BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. beralamat di Jalan Kapten Pierre Tendean No. 19, Wirobrajan, Kota

dokumen-dokumen yang mirip
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMP MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan berada di jl Purwodadi-Semarang KM 32 desa Pilang Wetan

Lampiran 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh : DYAH ANGGRAINI PUSPITASARI

LEMBAR KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA TENTANG TRIAD KRR DI SMAN KECAMATAN KISARAN TAHUN 2013

Pentingnya Sex Education Bagi Remaja

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja rasa ingin tahu terhadap masalah seksual sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan kelompok remaja tidak dapat diabaikan begitu saja. World Health

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. peka adalah permasalahan yang berkaitan dengan tingkat kematangan seksual

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB 1 PENDAHULUAN. alat kelamin atau hal-hal yang berhubungan dengan perkara-perkara. dua orang yang berlainan jenis kelamin (Dariyo, 2004).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berdiri di Gorontalo. Terletak persis di tengah-tengah Kota Gorontalo atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS) DENGAN JENIS KELAMIN DAN SUMBER INFORMASI DI SMAN 3 BANDA ACEH TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Di seluruh dunia, lebih dari 1,8 miliar. penduduknya berusia tahun dan 90% diantaranya

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa transisi yang ditandai oleh adanya

SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Oleh : ROBBI ARSYADANI J

BAB 1: PENDAHULUAN. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi perkembangan jiwa dan pertumbuhan tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. tampak pada pola asuh yang diterapkan orang tuanya sehingga menjadi anak

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya penampakan karakteristik seks sekunder (Wong, 2009: 817).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa transisi yang terjadi di kalangan masyarakat, secara khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah-masalah pada remaja yang berhubungan dengan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja merupakan suatu masa yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

BAB I PENDAHULUAN. anak berkebutuhan khusus sebagai bagian dari masyarakat perlu memahami

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH MEDIA BOOKLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SANTRI TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI PESANTREN DARUL HIKMAH TAHUN 2010

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

perubahan-perubahan fisik itu (Sarwono, 2011).

BAB 5 HASIL PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan secara fisik, kematangan

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang. antara 10 hingga 19 tahun (WHO). Remaja merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri kenyataan bahwa remaja sekarang sudah berperilaku seksual secara bebas.

BAB I PENDAHULUAN. yang belum menikah cenderung meningkat. Hal ini terbukti dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. depan. Keberhasilan penduduk pada kelompok umur dewasa sangat. tergantung pada masa remajanya (BKKBN, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. dimana anak-anak akan memasuki usia pra-remaja. Pada usia pra-remaja ini anakanak

Hubungan Karakteristik Remaja dengan Pengetahuan Remaja Mengenai Kesehatan Reproduksi di Kota Cimahi

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pria di Provinsi Bengkulu Rendah

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan reproduksi remaja (Kemenkes RI, 2015). reproduksi. Perilaku seks berisiko antara lain seks pranikah yang

SURVEI PERILAKU KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA SMA NEGERI PERKOTAAN DAN PEDESAAN DI KABUPATEN JEMBER

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS BERDASARKAN KARAKTERISTIK SISWA DI SMK FARMASI YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat descriptivedenganpendekatan cross sectional yaitu rancangan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT MENULAR SEKSUAL TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMAN 8 SURAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. latin adolescere yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Latifah

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN (INFORMED CONSENT) Pada penelitian: KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lampiran 1 Kuesioner Gambaran Keterpaparan Pornografi dan Perilaku Seksual Siswa di SMA Al Azhar Medan Tahun 2010

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh : PUJI YATMI J

ANALISIS TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUAL KABUPATEN KULON PROGO PUSAT STUDI SEKSUALITAS PKBI DIY 2008

BABI PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial secara kodrat mempunyai berbagai

IDHA WAHYUNINGSIH NIM F

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pada bab ini penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan hasil data dan kajian

Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Pria di Provinsi Bengkulu Rendah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak ke masa dewasa yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, perilaku, kesehatan seksual remaja, kesehatan reproduksi remaja.

