HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN MENARCHE PADA SISWI KELAS IX SMPN 1 KAMPAR KECAMATAN KAMPAR TAHUN 2014 Nur Afrinis Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia ABSTRACT Good nutritional status will increase the BMI (Body Mass Index) in young women who will have an impact on the age of menarche. Along with increasing age would apply puberty, which is a very important stage of development for women. The purpose of this study was to investigate the relationship between nutritional status and menarche in class IX student SMPN1 Kampar Kampar District 2014. This study design was cross-sectional analytical design. Samples were all grader IX SMPN1 Kampar Kampar district. The sampling technique using total sampling of 60 students. Instrument in the form of questionnaires and cheklis sheet. Analysis of the data used is univariate and bivariate chi-square test. The results showed that most respondents had normal nutritional status as many as 33 people (55%) and the majority of respondents experienced menarche normally as many as 40 people (66.6%). Based on the obtained chi square test p value 0.004 <α 0.05) then there is a significant relationship between nutritional status and menarche in class IX student SMPN1 Kampar Kampar district in 2014. It is recommended for adolescents can expand their knowledge about nutritional status and menarche. Keywords : Nutritional status, menarche, Teens Bibliography : 18 (2002-2011) PENDAHULUAN Menarche yaitu pertama kali mendapat haid. Usia menarche dapat bervariasi pada setiap individu dan wilayah. Dari penelitian yang dilakukan oleh Shalisha (2011) di Tanjung Morawa, didapat bahwa semakin baik status gizi seseorang, maka usia menarche orang tersebut akan semakin tepat (tidak terlambat atau terlalu dini). Studi di Amerika Serikat (2006) juga mengungkapkan bahwa ada hubungan yang kuat dari peningkatan IMT dengan awalnya usia pubertas. Penelitian Acharya et al (2006), menyimpulkan bahwa semakin rendah BMI (Body Mass Index) pada remaja putri, maka umur menarche akan semakin lambat. Status gizi yang baik akan meningkatkan BMI pada remaja putri yang akan berdampak pada menurunnya umur menarche. Penelitian Acharya menyebutkan adanya korelasi antara status gizi (BMI) terhadap umur menarche pada remaja putri dengan rentang usia 10-14 tahun, didapatkan bahwa 30,6% remaja putri sudah mendapatkan menarche dengan BMI <18,5 sedangkan 82,3% remaja putri sudah mendapatkan menarche dengan BMI >18,5. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 46
Nur Afrinis Dalam studi longitudinal di Amerika Serikat dan Netherlands menunjukkan hubungan yang kuat antara peningkatan indeks massa tubuh serta lemak tubuh dengan awalnya usia pubertas. Namun, penyebab langsung dari assosiasi ini masih kontroversi (Adair dan Larsen, 2001). Oleh kerana itu, diperlukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan status gizi dengan usia menarche. Demikian pula di Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia melaporkan membaiknya standar kehidupan terjadi penurunan usia menarche di Indonesia. Di Sumatera Utara, jumlah remaja yang sedang mengalami pubertas berjumlah sekitar 1,5 juta atau 1,2% dari total penduduk pada tahun 2007. Kejadian yang penting pada pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis (Sarwono, 2007). Namun dengan menurunnya usia menarche ini, terdapat banyak implikasi negatif terhadap kesehatan anak remaja dan hal ini membimbangkan kerana remaja merupakan sumber daya manusia yang penting. Antara implikasinya ialah meningkatnya resiko kanker payudara. Awalnya usia menarche diobservasi bersamaan dengan obesitas tipe abdominal serta peningkatan insulin, testosterone dan insulin-like growth factor 1, yang bertindak sebagai faktor pertumbuhan untuk proliferasi jaringan kalenjar mama dan mempromosi karsinogenesis kalenjar mama. Implikasi kesehatan yang lainnya ialah penyakit kardiovaskular serta gangguan metabolik atau gangguan psikologi (Karapanou dan Papadimitriou, 2010). Faktor yang mempengaruhi usia menarche di kalangan anak remaja ialah faktor genetik, etnis, psikologis, lemak tubuh, nutrisi dan aktivitas fisikal. Faktor lingkungan seperti kediaman di kota atau luar kota, pendapatan keluarga, besarnya keluarga, tingkat pendidikan orang tua mempengaruhi perkembangan pubertas pada remaja (Karapanou dan Papadimitriou, 2010). Membaiknya standar kehidupan dewasa ini juga berpengaruh terhadap perbaikan gizi masyarakat serta menurunnya usia menarche. Usia menarche mungkin mencerminkan gizi yang