BAB I PENDAHULUAN. mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa. yang tidak diduga atau tidak diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. Umat Islam terbayak menurut data The Pew Forum on Religion & dari total muslim dunia. Pada tahun 2010, penganut Islam di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya. mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia, khususnya perbankan syariah, terus mengalami

DAFTAR PUSTAKA. Antonio, Muhammad Syafi i. Bank Syariah dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani. Cet. I, 2001.

BAB I PENDAHULUAN. tidak terduga dimasa depan, yang dapat menimbulkan kerugian-kerugian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. alat analisis. Hal ini disebabkan karena di masa datang penuh dengan

MEKANISME MANAJEMEN RISIKO PADA PEMBIAYAAN MODAL KERJA UNTUK KOPERASI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi kelangsungan perekonomian di suatu negara. Lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sangat penting dalam suatu penelitian, berhasil tidaknya suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pertanian, manufaktur, keuangan, dan usaha-usaha lainnya. Masalah pokok. baru berdiri maupun yang sudah berjalan.

BAB III PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO MENURUT KETENTUAN PBI 13/23/2011 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. kontemporer yang telah memberikan warna dalam perekonomian. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya persoalan itu bagi kehidupan manusia. Cita-cita di bidang

BAB I ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBIAYAAN MULTI JASA DENGAN AKAD IJARAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARI'AH (BPRS) MITRA HARMONI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

PENGARUH TINGKAT BAGI HASIL DAN PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS PERUSAHAAN ( Studi Kasus pada PT. BPR Syariah Al-Wadi ah )

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha. Mereka hanya

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

RESCHEDULING NASABAH DEFAULT PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan Akan jasa perasuransian makin dirasakan,baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi seputar praktik bunga bank yang dilakukan pada bank-bank

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara signifikan pada akhir-akhir ini, baik itu lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia perbankan, terutama perbankan syari ah tidak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syariah baik lembaga perbankan syariah, maupun lembaga

RANCANGAN POJK TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Lely 2008:309)

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. bank mungkin giat dalam mempromosikan penawaran dan mengumpulkan

manage, yaitu mengurus, mengatur, melaksanakan, dan mengelola. 1

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB II METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Mudharabah. Produk Deposito Mudharabah ini berdasarkan dari akad

BAB I PENDAHULUAN. 100 bank syariah terbesar di dunia mencapai 27 persen per tahun. yang hanya mencapai 19 persen per tahun.

BAB I PENDAHULUAN. negara ini, yaitu pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah

MUD{A<RABAH DAN DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. langsung ke lokasi penelitian untuk mendapatkan data-data yang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan suatu sisi kehidupan yang tidak terpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan suci ini, Allah memberikan petunjuk melalui para rasul-

BAB I PENDAHULUAN. bidang keuangan, salah satunya adalah bank. Dalam al-qur an, istilah

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, hal ini membuktikan kepercayaan masyarakat yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. 1

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan mudharabah

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting dan strategis dalam kaitannya penyediaan modal.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang melakukan jual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. beralamat di Jl. Soekarno-Hatta Malang. Yang menjadi informan adalah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. memiliki nilai lebih dibanding perbankan konvensional. Nilai lebih ini

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB V PEMBAHASAN. pengolahan data tersebut dibantu oleh SPSS Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama paling sempurna dari semua agama di dunia. Agama Islam

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

BAB IV ANALISIS TERHADAP UPAYA PENGOVERAN BUKTI FISIK TRANSAKSI MURA>BAH{AH DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. krisis, perbankan syariah mulai dapat berdiri sedangkan sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan memiliki fungsi yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

BAB I PENDAHULUAN. syariah yang kegiatan utamanya menghimpun dana dan menyalurkannya. Lembaga ini biasa di sebut dengan Koperasi Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat ditetapkan Undang-undang Nomor 21 tahun 2008 tentang. perbankan syariah dan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998tentang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN. dipengaruhi atau ditentukan oleh tepat tidaknya penelitian atau penentuan metode

