Isolation of Pseudomonas sp. That failed to hatch quail s eggs (coturnix-coturnix japonica ) in Garot, Darul Imarah Subdistric, Aceh Besar

dokumen-dokumen yang mirip
JIMVET. 01(1): (2017) ISSN :

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari

METODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Selain dilakukan uji bakteriologis dilakukan juga beberapa uji fisika dan

BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Tempat penelitian di laboratorium lab. Mikrobiologi, Lantai II di kampus

ISOLASI Salmonella sp PADA BURUNG PUYUH (Coturnix-coturnix japonica) DI KECAMATAN DARUL IMARAH ACEH BESAR

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel dilakukan di pasar di sekitar kota Bandar Lampung,

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. unit perinatologi di Rumah Sakit Abdoel Moeloek dengan melakukan uji coliform pada

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Uji Kosser Sitrat Hidrolisis Lemak Uji Oksidase dan Katalase Hidrolisis Gelatin Motilitas Hidrolisis Kasein Uji H2S Uji Indol Reduksi Nitrat

Isolation and Identification of Salmonella sp in spleen of male layer chicken in Sibreh farms, Aceh Besar

BAB IV METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan-bahan lain seperti garam, bawang merah, bawang putih. Sambal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2014, di

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri

JIMVET E-ISSN : Maret 2018, 2(1):

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Pseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI Salmonella sp PADA AYAM BAKAR DI RUMAH MAKAN KECAMATAN SYIAH KUALA KOTA BANDA ACEH

II. METODOLOGI 2.1 Persiapan Wadah dan Ikan Uji 2.2 Persiapan Pakan Uji

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Keragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK PENYEBAB PENYAKIT LAYU BAKTERI PADA TANAMAN TEMBAKAU DI PROBOLINGGO

III. METODE PENELITIAN. dilaksanakan pada bulan Maret Mei Penelitian dilaksanakan di

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Salmonella spp. dengan Metode SNI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT INFEKSIUS. IDENTIFIKASI DAN ISOLASI BAKTERI Escherichia coli

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI BLOK INFEKSI TROPIS

JIMVET. 01(3): (2017) ISSN :

III. METODELOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahui mikroorganisme yang terdapat pada tangan tenaga medis dan

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Balai Penyelidik dan

JIMVET. 01(4): (2017) ISSN :

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Hal ini dikarenakan tujuan

TEKNIK IDENTIFIKASI BAKTERI (Edwardsiella tarda) PADA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) DI BALAI BESAR KARANTINA IKAN SOEKARNO-HATTA.

II. METODELOGI PENELITIAN

BAB II TUJUAN PUSTAKA. jalan seperti es dawet, es kelapa muda, dan es rumput laut. Pecemaran oleh

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tampan pada bulan Maret sampai

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

BAB III METODE PENELITIAN. keadaan subjek/objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

Teknik Identifikasi Bakteri

JIMVET. 01(2): (2017) ISSN :

3. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODA Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Penelitian Susu Bubuk Skim Impor

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian METODE Waktu dan Tempat Penelitian Probandus

HASIL DAN PEMBAHASAN

No. Jenis Bakteri Jumlah Koloni Junlah seluruh

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research

Teknik Pewarnaan Bakteri

IDENTIFIKASI BAKTERI PENGHASIL AMILASE YANG BERASAL DARI TANAH TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH DI KOTA PADANG ARTIKEL GUSNAYETTY NIM.

III. METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah Deskriptif Laboratorik.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian deteksi bakteri Escherichia coli dilakukan melalui metode TPC

BAB III METODE PENELITIAN. deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Isolasi dan identifikasi bakteri penambat nitrogen nonsimbiotik

METODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Escherichia coli Escherichia coli, yaitu bakteri anaerob fakultatif gram negatif berbentuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

UJI BIOKIMIA SERTA UJI INDEKS ANTI-MIKROBIAL ASAP CAIR TEMPURUNG KELAPA TERHADAP ISOLAT BAKTERI DARI IKAN LELE DUMBO (Clarias sp) KARYA ILMIAH

bakteri E. coli dari 10 sampel feses didapatkan 15 isolat bakteri E. coli. dari koloni biru-hitam gelap dengan kemilau hijau metalik ditunjukkan pada

DETEKSI BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG DISTERILISASI ULTRAVIOLET DI WILAYAH KECAMATAN JAGAKARSA

BAB III METODE PENELITIAN

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Puyuh

Isolation and Identification Escherichia coli in Roasted Chicken from Restaurant in Syiah Kuala, Banda Aceh

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu UHT yang diimpor ke Indonesia.

Jamu beras kencur 250 ml. Sampel yang telah homogen

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

I. PENDAHULUAN. Produk yang dihasilkan oleh itik yang bernilai ekonomis antara lain: telur, daging,

HASIL. berjumlah. coli) yang. jantung broiler.

Gambar 6. Hasil uji biokimia Bacillus cereus pada nasi putih non organik: (a) metode tradisional (dandang) (b) Dengan metode modern (rice cooker)

IDENTIFIKASI BAKTERI Salmonella sp. DAN Escherichia coli PADA BUMBU GADO-GADO, SIOMAY, DAN CILOK DI SEKITAR KAMPUS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

Transkripsi:

Sep 2017 11 (2): 88-92 I-SSN : 0853-1943; E-ISSN : 2503-1600 DOI:https://doi.org/10.21157/j.med.vet..v1 1i1.4065 Isolation of Pseudomonas sp. That failed to hatch quail s eggs (coturnix-coturnix japonica ) in Garot, Darul Imarah Subdistric, Aceh Besar Daratun Hayati Rapi 1, Erina 2, Darniati 2 1 Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh 2 Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh E-mail: daratunfkh@gmail.com ABSTRACT The research aimed to isolate Pseudomonas sp from fail to hatch quail eggs in Garot village, Darul Imarah subdistrict, Aceh Besar. Thirty failed to hatch quail eggs were examined in microbiology laboratory of Veternery Medical, Faculty Syiah Kuala University. Modification of examined Carter method was used in this research. The result of this research showed 12 of 30 samples examine we were positive infected by pseudomonas sp. It can concluded that bacteria Pseudomonas sp is one of the causes of failure hatching quail eggs in Garot village, Darul Imarah subdistrict, Aceh Besar. Keys: Quail eggs,fail to hatcli, Pseudomonas sp,livestock, Aceh Besar PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peternakan unggas semakin diminati masyarakat, hal ini disebabkan karena peternakan unggas merupakan usaha yang bisa dilakukan dari skala rumah tangga sampai skala besar. Salah satu jenis peternakan unggas yang saat ini diminati masyarakat adalah beternak burung puyuh, karena ternak burung puyuh memiliki beberapa keunggulan diantaranya kemampuan produksi telur yang cepat dan banyak (Listiyowati dan Roospitasari, 2007). Produksi telur puyuh di pulau jawa semakin meningkat mencapai 250 300 juta butir pertahun dengan berat rata-rata 10 gram per butir (Hartono, 2004). Telur puyuh mengandung nilai protein tinggi, tetapi kadar lemaknya rendah (Murtidjo, 1996). Komponen yang terdapat di dalam telur puyuh adalah 47.4% albumin (putih telur), 31.9% yolk (kuning telur), serta 20.7% cangkang telur dan selaput tipis. Bobot telur puyuh rata-rata 10 gram atau sekitar 8% dari bobot tubuh puyuh betina (Listiyowati dan Roospitasari, 2005). Menurut Sarwono (1995) kontaminasi bakteri pada telur dapat mempengaruhi kualitas telur. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan kualitas telur adalah memperhatikan proses penyimpanannya. Sudaryani (2003) menyatakan bahwa, faktorfaktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan telur adalah lama penyimpanan, serta kondisi tempat penyimpanan. Manajemen pemeliharaan dan penanganan memungkinkan telur terkontaminasi oleh mikrorganisme seperti bakteri. Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri Gram negatif, aerob, dan bergerak dengan menggunakan flagel, dan merupakan bakteri oportunistik (Ketchum, 1998; Todar, 2004). P. auruginosa mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: warna koloni kuning dengan diameter 2,42 mm mempunyai bentuk sel batang, dan bersifat motil, secara luas dapat di temukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan (strohl dkk, 2001). MATERI DAN METODE Sampel telur burung puyuh diambil dari peneternakan milik warga Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar. Ambil cairan yolk (kantung kuning telur) kemudian masukkan ke dalam media NB, lalu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC. Selanjutnya dengan ose steril biakan dipindahkan ke media TSA. Koloni yang tumbuh diwarnai dengan 88