lebih baik dan membaiknya kesehatan umum (Nelson, 2004). Nutrisi mempunyai peranan penting pada usia menarche. Menurut Supariasa dkk (2004), status gizi merupakan keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat- zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh. Hal inilah yang menjadikan alasan peneliti melakukan penelitian mengenai hubungan status nutrisi dengan usia menarche pada anak remaja perempuan. Tambahan pula, berdasarkan penelitian penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa telah berlaku penurunan usia menarche secara global di dunia. Status gizi yang akan dinilai adalah berdasarkan Eid Index dengan bantuan grafik dari Centers for Disease Control and Prevention- National Center for Health Statistics (CDC-NCHS 2000). Umur 10 sampai 16 tahun adalah usia jangkauan yang normal. Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 47
mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang masih dalam masa pertumbuhan (Soehardjo, 2003). Anak perempuan dikatakan mengalami menarche terlambat bila menstruasi atau haid yang pertama kali pada usia 15 sampai 18 tahun atau lebih. Hasil penelitian menunjukan bahwa gadis yang bergizi buruk usia rata-rata mendapat haid yang pertama kali yaitu 14 tahun 4 bulan. Sementara gadis yang bergizi baik usia rata-rata menarchenya pada umur 12 tahun 4 bulan. Seorang perempuan dengan masukan gizi yang kurang dapat mempengaruhi proses pertumbuhannya. Proses pertumbuhan yang dimaksud salah satunya adalah fungsi hormonal di dalam tubuh. Ketika fungsi hormon dalam tubuh terganggu yang dikarenakan kekurangan gizi maka dapat menyebabkan proses menstruasi juga terganggu. Makanan bergizi dan faktor lingkungan, juga menjadi pemicu seorang perempua mengalami menstruasi lebih dini. Dibandingkan dengan kondisi perempuan beberapa tahun lalu, perempuan di masa sekarang ini mempunyai asupan makanan lebih bergizi dan lingkungan lebih modern sehingga dapat mempengaruhi siklus menstruasi lebih dini. Jika dulu perempuan mengalami menstruasi pada usia 11 tahun hingga 12 tahun, namun kini di usia 9 tahun hingga 11 tahun seorang perempuan untuk pertama kalinya sudah mengalami menstruasi (Pelita, 2008). Pada perempuan berusia remaja, menstruasi ditandai dengan munculnya jerawat, rasa cemas, mudah marah-marah, dan sangat sensitif. Namun pada perempuan yang beranjak dewasa, tanda-tanda menjelang menstruasi itu masih ditambah lagi dengan meningkatnya libido atau keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Gejala ini biasanya akan mucul 3 hingga 4 hari menjelang menstruasi. Dampak dari menarche dini dapat mempengaruhi beberapa faktor resiko penyakit keganasan diantaranya:penyakit kardiometabolik (jantung) dan kanker, terutama kanker payudara ketika ia dewasa (Pujiani, 2012). Sedangkan menurut Helm (2009), menarche dini merupakan faktor resiko terjadinya kanker ovarium. Disamping itu, percepatan usia menarche juga memperbesar peluang terjadinya hiperplasia endometrium(chiang, 2008). Pergeseran usia menarche ke usia yang lebih muda, akan menyebabkan remaja putri mengalami dampak stress emosional. Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa usia menarche dibawah 12 tahun berhubungan dengan resiko terkena kanker payudara, obesitas abnormal, resitensi insulin, penumpukan lemak dalam jaringan adipose, resiko penyakit kardiovaskular dan hipertensi. (Susanti, 2012). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Hubungan Status Gizi dengan Menarche pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar Tahun 2014. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 48
Nur Afrinis Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan status gizi dengan menarche pada siswi kelas IX SMPN 1 Kampar Kecamaatn Kampar Tahun 2014. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan rancangan Crossectional, karena pengukuran variabel bebas (status gizi) dengan variabel terikat ( menarche) dilaukan sekali waktu pada saat yang bersamaan (Notoatmodjo, 2007). Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Kampar, pada bulan September Oktober 2014. Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswi kelas IX yang berada di SMPN 1 Kampar tahun 2014. Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 orang. Teknik sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner dan lembar isian untuk melihat status gizi menggunakan IMT yang dengan mengukur Berat Badan menggunakan timbangan dan Tinggi Badan (TB) dengan menggunakan meteran. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis Univariat untuk menggambarkan distribusi frekuensi dari variabel Status gizi dan usia menarche, serta analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan secara statistik antara variabel independen (Status gizi) dengan variabel dependen (Usia menarche). Analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square (X 2 ) dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05). HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan di SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar pada bulan September - Oktober 2014 terhadap 60 responden. Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dengan menyebarkan lembar kuesioner kemudian dibagikan kepada 60 responden dan dijawab secara lengkap. Data yang diambil yaitu mengenai Hubungan Status Gizi dengan Menarche pada siswi kelas IX SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar. Didapatkan hasil sebagai berikut : A. Analisis Univariat 1. Status Gizi Remaja Dari hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan sebagai berikut: Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Status Gizi No Status Gizi Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 2 3 Normal Kurus Gemuk 33 12 15 55 20 25 Total 60 100 Sumber : penyebaran kuisioner Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 60 responden didapatkan hasil sebagian besar siswi status gizi memiliki status gizi normal yang berjumlah 33 orang (55%). 2. Menarche. Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 49
Dari hasil penelitian didapatkan distribusi responden berdasarkan menarche dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Menarche No Menarche Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 2 Normal Dini Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 50 40 20 66,6 33,4 Total 60 100 Sumber kuisioner Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 60 responden didapatkan hasil sebagaian besar siswi mengalami menarche secara normal berjumlah 40 orang (66,6%). B. Analisis Bivariat Dari hasil penelitian, untuk mengetahui hubungan Status Gizi dengan Menarche pada siswi kelas IX SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar tahun 2014 dengan menggunakan uji statistik Chi-square (X 2 ), dengan derajat kepercayaan 95% (α = 0,05). Tabel 4.3 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Menarche Status Gizi Menarche Total P value Normal Dini n % N % n % Normal 28 84,8 5 15,2 33 100 Kurus 6 50,0 6 50,0 12 100 0,004 Gemuk 6 40,0 9 60,0 15 100 Total 40 66,7 20 33,3 60 100 Berdasarkan tabel di atas, dari 33 orang siswi yang status gizinya normal sebagaian besar mengalami menarche normal yaitu berjumlah 28 siswi (84,8%) dan 5 siswi (15,2%) mengalami menarche dini. Sedangkan dari 12 siswi yang status gizi kurus mengalami menarche normal yaitu berjumlah 6 siswi (50,0%) dan 6 siswi (50,0%) mengalami menache dini dan 15 siswi yang status gizi gemuk mengalami menarche dini yaitu berjumlah 9 siswi (60,0%) sedangkan yang mengalami menarche normal yaitu berjumlah 6 siswi (40,0%). Berdasarkan uji Chi-Square diperoleh P value 0,004. Oleh karena itu P value (0,004) < α (0,05) maka Ho ditolak dan dapat dinyatakan bahwa ada hubungan yang bersignifikan antara status gizi dengan menarche pada siswi kelas IX SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar Tahun 2014. PEMBAHASAN a. Status Gizi Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan status gizi terhadap 60 siswi, diketahui bahwa sebagian besar siswi berstatus gizi normal yaitu berjumlah 33 siswi (55%), sedangkan yang berstatus gizi kurus yaitu berjumlah 12 sisiwi
Nur Afrinis (20%) dan yang status gizi gemuk yaitu berjumlah 15 siswi (25%). Menurut asumsi peneliti siswi SMPN 1 Kampar yang memiliki status gizi kategori normal, disebabkan karena berbagai macam faktor diantaranya karena faktor ekonomi dan pengetahuan siswi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, setengah responden mengatakaan jarang mengkonsumsi makanan yang siap saji, dikarenakan mereka takut menjadi gemuk. Status gizi merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya (Dian 2008). Pertumbuhan normal tubuh memerlukan nutrisi yang memadai, kecukupan energi, protein, lemak dan suplai semua nutrien esensial yang menjadi basis pertumbuhan. Nutrisi mempengaruhi kematangan seksual pada gadis yang mendapat menstruasi pertama lebih dini, mereka cenderung lebih berat dan lebih tinggi pada saat menstruasi pertama dibandingkan dengan mereka yang belum menstruasi pada usia yang sama. Status gizi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh zat gizi dalam makanan, program pemberian makanan dalam keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan, daya beli keluarga, lingkungan fisik dan sosial (Supariasa, 2003). Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan yang mengandung zat gizi. Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting yaitu untuk memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, terutama bagi mereka yang masih dalam masa pertumbuhan (Soehardjo, 2003). B. Menarche Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan menarche terhadap 60 siswi, diketahui bahwa sebagian besar siswi mengalami menarche normal yaitu 40 siswi (66,6%), sedangkan mengalami menarche dini yaitu berjumlah 20 sisiwi (33,4%). Menurut asumsi peneliti sebagian besar menarche normal yang di alami siswi kelas IX SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar dikarenakan berbagai faktor, salah satunya faktor genetik adalah ibu yang dimulainya periode menstruasi mereka lebih awal, maka anak-anak mereka juga memulainya lebih awal dan faktor lingkungan seperti mengalami menarche normal dikarenakan seperti kediaman di kota atau dipedesaan. Dan apabila anak remaja mengalami menarche dini dikarenakan bahwa kelebihan berat badan pada anak perempuan dan apabila anak remaja mengalami menarche terlambat dikarenakan beberapa hal yaitu faktor internal, faktor ektrenal. Hal ini sesuai dengan perkiraan World Health Organization (WHO), remaja (adolescents) adalah mereka yang berusia antara 10-19 tahun dan anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam terminology kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun. Seiring dengan usia yang semakin meningkat akan berlaku, menstruasi juga menandakan bahwa adanya dorongan pertumbuhan Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 51
pubertas. Banyak anak perempuan tumbuh hanya 1-4 inchi sesudah periode menstruasi pertama kali, dengan menstruasi dini pada anak perempuan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat pada menarche dari pada terlambatnya kematangan anak perempuan (Nelson, 2002). C. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Menarche Hubungan status gizi dengan menarche pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan. Terlihat pada pada tabel 3 yakni diketahui bahwa lebih dari separuh status gizi yang normal mengalami menarche secara normal yaitu sebanyak 28 orang (84,8%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p value 0,004 < α 0,05, artinya bahwa ada hubungan antara status gizi siswi dengan menarche pada siswi SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar tahun 2014. Menurut analisis peneliti, bahwa status gizi yang normal menentukan menarche yang normal, hal ini dapat disebabakan oleh karena tubuh mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan syarat kesehatan reproduksi wanita. Keadaan kesehatan individu kelompokkelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri (Suhardjo, 2003). Status gizi juga merupkan suatu ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2001). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari 12 orang dengan status gizi kurus mengalami kejadian menarche yang normal yaitu sebanyak 6 orang (50%), sedangkan 6 orang (50%) mengalami kejadian menarche secara dini, hal ini dapat disebabkan oleh karena faktor pubertas seseorang yang mengikuti perubahan hormonal dari suatu stimulus yang didapat terhadap lingkungan (Manuaba, 2009). Masa pubertas pada wanita merupakan suatu perubahan yang terjadi ketika terjadi perubahan tubuh pada anak perempuan, dimana tubuh menjadi lebih besar dan lebih tinggi, pertumbuhan alat genitalia dan terbentuknya rambut pada tubuh. Pubertas terjadi karena zat-zat kimia baru, hormon, berkembang dalam tubuh, yang terjadi pada orang-orang muda ketika menjadi dewasa. Seringnya pubertas dimulai antara usia 8-13 tahun pada anak perempuan dan antara usia 10-15 tahun pada anak laki-laki, meskipun pada beberapa orang muda mulai pubertas lebih cepat atau lebih lambat 3,4 Secara khusus, tetapi tidak sering terjadi, anak perempuan mulai pubertas sekitar 2 tahun sebelum anak laki-laki. Status gizi gemuk juga dapat menyebabkan terjadinya menarche yang normal, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 15 orang terdapat sebanyak 6 orang (40%) responden mengalami kejadian menarche yang normal, sedangkan 9 orang (60%) mengalami menarche dini. Berdasarkan hal ini peneliti berasumsi bahwa status gizi gemuk merupakan suatu tanda adanya peningkatan konsumsi makanan yang melebihi kapasitas ambang normal kebutuhan tubuh. Status gizi gemuk dipengaruhi oleh dua faktor yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan dipengaruhi oleh zat gizi dalam makanan, program pemberian makanan dalam keluarga, Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 52
Nur Afrinis kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan, daya beli keluarga, lingkungan fisik dan sosial (Supariasa, 2002). Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Susilawati (2010) melakukan penelitian tentang hubungan status gizi terhadap kejadian menarche pada siswi SMPN 5 Pekanbaru dengan desain penelitian cross sectional diperoleh dari 100 sampel yang diteliti diperoleh hasil bahwa faktor gizi berpengaruh terhadap usia menarche (p=0,003). Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Fajriwati, (2012) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian menarche pada siswa SMA 1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dengan desain cross sectional dari 120 sampel diperoleh hasil bahwa faktor gizi berhubungan secara signifikan terhadap kejadian menarche (p=0,001). Berdasarkan uraian di atas peneliti berpendapat bahwa terjadinya menstruasi ditentukan oleh status gizi seseorang, jika status gizinya baik atau normal maka akan mengalami kejadian menarche yang normal pula, begitupula sebaliknya jika status gizi seseorang buruk maka menarche akan menjadi terhambat bahkan tidak teratur. Menstruasi juga menandakan bahwa adanya dorongan pertumbuhan pubertas. Banyak anak perempuan tumbuh hanya 1-4 inchi sesudah periode menstruasi pertama kali, dengan menstruasi dini pada anak perempuan memiliki pertumbuhan yang lebih lambat pada menarche dari pada terlambatnya kematangan anak perempuan (Nelson, 2002). Kesimpulan Hasil penelitian yang dilakukan dengan judul Hubungan Status Gizi dengan Menarche pada Siswi kelas IX SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar tahun 2014, maka dapat disimpulan sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden yang memiliki status gizi normal yaitu sebanyak 33 orang (55%). 2. Sebagaian besar responden mengalami menarche secara normal yaitu sebanyak 40 orang (66,6%). 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan menarche pada siswa SMPN 1 Kampar Kecamatan Kampar 2014 P value (0,004) < α (0,05). B. Saran Dari penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: a. Diharapkan bagi pihak sekolah SMPN 1 Kampar agar memberikan pengetahuan kepada siswi berupa pelajaran tambahan atau penyuluhan tentang menstruasi pertama/menarche dan status gizi. Banyak peneliti menemukan bahwa kematangan dini dapat meningkatkan kerentanan anak perempuan untuk mengalami sejumlah masalah seperti depresi, memiliki gangguan makan. b. Bagi para siswi diharapkan untuk Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 53
meningkatkan pengetahuan tentang status gizi dengan mengurangi mengkonsumsi makanan yang siap saji DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S (2003). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Arisman, S. (2002). Gizi dalam daur kehidupan. Jakarta: EGC Budiyanto,M.A.K.(2004). Dasardasar Ilmu Gizi. Malang: penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang. Dahlan, M.S. (2008). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. Direktorat Bina Gizi Masyarakat. (2011). Info pangan dan gizi: Media penyalur informasi pangan dan gizi. Volume VIII. No. 3 Hestiantoro, A. Dkk.(2008). Masalah Gangguan Haid dan Infertilitas. Jakarta:EGC Hidayat, Aziz Alimul, (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisa Data, Salemba. Medika, Jakarta. Karapanou, O, Anastosios, P. Determinants of Menarche. Biomed Central Ltd. 2010 Manuaba, Ida Bagus Gde. (2007). Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Markam, (2010). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Nursalam, (2005). Metode Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta Saehardjo, (2003) Statistik untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta Sarwono. P. (2007). Ilmu kebidanan dan Ilmu Kandungan. Jakarta : EGC Sediaoetama,AD,(2008). Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi JILID 1. Dian Rakyat. Jakarta Sugiyono, (2005). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta. Bandung. Supariasa, N. dkk (2004). Penilaian status gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta Susanti, AV, Sunarto, (2010). Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja dismpn 30 Semarang. Jurnal of Nutrition Collage. Vol 1, Hal 115-126 Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 54