KAJIAN KEPUSTAKAAN. Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan

dokumen-dokumen yang mirip
I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

KAJIAN KEPUSTAKAAN. pertama kali diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail,

TINJAUAN PUSTAKA. puyuh memiliki karakter yang unik sehingga menyebabkan dapat diadu satu

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

KAJIAN KEPUSTAKAAN. tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Eropa, Asia, dan Australia. Sebagian besar puyuh tersebut hidupnya masih liar dan

Tabel 1. Perbedaan Burung Puyuh Jantan dan Betina Dewasa Kelamin. Morfologi Jantan Betina Kepala (Muka) Berwarna coklat gelap dan rahang bawah gelap

PENDAHULUAN. cara diburu di hutan-hutan pedalaman. Puyuh liar biasanya hidup di semak-semak

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Burung Puyuh Jepang (Coturnix coturnix japonica)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

SECARA UMUM CIRI-CIRI TERNAK UNGGAS ADALAH :

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

PENDAHULUAN. lebih murah dibandingkan dengan daging ternak lain seperti sapi dan domba.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. japanese quail (Coturnix-coturnix Japonica) mulai masuk ke Amerika. Namun,

Oleh: Suhardi, SPt.,MP

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkembang hingga ke penjuru dunia, dikenal dengan nama Bob White Quail dan

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Ayam

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

I PENDAHULUAN. tidak dapat terbang tinggi, ukuran relatif kecil berkaki pendek.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumberdaya genetik

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Puyuh (Coturnix-coturnix japonica)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF DAN UKURAN TUBUH PADA ITIK TEGAL, ITIK MAGELANG, DAN ITIK DAMIAKING

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

BAHAN AJAR. ILMU PRODUKSI UNGGAS OLEH : GERMAN YOHANES SOLA, SPt, S.Pd,MM

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Burung Puyuh

TINJAUAN PUSTAKA. pantai, di rawa-rawa dan juga di daerah sekitar danau yang terdekat di

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam Kedu merupakan salah satu ayam lokal langka Indonesia. Ayam. bandingkan dengan unggas lainnya (Suryani et al., 2012).

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

HASIL DAN PEMBAHASAN. tetas dan ruang penyimpanan telur. Terdapat 4 buah mesin tetas konvensional dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keong mas (Pomacea canaliculata Lamarck) ada juga yang menyebut siput

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Itik merupakan ternak jenis unggas air yang termasuk dalam kelas Aves, ordo

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

TINJAUAN PUSTAKA. Burung puyuh dalam istilah asing disebut quail yang merupakan bangsa

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatif Burung Puyuh...Listiana

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Kuda

PENDAHULUAN. komoditas utamanya adalah telur. Jenis puyuh peteur ini mayoritas diternakan di

ANALISIS MORFOMETRIK DAN SIFAT KUALITATIF WARNA BULU PADA PUYUH LIAR

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PENANGKARAN DAN PERBIBITAN AYAM MERAWANG DI BANGKA BELITUNG

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

I PENDAHULUAN. Aman, dan Halal. [20 Pebruari 2009]

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

TINJAUAN PUSTAKA A. Puyuh

BAB I PENDAHULUAN. Burung anggota Famili Columbidae merupakan kelompok burung yang

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Puyuh

LOVEBIRD. Semoga bermanfaat.

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Trisik adalah kawasan yang masih menyimpan sisa keanekaragaman

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (tekstil) khusus untuk domba pengahasil bulu (wol) (Cahyono, 1998).

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. bagi kesehatan. Pengobatan tradisional telah banyak digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatf Pada Kalkun... Fauzy Eka Ferianto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ciri khas burung puyuh ( Coturnix-Coturnix Japonica ) adalah bentuk badannya relatif

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

PENDAHULUAN. yang cukup besar dan memiliki daya tahan tubuh yang kuat. Seiring dengan

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

IDENTIFIKASI SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF PUYUH MALON BETINA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. Famili Columbidae merupakan kelompok burung dengan ciri umum tubuh

TINJAUAN PUSTAKA Ternak Itik

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Hutan dan Ayam Kampung Asal usul ayam Klasifikasi dan tingkah laku ayam hutan merah

Warna bulu sayap. Warna bulu paha. Warna bulu punggung. Coklat putih Coklat putih Coklat putih. Hitam. Hitam putih. Hitam putih. Coklat hitam putih