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan, karena segala aktivitas pasti mengandung risiko. Bahkan ada anggapan yang mengatakan tidak ada hidup tanpa risiko sebagaimana tidak ada hidup tanpa kematian. Risiko merupakan kemungkinan terjadinya suatu kerugian yang tidak diduga atau tidak diinginkan. Jadi ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu yang apabila terjadi mengakibatkan kerugian. 1 Atas dasar inilah, manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup dalam kesendiriannya. Akan tetapi membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi guna memenuhi kebutuhan masing-masing dalam aktivitas muamalah secara umum. Maka Islam memerintahkan umatnya untuk saling tolong menolong. Allah berfirman dalam surat Al-Maidah Ayat 2 yaitu:... yang artinya, Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al-Maidah;2). 2 1 Soesino Djojosoedarso, Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, Cet. Ke-1, (Jakarta: Salemba empat, 1999), 2. 2 Departemen Agama republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Jakarta; Yayasan Penyelenggara Penterjemah al-qur an, 2008), 142. 1

2 Manajemen risiko dalam Lembaga Keuangan Syariah mempunyai karakter yang berbeda dengan Lembaga Keuangan Konvensional, terutama karena adanya jenis-jenis risiko yang melekat hanya pada Lembaga Keuangan yang beroperasi secara syariah. Manajemen risiko tersebut diaplikasikan untuk menjaga agar aktivitas operasional bank tidak mengalami kerugian yang melebihi batas kemampuan bank untuk menyerap kerugian tersebut atau membahayakan kelangsungan dan kesehatan bank. Kebijakan pengendalian risiko bagi bank adalah salah satu cara untuk melakukan pembatasan atas berbagai risiko dari masing-masing kegiatan. 3 Secara umum perbankan akan menghadapi beberapa risiko yaitu risiko kredit, likuiditas, pasar, operasional, hukum, reputasi, strategik dan kepatuhan. 4 Risiko pembiayaan yang dihadapi oleh perbankan syariah merupakan salah satu risiko yang perlu dikelola secara tepat karena kesalahan dalam pengelolaan risiko pembiayaan dapat berakibat fatal pada peningkatan NPF (Non Performance Financing). Dengan berbagai macam risiko tersebut, maka bank syariah dituntut untuk melakukan manajemen risiko pembiayaan seefektif mungkin agar likuiditas bank tetap terjaga sehingga bank tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Mengingat bahwa sebagian besar bank masih mengandalkan sumber pendapatan utamanya dari bisnis pembiayaan. Untuk itu, kajian mengenai manajemen risiko pembiayaan bank 3 Adiwarman A. Karim, Bank Islam : Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010), 256. 4 M. Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik Cet. Ke-1, (Jakarta: Gema Insani, 2001), 182.

3 syariah adalah sesuatu yang penting. Dengan memperhatikan fenomena tersebut, kajian mengenai perbankan syariah khususnya mengenai aspek manajemen risikonya menjadi hal baru yang layak untuk dikaji secara mendalam. Manajemen risiko merupakan suatu cara, metode, atau ilmu pengetahuan yang mempelajari berbagai jenis risiko, bagaimana risiko itu terjadi dan mengelola risiko tersebut dengan tujuan agar terhindar dari kerugian. 5 Pengelolaan risiko tidak hanya dibutuhkan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan akan tetapi di dalam sebuah perusahaan jasa, perusahaan yang sering kali menggunakan manajemen risiko dalam pengelolaannya adalah perusahaan ataupun lembaga yang berhubungan dengan uang. Salah satunya adalah lembaga keuangan yang sering kita kenal dengan nama perbankan. Risiko dalam konteks perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan yang berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari akan tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Oleh karena itu, sebagaimana lembaga perbankan pada umumnya bank syariah yang memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan 5 Syarfi Ayat, Manajemen Risiko, (Jakarta: Gema Aksara, 2003), 1.

4 mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha yang disebut sebagai manajemen risiko. 6 Risiko yang dihadapi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah dapat dipecahkan dengan mengkaji dan menemukan konsep yang ideal dari prinsip bagi hasil dan risiko (Profit and Loss Sharing) dalam perbankan syariah, agar kedua belah pihak baik bank maupun nasabah peminjam dapat menjalankan usaha atau bisnisnya dengan aman tanpa ada kekwatiran atau ketakutan yang berlebihan, sehingga produk pembiayaan mud}a>rabah dan musha>rakah akan tetapi menjadi produk pembiayaan yang utama bagi bank syariah pada masa yang akan datang. 7 PT. BPRS JABAL NUR Surabaya terdapat produk berakad musha>rakah, yaitu produk pembiayaan modal kerja dimana baik pihak nasabah maupun pihak bank sama-sama mengeluarkan modal untuk melakukan proyek tertentu yang nantinya nisbah dan kerugian akan dibagi sesuai dengan porsi modal yang dikeluarkan dan kesepakatan antara kedua belah pihak. Pada pembiayaan musharakah ini pembayaran pokok tiap bulannya tidak ada, akan tetapi diganti dengan pembayaran margin yang telah disepakati antara pihak bank dan nasabah, apabila sudah jatuh tempo maka uang pokok dari nasabah tersebut akan dikembalikan. Produk tersebut adalah produk pembiayaan modal kerja. 8 6 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh..., 255. 7 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada, 2007), 48. 8 Anindita Daniartati, Wawancara, Surabaya, 24 September 2013.