HUBUNGA SEKSUAL SKRIPSII. Diajukan Oleh: F HUBUNGA

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU, DAN LINGKUNGAN SISWI SMU SANTA ANGELA TERHADAP KESEHATAN REPRODUKSI

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta merupakan SMP swasta yang beralamat di Jalan Kapten Pierre Tendean No. 19, Wirobrajan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta yang secara resmi berdiri pada tahun 1959. SMP Muhammadiyah 3 memiliki 23 ruangan kelas yang terdiri dari kelas VII sebanyak 7 kelas, kelas VIII sebanyak 8 kelas, dan Kelas IX sebanyak 8 kelas. SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta mempunyai luas bagunan 1.580 m².jumlah siswa di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta untuk tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 697 siswa.siswa kelas VII terdiri dari 205 siswa, kelas VIII 245 siswa, dan Kelas IX 247 siswa. SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta menerapkan sistem 5 hari kerja atau full day school. Siswa Belajar mulai dari pukul 7.30 hingga 15.10, setiap waktu istirahat juga digunakan untuk melaksanakan salat dhuha dan salat dhuhur sebelum pulang siswa juga melaksanakan salat ashar terlebih dahulu di sekolah. 31

32 2. Karakteristik Responden Pada penelitian ini ini respondennya sebanyak 90 siswa yang terdiri dari 58 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan.pada penelitian ini hanya kelas VII dan VIII saja yang diteliti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada data berikut ini : a. Karakteristik Demografi Responden Tabel 2. Distribusi Karakteristik Demografi Responden di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, tahun 2017 (n=90) Karakteristik Frekuensi (f) Prosentase (%) Kelas VII VIII Umur 11 12 13 14 16 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Sumber : Data Primer terolah 2017 41 49 2 25 44 18 1 58 32 45,6 54,4 2,2 27,8 48,9 20 1,1 64,4 35,6 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden pada penelitian ini adalah kelas VIII yaitu sebanyak 49 anak (54,4%). Selain kelas, pada tabel 2 juga diketahui bahwa umur terbanyak adalah umur 13 tahun yaitu 44 anak (48,9%) danumur yang paling sedikit adalah padaumur 16 tahun yaitu 1 anak (1,1%). Pada tabel 2 juga dapat diketahui bahwa responden terbanyak pada penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu 58 anak (64,4%).

33 b. Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, tahun 2017 (n=90) Sumber Informasi Frekuensi (f) Prosentase (%) Televisi Radio Internet VCD / Film Majalah Buku Petugas Kesehatan Orang Tua Guru Teman Sumber : Data Primer terolah 2017 42 48 8 82 41 49 13 77 22 68 53 37 46 44 61 29 72 18 47 43 53,3 46,7 8,9 91,1 45,6 54,4 14,4 85,6 24,4 75,6 58,9 41,1 51,1 48,9 67,8 32,2 80 20 47,8 52,2 Dari tabel 3 dapat diperoleh gambaran sumber informasi kesehatan reproduksi terbanyak yang diperoleh responden yaitu dari guru sebanyak 72 responden (80%), kemudian dari Orang tua sebanyak 61 responden (67,8%), dan dari buku 53 responden (58,9%).

34 3. Data Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja a. Tingkat Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang kesehatan Reproduksi Remaja pada Siswa SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, tahun 2017 (n=90) Tingkat Pengetahuan Frekuensi (f) Prosentase (%) Baik Cukup Kurang 15 71 4 16,7 78,9 4,4 Sumber : Data Primer terolah 2017 Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa yang memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan reproduksi remaja terbanyak yaitu dalam kategori pengetahuan cukup sebanyak 71 responden (78,9%). b. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Berdasarkan Aspek-aspek Kesehatan Reproduksi Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi Remaja Berdasarkan Aspek-aspek Kesehatan Reproduksi di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, tahun 2017 (n=90) Aspek-aspek Kesehatan Reproduksi Pertumbuhan dan Perkembangan Anatomi dan Fisiologi Alat Reproduksi Kehamilan dan Masa Subur pada Wanita Penyakit Menular Seksual, HIV / AIDS Tingkat Pegetahuan Baik Cukup Kurang Total f % f % f % f % 52 57,8 35 38,9 3 3,3 90 100 38 19 13 42,2 21,1 14,4 Sumber : Data Primer terolah 2017 46 37 23 51,1 41,1 25,6 6 34 54 6,7 37,8 60 90 90 90 100 100 100

35 Dari tabel 5 diketahui bahwa pengetahuan siswa berdasarkan pada aspek-aspek tentang pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, pengetahuan remaja dalam kategori baik yaitu pada aspek pertumbuhan dan perkembangan sebanyak 52 responden (57,8%). Pada aspek Anatomi dan Fisiologi Alat reproduksi didapatkan 46 responden (51,1%) memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dalam kategori cukup. Pada aspek Kehamilan dan Masa Subur pada Wanita juga memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dalam kategori cukup yaitu sebanyak 37 responden (41,1%). Untuk aspek Penyakit Menular Seksual, HIV/AIDS kebanyakan responden memliki pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 54 responden (60%). c. Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Berdasarkan Kelas dan Jenis Kelamin pada siswa di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, tahun 2017 (n=90) Kelas VII VIII Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Tingkat Pengetahuan Baik Cukup Kurang f % f % f % 11 4 7 8 12,2 4,4 7,8 8,9 Sumber : Data Primer terolah 2017 30 41 49 22 33,3 45,6 54,4 24,4 0 4 2 2 0 4,4 2,2 2,2 Dari tabel 6 diketahui pada kelas VII yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 30 anak (33,3%). Diketahui juga pada kelas VIII responden berpengetahuan cukup sebanyak 41 anak

36 (45,6%). Dari tabel 6, juga dapat diketahui pada anak laki-laki yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 49 anak (54,4%). Pada anak perempuan responden yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 22 anak (24,4%). B. Pembahasan Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2010).Berdasarkan hasil penelitian, tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja secara umum pada siswa SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta didapatkan hasil bahwa responden memiliki pengetahuan cukup.menurut peneliti hal ini dipengaruhi oleh informasi yang didapatkan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja masih belum maksimal dan responden memiliki daya serap pengetahuan yang berbeda pada masingmasing responden. Menurut Responden dari hasil penelitian kualitatif Talib et all (2011),menyebutkan bahwa pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) guru biologi juga mengajarkan tentang bagaimana kehamilan, mencegah kehamilan, dan penyakit yang terjadi dalam hubungan seks pranikah. Selain itu guru juga menjelaskantentang menstruasi wanita dan masa subur wanita.menurut Mubarak (2007), Banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan seperti sumber informasi yang didapat, pengalaman, minat, pekerjaan, umur, dan pendidikan.

37 Pengetahuan pada penelitian ini terbagi menjadi 4 aspek yang diteliti oleh peneliti yaitu dari aspek Pertumbuhan dan Perkembangan, aspek Anatomi dan fisiologi alat reproduksi, aspek kehamilan dan masa subur pada wanita, dan aspek penyakit menular seksual, HIV/AIDS. Pada aspek Pertumbuhan dan Perkembangan siswa memliki pengetahuan yang baik yaitu 57,8%, peneliti berpendapat bahwa siswa sudah pernah mengalaminya dan telah mendapatkan informasi yaitu dari Guru dan Buku megenai pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini sesuai karena sebagian besar siswa mendapatkan sumber informasi dari guru (80%) dan lebih dari setengah responden memperoleh informasi dari buku (58,9%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Freehary, 2009 dalam Mukhsinah, 2014) yang dilakukan di SMPN 2 Ungaran Semarang, menunjukkan hasil sebanyak 70,92% remaja mengetahui bahwa seorang lakilaki dikatakan matang secara seksual bila sudah mengalami mimpi basah, dan pada perempuan 80,4% remaja tahu bahwa ciri kematangan seksual perempuan ditandai dengan terjadinya menstruasi. Pada aspek anatomi dan fisiologi alat reproduksi siswa SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 46%.Sesuai dengan hasil penelitian (Misirah, 2011 dalam Mukhsinah, 2014) yang menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang perubahan fisiologis masa pubertas tergolong cukup yaitu 64,1%. Hasil penelitian (Winarni, 2012 dalam Mukhsinah, 2014), menunjukkan

38 bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang perkembangan organ seks sekunder pada masa pubertas tergolong cukup yaitu 57,5%. Siswa memiliki pengetahuan yang kurang (60%) tentang aspek penyakit menular seksual, HIV/AIDS, hal ini disebabkan karena pada kelas VII dan VIII belum mendapatkan informasi tentang penyakit menular seksual, HIV/AIDS.Sesuai dengan kurikulum di SMP pada pelajaran IPA khususnya biologi tentang sistem reproduksi diberikan pada kelas IX.Topiktopik tentang sistem reproduksi yang diajarkan di SMP yaitu tentang sistem reproduksi pada pria, sistem reproduksi pada wanita, perkembangan embrio, hormon reproduksi, dan penyakit menular seksual (PMS). Pada siswa kelas VII dan VIII informasi tentang sistem reproduksi didapatkan saat siswa masih duduk dibangku Sekolah Dasar (SD) yaitu kelas 6, informasi yang didapatkan meliputi pertumbuhan dan perkembangan manusia, perubahan fisik tubuh manusia pada masa pubertas, dan perkembangbiakan manusia. Menurut peneliti siswa juga kurang memanfaatkan media sebagai sumber informasi, baik media cetak maupun media elektronik. Pada tabel 3 menunjukan hasil siswa yang memperoleh sumber informasi dari media cetak seperti majalah adalah 24,4%, dan memperoleh informasi dari media elektronik seperti radio (8,9%), televisi (53,3%), dan Internet (45,6%). Pada tabel 3 juga menunjukan siswa memperoleh sumber informasi terbanyak yaitu dari guru (80%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja kelas VII lebih baik dari pada kelas VIII,

39 menurut peneliti tingkatan atau kelas tidak mempengaruhi pengetahuan tetapi dipengaruhi oleh sumber informasi yang didapatkan masing-masing siswa dan penyerapan pengetahuan yang diterima oleh masing-masing siswa.selain sumber informasi masih banyak faktor yang mempengaruhi pengetahuan, sesuai pendapat (Notoadmojo, 2007 dalam Utama, 2013) yang menyebutkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan yaitu : sosial ekonomi, kultur budaya, agama, pendidikan, dan pengalaman Pada tabel 6 menunjukkan bahwa siswa perempuan memiliki pengetahuan baik yaitu 8 anak (8,9%), sedangkan pada anak laki-laki yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 7 anak (7,8%). Artinya dalam penelitian ini siswa perempuan memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan siswa laki-laki, dikarenakan kebiasaan anak perempuan yang lebih rajin dalam mencari informasi dibandingkan dengan anak laki-laki Notoadmodjo (2007). Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Irawan (2016) yang meunjukkan bahwa perempuanmemiliki pengetahuan baik 5 siswa (5,2%), lebih banyak dibandingkan dengan laki-lakiyang memiliki pengetahuan baik sebanyak 2 anak (2,1%).Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Mukhsinah (2014), menunjukkan bahwa yang memiliki pengetahuan baik pada anak perempuan lebih banyak yaitu 28,1% dibanding anak laki-laki yaitu 20,8%.

40 Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Hadiana, 2004 dalam Dewi, 2012) bahwa perempuan memiliki pengetahuan tentang perkembangan seksualitas lebih rendah dibanding laki-laki.perempuan lebih mudah merasa malu sehingga cenderung membatasi diri untuk memperoleh informasi terkait perkembangan seksualitas. C. Kelemahan dan Kekuatan 1. Kelemahan Penelitian ini hanya mendeskripsikan tentang gambaran pengetahuan kesehatan reproduksi remaja saja.penelitian tentang pengetahuan kesehatan reproduksi remaja atau tentang seksual pada remaja ini sudah banyak.penelitian ini tidak menggunakan simple random sampling dalam pengambilan sampel karena kebijakan dari sekolah yang sudah menentukan sampel yang digunakan untuk penelitian.penelitian ini hanya melihat gambaran pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja dan tidak menggunakan uji analisis untuk membandingkan pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi remaja berdasarkan kelas dan jenis kelamin. 2. Kekuatan Sasaran pada penelitian ini tepat yaitu pada siswa SMP yang baru mengalami masa pubertas.pada penelitian ini tidak hanya satu tingkatan kelas saja yang diteliti, tetapi ada dua tingkatan yaitu kelas VII dan VIII.