Transkripsi:

II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sejarah Perkembangan Puyuh Beberapa ratus tahun yang lalu di Jepang telah diadakan penjinakan terhadap burung puyuh. Mula-mula ditujukan untuk hewan kesenangan dan untuk kontes burung. Selain di Jepang, penjinakan burung puyuh liar itu di lakukan juga di Korea, Cina dan Taiwan. Beberapa hasil penjinakan itu dibawa ke Jepang. Pengembangbiakan dan seleksi yang dilakukan secara bertahap sehingga dapat menghasilkan suatu strain tersendiri yang sering dikenal dengan nama Coturnix coturnix Japonica. Bibit ini sudah tersebar dibeberapa negara antara lain, di Amerika, Eropa, beberapa negara Asia, juga di Indonesia. Burung puyuh ini menjadi semakin populer dan digemari karena telur dan dagingnya sebagai bahan makanan yang bergizi dan lezat, juga baik sebagai hewan percobaan untuk berbagai penelitian dan sebagai bidang ilmu pengetahuan. Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya relatif kecil dan berkaki pendek. Burung puyuh merupakan burung liar yang pertama kali diternakan di Amerika Serikat pada tahun 1870. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika disebut dengan Bob White Quail, Colinus Virgianus sedangkan di China di sebut dengan Blue Breasted Quail, Coturnix Chainensis (Tetty,2002). Masyarakat Jepang, China, Amerika dan beberapa negara Eropa telah mengkonsumsi telur dan dagingnya karena burung puyuh bersifat dwiguna. Burung puyuh terus dikembangkan keseluruh penjuru dunia, sedangkan di Indonesia burung puyuh mulai dikenal dan diternakan sejak tahun 1979 (Progressio, 2000)

9 Burung puyuh yang dipelihara di Indonesia diantaranya Coturnix coturnix Japonica, Coturnix chainensi atau Bluebreasted quai, Turnix susciator, Arborophila Javonica, dan Rollus roulroul yang di pelihara sebagai burung hias karena memiliki jambul yang indah (Helinna dan Mulyantono, 2002). Burung puyuh liar yang khusus ada di Indonesia, biasanya disebut gemak, termasuk dalam genus Turnix yang jauh berbeda dengan Coturnix. Di dunia terdapat 3 species burung puyuh, yaitu Turnix yang berasal dari keluarga Turnicidae serta Arborophila dan Coturnix yang berasal dari keluarga Phasianidae. Cara membedakan puyuh keluarga Turnicidae dan Phasianidae adalah keluarga Turnicidae memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, jari kakinya berjumlah tiga dan semuanya mengarah kedepan, berbeda dengan keluarga Phasianidae yang jumlah jarinya empat yaitu tiga menghadap kedapan dan satu jari menghadap ke belakang. Contoh Turnicidae adalah Turnix suscitator atau puyuh tegalan, Turnix sylvatica atau puyuh kuning, dan Turnix maculosta atau puyuh punggung hitam. Sementara itu, yang termasuk keluarga Phasianidae antara lain Arborophila javonica atau puyuh gonggong, Arborophila brunneopectus, Arborophila orientalis, Arborophila rubrirostris atau puyuh paruh merah, Rollulus roulroul atau puyuh mahkota Coturnix coturnix japonicam, dan Coturnix chinensis (Agus, 2002)

10 2.2 Taksonomi Burung Puyuh 2.2.1. Klasifikasi ilmiah burung puyuh Kingdom Filum Subfilum Kelas Ordo Family Subfamili Genus : Animalia : Chordata : Vertebrata : Aves : Galliformes : Phasianidae : Perdicinae : Coturnix Spesies : Coturnix coturnix (Lineaus 17) Coturnix japonica Coturnix coromondelica Coturnix chinensis Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda satu dengan yang lain yaitu habitat yamg berbeda diantaranya di kawasan Asia-Eropa, dan Jepang. Habitat berupa padang rumput. Vegetasi tinggi lebih disukai, sementara tepi hutan dihindari. 2.3 Sifat Kuantitatif Unggas Sifat kuantitatif penting artinya di bidang peternakan. Sifat-sifat kuantitatif selain dipengaruhi oleh genotipnya juga di pengaruhi oleh lingkungan. Dalam bidang peternakan unggas sifat-sifat yang penting adalah yang ada hubungan dengan produksi, misalnya bobot badan, bobot tetas, produksi telur, dan umur

11 bertelur pertama. Sifat-sifat kuantitatif selain dipengaruhi oleh genotipnya juga di pengaruhi oleh lingkungan. Beberapa sifat kuantitatif yang bernilai ekonomis adalah bobot badan, panjang paha (femur), panjang betis (tibia), panjang shank (tarsomotatarsus) dan lingkar shank (Mansjoer,1985). Sifat kuantitatif atau yang biasa disebut sebagai sifat objektif, yaitu sifat yang muncul dari banyak pasangan gen. Individu yang memiliki sifat kuantitatif tertentu tidak mudah di kelompokan antara yang rendah dan yang memiliki produksi tinggi. Pada sifat kuantitatif, ukuran-ukuran tubuh mempunyai korelasi yang besar dan positif, oleh karena itu sering di gunakan dalam seleksi ternak. Sifat kuantitatif adalah sifat yang dapat diukur pada seekor ternak unggas baik untuk sifat produksi seperti ukuran morfologi tubuh, daya tahan, dan juga untuk sifat reproduksi seperti bertelur (Murtdjo, 1992). Noor (2008) menyatakan sifat kuantitatif di kontrol oleh banyak pasangan gen yang bersifat aditif. 2.4 Seleksi Seleksi merupakan suatu proses perubahan baik dari dalam maupun luar yang dilakukan terhadap suatu kelompok atau populasi yang menimbulkan kenaikan mutu genetik (Reddy, 1996). seleksi adalah perubahan nilai rata-rata fenotipe dari generasi berikutnya, sebagai akibat dari adanya seleksi terhadap populasi. Respon seleksi (R) juga merupakan kenaikan mutu genetik ternak, sehingga sering pula dinyatakan dengan simbol, yang melambangkan perubahan dari nilai genetik (G) (Hardjosubroto, 1994). Respon seleksi menjelaskan suatu perubahan antargenetik yang linier, diikuti dengan penurunan respon sampai batas seleksi tercapai. Penurunan respon selanjutnya muncul karena adanya random drift dalam populasi terbatas ketika pengaruh dominan

12 muncul. Respon seleksi dan batas seleksi sangat tergantung pada intensitas seleksi, struktur genetik dalam populasi, dan lingkungan tempat seleksi dilakukan (Reddy, 1996). 2.5. Perbandingan Puyuh Seleksi dan Non Seleksi Seleksi merupakan suatu proses perubahan baik dari dalam maupun luar yang dilakukan terhadap suatu kelompok atau populasi yang menimbulkan kenaikan mutu genetik (Reddy, 1996). Burung puyuh hasil seleksi tentu akan jauh lebih baik kualitasnya bila dibandingkan dengan burung puyuh non seleksi. Puyuh seleksi dan non seleksi jelas akan memberikan perbedaan yang sangat nyata seperti yang dilihat secara kasat mata atau nampak dari bagian luar tubuhnya. Bobot tubuh (lebar dada, panjang tubuh), bentuk muka (mata, paruh), kaki (panjang), dan bahkan warna bulu pada puyuh non seleksi dihasilkan kualitas yang jauh berbeda. Hal ini karena saat proses perkawinan terjadi rekombinasi gengen tertentu, dimana gen yang membawa sifat tidak bagus bertemu dengan gen bersifat yang tidak bagus, bisa gen yang bersifat buruk bertemu dengan gen bersifat baik, atau bisa juga gen bersifat baik bertemu dengan gen bersifat baik (Hardjosubroto, 1994). Gen yang baik tentu yang sangat diharapkan yang akan berpengaruh terhadap sifat kuantitatif dan kualitatif dari ternak puyuh tersebut. Metode seleksi yang digunakan pada penelitian ini adalah seleksi individu. Hal ini karena penelitian ini berkaitan pengukuran sifat-sifat kuantitatif burung puyuh jantan lokal dengan burung puyuh jantan hasil seleksi. Cara seleksi dalam penelitian ini dengan cara melihat karakteristik dari tiap-tiap individu secara eksterior (Hardjosubroto, 1994).