5 Risiko yang terdapat dalam produk musha>rakah, terutama pada penerapannya dalam pembiayaan relatif tinggi, yaitu sebagai berikut: Side Streaming, nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebutkan dalam kontrak, lalai dan kesalahan yang disengaja dan penyembunyian keuntungan oleh nasabahnya tidak jujur. 9 Bukan hanya risiko diatas saja melainkan risiko kredit yang sering terjadi dalam produk musha>rakah, hal ini dikarenakan kegagalan nasabah untuk memenuhi kewajibannya secara penuh dan tepat waktu sesuai dengan kesepakatan. 10 Masalah ini bisa muncul bagi bank akibat adanya kesenjangan informasi (assimatric information), dimana mereka tidak mendapatkan informasi yang memadai tentang profit perusahaan yang sesungguhnya. 11 Praktik Pembiayaan bagi hasil ini pada prinsipnya dapat diterapkan dalam dua bentuk akad yaitu, akad Pembiayaan mud}a>rabah dan akad pembiayaan musha>rakah. namun dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian pada praktek pembiayaan bagi hasil dengan akad musha>rakah. Hal ini dengan alasan bawha pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya hanya memakai produk pembiayaan musha>rakah dan pembiayaan mud}a>rabah hanya digunakan dalam produk tabungan. Permasalahan ini yang melatar belakangi peneliti untuk melakukan penelitian tentang manajemen risiko pembiayaan musha>rakah yang dihadapi 9 M. Syafi,i Antonio, Bank Syariah Dari teori..., 94. 10 Oki Rahmawan, Wawancara, Surabaya, 15 Mei 2014. 11 Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Manajemen Risiko Cet. Ke-1, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), 51.

6 oleh Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah yang muncul adalah: 1. Risiko yang dihadapi dalam Pembiayaan musha>rakah 2. Manajemen risiko Pembiayaan musha>rakah 3. Implementasi Pembiayaan musha>rakah 4. Implementasi manajemen risiko Pembiayaan musha>rakah C. Batasan Masalah Agar dalam pembahasan penelitian ini sesuai dengan sasaran yang diinginkan, maka peneliti memberi batasan masalah. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Implementasi manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. 2. Analisis Manajemen risiko pembiayaan musha>rakah PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. 3. Serta bagaimana manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. D. Rumusan Masalah Perumusan ini diperlukan untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang hendak diteliti dan ditemukan pemecahannya, sehingga

7 nanti akan dapat menghasilkan data yang sesuai dengan yang diinginkan dalam penyusunan hasil penelitian. 1. Bagaimana Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya? 2. Bagaimana Analisis Manajemen Risiko Pembiayaan Musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya? E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi manajemen risiko Pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. 2. Untuk mengetahui bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya F. Kajian Pustaka Penelitian yang dilakukan berjudul Manajemen Risiko Pembiayaan Musha>rakah (Studi Kasus Pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya). Penelitian ini tentu tidak lepas dari berbagai penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai pandangan dan juga referensi. Pertama, yaitu penelitian Fatahullah, yang berjudul Implementasi prinsip bagi hasil dan risiko di perbankan syariah (Studi kasus pada Perbankan Syariah Cabang Mataram), penelitian ini menyatakan bahwa dari hasil pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian sebagai berikut: Pelaksanaan penghimpunan dana dengan menggunakan prinsip bagi hasil di Perbankan Syariah Mataram dilakukan dengan menggunakan prinsip

