LAMPIRAN 74
Lampiran 1. Klasifikasi fraksi tanah menurut standar Internasional dan USDA. Tabel kalsifikasi internasional fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.02 Pasir kasar 2.00-0.20 Pasir halus 0.20-0.02 Debu 0.02-0.002 Lempung < 0.002 Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990). Fraksi Tanah Diameter (mm) Pasir 2.00-0.05 Pasir sangat kasar 2.00-1.00 Pasir kasar 1.00-0.50 Pasir tengahan 0.50-0.25 Pasir halus 0.25-0.10 Pasir sangat halus 0.10-0.05 Debu 0.05-0.002 Debu kasar 0.05-0.02 Debu tengahan 0.02-0.005 Debu halus 0.005-0.002 Lempung < 0.002 Lempung kasar 0.002-0.0002 Lempung tengahan 0.002-0.00008 Lempung halus < 0.00008 Sumber : Notohadiprawiro, 1998 75
Lampiran 2. Prosedur Analisis Kualitas Sifat Kimia Kompos. a. Kadar Air Bahan Masukkan 10 g contoh ke dalam botol timbang yang bersih dan kering serta diketahui bobotnya, kemudian timbang tepat. Keringkan contoh tanah tersebut di oven pada suhu 105 o C sampai bobotnya tetap (± 24 jam). Diamkan selama beberapa menit didesikator, kemudian timbang tepat. b. Kadar Karbon Organik Timbang bobot cawan porselen kosong. Masukkan sampel 5 sampai dnegan 10 gram, timbang kembali bobotnya. Masukkan ke dalam oven dengan suhu 105 o C selama 12 jam. Dinginkan dalam desikator dan timbang kembali bobotnya. Masukkan ke dalam tanur dengan suhu 700 o C selama 2 jam. Angkat dan dinginkan dalam desikator, timbang kembali bobotnya. c. Kadar Nitrogen Timbang 500 mg kompos ke dalam labu kjeldahl 25 ml. tambahkan campuran Se, CuSO 4 dan Na 2 SO 4. Tambahkan 5 ml H 2 SO 4 pekat ke dalam labu. Goyangkan agar semua kompos terbasahi. Dijaga agar campuran kompos tidak memercik ke dinding labu. Tambahkan 5 tetes parafin cair. Panasi labu di kamar aspa dengan api kecil. Kemudian perlahan-lahan diperbesar hingga diperoleh cairan yang berwarna terang (hijau biru). Panasi 15 menit lagi, lalu dinginkan. Tambahkan air kira-kira 50 ml, goyangkan sebentar kemudian pindahkan isi labu secara kuntitatif ke dalam labu destilasi tidak boleh melebihi setengah labu. Ke dalam labu destilasi tambahkan 5 ml NaOH 50%. Destilasi dimulai. Titrasi dengan HCl sampai terjadi perubahan warna hijau ke merah. d. Kadar Fosfor Masukan 1.5 g contoh ke dalam labu ekstraksi. Tambahkan 15 ml larutan P-A. Kocok dengan mesin lalu saring. Masukan sesuai pipet 5 ml hasil saringan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan larutan P-B kemudian kocok. Tambahkan larutan pereduks P-C dan kocok. Tunggu 15 menit dan baca 76
kerapatan optik dengan alat ukur spektrofotometer pada panjang gelombang 660 µm. Untuk pembakuan, buat larutan seri yang mempunyai kosentrasi 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm P kemudian diencerkan dengan larutan Bray-1 dalam labu takar. Ambil larutan baku sbenayak 5 ml dan masukan ke dalam tabung reaksi, kemudian tambahkan 5 ml P-B dan 5 tetes P-C. e. Kadar Kalium Masukan 5 g contoh kering udara yang lolos saringan 2 mm. tambahkan 12.5 ml HCl 25%, lalu kocok dengan mesin pengocok selama 30 menit. Saring dengan kertas saring berlipat dan filtrat ditampung dalam labu ukur 100 ml, kemudian diencerkan dan diimpitkan hinga tanda tera. Pipet 5 ml filtrat, masukkan ke dalam labu ukur 50 ml, encerkan dengan aquadestilata dan diimpitkan hingga