pewarnaan Gram dan morfologi dilihat dibawah mikroskop. Kemudian dilakukan uji biokimia untuk mengidentifikasi isolat bakteri yang diperoleh. Uji tersebut sesuai dengan uji Carter (1987). Prosedur Penelitian Isolasi dan identifikasi bakteri Isolasi dan identifikasi bakteri Pseudomonas aerugineosa dilakukan dengan mengambil swab pada embrio telur yang gagal menetas, lalu dimasukkan ke dalam Nutrien Broth (NB) dan diinkubasikan selama ± 24 jam pada temperatur 37 ºC. Biakan bakteri yang tumbuh ditanam pada media Tryticase Soya Agar (TSA) dengan teknik goresan T serta di inkubasikan selama ±24 jam pada temperatur 37 ºC, Koloni terpisah pada media diamati morfologinya. Indentifikasi bakteri Pseudomonas sp dilakukan dengan menanam bakteri pada media IMViC. Uji IMViC dan biokimia meliputi media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Indol, Sulfit Indol Motility (SIM), Methyl red, Voges-Proskauer (MR-VP), Simmon s Citrate Agar (SCA), dan uji gula-gula (glukosa, laktosa, sukrosa, dan manitol), Kemudian diinkubasikan pada suhu 37 C selama 24 jam dan diamati perubahan yang terjadi pada media (Dwidjoseputro, 1998). Parameter Parameter dalam penelitian ini adalah bakteri Pseudomonas dapat diisolasi dari telur puyuh yang gagal menetas. Analisis Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil isolasi bakteri dari 30 butir telur puyuh yang gagal menetas dipeternakan puyuh Desa Garot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa, Pseudomonas sp merupakan salah satu penyebab kegagalan menetas pada telur puyuh. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya tingkat infeksi oleh Pseudomonas sp pada telur yang gagal menetas. Keberadaan adanya infeksi bakteri Pseudomonas sp pada telur burung puyuh yang gagal menetas di peternakan Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dapat diketahui dengan adanya pertumbuhan yang terjadi pada setiap media yang digunakan selama tahap penelitian. Tabel 1. Hasil isolasi Pseudomonas sp. dari telur puyuh yang gagal meneteas di Desa Garot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar Telur Puyuh Tetas Pemeriksaan Bakteriologis Sampel (Butir) (Butir) Jumlah Gagal Persentase Positif Negatif Awal Menetas % Pseudomonas Pseudomonas Minggu I 180 67 37,2 2 8 Minggu II 180 51 28,3 8 2 Minggu III 180 44 24,4 2 8 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa salah satu penyebab kegagalan menetas di peternakan puyuh Desa Garot, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar dikarenakan infeksi Pseudomonas sp. Data dari Tabel 1 dapat menunjukkan bahwa peternakan puyuh tersebut telah terinfeksi Pseudomonas sp. Pada media TSA terlihat hasil pemeriksaan 30 sampel swab bakteri dari telur burung puyuh yang gagal menetas di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dapat ditemukan 2 sampel positif pada minggu pertama, 8 sampel positif pada minggu kedua, dan 2 sampel positif pada minggu ketiga. Hasil penanaman pada media TSA mengindikasikan pertumbuhan bakteri Pseudomonas sp dengan karakteristik membentuk pigmen biru yang menyerap masuk dalam pembenihan terdiri dari zat flourens warna hijau yang larut dalam air dan pyocianin warna biru kehijauan larut dalam klorofom (Gambar 1). 89

