BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya akan melalui beberapa tahap perkembangan, salah satunya yaitu masa remaja. Masa ini merupakan masa peralihan dari masa anak menuju dewasa, di masa perkembangan seorang remaja akan banyak mengalami berbagai perubahan salah satunya perubahan emosi. Menurut Goleman (2005) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Contoh pengungkapan dari perasaan emosi seperti amarah, ketakutan, kebahagiaan, cinta, terkejut, jijik, sedih. Mengingat bahwa masa remaja merupakan masa yang paling banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan teman-teman sebaya remaja. Remaja sedang mencari jati diri dan belum memikirkan akibat yang ditimbulkan, baik akibat positf maupun negatif dari suatu tindakan yang mereka lakukan. Oleh karena itu, sebaiknya remaja memahami dan memiliki apa yang disebut kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang diimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan dengan kecerdasan emosi tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada potensi yang tepat (Goleman, 2001). Selain itu, kecerdasan emosional membantu remaja dalam membina hubungan dengan orang lain. Goleman (2005) menyatakan bahwa membina hubungan merupakan 1
keterampilan mengelola emosi orang lain dan bagian dari kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional meliputi kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan. Masa remaja merupakan masa badai dan penuh tekanan, yaitu masa dimana ketegangan emosi meninggi sehingga remaja mengalami ketidakstabilan emosi yang menyebabkan emosi pada masa remaja menjadi mudah terangsang dan meledak-ledak (Hurlock, 1999). Ketidakstabilan emosi tersebut dapat menimbulkan konflik dan gangguan emosional yang berkaitan dengan diri sendiri maupun orang lain. Dalam salah satu tugas perkembangan, setiap individu diharapkan mampu melakukan penyesuaian sosial, baik itu di lingkungan sekolah, rumah, maupun masyarakat. Hurlock (1999) mendefinisikan penyesuaian sosial sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Orang yang dapat menyesuaikan diri dengan baik mempelajari berbagai keterampilan sosial seperti kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain, baik terhadap teman maupun terhadap orang yang tidak dikenal. Hurlock (1999), berpendapat bahwa salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Pada masa perkembangan ini timbul berbagai masalah kehidupan yang menuntut adanya penyesuaian baru yang kadang-kadang sulit dihadapi oleh remaja itu sendiri. Misalnya, seorang remaja yang berasal dari daerah yang berbeda dituntut untuk berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kebiasaan dan situasi yang baru. 2
Penyesuaian sosial yang efektif di sekolah ditandai dengan adanya penerimaan dan penghargaan terhadap orang yang patut dihormati di sekolah, minat dan partisipatif aktif dalam seluruh kegiatan ekstrakurikuler ataupun kelompok belajar, mematuhi tata tertib sekolah yang berlaku dengan penuh kesadaran dan penerimaan, melakukan interaksi yang sehat dengan teman sekolah, guru bidang studi atau wali kelas dan guru pembimbing serta staf tata usaha (Nurdin 2009). Namun tidak sedikit dari mereka yang mengalami kesulitan dalam melakukan penyesuaian sosial. Peneliti juga melakukan penyebaran skala kepada 32 siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga dan diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 1.1 Kategori Kecerdasan Emosional Kategori Interval Frekuensi % Rendah 70-77 3 9,4 Sedang 78-85 3 9,4 Agak tinggi 86-94 16 50 Tinggi 95-103 10 31,2 Total 32 100 Tabel 1.2 Kategori Penyesuian Sosial Kategori Interval Frekuensi % Rendah 87-93 7 21,9 Sedang 94-100 9 28,1 Agak tinggi 101-107 8 25 Tinggi 108-115 8 25 Total 32 100 3
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terdapat 50% siswa mempunyai kecerdasan emosi dengan kategori agak tinggi dan 28,1% siswa mempunyai penyesuaian sosial dengan kategori sedang. Dari data tersebut timbul permasalahan kecerdasan emosi yang agak tinggi tetapi tidak diikuti dengan penyesuaian sosial dalam kategori agak tinggi. Selanjutnya peneliti mengkorelasikan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga. Tabel 1.3 Hasil Korelasi antara Kecerdasan Emosional dan Penyesuaian Sosial Correlations Kendall's tau_b K_EMOSI P_SOSIAL Correlation Coef ficient Sig. (2-tailed) N Correlation Coef ficient Sig. (2-tailed) N K_EMOSI P_SOSIAL 1,000,266,,085 32 32,266 1,000,085, 32 32 Dari tabel 1.3. didapatkan hasil korelasi antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga dengan nilai rxy= 0,266 dengan p= 0,085 < 0,05 maka dapat dikatakan tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga. Jika kecerdasan emosional siswa tinggi belum pasti penyesuaian sosial siswa tinggi, begitu pula sebaliknya. Dari hasil prapenelitian yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan hasil yang bertolak belakang dengan penelitian dari Showi (2009) melaksanakan penelitian untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian sosial pada siswa akselerasi SMUN 1 Malang. Sampel terdiri dari 31 4
orang dan termasuk sampel total. Alat ukur yang digunakan adalah kecerdasan emosional berdasarkan teori Daniel Goleman dan penyesuaian sosial berdasarkan teori Elizabeth Hurlock. Hasil temuan kecerdasan emosional berkorelasi signifikan dengan penyesuaian sosial dengan r 0.810 dan p adalah 0.000. Dari pemaparan di atas dan berdasarkan penelitian sebelumnya yang memperoleh hasil berbeda dan temuan dilapangan yang berbeda dengan teori maka peneliti tertarik untuk mengetahui, Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas X SMK PGRI 02 Salatiga. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui signifikansi hubungan antara kecerdasan emosional dengan penyesuaian sosial siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga. 5
1.4. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Manfaat teoritis Jika dalam penelitian ini ditemukan hasil ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Showi (2009). Bila penelitian ini menemukan hasil tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa maka hasil penelitian ini sejalan dengan hasil pra penelitian. 2) Manfaat praktis a) Penelitian ini memberi masukan kepada guru bimbingan dan konseling tentang kepastian hubungan kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa kelas X SMK PGRI 02 Salatiga. b) Bagi penulis, dapat menambah pengalaman dan keterampilan dalam mengetahui dan mencari hubungan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial pada siswa. 1.5. Sistematika Penulisan Skripsi Bab I, Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan Teori yang berisi, pengertian penyesuaian sosial, faktorfaktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial, aspek-aspek penyesuaian sosial, pengertian kecerdasan emosional, aspek-aspek kecerdasan emosional, faktor- 6
faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional, hubungan antara kecerdasan emosional dan penyesuaian sosial dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian yang berisi, jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, metode pengumpulan data, uji coba instrumen penelitian, dan teknik analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan yang berisi, deskripsi subyek penelitian, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian, analisis korelasi dan pembahasan BAB V Penutup yang berisi, kesimpulan dan saran-saran 7