tanda tera. Pipet 5 ml yang telah mengalami pengeceran pada butir 4 ke dalam labu ukur 100 ml yang kemudian diencerkan dan diimpitkan hingga tanda tera. Masukkan 10 ml cairan ini ke dalam tabung reaksi. Tetapkan kalium dengan alat ukur fotometer. f. Kapasitas Tukar Kation Timbang 2.5 g contoh kering udara ukuran 2 mm dan masukan ke dalam tabung sentrifuse 100 ml. Tambahkan 20 ml larutsn NH 4 OAc N ph 7.0. Kocok dengan pengaduk sampai merata an biakan slama kurang satu malam. Kocok Kembali lalu disentrifuse selama 10 menit sampai 15 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Ekstrak NH 4 oac N ph 7.0 diulangi sampai 3 kali. Setiap kali penambahan di aduk merata, disentrifuse dan ekstraknya didekantasi ke dalam labu ukur 100 ml, setelah itu ditambahkan larutan NH 4 oac sampai tanda tera. Untuk pencucian kelebihan NH + 4, tambahkan 10 ml alkohol 80% ke dalam tabung sentrifuse yang berisi residu tanah tersebut. Aduk sampai merata, sentrifuse dan dekantasi dan filtratnya dibuang. Pencucian kelebihan NH 4 dengan alkohol ini dilakukan sampai tanah di dalam tabung bebas NH 4. Diketahui dengan cara menambahkan beberapa tetes pada filtrat tersebut. Apabila terdapat endapan kuning berarti masih terdapat ion NH 4. Tanah dipindahkan secara kuantitatif dari tabung sentrifuse ke dalam labu didih, lalu 77
tambahkan air kira-kira 450 ml. pada labu didih tambahakan butir batu didih, 5-6 tetes parafin cair dan 20 ml NaOH 50%, kemudian didestilasi. Destilat ditampung dalam erlenmeyer 250 ml yang berisi 25 ml H 2 SO 4 0.1 N dan 5-6 tetes indikator conway. Destilasi dihentikan jika destilat yang ditampung mencapai kira-kira 150 ml. kelebiha asam difiltrasi dengan NaOH 0.1 N. titik akhir dicapai bila warna berubah menjadi hijau. g. Pengukuran ph Kalibrasi ph-meter dengan larutan standar ph 4.0 dan 7.0. Timbang 10 mg contoh, masukan ke dalam botol kocok. Tambahkan 50 ml air destilata (ph H 2 O1:5). Kocok selama 30 menit dengan menggunakan mesin pengocok. Diamkan selama 5 menit dan ukur dengan menggunakan ph-meter. 78
Lampiran 3. Dimensi pengomposan AAA dan titik sampling pengukuran suhu. TAMPAK DEPAN x 0.5 m 0.6 m TAMPAK SAMPING x 0.5 m 0.7 m 79
TAMPAK ATAS 0.5 m 0.7 m Keterangan : X Titik sampling pengukuran suhu, ph, dan kelembaban. 80
Lampiran 4. Sketsa pengomposan AABB dan titik sampling pengukuran suhu. TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING 81
TAMPAK ATAS 82
Lampiran 5. Sketsa pengomposan AABS dan titik sampling pengukuran suhu. TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING 83
TAMPAK ATAS 84
Lampiran 6. Skema pengomposan anaerob. 0.254 cm Gambar jelas Ujung atas pipa 2 2 1 0.3 m 3 5 4 x 0.42 m 0.28 m Keterangan : 1 Selotip 2 Pipa 3 Tutup ember 4 Ember 5 Batas kompos x Titik sampling pengukuran 85
Lampiran 7. Tabel suhu kompos aerob aerasi alami selama proses pengomposan. Ratarata T1 rata T1 Rata- Hari T1.1 T1.2 Hari T1.1 T1.2 Ke- ke- 0 27 27 27 16 30 31 30.5 1 34 34 34 17 30 30 30 2 37 38 37.5 18 29 29 29 3 44 43 43.5 19 28 28 28 4 40 41 40.5 20 27.5 28 27.8 5 38.5 38.5 38.5 21 28 28 28 6 37 37 37 22 28 28 28 7 36.5 36 36.3 23 28 28 28 8 35 35.5 35.3 24 27 28 27.5 9 34 34 34 25 28 28 28 10 33.5 33 33.3 26 28 27.5 27.8 11 33 33 33 27 28 28 28 12 32 32 32 28 28 28 28 13 31 32 31.5 29 27 27 27 14 31 31.5 31.3 30 28 28 28 15 31 31 31 Keterangan : T1.1 = Suhu terukur metode aerob aerasi alami ulangan ke-1. T1.2 = Suhu terukur metode aerob aerasi alami ulangan ke-2. T1 = Suhu pada pengomposan aerob aerasi alami 86