8 Wadi ah dan Mud}ara>bah. Sedangkan prinsip mud}ara>bah menggunakan akad tabungan mud}ara>bah. Pada perhitungan bagi hasil hanya pada prinsip mud}ara>bah sedangkan pada prinsip wadi ah hanya berupa bonus yang diberikan atas kerelaan bank. Pola perhitungan bagi hasilnya adalah dengan menggunakan prinsip revenue sharing artinya bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana dan besarnya porsi bagi hasil tergantung dari kesepakatan awal. Pelaksanaan penyaluran dana dalam kegiatan pembiayaan di Perbankan Syariah Mataram menggunakan beberapa akad seperti akad Jual beli, akad bagi hasil, akad sewa, akad menjaminkan dan akad memberi kepercayaan. Akad bagi hasil menggunakan mud}a>rabah dan musha>rakah. Dalam implementasi pembiayaan dengan prinsip ini masih rendah dibandingkan dengan prinsip pembiayaan lainnya seperti mura>bah}ah, hal ini disebabkan beberapa Faktor seperti kesulitan mencari dan mendapatkan nasabah yang jujur, berkarakter baik dan berintegrasi tinggi, tingginya risiko yang harus ditanggung bank, masih kurangnya teknologi pembiayaan bagi hasil, masih kurangnya SDM di Perbankan Syariah Mataram yang paham masalah pembiayaan bagi hasil, sikap masyarakat yang masih menganggap produk Perbankan Syariah. 12 Kedua, yaitu penelitian Umar Hasan Bashori, yang berjudul Manajemen Risiko Bank Syariah Pendekatan Normatif Tentang Sistem 12 Fatahullah, yang berjudul Implementasi Prinsip Bagi Hasil dan Risiko di Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Perbankan Syariah Cabang Mataram), Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2008.

9 Bagi Hasil, (Studi Kasus Pada Bank Syariah), penelitian ini menyatakan bahwa dari hasil pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian sebagai berikut: Bank syariah menghadapi risiko bank seperti: risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, reputasi, stratejik, kepatuhan. Sementara sistem bagi hasil bank menghadapi risiko disamping risiko-risiko sebelumnya investasi ekuitas dan risiko tingkat return. Risiko yang dihadapi bank syariah akan memiliki fitur khusus meskipun jenis risikonya sama dengan bank konvensional, karena risiko itu berasal dari fitur instrumen keuangan yang digunakan bank syariah. 13 Ketiga, yaitu penelitian Sri Mulyani, yang berjudul Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah, (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Malang), penelitian ini menyatakan bahwa dari hasil pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan dari penelitian sebagai berikut: Dari hasil analisis tersebut diperoleh gambaran bahwa pengelolaan risiko pembiayaan di PT BSM Cabang Malang berjalan secara efektif sesuai dengan arahan, pedoman dan kebijakan dari BSM Pusat. Kebijakan tersebut dikemas dalam Enterprise Risk Management (ERM) yang berisi program kerja antara lain pemutakhiran manual kebijakan dan pedoman operasional, optimalisasi organisasi manajemen risiko, Syariah Mandiri Risk Information 13 Umar Hasan Bashori, yang berjudul Manajemen Risiko Bank Syariah Pendekatan Normatif Tentang Sistem Bagi Hasil (Studi Kasus Pada Bank Syariah), Skripsi Universitas Islam Negri (UIN) Malang, 2008.

10 System (SIMRIS), penetapan limit risiko dan pengembangan perangkat analisis pembiayaan. Analisis pembiayaan yang digunakan adalah dengan metode 5C dan 7A. Dengan pola pengelolaan risiko tersebut PT BSM mampu menjaga likuiditasnya dalam batas yang aman. Hal ini terlihat meskipun ditengah pertumbuhan pembiayaan yang tinggi dengan tingkat FDR tahun 2006 dan 2007 masing-masing sebesar 90,21% dan 92,96% namun NPF dapat ditekan di bawah 5% yaitu NPF PT BSM Cabang tahun 2008 sebesar 0,04% dan secara konsolidasi NPF PTBSM pada tahun 2006 dan 2007 masing-masing sebesar 4,64% dan 3,39%. 14 Berbagai penelitian terdahulu yang pernah dibaca oleh peneliti, tiga penelitian di ataslah yang dianggap paling berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan sekarang ini, akan tetapi penelitian yang akan diteliti oleh penulis terfokus pada manajemen risiko pembiayaan musharakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian yang baru (original). G. Kegunaan Hasil Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan berguna dalam dua aspek: 1. Aspek teoritis (keilmuan), menambah wawasan dan pengetahuan seputar permasalahan yang diteliti, sebagai bahan informasi baik bagi 14 Sri Mulyani, yang berjudul Implementasi Manajemen Risiko Pembiayaan Dalam Upaya Menjaga Likuiditas Bank Syariah (Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Malang), Skripsi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 2009.