Tabel 2. Hasil Pengamatan Morfologi Koloni Pseudomonas sp yang Tumbuh di Media TSA Sampel Minggu Ukuran Bentuk Permukaan Aspek Tepi Warna K9 Minggu I K10 K1 K2 Minggu II K3 K4 K5 K6 K9 K10 K1 Minggu III Sedang Bulat Meninggi Mengkilat Bergerigi K2 Gambar 1. Gambaran morfologi koloni bakteri Pseudomonas sp pada media Tryticase Soya Agar (TSA) Berdasarkan perwarnaan Gram, koloni bakteri Pseudomonas sp terlihat berwarna merah muda, berbatang panjang dan berbatang pendek hal ini dikarenakan bakteri Gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis dan permeabilitas yang cukup tinggi sehingga mudah melepas zat warna kristal violet dan bakteri hanya menyerap zat warna safranin (Gambar 1). 90

Gambar 2. Hasil pewarnaan Gram Pseudomonas sp (100x 10) Hasil pada gambar sesuai dengan pendapat berwarna cerah setelah diberikan zat warna Fardi (2012), mengatakan Gram negatif akan safranin. Selain itu Firnanda dkk (2013) berwarna merah karena lipid yang terdapat mengatakan bahwa dalam proses pewarnaan didalam dinding selnya akan larut pada waktu Gram, pencucian dengan alkohol akan proses pencucian dengan alkohol sehingga poripori menyebabkan lemak tersebut terekstraksi dan dinding selnya akan membesar dan menyebabkan terlepasnya zat warna kristal sehingga bakteri berwarna merah atau merah muda karena menyerap zat warna safranin. violet yang diserap sebelumnya dan bakteri akan Gambar 3. Uji IMVIC dan uji biokimia Pseudomonas sp pada media biakan Gambar diatas pada uji indol yang diperoleh hasil Positif yang ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna merah pada permukaan media setelah diberikan reagen Kovacs sebanyak 5-10 tetes (gambar 3). Uji Metil Red (MR) digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran, dimana bakteri dapat memfermentasi glukosa dan menghasilkan produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan ph media pertumbuhan menjadi lebih rendah. Pada hasil pengamatan ditemukan perubahan warna media biakan bakteri menjadi kuning setelah diteteskan metil red sebanyak 3-5 tetes (Gambar 3). Hal ini sesuai dengan peryataan Hardietomo (1985), penambahan indikator metil red dapat menunjikkan perubahan ph pada media biakan, metil red akan menjadi merah pada kondisi asam dan berwarna kuning pada kondisi basa. Pada uji MR menunjukkan hasil negatif yaitu pada kondisi basa. Sedangkan pada uji Voges Proskeur (VP) menunjukkan hasil negatif ditandai dengan tidak terjadinya perubahn warna media biakn setelah diteteskan α naftol dan KOH 40% sebanyak 3-5 tetes. Pada media Sulfid Indol Mortility (SIM) hasil yang diproleh negatif (Gambar 3). Yang ditandai dengan tidak adanya penyebaran garis pada daerah inokulasi, Aktar dkk (2016) menyatakan bahwa hasil positif motilitas terlihat adanya penyabaran pertumbuhan dari garis tusukan karena bakteri yang mortil ini pertumbuhannya menyebar pada media SIM. 91