Lampiran 8. Tabel suhu kompos aerob aerasi bambu berlubang selama proses pengomposan. Hari Ke- T2.1 T2.2 Ratarata T2 Hari ke- T2.1 T2.2 Ratarata T2 0 27 27 27 16 27.5 27 27.3 1 31 30 30.5 17 27.5 27 27.3 2 36 34 35 18 28 27 27.5 3 39 40 39.5 19 28 27.5 27.8 4 37 38.5 37.8 20 27.5 27 27.3 5 35.5 37 36.3 21 28 27 27.5 6 34 35.5 34.8 22 28 27 27.5 7 33.5 35 34.3 23 27.5 26.5 27 8 33 34 33.5 24 27 27 27 9 32 33 32.5 25 27 27.5 27.3 10 31 32 31.5 26 28 27 27.5 11 30 31 30.5 27 28 27.5 27.8 12 30 30 30 28 27.5 27 27.3 13 29 29 29 29 27 26.5 26.8 14 28 28 28 30 28 27 27.5 15 28 28 28 Keterangan : T2.1 = Suhu terukur metode aerob aerasi bambu berlubang ulangan ke-1 T2.2 = Suhu terukur metode aerob aerasi bambu berlubang ulangan ke-2 T2 = Suhu pada pengomposan aerob aerasi bambu berlubang 87
Lampiran 9. Tabel suhu kompos aerob aerasi bambu segitiga selama proses pengomposan. Ratarata T3 rata T3 Rata- Hari T3.1 T3.2 Hari T3.1 T3.2 Ke- ke- 0 27 27 27 16 28 28 28 1 31 32 31.5 17 27 28 27.5 2 33 34 33.5 18 27 27.5 27.3 3 39 38.5 38.8 19 28 28 28 4 37.5 37 37.3 20 28 28 28 5 36.5 35 35.8 21 28 28 28 6 35.5 34 34.8 22 27.5 27.5 27.5 7 34 32.5 33.3 23 27 27 27 8 33 31.5 32.3 24 27 27.5 27.3 9 32 31 31.5 25 27 27 27 10 31 30 30.5 26 26.5 27 26.8 11 30 30 30 27 27 27.5 27.3 12 30 30 30 28 26.5 26.5 26.5 13 29 29 29 29 27 27 27 14 27.5 28.5 28 30 27 27 27 15 27.5 28 27.8 Keterangan : T3.1 = Suhu terukur metode aerob aerasi bambu segitiga ulangan ke-1. T3.2 = Suhu terukur metode aerob aerasi bambu segitiga ulangan ke-2. T3 = Suhu pada pengomposan aerob aerasi bambu segitiga. 88
Lampiran 10. Tabel suhu kompos anaerob selama proses pengomposan. Ratarata T4 rata T4 Rata- Hari T4.1 T4.2 Hari T4.1 T4.2 Ke- ke- 0 27 27 27 21 28 28 28 1 34 33 33.5 22 27 27 27 2 37 37 37 23 28 27.5 27.8 3 45 46 45.5 24 27 28 27.5 4 41 41 41 25 27.5 27 27.3 5 38 38 38 26 28 28 28 6 34 35 34.5 27 28 28 28 7 32 34 33 28 27 28 27.5 8 32 33 32.5 29 28 28 28 9 32 33 32.5 30 28 27 27.5 10 31 32 31.5 31 26.5 28 27.3 11 31 32 31.5 32 28 27 27.5 12 30 31 30.5 33 27 27 27 13 30 30 30 34 27 28 27.5 14 30 30 30 35 28 28 28 15 31 31 31 36 27.5 27 27.3 16 30 30 30 37 27 27 27 17 30 30 30 38 28 28 28 18 30 30 30 39 28 27 27.5 19 29 29 29 40 28 27 27.5 20 28 28 28 Keterangan : T4.1 = Suhu terukur metode anaerob ulangan ke-1. T4.2 = Suhu terukur metode anaerob ulangan ke-2. T4 = Suhu pada pengomposan anaerob. 89
Lampiran 11. Tabel kadar air selama proses pengomposan. Kadar Air (%) Hari Ke- Aerob Aerasi Aerob Aerasi Aerob Aerasi Alami Bambu Berlubang Bambu Segitiga Anaerob 0 66.74 66.74 66.74 52.45 2 63.43 62.10 61.05 75.00 4 60.68 58.72 56.38 75.43 6 57.27 54.65 50.44 76.04 8 59.95 59.40 58.55 76.56 10 58.95 55.37 54.08 76.92 12 55.72 52.10 50.70 77.49 14 53.15 49.93 49.22 77.94 16 58.76 56.48 56.19 78.04 18 56.5 53.55 52.96 78.59 20 54.54 51.65 50.75 78.97 22 51.60 49.15 48.57 79.11 24 49.47 47.64 47.42 79.59 26 47.77 45.73 45.42 79.89 28 45.59 44.49 43.36 80.03 30 42.50 41.93 41.53 80.45 33 - - - 80.75 34 - - - 81.33 36 - - - 81.98 38 - - - 82.44 40 - - - 83.06 43 - - - - 90