11 penulis sendiri maupun pihak lain yang ingin mengetahui secara mendalam tentang permasalahan tersebut. 2. Aspek praktis (guna laksana), menjadi bahan informasi bagi pihakpihak yang berkepentingan, yang ingin melakukan analisis, penelitian yang lebih kritis dan mendalam mengenai masalah ini dari aspek dan sudut pandang yang berbeda H. Definisi Operasional Agar lebih memudahkan dalam memahami skripsi ini, maka penelitian ini mendefinisikan beberapa istilah, antara lain: Pertama, manajemen risiko adalah: suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumberdaya yang tersedia. 15 Kedua, Pembiayaan musha>rakah adalah: akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu di mana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 16 Ketiga, Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah: salah satu lembaga keuangan perbankan syariah, yang pola operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip syariah. Keempat BPRS JABAL NUR Surabaya adalah: Lembaga keuangan yang memberikan penyaluran dana dengan prinsip bagi hasil. 17 15 Ismail Nawawi, Manajemen Risiko, (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2012.), 38. 16 M. Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari..., 90. 17 Anindita Daniartati, Wawancara, Surabaya, 07 Mei 2014

12 Berdasarkan uraian di atas maka maksud judul peneliti ini adalah menjelaskan tentang Manajemen Risiko Pembiayaan Musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. I. Metode Penelitian 1. Data yang dikumpulkan Data yang dikumpulkan yakni data yang perlu dihimpun untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Adapun data yang dikumpulkan antara lain: a. Data Primer 1) Pembiayaan musha>rakah 2) Implementasi manajemen risiko pembiayaan musha>rakah b. Data Sekunder 1) Teori Manajemen Risiko 2) Risiko Pembiayaan 2. Sumber data Sumber data disini adalah tempat atau orang dimana data tersebut dapat diperoleh. Adapun sumber data yang dipakai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Sumber Primer Sumber primer yaitu subjek penelitian yang dijadikan sebagai sumber informasi penelitian dengan menggunakan alat pengukuran

13 atau pengambilan data secara langsung 18 yakni berupa pengambilan data dari: 1) Manajer Operasional PT. BPRS JABAL NUR Surabaya 2) Account Officer PT. BPRS JABAL NUR Surabaya b. Sumber sekunder Sumber sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada. 19 Pada sumber data sekunder, data yang diambil tidak dari sumber langsung asli tetapi dari buku yang menjelaskan tentang manajemen risiko pembiayaan musha>rakah yang terdapat pada: 1) Bank Syariah dari Teori ke Praktik, dikarang oleh Muhammad Syafi i Antonio. 2) Manajemen Risiko, dikarang oleh M. Mamduh Hanafi 3) Manajemen Perbankan, dikarang oleh Ismail. 4) Manajemen Risiko, dikarang oleh Herman Darmawi 5) Manajemen Risiko, dikarang oleh Kasidi 6) Akad dan Produk Bank Syariah, dikarang oleh Ascarya. 7) Al-Qur an dan Terjemahannya, departemen RI. 8) Prinsip-prinsip Manajemen Risiko dan Asuransi, dikarang oleh Soesino Djojosoedarso. 18 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2007), 91. 19 Hendry, Metode Pengumpulan Data, dalam http://teorionline.wordpress.com/service/metodepengumpulan-data(18 November2013).

14 3. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini: Penelitian ini bersifat kualitatif, secara lebih rinci teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan observasi non partisipatif, yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan, atau bisa juga disebut observasi pasif. 20 Penelitian terjun langsung kelokasi penelitian untuk memperoleh data dan informasi, mengenai manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. b. Wawancara Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. 21 Dalam penelitian 20 Nana Syaodih Sukmadinata, Jenis-jenis Penelitian, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), 220. 21 Ibid., 216.