Pada bakteri yang non-mortil tidak adanya pertumbuhan yang menyebar karena bakteri tidak mempunyai flagella. Uji Simmon s citrate bertujuan untuk menentukan kemampuan bakteri dalam menggunakan sitrat sebagai satu-satunya karbon energi (Saraswati, 2012). Hasil uji Simmon s citrate menunjukkan hasil positif ditandai dengan adanya perubahan warna media menjadi biru, artinya bakteri ini menggunakan sitrat sebagai sumber energinya (Gambar 3). Pada uji Triple Sugar Iron Agar (TSIA) bagian slant berubah menjadi merah atau merah muda karena bakteri bersifat basa, suasana basa menunjukkan glukosa telah difermentasi oleh bakteri sebagai sumber energi dan bakteri menggunakan pepton sebagai sumber energinya (Cheesbrough, 2000). Pada uji gula-gula hanya media glukosa yang mengalami pembentukan asam yang ditandai dengan perubahan warna media dari biru menjadi kuning, artinya bakteri ini membentuk asam dari fermentasi glukosa (Fardiaz, 2002). Dari hasil uji biokimia dapat disimpulkan bahwa bakteri yang diisolasi pada telur burung puyuh yang gagal menetas di Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Aceh Besar adalah bakteri Pseudomonas sp yang merupakan salah satu penyebab kegagalan menetas pada telur burung puyuh dipeternakan Desa Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa bakteri Pseudomonas sp. dapat diisolasi dari telur burung puyuh yang gagal menetas dipeternakan warga Desa Garot Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar. DAFTAR PUSTAKA Aktar, N., Rabeya and M. Ilias. 2016. Isolation and Identification of Salmonella sp. from diffrent food. International Jurnal of Biosciences. 8(2):16-24. Carter, G.R. 1987. Essentials of Veterinary Bacteriology and Micology. 3 rd ed. Lea and Febriger, Philadelphia. Cheesbrough, M. 2000. District Laboratory Practice Intropical Countries. Press Edition. Cambridge University, Inggris. Dwidjoseputro,D. 1998. Dasar-dasar Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta Fardi, S. 2012. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada Preputium Kerbau (Bubalus bubalis) Berasal dari Aceh Barat Daya. Skripsi. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh. Fardiaz, S. 2002. Mikrobiologi Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Firnanda, R., Sugito, Fakhrurrazi, dan D.V.S. AmbarwatiI. 2013. Solasi Aeromonas hydrophila pada sisik ikan nila (oreochromis niloticus) yang diberi tepung daun jaloh (Salix tetrasperma Roxb). Jurnal Medika Veterinaria. 7 (1). Hadietomo, R.S. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia, Jakarta. Hartono, T. 2004. Permasalahan Burung Puyuh dan Solusinya. Penebar Swadaya, Jakarta. Ketchum, P.A. 1998. Mickrobiology Concept and Applications. John Wileyand Son Inc, USA. Listiyowati, E. dan Roospitasari, K. 2005. Tata Laksana Budi Daya puyuh Secara Komersial. Edisi Revisi Penebar Swadaya, Jakarta. Listiyowati, E dan Roospitasari, K. 2007. Burung Puyuh Tata Laksana Budidaya Secara Komersial. Penebar Swadaya, Jakarta. Murtidjo, B. A. 1996. Pedoman Meramu pakan unggas. Kanisius, Yogyakarta Saraswati, D. 2012. Uji Bakteri Salmonella sp pada Telur Bebek, Telur Puyuh dan Telur Ayam Kampung yang Diperdagangkan di Pasar Liluwo Kota Gorontalo. Skripsi. Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo. Sarwono, B. 1995. Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Swadaya, Jakarta. Strohl, W.A., H. Rouse, and B.D. Fisher. 2001. Microbiology. Lippincott Williams & Wilikns, USA. Sudaryani. 2003. Kualitas Telur. Penerbit Swadaya, Jakarta. Todar, K. 2004. Textbook of bakteriology: Pseudomonas aeroginosa. University of Wisconsin Madison Departement of Bacteriology, USA. 92