Lampiran 12. Tabel nilai ph dan rasio C/N selama proses pengomposan. Tabel nilai ph selama pengomposan. Nilai ph Terukur Hari Ke- Aerob Aerasi Aerob Aerasi Aerob Aerasi Alami Bambu Berlubang Bambu Segitiga Anaerob 0 6.8 6.8 6.8 6.8 5 6.4 6.5 6.5 6.5 10 6.6 6.5 6.5 6.5 15 6.7 6.6 6.6 6.6 20 6.8 6.7 6.6 6.7 25 6.9 6.8 6.7 6.8 30 7.1 6.9 6.8 6.9 35 - - - 7 40 - - - 7.2 43 - - - 7.2 Tabel nilai rasio C/N selama pengomposan. Nilai Rasio C/N Terukur Hari Ke- Aerob Aerasi Aerob Aerasi Aerob Aerasi Alami Bambu Berlubang Bambu Segitiga Anaerob 0 33.70 33.70 33.70 33.70 10 30.30 30.90 32.64 32.80 20 27.80 28.50 31.40 31.90 30 25.70 27.02 30.25 31.10 40 - - - 30.50 91
Lampiran 13. Tabel hasil uji kandungan C-organik, Nitrogen, Rasio C/N, Fosfor (F), Kalium (K) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK), serta jumlah partikel sisa hasil ayakan kompos penelitian. Tabel hasil uji kandungan C-organik, Nitrogen, Rasio C/N, Fosfor (F), Kalium (K) dan Kapasitas Tukar Kation (KTK). Metode C- Pengomposan Organik N C/N P K KTK Aerob Aerasi Alami 31.23 1.22 25.70 0.218 1.05 32.85 Aerob Aerasi Bambu Berlubang 31.69 1.17 27.02 0.171 0.962 28.55 Aerob Aerasi Bambu Segitiga 31.76 1.05 30.25 0.170 0.878 30.35 Anaerob 30.81 1.01 30.50 0.281 0.89 31.25 Tabel jumlah partikel sisa hasil ayakan kompos penelitian. Partikel Tersisa (g) Ukuran Aerob Aerob Aerasi Aerob Aerasi Ayakan Aerasi Bambu Bambu Anaerob (mm) Alami Berlubang Segitiga 4.76 0 0 0 0 2 5.6 8.1 11.6 2.5 0.84 31.1 32.6 33.2 24.5 0.42 26.8 25.4 25.4 30.3 0.25 17.5 15.7 13.9 19.1 0.105 14.8 13.1 11.4 17.2 0.075 2.7 2.3 2.2 3.3 Lolos saring 1.5 1.5 1.6 1.9 92
Lampiran 14. Tabel hasil perhitungan kerapatan (BD) dan porositas (P). Metode Pengomposan No. Sampel Ww (g) Wtot (g) W (g) V (g) So (g) S (g) Gs Vs (%) BD (g/cm 3 ) BD rata (g/cm 3 ) P (%) P rata (%) Anaerob Aerob Aerasi Bambu Berlubang Aerob Aerasi Alami Aerob Aerasi Bambu Segitiga A50 94.558 141.4 46.842 33.4 122.5 27.942 1.301 44.66 0.6257 55.342 A49 93.633 139.7 46.067 31.86 125.2 31.567 1.301 47.2 0.6688 0.67303 52.801 A48 93.535 140.6 47.065 35.49 121.4 27.865 1.301 38.46 0.7246 61.545 A37 94.061 125.9 31.839 22.66 117.8 23.739 1.272 33.75 0.7035 66.254 A38 93.581 124.4 30.819 19.81 116 22.419 1.272 40.47 0.5539 0.60818 59.526 A39 94.51 125.7 31.19 20.74 116.3 21.79 1.272 38.42 0.5672 61.581 A40 94.588 134.9 40.312 28.64 120.7 26.112 1.283 41.24 0.6331 58.756 A41 94.77 136.6 41.83 28.12 122.8 28.03 1.283 48.45 0.5786 0.65929 51.555 A42 94.628 135.3 40.672 30.34 122.6 27.972 1.283 36.51 0.7662 63.491 A45 94.562 122.1 27.538 21.42 112.8 18.238 1.217 28.19 0.6469 71.806 A46 93.479 122.1 28.621 21.39 113.1 19.621 1.217 33.32 0.5888 0.56643 66.677 A47 93.234 121.6 28.366 19.02 113.2 19.966 1.217 43.07 0.4636 56.931 56.56 62.45 57.93 65.14 Keterangan : Ww = Berat wadah Wtot = Berat wadah dan kompos W = Berat kompos V = Berat volum kompos di three phases So S Gs BD = Berat kompos kering dan wadah = Berat kompos kering = Spesific Gravity = Bulk Density P = Porositas 93
Lampiran 15. Diagram segitiga sama sisi kelas tekstur tanah USDA. Sumber : Notohadiprawiro, 1998. 152
Lampiran 16. Diagram unsur hara Mengel & Kirkby. Sumber : Notohadiprawiro, 1998. 153