15 ini, wawancara dilakukan dengan cara wawancara langsung baik secara struktur maupun bebas dengan pihak PT. BPRS JABAL NUR Surabay, dengan cara menganalisis manajemen risiko pembiayaan musha>rakah dengan keterangan kepada pengurus dan petugas BPRS Jabal Nur terutama yang bertanggung jawab di bidang pembiayaan. Teknik ini digunakan pada saat studi pendahuluan dan pada saat penelitian dilakukan. c. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. 22 Penulis menggunakan sumber dokumentasi karena dalam melakukan penelitian penulis memerlukan sumber pendukung atau tambahan untuk memperkuat data pokok. 4. Teknik Pengolahan Data Setelah data terkumpul maka selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan tahapan-tahapan sebagai berikut: Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini dikelola menggunakan penelitian deskriptif analitis. Jenis penelitian ini, dalam deskripsinya juga mengandung uraian-uraian, tetapi fokusnya terletak pada analisis hubungan antara variabel. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengolahan data sebagai berikut: 22 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 136.

16 a. Editing, yaitu pemeriksaan kembali dari semua data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapanya, kejelasan makna, keselarasan antara data yang ada dan relevansi dengan penelitian. 23 Dalam hal ini penulis akan mengambil data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah sebagai berikut: bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan musha>rakah dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. b. Organizing, yaitu menyusun kembali data yang telah didapat dalam penelitian yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan dengan rumusan masalah secara sistematis. 24 Penulis melakukan pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan penulis dalam menganalisa data berikut: bagaimana implementasi manajemen risiko pembiayaan musha>rakah dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. c. Penemuan Hasil, yaitu dengan menganalisis data yang telah diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah jawaban dari rumusan masalah. 25 berikut: bagaimana implementasi 23 Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D, (Bandung: Alfa Beta, 2008), 243. 24 Ibid.,245. 25 Ibid.,246.

17 manajemen risiko pembiayaan musha>rakah dan bagaimana analisis manajemen risiko pembiayaan musha>rakah pada PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. 5. Teknik Analisis Data Data yang telah berhasil dikumpulkan selanjutnya akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati dengan metode yang telah ditentukan. 26 Tujuan dari metode ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran mengenai objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki. 27 Peneliti menggunakan teknik ini karena yang digunakan adalah metode deskiptif kualitatif, dimana memerlukan data-data untuk menggambarkan suatu fenomena yang apa adanya (alamiah). Sehingga benar salahnya, sudah sesuai dengan peristiwa yang sebenarnya. Kemudian data tersebut diolah dan dianalisis dengan pola pikir induktif yang berarti pola pikir yang berpijak pada fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti, dianalisis dan disimpulkan sehingga pemecahan persoalan atau solusi tersebut dapat berlaku secara umum. 26 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Prees, 2001), 143. 27 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2005), 63.

18 J. Sistematika Pembahasan Sistematika pembahasan ini dipaparkan dengan tujuan untuk memudahkan penulisan dan pemahaman. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab, pada tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah. Adapun sistematika pembahasannya adalah: Bab I : Pendahuluan Dalam bab pendahuluan ini peneliti akan menjelaskan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, kajian pustaka, metodelogi penelitian (meliputi data yang dikumpulkan, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data dan teknik analisis data) serta sistematika pembahasan. Bab II : Landasan Teori Bab II ini menjelaskan tentang landasan teori, yang memuat tentang deskripsi teori yang berisikan tentang konsep manajemen risiko, proses manajemen risiko dan tentang konsep pembiayaan musha>rakah serta mekanisme pembiayaan musha>rakah yang bersangkutan dengan penelitian ini. Bab III : Gambaran Umum Penelitian Dalam bab III ini adalah deskripsi hasil yang meliputi gambaran umum tentang PT. BPRS JABAL NUR Surabaya, meliputi sejarah berdirinya,

19 jenis-jenis produk dalam operasionalnya, struktur organisasi dan juga implementasi manajemen risiko pembiayaan musha>rakah PT. BPRS JABAL NUR Surabaya. Bab IV : Analisis Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV ini berisi analisis penilaian BPRS JABAL NUR SURABAYA terhadap hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan hasil dari analisis data yang sudah dilakukan. Analisis ini dilakukan agar menemukan solusi yang tepat dalam menentukan manajemen risiko pembiayaan musha>rakah serta implementasi pembiayaan musha>rakah di BPRS JABAL NUR Surabaya. Bab V : Penutup Bab V ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran.