa enceng gondok M1 (tanpa mulsa) dan M2 (mulsa enceng gondok dosis 4 ton/ha). Hasil pengacakan perlakuan pada masing-masing tanaman kedelai dapat dilihat pada Ilustrasi 3. L1M1U2 L2M2U4 L2M1U1 L2M1U3 U L0M1U2 L0M1U1 L1M1U4 L3M1U2 L3M2U1 L1M1U3 L3M1U4 L2M2U2 L0M1U4 L2M1U2 L0M2U3 L3M1U3 L1M2U3 L3M2U3 L2M2U1 L0M1U3 L0M2U2 L1M2U2 L3M1U1 L0M2U4 L2M1U4 L0M2U1 L2M2U3 L3M2U2 L3M2U4 L1M2U4 L1M1U1 L1M2U1 Ilustrasi 3. Tata Letak Pot Penelitian

15 L0M1 : perlakuan tanpa penyiraman air laut dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok L0M2 : perlakuan tanpa penyiraman air laut dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok L1M1 : perlakuan dengan penyiraman air laut 1 mmhos/cm dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok L1M2 : perlakuan dengan penyiraman air laut 1 mmhos/cm dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok L2M1 : perlakuan dengan penyiraman air laut 1,5 mmhos/cm dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok L2M2 : perlakuan dengan penyiraman air laut 1,5 mmhos/cm dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok L3M1 : perlakuan dengan penyiraman air laut 2 mmhos/cm dan tanpa pemberian mulsa eceng gondok L3M2 : perlakuan dengan penyiraman air laut 2 mmhos/cm dan dengan pemberian 4 ton/ha mulsa eceng gondok Penelitian dilakukan dalam tiga tahap, meliputi tahap persiapan, penanaman dan analisis. Tahap persiapan diantaranya eceng gondok yang telah didapat dari Banyumanik dipotong-potong sekitar 1-2 cm kemudian dikeringkan selama 2-3 hari sampai berwarna coklat. Kemudian polybag diisi dengan 11 kg tanah, kemudian pupuk urea, TSP dan KCl ditiimbang dengan dosis 100 kg N/ha, 150 kg P 2 O 5 /ha, dan 100 kg K 2 O/ha, dan mengukur level air laut dengan air tawar dengan L0= tanpa air laut (air tawar), L1= air tawar ditambah air laut lalu diaduk sampai homogen dan ukur dengan alat EC meter 1 mmhos/cm, L2= air laut EC 1,5 mmhos/cm, L3= air laut EC 2 mmhos/cm. Tahap penanaman dilakukan kegiatan pemberian mulsa eceng gondok pada polybag sesuai dengan dosis pada perlakuan kemudian penanaman kedelai dilakukan dengan 7 benih per polybag yang nantinya disisakan 3 tanaman per polybag. Pemberian pupuk urea, TSP dan KCl yaitu dengan cara pmenabur pupuk tersebut diatas tanah, Pupuk urea diberikan 3 kali pada tanaman kedelai yaitu 1/3

16 dosis pada saat awal tanam, 1/3 dosis saat tanaman kedelai mulai berbunga umur 5 minggu dan 1/3 dosis pada saat tanaman kedelai mulai tumbuh buah umur 7 minggu. Setelah tanah di polybag ditaburi pupuk dan mulsa eceng gondok kemudian dilakukan penyiraman. Penyiraman dilakukan setiap hari (pagi dan sore) dengan air tawar dan dengan air laut yang telah diencerkan sesuai perlakuan 1; 1,5 dan 2 mmhos/cm sebanyak 500 ml/pot Setelah panen jerami potong dan di jemur 2-3 hari, setelah kering jerami digiling sampai halus kemudian dianalisis kadar protein kasar, produksi volatile fatty acids dan amonianya secara in vitro. Analisis kadar protein kasar jerami tanaman kedelai diukur dengan metode Kjeldahl yaitu destruksi, destilasi dan titrasi. Menimbang sampel kurang lebih 0,3 g. Sampel, selenium dan asam sulfat pekat 10 ml secara berturut-turut dimasukkan ke dalam labu destruksi kemudian dilakukan destruksi sampai berwarna hijau jernih di dalam almari asam lalu didinginkan. Proses destilasi dilakukan dengan menggunakan penangkap H 3 BO 3 4% sebanyak 20 ml dan menambahkan dua tetes indikator MR dan MB. Sampel yang telah didestruksi dimasukkan ke dalam labu destilasi kemudian ditambahkan 90 ml akuades dan 40 ml NaOH 45%. Destilasi dilakukan sampai penangkap berubah warna dari ungu menjadi hijau atau sudah 100 ml. Hasil destilasi kemudian dititrasi dengan menggunakan HCl 0,1 N sampai berubah warna ungu. Hasil titrasi kemudian dimasukan dalam persamaan berikut : Kadar PK :(Hasil titrasi sampel - blanko) x N HCl x 0,014 x 6,25 x100% Berat sampel (g) Blanko = Campuran 50 ml aquadest dan 40 ml NaOH 45% 0,014 = 1 ml alkali equivalen dengan 1 ml larutan N yang mengandung 0,014 g N

17 6,25 = Protein mengandung 16 % N N HCl = Normalitas larutan HCl Produksi protein kasar dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Produksi protein kasar = Kadar PK x Produksi bahan kering Metode pengukuran fermentasi secara in vitro dimulai dengan sterilisasi alat, dan menimbang sampel dengan berat antara 0,25-0,26 g untuk setiap tabung, kemudian penangas air diisi air secukupnya dan mengatur pada temperatur 39 o C. Larutan penyangga (McDougall) ditambahkan sebanyak 20 ml dan cairan rumen 5 ml kemudian ditambahkan gas CO 2 untuk menjaga suasana anaerob dan ditutup rapat, tabung fermentor diletakan pada rak penangas air yang bersuhu 39 o C, fermentasi dilakukan selama 3 jam kemudian fermentasi dihentikan dengan mendinginkan tabung fermentor lalu dilakukan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit, larutan supernatan dengan endapan dipisahkan. Larutan supernatan dimasukkan ke dalam botol plastik, selanjutnya dilakukan analisis VFA dan NH 3 rumen. Analisis produksi volatile fatty acids (VFA) dilakukan dengan teknik penyulingan uap. Pertama 5 ml supernatan dimasukkan ke dalam tabung suling khusus, kemudian secara hati-hati ditambahkan1 ml H 2 SO 4 15%. Tabung suling dimasukkan ke dalam labu suling berisi akuades 700 ml yang telah dihubungkan dengan pendingin Leibig, dimulai destilasi. Hasil destilasi ditangkap dalam erlenmeyer yang telah berisi 5 ml NaOH 0,5N. Destilasi dihentikan bila volume telah mencapai 100 ml, kemudian ditambahkan 2 tetes indikator PP 1% dan dilanjutkan titrasi dengan HCl 0,5 N sampai terjadi perubahan warna. Blanko dibuat dengan destilasi tanpa supernatan.

18 Perhitungan produksi VFA total : (y z) x N HCl x 1000 mm/l 5 y z N HCl = ml HCl yang dibutuhkan untuk titrasi 5 ml NaOH (blanko) = ml HCl yang dibutuhkan untuk titrasi hasil destilasi = Normalitas larutan HCl Analisis produksi NH 3 dilakukan dengan metode mikrodifusi Conway. Cawan Conway dan tutupnya diolesi bagian tepinya dengan vaselin. Bagian tengah cawan dimasukkan 1 ml asam borat dan 1 tetes indikator campuran metil merah dan bromkreso hijau, kemudian 1 ml supernatan dimasukkan ke ke sisi kiri cawan dan 1 ml larutan sodium karbonat (NaCO 3 ) jenuh dimasukkan pada sisi kanan. Cawan ditutup rapat sehingga tepi cawan tidak ada rongga udara. Secara perlahan cawan digoyang-goyang agar supernatan dan sodium karbonat jenuh bercampur mesra kemudian diamkan selama 24 jam pada suhu kamar. Setelah 24 jam cawan dibuka kemudian dilakukan titrasi dengan menggunakan H 2 SO 4 0,0055 N hingga terjadi perubahan warna dari ungu menjadi merah muda (asam borat) maka titrasi dihentikan. Perhitungan produksi amonia rumen : N- NH 3 = (ml titran x N H 2 SO 4 x 1000) mm. N-NH 3 = Produksi N-NH 3 yang diperoleh N H 2 SO 4 = Normalitas larutan H 2 SO 4

19 Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 2 dengan 4 ulangan. Data dianalisis varians (anova) dengan uji F untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap kadar protein kasar, produksi volatile fatty acids dan produksi amonia. Model linier aditif sebagai berikut: Yi jk = μ + αi +βj + (αβ)ij +ijk ; i = (1,2,3,4) j = (1,2) k = (1,2,3,4) Yijk : Hasil pengamatan pada polybag percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij µ : Nilai tengah umum αi : Pengaruh aditif dari penyiraman air laut ke-i βj : Pengaruh penambahan mulsa Eceng gondok ke-j (αβ)ij : Pengaruh interaksi antara penambahan mulsa Eceng gondok ke-i dan penyiraman air laut ke-j ijk : Pengaruh galat percobaan pada polybag percobaan ke-k yang memperoleh kombinasi perlakuan ij Apabila hasil analisis menunjukkan pengaruh yang nyata maka dilakukan uji beda nilai tengah ganda Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan(steel dan Torrie, 1995). Hipotesis statistik penelitian adalah sebagai berikut: a. H0 : (αβ)ij = 0 (yang berarti tidak ada pengaruh interaksi antara penyiraman air laut dengan mulsa eceng gondok terhadap hasil kualitas jerami kedelai). H1 : (αβ)ij 0, minimal ada satu ada pengaruh interaksi antara penyiraman air laut dan mulsa eceng gondok terhadap hasil kualitas jerami kedelai) b. H0 : αi = 0 (yang berarti tidak ada pengaruh taraf penyiraman air laut terhadap hasil kualitas jerami kedelai)

20 H1 : minimal ada satu αi 0, minimal ada satu taraf penyiraman air laut yang mempengaruhi hasil kualitas jerami kedelai c. H0 : βj = 0 (yang berarti tidak ada pengaruh taraf mulsa eceng gondok terhadap hasil kualitas jerami kedelai) H1 : minimal ada satu βj 0, minimal ada satu taraf mulsa eceng gondok yang mempengaruhi hasil kualitas jerami kedela